Episode 3: Menjadi Selingkuhmu (Revisi)

Hati Kanaya masih merasa sangat sakit melihat Pria yang dicintainya yang ada didepannya ini, memikirkan bahwa pria yang ada di depannya ini sekarang adalah milik orang lain membuat hatinya semakin tidak tahan.

"Kana... Aku mencitaimu..."

Tristan segera mencoba menarik gadis yang marah di hadapannya itu ke dalam pelukannya untuk mencoba menenangkannya.

Namun Kanaya masih menagis.

"Pembohong...."

"Kanaya, aku bisa menjelaskan semua ini padamu, Aku sungguh mencintaimu..."

Kanaya tidak lagi mengatakan apa-apa hanya segera menerima pelukan itu.

Ya, Kanaya merasa sangat nyaman setelah mendengar kata-kata itu.

Kata-kata cinta dari pemuda yang ada dihadapannya itu.

Mungkin, itu karena dirinya merasa tidak pernah dicintai selama hidupnya.

Ayahnya selalu membenci dirinya sejak kematian Ibunya dulu.

Menyalahkan jika ini karena melahirkan dirinya, Ibunya bisa meninggal.

Sebagai seorang anak yang lahir tanpa cinta dari kedua orang tuanya, Kanaya selalu hidup dalam kesepian.

Dia selalu mencoba, untuk selalu menyenangkan Ayahnya, untuk mendapatkan kasih sayangnya.

Namun bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, dirinya tetap di abaikan.

'Dasar anak pembawa sial! Jika bukan karena kamu, Aku tidak akan kehilangan begitu banyak!'

Kata-kata, yang sering Kanaya dengar dari Ayahnya.

Untuk bisa mendapatkan kasih sayang Ayahnya, Kanaya melakukan apa saja...

Namun perasaannya tidak pernah sampai.

Orang-orang, selalu menuduh dirinya bukan anak kandung Ayahnya.

Dirinya selalu menerima banyak sindiran dari orang-orang karena hubungan buruk ini.

Tidak ada yang mencintai dirinya.

Yang ada hanya orang-orang yang selalu mencoba mengambil keuntungan dan mencoba memanfaatkan dirinya.

Seolah dirinya merasa semakin tidak tahan dengan hidupnya, dan merasa muak.

Sangat lelah untuk mengejar seseorang yang tidak pernah membalas perasaannya.

Yang dirinya inginkan hanya beberapa perhatian, namun tidak pernah ada.

Di titik terberatnya, dirinya bertemu dengan Tristan.

Itu adalah cinta masa muda ketika mereka masih ada di bangku sekolah menengah.

Ketika seluruh hidupmu selalu menjadi buruk dan mendapatkan kebaikan dari seseorang hal-hal itu jelas adalah sesuatu yang berharga.

Mungkin itu hanya cinta pada pandangan pertama...

Namun lambat laut cinta itu tumbuh menjadi semakin besar dan semakin besar.

Hingga, mungkin tidak bisa di bendung lagi.

Bahkan sampai saat ini, Kanaya masih sangat mencintai Tristan.

"Kenapa... Kenapa kamu menikah dengannya?"

"Kanaya, percayalah aku terpaksa melakukan ini. Keluargaku yang memaksaku, ini adalah sebuah kecelakaan, Aku yakin Aku di jebak seseorang,"

"Apakah menurutmu aku akan percaya dengan kata-katamu?"

"Lalu apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya?"

Kanaya terdiam, seolah sedang memikirkan apa yang sebaiknya dirinya lakukan.

"Lalu buktikan jika kamu mencintaiku,"

"Aku akan membuktikannya! Aku adalah milikmu, kamu adalah satu-satunya wanita yang aku cintai,"

"Lalu, ceraikan Istri mu!"

Tristan menjadi diam.

Kanaya yang melihat respon itu segera menjadi marah, lalu melepaskan pelukan itu dan menatap pria yang ada di hadapannya itu.

"Apa? Kamu tidak bisa melakukannya?"

"Aku akan melakukannya, setelah bayi itu lahir,"

Kanaya yang mendengar itu lalu segera tertawa seolah itu benar-benar sesuatu yang ironi.

"Jadi benar kamu memiliki anak dengan wanita itu?"

Tristan menjadi diam.

"Kenapa? Kenapa sekarang kamu diam? Sejak kapan kamu selalu berbohong padaku? Bukankah kamu tahu aku paling tidak suka dibohongi? Kamu dari semua orang malah berbohong padaku!"

Tristan lalu segera berlutut di depan Kanaya, sambil memegang tangannya.

"Kana... Maafkan Aku... Malam itu Aku..."

Kanaya merasa tidak tahan untuk mendengar ceritanya.

"Cukup!! Aku tidak ingin mendengar lagi kata-katamu!"

"Kana... Sungguh aku dijebak malam itu...."

"Lalu, kamu hanya menerima jebakan itu hah?"

"Kana... Bukankah kamu selama ini yang paling tahu tentang aku? Menurutmu, ketika aku sadar aku akan melakukannya?"

Kanaya yang mendengar itu segera terdiam.

Ya, mungkin karena Kanaya yang sudah lama mengenal Tristan.

Tristan bukan Pria semacam itu, mereka menjalin hubungan sangat lama, namun Tristan tidak pernah menyentuh dirinya.

Tristan yang paham betul, untuk menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita.

Tristannya bukan orang seperti itu...

Kanaya ingin percaya dengan penilaiannya.

Namun, hatinya masih sakit hanya dengan memikirkannya.

Kanaya sekali lagi mulai meneteskan air matanya mungkin hanya merasa tidak tahan lagi.

"Cukup! Aku tidak ingin dengar!"

"Kana... Jangan menagis, Ini memang salahku, namun Aku tidak bisa hidup tanpamu... Ku mohon jangan tinggalkan Aku... Kana..."

"Kamu begitu egois!"

"Kana... Percayalah padaku..."

"Lalu bisakah kamu membuktikannya?"

"Aku sudah bilang padamu Aku akan melakukan segalanya yang kamu mau,"

Kanaya lalu sedang berpikir sebentar memikirkan tindakan apa yang harus dirinya lakukan.

Jika ditanya apakah dirinya rela melihat Pria yang ada di hadapannya ini bersama dengan wanita lain...

Jawabannya sangat tidak rela...

Karena dirinya juga sangat mencintai Tristan, mungkin rasa cinta yang ada di hatinya ini lebih daripada yang dirinya kira.

Dirinya tidak bisa melihat pria itu bersama dengan orang lain.

Karena Tristan hanyalah miliknya...

Bahkan sekarang, Kana masih sangat tidak rela.

Namun Apa yang bisa dilakukan?

Sekarang Tristan sudah menikah.

Menikah dengan wanita lain.

"Kamu benar-benar akan bercerai?"

"Ya, Kana! Aku berjanji padamu, aku bahkan tidak akan menyentuhnya, Aku akan segera bercerai setelah anak itu lahir,"

"Tristan, Bagaimana jika nanti kamu berubah pikiran?"

"Aku tidak akan berubah pikiran,"

"Hati seseorang, kita tidak pernah tahu,"

"Kamu tahu sendiri, berapa banyak hal yang kita lalui selama ini? Apakah kamu pernah melihat hatiku pernah berpaling sekalipun?"

Kanaya terdiam.

"Tapi bagaimana Aku bisa yakin?"

"Apakah kamu masih mencintaiku?"

Ketika di tanya, Kanya segera menarik Tristan berdiri, lalu menamparnya.

"Apakah kamu perlu bahkan bertanya?"

Mendengar itu, Tristan lalu tersenyum.

Kanaya yang melihat senyum bodoh itu hanya segera berkata dengan kesal.

"Berhenti memasang wajah itu, benar-benar membuatku muak,"

"Kana, kamu memanfaatkanku?"

"Apalagi yang bisa aku lakukan? Bukankah memang biasanya selalu seperti ini? Hah, hubungan kita selalu berantakan bukan? Hubungan kita bahkan harus dirahasiakan dari semua orang, jadi hanya merahasiakannya dari satu orang lagi bukan masalah besar,"

Setelah mengatakan itu, kedua orang itu kembali terdiam, sampai Tristan mulai bertanya,

"Lalu sekarang Apa yang kamu ingin lakukan?"

Kanaya menatap Tristan dengan kesal.

"Apakah harus aku yang merencanakan segalanya?"

"Aku tidak sepintar Kana,"

Terlihat wajah cemberut ketika mengatakan itu.

"Datang ke Hotel Y, Malam ini,"

"Kenapa?"

"Kenapa kamu harus bertanya? Aku tidak bisa membiarkan kamu menghabiskan malam pertama dengan Istrimu!"

Mendengar kata-kata Kanaya, Tristan terdiam sebentar, lalu segera membelai rambut Kanaya.

"Tentu saja, Aku bersumpah tidak akan melakukannya, sebelumnya adalah sebuah kecelakaan,"

Namun, Kanaya merasa tidak puas dengan jawaban itu.

"Kecelakaan katamu? Sampai dia hamil?"

"Kana... Aku tahu ini salahku, Aku ceroboh karena tidak bisa menjaga diriku,"

Kanaya jelas masih merasa sangat kesal, jelas karena mereka sudah berjanji sebelumnya.

Akan menjaga diri masing-masing sampai mereka menikah nantinya.

Namun kapan mereka menikah?

Ini sudah menjadi topik hangat selama dua tahun belakangan.

"Lalu bagaimana jika Aku yang tidur dengan Pria lain?"

Tristan yang mendengar itu wajahnya segera menunjukkan kemarahan dan kekesalan,

"Kana, kamu jangan mengatakan hal-hal semacam itu, apakah kamu memang ingin membuat aku sakit hati? Aku tidak rela kamu disentuh siapapun,"

Kanaya yang mendengar itu segera merasa semakin kesal.

"Lalu bagaimana menurutmu perasaanku? Apakah kamu tidak mengerti?" Kata Kanaya lalu tangannya, segera menunjuk ke tubuh Tristan, dari atas sampai bawah.

"Tristan, kamu itu harusnya milikku, keperjakaanmu, tubuhmu, itu semua harusnya kamu serahkan padaku, saat kita menikah nanti, namun apa ini? Kamu benar-benar sampah,"

Tristan lalu segera memeluk Kanaya lagi, mencoba menenangkan amarah Kekasihnya itu.

"Itu benar aku telah melanggar janjiku, kamu bisa menghukumku dengan apa saja, tapi jangan pernah tinggalkan Aku. Aku tidak bisa hidup tanpamu,"

"Aku pikir semua pria hanya mengatakan itu, sebagai basa basi, rayuan omong kosong,"

"Pria mana yang berani mengatakan itu di depanmu hah?"

"Itu kamu yang suka berbicara omong kosong didepan ku,"

"Tapi itu bukan omong kosong, Kana kamu juga tahu kan? Aku selalu ingin menikah denganmu,"

"Ini sudah menjadi topik selama 2 tahun ini, namun kita belum juga menikah, Aku bertanya-tanya kapan sebenanya kita akan benar-benar menikah?"

Tristan terdiam.

"Kita bisa melakukan dari awal jika kita nekat?"

"Hah, kamu tahu posisiku, Tristan? Aku setidaknya tidak bisa membuat Kakekku kecewa, sebelum Aku mendapatkan warisan,"

"Ya, Kau tahu, uang dan kekuasaan selalu menjadi sangat penting untukmu, Kana,"

"Mau bagaimana? Bahkan jika kita nekat, bagaimana Aku juga bisa menghadapi Keluargamu yang memusuhi ku? Jika kita lari, kita jadi miskin, Aku tidak tahan memikiran hidup tanpa uang,"

Ini adalah salah satu perdebatan yang di bahas dalam dua tahun terakhir ini.

Tapi tidak ada yang merasa marah dengan kesimpulan itu.

"Kamu benar, Aku jatuh cinta padamu, hal-hal menjadi sulit,"

"Kamu jatuh cinta pada wanita serakah sepertiku apakah kamu tidak menyesal?"

"Kamu selalu tahu jawabannya tanpa perlu bertanya,"

Setelah itu keduanya mulai terdiam dan saling menatap satu sama lain.

Mungkin karena keduanya sama-sama sadar saat ini bukan tempat yang tepat untuk berbicara terlalu banyak.

Namun ada beberapa hal yang perlu dipastikan lagi.

"Lalu, apa hubungan kita sekarang Tristan?"

Tristan yang di tanya itu segera diam, menjadi bingung bagaimana cara menjawabnya.

"Sial, kenapa kamu diam?"

"Aku tahu jawabannya namun sejujurnya aku tidak ingin mengatakannya dengan mulutku sendiri,"

"Sialan, tentu kamu masih Kekasihku, tapi sekarang Aku hanya bisa menjadi Selingkuhan mu, Aku cukup sedih hanya mengatakan ini,"

"Ini hanya status? Hanya kamu satu-satunya yang ada di hatiku,"

Setelah beberapa percakapan, keduanya lalu segera berpisah.

Kanaya, merasa tidak tahan melihat Tristan pergi dari sana, kembali ke Istri Syahnya.

Hah, apakah sekarang dirinya menjadi wanita jahat?

Namun dirinya tidak ingin kehilangan Trisna.

Hanya dia Pria satu-satunya yang dirinya cintai.

Namun apakah ini tidak apa-apa?

Kanaya memiliki perasaan rumit ketika memikirkan semua ini.

Kenapa hubungannya dengan Tristan bisa menjadi serumit ini?

Kenapa hanya jatuh cinta pada seseorang harus begitu sulit?

Kanaya segera mencoba menghapus air matanya, dan segera kembali ke Ruangan Pesta, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Dan di Ruang Pesta, ada Tristan bersama dengan Istrinya.

Hah..

Tempat di samping Tristan itu harusnya hanya menjadi miliknya.

Hanya memikirkan melihat wanita itu membuat Kanaya tidak tahan.

Apalagi, wanita itu terlihat cukup cantik dan memiliki wajah lembut.

Apakah itu masih Tipe Tristan?

Bagaimana jika Tristan jatuh cinta padanya?

Kanaya yang melihat dua orang itu tiba-tiba dihantui ketakutan.

Walaupun, saat ini Tristan miliknya...

Namun bagaimana jika hubungan dua orang itu berlanjut?

Setelah semua dirinya saat ini hanyalah Selingkuhan.

Sial.

Memikirannya saja, membuat Kanaya pusing.

Episodes
1 Episode 1: Penghianatan (Revisi)
2 Episode 2: Kita Yang Tidak Bisa Bersama (Revisi)
3 Episode 3: Menjadi Selingkuhmu (Revisi)
4 Episode 4: Menunggumu
5 Episode 5: Apa Aku Penting?
6 Episode 6: Begitu Dingin
7 Episode 7: Elena Valentine
8 Episode 8: Memilih Rumah
9 Episode 9: Saingan
10 Episode 10: Status Kita
11 Episode 11: Tidak Suka
12 Episode 12: Rahasia Masing-masing
13 Episode 13: Masalah
14 Episode 14: Kejutan
15 Episode 15: Cemburu
16 Episode 16: Bagaimana denganmu?
17 Episode 17: Terungkap
18 Episode 18: Kemarahan
19 Episode 19: Deklarasi Perang
20 Episode 20: Rahasiakan
21 Episode 21: Kehidupan Kecil
22 Episode 22: Keinginan
23 Episode 23: Orang Menyebalkan
24 Episode 24: Menyebalkan
25 Episode 25: Kebetulan
26 Episode 26: Batasan
27 Episode 27: Sebuah Peringatan
28 Episode 28: Tidak Percaya Diri
29 Episode 29: Kamu tidak tahu?
30 Episode 30: Keraguan
31 Episode 31: Pertemuan
32 Episode 32: Berpura-pura
33 Episode 33: Berpura-pura (part 2)
34 Episode 34: Tidak Apa-apa
35 Episode 35: Jarak antara Kita (Part 1)
36 Episode 36: Jarak antara Kita (Part 2)
37 Episode 37: Rencana Kanaya
38 Episode 38: Setegah-setegah
39 Episode 39: Kebohongan
40 Episode 40: Mengulur Waktu
41 Episode 41: LDR
42 Episode 42: Harus Bagaimana?
43 Episode 43: Kesepian
44 Episode 44: Menjadi Rumit
45 Episode 45: Rasa Bersalah
46 Episode 46: Sebuah Janji
47 Episode 47: Tidak Enak
48 Episode 48: Pertanda Buruk
49 Episode 49: Tidak Mungkin
50 Episode 50: Janji
51 Episode 51: Waktu Yang Berlalu
52 Episode 52: Bohong
53 Episode 53: Kejutan
54 Episode 54: Terasa Jauh
55 Episode 55: Tidak Lagi
56 Episode 56: Keyakinan Tidak Masuk Akal
57 Episode 57: Kemarahan
58 Episode 58: Hal-hal Gawat
59 Episode 59: Lelah
60 Episode 60: Tidak Baik-baik saja
61 Episode 61: Keinginan
62 Episode 62: Soulmate
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Episode 1: Penghianatan (Revisi)
2
Episode 2: Kita Yang Tidak Bisa Bersama (Revisi)
3
Episode 3: Menjadi Selingkuhmu (Revisi)
4
Episode 4: Menunggumu
5
Episode 5: Apa Aku Penting?
6
Episode 6: Begitu Dingin
7
Episode 7: Elena Valentine
8
Episode 8: Memilih Rumah
9
Episode 9: Saingan
10
Episode 10: Status Kita
11
Episode 11: Tidak Suka
12
Episode 12: Rahasia Masing-masing
13
Episode 13: Masalah
14
Episode 14: Kejutan
15
Episode 15: Cemburu
16
Episode 16: Bagaimana denganmu?
17
Episode 17: Terungkap
18
Episode 18: Kemarahan
19
Episode 19: Deklarasi Perang
20
Episode 20: Rahasiakan
21
Episode 21: Kehidupan Kecil
22
Episode 22: Keinginan
23
Episode 23: Orang Menyebalkan
24
Episode 24: Menyebalkan
25
Episode 25: Kebetulan
26
Episode 26: Batasan
27
Episode 27: Sebuah Peringatan
28
Episode 28: Tidak Percaya Diri
29
Episode 29: Kamu tidak tahu?
30
Episode 30: Keraguan
31
Episode 31: Pertemuan
32
Episode 32: Berpura-pura
33
Episode 33: Berpura-pura (part 2)
34
Episode 34: Tidak Apa-apa
35
Episode 35: Jarak antara Kita (Part 1)
36
Episode 36: Jarak antara Kita (Part 2)
37
Episode 37: Rencana Kanaya
38
Episode 38: Setegah-setegah
39
Episode 39: Kebohongan
40
Episode 40: Mengulur Waktu
41
Episode 41: LDR
42
Episode 42: Harus Bagaimana?
43
Episode 43: Kesepian
44
Episode 44: Menjadi Rumit
45
Episode 45: Rasa Bersalah
46
Episode 46: Sebuah Janji
47
Episode 47: Tidak Enak
48
Episode 48: Pertanda Buruk
49
Episode 49: Tidak Mungkin
50
Episode 50: Janji
51
Episode 51: Waktu Yang Berlalu
52
Episode 52: Bohong
53
Episode 53: Kejutan
54
Episode 54: Terasa Jauh
55
Episode 55: Tidak Lagi
56
Episode 56: Keyakinan Tidak Masuk Akal
57
Episode 57: Kemarahan
58
Episode 58: Hal-hal Gawat
59
Episode 59: Lelah
60
Episode 60: Tidak Baik-baik saja
61
Episode 61: Keinginan
62
Episode 62: Soulmate

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!