Hal yang Kanaya pikirkan saat itu adalah sebuah kenangan indah yang dirinya habiskan dengan Kekasihnya, Tristan.
"Kana, kamu adalah satu-satunya wanita dalam hidupku, cinta pertama dan terakhirku, Aku selalu ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu, ini adalah sebuah janji,"
Kata-katanya, terdengar penuh cinta dan penuh kasih.
Kata-kata Cinta, yang selalu Kanaya dengar, dari Kekasihnya Tristan.
"Ya, aku juga sangat mencintaimu Aku harap kita benar-benar bisa menikah lalu bisa menghabiskan sisa waktu kita bersama selamanya,"
Sebuah senyuman manis muncul di wajah Pria yang Kanaya Cintai.
Saat, Pria itu mulai berlutut dan memberikan Kanaya sebuah cincin.
"Ini adalah ikatan dan komitmen yang Aku buat, bahwa Aku, Tristan Norris adalah selamanya milikmu baik sekarang ataupun nanti sampai ajal menjemput ku, Jadi tunggu sampai kita berdua benar-benar bisa meresmikan hari pernikahan kita?"
"Ya, Tristan aku menunggu hari itu di mana cinta kita bisa disatukan oleh sebuah ikatan Pernikahan,"
Sebuah Janji manis yang dibuat hari itu seolah masih menjadi kenangan hangat di hati Kanaya.
Mereka saling menyatakan cinta satu sama lainnya berpelukan hangat, berbagi kasih dan cinta yang mereka miliki.
Cinta Rahasia yang sudah mereka simpan lebih dari 5 tahun.
Berharap bahwa suatu hari cinta mereka akan direstui dan mereka akan ditakdirkan untuk bersama-sama.
Kenangan indah lain, perlahan-lahan muncul kembali.
Itu adalah salah satu sore di mana mereka berdua berkencan.
"Tristan, Aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu seperti ini, Aku harap kita akan selalu bisa seperti ini di masa depan,"
"Ya, dan di masa depan kita masih akan terus bersama seperti ini,"
Tangan mereka terjalin satu sama lain seolah tidak ingin melepaskan satu sama lain ketika keduanya berada di sebuah pantai, sambil menatap matahari terbenam.
Dalam pandangan mereka bukanlah matahari terbenam yang dilihat namun bayangan dari wajah masing-masing.
Tristan mencium kening Kanaya dengan lembut.
Kanaya tersenyum dan sangat bahagia dengan perilaku romantis itu.
Kanaya selalu memiliki hidup yang sulit sejak kecil, hidup dalam sebuah keluarga yang berantakan dan mengabaikan dirinya.
Tristan, adalah satu-satunya cahaya yang bisa membimbingnya dari kegelapan.
Cinta yang awalnya, hanyalah sebuah cinta diam-diam dari tujuh tahun yang lalu, ternyata merupakan cinta yang mendapatkan balasan, kemudian mereka menghabiskan waktu bersama selama lima tahun ini.
Ketika bersama dengan Tristan, Kanaya merasa dirinya adalah wanita yang paling bahagia.
Di dunia ini, tidak ada hal lain yang dirinya butuhkan selain, Tristan, Kekasihnya yang paling dirinya cintai.
Dirinya ingin saat-saat seperti ini berlangsung selamanya...
Saat-saat mereka bersama-sama seperti 5 tahun ini...
Namun sayangnya takdir berkata lain.
Saat ini di sebuah hotel, terlihat sedang diadakan sebuah pesta.
Itu adalah sebuah pesta pernikahan.
Sebuah Pesta, yang tidak akan pernah Kanaya bayangkan untuk hadiri.
Yaitu Pesta Pernikahan Tristan dengan wanita lain.
Dimana, Ijab Kabul baru saja berlangsung.
Pandangan Kanaya seolah menjadi gelap, merasakan bahwa itu hanya sebuah mimpi buruk sampai sebuah suara datang memasuki telinganya,
"Kanaya, ada apa denganmu mari masuk saja, lihatlah Tuan Muda Keluarga Norris yang tidak tahu malu itu, aku dengar dari gosip pernikahan ini terjadi karena dia menghamili seorang wanita," kata seorang wanita yang ada disamping Kanaya.
Hati Kanaya, terasa remuk dan hancur karena hal-hal ini ternyata bukan mimpi.
Ini adalah sebuah kenyataan bahwa pria yang paling dicintainya itu saat ini bersama dengan orang lain, menikah dengan orang lain.
Lalu, gosip apa yang barusan dirinya dengar?
Kanaya, yang mendengar itu hanya bisa tetap menjaga ekspresinya menahan rasa sakit hati yang dirinya miliki, dan berkata,
"Benarkah? Aku tidak tahu jika ada gosip gosip semacam itu,"
"Memang, ini sulit dipercaya bukan? Gayanya saja, seperti seorang Pria Suci, yang tidak pernah berkencan dengan wanita manapun dan menjaga jarak dengan wanita manapun namun lihatlah ternyata kelakuannya belakang begitu busuk semacam itu, cih benar-benar kadang tidak bisa menilai orang dari penampilannya, bukankah begitu Kanaya?"
