Episode 4: Menunggumu

Saat ini di sebuah jalanan yang cukup sepi terlihat sebuah mobil mulai berjalan cukup kencang, seolah sedang menantang maut.

Mobil itu berisi seorang gadis, yang menganakan sebuah kacamata hitam.

Ya, gadis itu adalah Kanaya, tepat setelah keluar dari Aula Pesta itu, dan mulai menaiki mobilnya Kanaya menagis.

Semua emosi segera muncul di dalam dirinya, tetap saja untuk Kanaya hal-hal yang diringkas hari ini dan lihat hari ini adalah sesuatu yang sangat berat.

Tidak pernah mengira, jika dirinya akan melihat pria yang paling dicintainya itu menikah dengan wanita lain yang bukan dirinya.

Walaupun tadi dirinya mencoba bersikap tenang di depan Tristan, tetap saja rasa sakit dan kecewa masih ada di hatinya.

Rasanya, penghianatan dan kebohongan Tristan masih terasa sangat menyakitkan.

Ya, satu bulan berlalu bukan?

Namun, Tristan tidak pernah bercerita apa-apa padanya selama ini, seolah hubungan mereka selalu terlihat baik-baik saja dan menyembunyikan semua ini dan baru terungkap hari ini.

Terasa sangat menyakitkan, namun dirinya sanggup untuk memaafkan.

Karena dirinya tidak mau kehilangan pria yang paling dicintainya itu.

Bagaimana bisa dirinya melepaskan Tristan?

Apakah itu artinya, perjuangan dan usaha yang telah dirinya lakukan selama ini menjadi hal yang sia-sia?

Kanaya merasa tidak tahan, jadi dia mulai menyetir mobilnya lebih kencang dan lebih kencang lagi seolah sedang menghilangkan rasa frustasi.

Kanaya tidak bisa untuk tidak berpikir tentang apakah Tristan akan menepati janjinya?

Bagaimana jika Tristan tidak hadir?

Mungkin karena mulai kurang fokus, Kanaya mulai menghentikan mobilnya.

Tepat saat itu, ponselnya berbunyi.

Kanaya, mulai menghapus air mata di balik kacamatanya, mencoba menenangkan dirinya lalu menjawab telepon itu.

Ada suara seorang pria tua dari balik telepon.

'Kanaya, kemana kamu? Apakah kamu tidak ingat jika ada meeting dengan Klien? Aku dengar kamu pergi ke Pernikahan Tuan Muda dari Keluarga Norris? Buat apa pula kamu datang ke pernikahan tidak tahu malu itu?'

Itu adalah suara dari Kakek Kanaya, yang saat ini masih menjadi CEO di Perusahaan Keluarga.

Alaan kenapa dirinya repot-repot datang ke Pernikahan itu?

"Ini adalah Perintah Ayah, ayah hanya ingin tahu kekacauan apa yang di buat Tuan Muda Keluarga Norris itu,"

Lalu ada suara tawa dari balik telepon.

'Ah, benar sekali, aku juga barusan mendapatkan beberapa gosip soal Tuan Muda Norris menghamili gadis di Luar Nikah? Pernikahan itu diadakan sangat mendadak, bahkan undangannya baru disebar kemarin, jadi bagaimana apakah kamu sempat untuk membuat malu keluarga mereka?'

"Aku hanya sempat mengamati acara itu aku merasa tidak ada yang baik dengan membuat keributan di sana,"

'Hah, harusnya kamu mau sedikit mempermalukan para pengantin, kelakuan anak muda zaman sekarang memang tidak ada aturan, Keluarga Norris memamg dari dulu tidak tahu diri!'

Kanaya memilih diam dan tidak tahu harus menanggapi apa karena dirinya tahu kakeknya ini sangat benci dengan Keluarga Norris, Keluarganya Tristan.

Dua Keluarga ini, memang sudah saingan bisnis sejak lama, bahkan sampai sekarang mereka juga memiliki hubungan yang tidak baik.

"Aku mengerti, aku akan segera kembali ke kantor,"

'Ah, benar juga gara-gara membicarakan hal tidak penting aku sampai lupa urusan ini, kamu harus bisa membujuk Klein ini mengerti?'

"Serahkan padaku, Kakek,"

Telepon segera dimatikan dan Kanaya mulai melempar ponselnya ke kursinya.

Bahkan walaupun hari ini terjadi hal buruk, dirinya harus kembali melanjutkan aktivitasnya seperti biasa, semuanya demi rencana besarnya untuk menguasai Perusahaan.

Namun masih begitu sulit, untuk menjalani hari yang panjang itu.

Bahkan ketika meeting, pikiran Kanaya tidak lepas dari sebuah pikiran tentangapa yang sedang Tristan lakukan bersama Istrinya?

Apakah dua orang itu masih menikmati pesta meriah mereka?

Atau sudah mulai berduaan di sebuah kamar?

Tidak, Tristan sudah berjanji untuk tidak akan menyentuhnya atau berduaan dengannya lagi kan?

Kanaya benar-benar tidak bisa fokus untuk meeting pada akhirnya, bahkan semua pekerjaannya hari itu benar-benar terjadi berantakan.

Dan malam itu, begitu Kanaya selesai kerja dari pada pulang ke Apartemennya, dia segera menuju ke hotel tempat dirinya dan Tristan berjanji bertemu, tempat ini juga salah satu lokasi di mana mereka berdua akan rutin bertemu.

Tentu saja hanya untuk sekedar makan bersama, atau hanya menghabiskan waktu bersama.

Namun hal yang Kanaya lihat adalah kamar yang sepi dan kosong, di sana tidak ada siapa-siapa orang yang diharapkan berada di sana belum juga datang.

Kanaya ingat, jika dirinya dan Tristan memiliki janji, biasanya Tristan akan datang lebih sambil menyiapkan beberapa kejutan kecil untuknya.

Namun bahkan sekarang orang itu tidak ada kabarnya, Kanaya jelas mencoba menelepon Tristan namun ponselnya tidak aktif.

Kanaya menatap kearah ponselnya yang satunya, di mana di ponsel itu hanya tersimpan satu buah nomor, untuk menyembunyikan hubungan mereka, dirinya dan Tristan bahkan musti repot-repot memiliki ponsel terpisah, khusus untuk menghubungi satu sama lain.

Ya, sesulit itulah hubungan mereka.

Begitu sulit untuk berkencan selama ini, tidak mudah menyembunyikan hubungan dari semua orang.

Dan sekarang lagi lagi, dirinya dan Tristan terjebak dalam hubungan rahasia yang lebih memalukan.

Kenapa bahkan hanya ingin bersama dengan orang yang dicintai begitu sulit?

Sial.

Kanaya yang merasa lelah itu mulai berbaring di tempat tidur, mungkin karena semua emosi seharian, Kanaya berakhir ketiduran di tempat tidur itu.

Itu adalah tengah malam ketika Kanaya bagun, dan mulai mengecek ponselnya.

"Ini sudah jam dua pagi?"

Kanaya mulai menatap ke arah sekeliling kamar yang benar-benar masih terlihat rapi seolah tidak ada yang pernah datang.

Kanaya sekali lagi, mulai mengambil ponselnya dan menelepon satu nomor yang hanya ada di ponselnya itu.

Namun lagi-lagi tidak ada jawaban.

"Kenapa Tristan tidak datang?"

Hanya memikirkannya, membuat Kanaya menjadi begitu sedih.

Sekarang, apakah dimata Tristan dirinya sudah tidak penting lagi?

Tristan melanggar janji yang mereka buat lagi dan lagi...

Kanaya akhirnya mulai menagis.

Apakah keputusan yang dirinya ambil untuk tetap bersama Tristan itu benar?

Namun, lihat Tristan dia sudah mulai melanggar janjinya.

Kanaya, pada akhirnya hanya menagis dan tidak bisa tidur lagi.

Hatinya terasa sakit memikirkan orang yang dicintainya itu saat ini bersama dengan orang lain.

Kenapa?

Kenapa jadi seperti ini?

"Apa yang salah? Rasanya baru kemarin hubungan antara Aku dan Tristan baik-baik saja?"

Namun semuanya seolah berubah menjadi mimpi buruk.

####

Di tempat lainnya, saat ini Tristan sedang berada di Rumah Sakit, disalah satu ruangan disana sedang menjaga seorang wanita yang taat di tengah berbaring disana.

Namun walaupun Pria itu ada disana, pikirannya melayang ketempat lain.

Apakah dirinya melanggar janji dengan Kanaya lagi?

Dirinya baru saja akan ke sana sampai hal-hal buruk terjadi.

Dirinya ingin pergi namun tidak bisa pergi, banyak mata yang menonton mengawasinya.

Pria itu, lalu mulai berdiri, menatap wanita yang ada di tempat tidur sepertinya sekarang sudah mulai tertidur dengan melihat dan akan sulit untuk bangun.

Tristan lalu menatap Mamanya yang tertidur di sofa, Yang sepertinya tidur cukup lelap.

Apakah saatnya melarika diri?

Tristan sudah memiliki banyak pegalaman untuk menyelinap setelah semua.

Sial, ponselnya pakai ketinggalan segala.

Apakah Kanaya marah?

Episodes
1 Episode 1: Penghianatan (Revisi)
2 Episode 2: Kita Yang Tidak Bisa Bersama (Revisi)
3 Episode 3: Menjadi Selingkuhmu (Revisi)
4 Episode 4: Menunggumu
5 Episode 5: Apa Aku Penting?
6 Episode 6: Begitu Dingin
7 Episode 7: Elena Valentine
8 Episode 8: Memilih Rumah
9 Episode 9: Saingan
10 Episode 10: Status Kita
11 Episode 11: Tidak Suka
12 Episode 12: Rahasia Masing-masing
13 Episode 13: Masalah
14 Episode 14: Kejutan
15 Episode 15: Cemburu
16 Episode 16: Bagaimana denganmu?
17 Episode 17: Terungkap
18 Episode 18: Kemarahan
19 Episode 19: Deklarasi Perang
20 Episode 20: Rahasiakan
21 Episode 21: Kehidupan Kecil
22 Episode 22: Keinginan
23 Episode 23: Orang Menyebalkan
24 Episode 24: Menyebalkan
25 Episode 25: Kebetulan
26 Episode 26: Batasan
27 Episode 27: Sebuah Peringatan
28 Episode 28: Tidak Percaya Diri
29 Episode 29: Kamu tidak tahu?
30 Episode 30: Keraguan
31 Episode 31: Pertemuan
32 Episode 32: Berpura-pura
33 Episode 33: Berpura-pura (part 2)
34 Episode 34: Tidak Apa-apa
35 Episode 35: Jarak antara Kita (Part 1)
36 Episode 36: Jarak antara Kita (Part 2)
37 Episode 37: Rencana Kanaya
38 Episode 38: Setegah-setegah
39 Episode 39: Kebohongan
40 Episode 40: Mengulur Waktu
41 Episode 41: LDR
42 Episode 42: Harus Bagaimana?
43 Episode 43: Kesepian
44 Episode 44: Menjadi Rumit
45 Episode 45: Rasa Bersalah
46 Episode 46: Sebuah Janji
47 Episode 47: Tidak Enak
48 Episode 48: Pertanda Buruk
49 Episode 49: Tidak Mungkin
50 Episode 50: Janji
51 Episode 51: Waktu Yang Berlalu
52 Episode 52: Bohong
53 Episode 53: Kejutan
54 Episode 54: Terasa Jauh
55 Episode 55: Tidak Lagi
56 Episode 56: Keyakinan Tidak Masuk Akal
57 Episode 57: Kemarahan
58 Episode 58: Hal-hal Gawat
59 Episode 59: Lelah
60 Episode 60: Tidak Baik-baik saja
61 Episode 61: Keinginan
62 Episode 62: Soulmate
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Episode 1: Penghianatan (Revisi)
2
Episode 2: Kita Yang Tidak Bisa Bersama (Revisi)
3
Episode 3: Menjadi Selingkuhmu (Revisi)
4
Episode 4: Menunggumu
5
Episode 5: Apa Aku Penting?
6
Episode 6: Begitu Dingin
7
Episode 7: Elena Valentine
8
Episode 8: Memilih Rumah
9
Episode 9: Saingan
10
Episode 10: Status Kita
11
Episode 11: Tidak Suka
12
Episode 12: Rahasia Masing-masing
13
Episode 13: Masalah
14
Episode 14: Kejutan
15
Episode 15: Cemburu
16
Episode 16: Bagaimana denganmu?
17
Episode 17: Terungkap
18
Episode 18: Kemarahan
19
Episode 19: Deklarasi Perang
20
Episode 20: Rahasiakan
21
Episode 21: Kehidupan Kecil
22
Episode 22: Keinginan
23
Episode 23: Orang Menyebalkan
24
Episode 24: Menyebalkan
25
Episode 25: Kebetulan
26
Episode 26: Batasan
27
Episode 27: Sebuah Peringatan
28
Episode 28: Tidak Percaya Diri
29
Episode 29: Kamu tidak tahu?
30
Episode 30: Keraguan
31
Episode 31: Pertemuan
32
Episode 32: Berpura-pura
33
Episode 33: Berpura-pura (part 2)
34
Episode 34: Tidak Apa-apa
35
Episode 35: Jarak antara Kita (Part 1)
36
Episode 36: Jarak antara Kita (Part 2)
37
Episode 37: Rencana Kanaya
38
Episode 38: Setegah-setegah
39
Episode 39: Kebohongan
40
Episode 40: Mengulur Waktu
41
Episode 41: LDR
42
Episode 42: Harus Bagaimana?
43
Episode 43: Kesepian
44
Episode 44: Menjadi Rumit
45
Episode 45: Rasa Bersalah
46
Episode 46: Sebuah Janji
47
Episode 47: Tidak Enak
48
Episode 48: Pertanda Buruk
49
Episode 49: Tidak Mungkin
50
Episode 50: Janji
51
Episode 51: Waktu Yang Berlalu
52
Episode 52: Bohong
53
Episode 53: Kejutan
54
Episode 54: Terasa Jauh
55
Episode 55: Tidak Lagi
56
Episode 56: Keyakinan Tidak Masuk Akal
57
Episode 57: Kemarahan
58
Episode 58: Hal-hal Gawat
59
Episode 59: Lelah
60
Episode 60: Tidak Baik-baik saja
61
Episode 61: Keinginan
62
Episode 62: Soulmate

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!