"Entahlah aku juga tidak tahu,"
Kanaya, saat ini hatinya dipenuhi dengan kesedihan dan rasa sakit.
Namun kanaya tahu dirinya tidak boleh menangis di tempat seperti ini.
Yang semua orang tahu, hubungan Keluarga dirinya dan Keluarganya Tristan buruk, di mata orang-orang mereka bermusuhan.
Jadi tidak ada alasan yang membuat dirinya bisa menangis di tempat ini.
Sebuah pesta yang juga merupakan kejutan untuknya.
Hal pertama yang dirinya lihat ketika tahu siapa yang menikah hari itu adalah sebuah mati rasa.
Mungkin karena hatinya begitu sakit terlalu dalam dan dirinya harus menahan nya.
Saat ini penyayang dirinya cintai tengah berada di pelaminan bersama dengan wanita lain.
Sebuah tempat yang selalu dirinya mimpikan dan inginkan.
Dimana, dirinya bisa bersanding dengan Tristan disana.
Tentu saja bukan hari ini dirinya tahu bahwa pria yang dicintainya itu akan menikah dengan orang lain.
Padahal, tadi malam dirinya dan Tristan masih menghabiskan makan malam romantis bersama-sama seolah tidak terjadi apapun.
Kanaya tidak tahu tragedi ini dimulai dari mana.
Apakah itu dari satu bulan yang lalu, ketika Tristan bersikap cukup aneh?
Kanaya pikir, Tristan hanya sedikit lebih posesif dari biasanya, tidak pernah mengira jika pria yang dicintainya itu malah membuat sebuah kebohongan padanya.
Kanaya terlalu tenggelam dalam pikirannya sampai-sampai segera tidak menyadari jika sekarang dirinya sudah di seret sampai ke dekat pasangan pengantin.
Tatapan Kanaya sekarang bertemu dengan tatapan Tristan yang begitu kaget, karena tidak pernah mengira akan melihat wajah gadis yang dicintainya itu.
Kanaya, mencoba untuk tersenyum dan menyembunyikan emosinya.
Sebuah senyuman palsu, yang hanya Tristan yang tahu.
"Selamat tentang Pernikahanmu," kata Kanaya sambil tersenyum.
Tristan yang melihat senyuman palsu itu juga merasa bahwa hatinya hancur, dari semua hal Tristan tidak pernah mengira jika Kanaya akan hadir di Pernikahan ini.
Namun, dalam hati Tristan juga tahu, dirinya tidak bisa menyembunyikan semua ini terlalu lama dari Kanaya.
Namun, Tristan juga merasa tidak sanggup untuk mengatakannya lebih awal bahkan sampai detik terakhir.
Sebuah kesalahan yang membuat mereka pada takdir seperti ini.
Seolah-olah dunia tidak ingin mereka berdua bersatu.
"Kana...."
Mendengar Pria itu, menyebut namanya, Kanaya segera merubah ekspresinya sedikit namun itu hanya berlangsung beberapa detik mungkin tidak begitu disadari oleh orang-orang disana.
Kanaya berkata pelan,
"Cukup, Tristan. Ini bukan tempat kita bisa berbicara, tetap bersikap lah seperti biasa seolah kita adalah orang asing,"
Lalu tatapan Kanaya menatap kearah seorang wanita yang berada disamping Tristan.
Rasa iri, dan kebencian segera memasuki hati Kanaya.
Tristan, tentu saja menyadari perubahan ekspresi itu.
Ya, pada akhirnya, tidak terjadi apa-apa di sana, Kanaya hanya segera pergi dari atas panggung itu.
Melihat Kanaya pergi, Tristan yang merasa tidak tahan itu akhirnya meminta izin untuk pergi ke kamar mandi.
Tepat ketika Kanaya sepertinya berada di lorong sepi sendirian, Tristan menatap gadis itu, yang saat ini akhirnya mulai mengeluarkan emosinya dan mulai menangis.
Ya, Kanaya mungkin akhirnya merasa tidak tahan dan segera mencari tempat yang sepi untuk setidaknya bisa meluapkan rasa sedih dan kemarahan yang ada di hatinya.
Tristan...
Orang yang paling dirinya cintai sekarang menikah dengan orang lain...
Bukankah pria itu berjanji padanya bahwa dia hanyalah miliknya?
Kenapa semuanya menjadi seperti ini?
Ketika Kanaya menagis, tiba-tiba sebuah pelukan datang dari belakang.
Kanaya menyadari siapa itu, lalu segera mendorongnya.
"Tristan!! Kamu... Jangan menyentuhku!! Kamu seorang pembohong! Pria Brengsek!!"
"Kana... Maaf... Maafkan Aku..."
"Apakah hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari mulutmu?"
Kanaya merasa marah dan tidak tahan melihat wajah pria itu.
Namun hatinya tidak bisa berbohong bahwa dirinya masih sangat mencintai pria yang ada di hadapannya itu.
Air mata, mulai kembali tumpah di wajah gadis itu.
"Kenapa Tristan... Kenapa semuanya menjadi seperti ini... padahal tinggal satu langkah lagi kita bisa meresmikan hubungan kita..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments