Mengandung Anak CEO

Mengandung Anak CEO

Hitam

Pov Alya

"Hai, kamu sangat cantik sekali. Sangat berbeda dengan di foto Me chat mu." Ujarnya dengan tatapan yang penuh bira hi.

"Iya om, makasih." Sahutku lembut, menampilkan ekspresi wajah tertarik padanya. Walau sebenarnya hatiku tak suka. Ku lempar senyuman manis. Walau ini pengalaman pertamaku menjual diri. Tapi, aku tak sebodoh itu, tak pandai merayu pria. Aku sudah belajar banyak dari mantan kekasihku, soal merayu pria. Dan soal berhubungan aku juga sudah mahir. Karena aku dan mantanku hampir melakukannya 3 x seminggu dulu. Tapi, itu tak berlangsung lama. Karena aku merasa diriku bodoh.

Namaku Alya Putri Nafisa. Usiaku sekarang 22 tahun. Karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Aku pun akhirnya memutuskan terjun ke pekerjaan haram ini.

Aku terlahir dari keluarga miskin, dengan ayahku yang meninggalkan ibuku ketika aku masih bayi. Dan sekarang, aku tak pernah lagi mendengar kabar ayahku.

Ibuku biasanya melakukan pekerjaan rumah tangga atau Asisten rumah tangga untuk memberi makan kami. Aku pandai belajar dan melakukan sebagian besar pendidikanku dengan beasiswa, memiliki impian besar untuk mengubah hidup ibu dan aku,, tetapi setelah aku mendapatkan gelar B.Com. Aku malah tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, Aku bekerja di toko fotokopi xerox dengan gaji 700.000 per bulan, saat masih kuliah.

Setelah masuk ke dalam kamar hotel. Dia memintaku untuk duduk.

"Siapa namamu sayang?" tanyanya dengan tatapan genitnya.

"Swethy om.” yang bukan nama asliku, dan dia tersenyum seakan ingin memberi tahu aku, kalau dia tahu itu bukan nama asliku.

"Aku suka gayamu. Kamu elegant dan tak terlihat murahan. Ini terimalah."

Kehidupanku berjalan dengan seperti biasa, tidak ada yang berubah. Semua mimpiku hancur, dan aku ingin sekali keluar dari kemiskinan ini, jadi aku mencari cara untuk menghasilkan uang. Aku tahu cara termudah adalah menjadi gadis panggilan, tetapi bagaimana caranya? Aku tidak tahu, jadi aku mencari banyak informasi di internet dan akhirnya menemukan beberapa situs web di mana aku bisa dapat menempatkan pengawalan individu.

Aku melihat iklan lain untuk mendapatkan ide tentang apa yang harus diisi, kata-kata untuk digunakan menggaet pelanggan.

Beberapa menit telepon berdering dan aku mulai gemetar ketakutan, aku tidak menjawab, orang itu menelepon lagi dan aku melepas baterai untuk mematikan ponsel.

Aku tidak tahu harus melakukan apa? Dan apa yang harus saya katakan. Untuk menutupi ketakutan berlebih ini, karena ini yang pertama buatku. Ku tarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk melanjutkan, menghidupkan telepon lagi.

Sekarang ada sekitar 10 pesan, beberapa kata “Hai.” beberapa mengatakan, Berapa, berapa , "Apakah anda bebas?"

Aku merasa lebih nyaman dengan kirim pesan, sehingga aku mulai merespons. Sebagian besar lelaki tidak memiliki tempat dan ingin datang ke tempatku dan jelas saya tolak.

Kemudian ku menemukan seorang pria yang mengatakan dia berusia 55 tahun dan memintaku untuk datang ke hotel bintang lima yang dia tinggali.

Dia memberiku nomor kamar dan memintaku untuk langsung ke lift dan datang ke kamarnya.

Jelas ku bilang ok. Karena aku sudah sangat ingin dapatkan uang. Aku takut dan juga bersemangat. Aku berdandan dengan pakaian terbaik yang kumiliki, setelah selesai berdandan dan pergi ke hotel, berjalan ke lift berharap tidak ada yang akan bertanya apa-apa. Ternyata aku disergap ketakutan yang berlebihan. Karena tidak ada yang peduli dan tidak bertanya apa-apa padaku saat aku mencari kamar pelanggan pertamaku itu. Aku akhirnya merasa tenang.

Dan disaat aku mencapai pintu kamarnya. Aku berdiri di sana selama beberapa menit, sebelum mengetuk pintu, aku masih berfikir keras, apakah memutuskan masuk atau aku harus membatalkan? karena jujur, hati ini masih berat untuk melakukan pekerjaan haram ini.

Entah bagaimana, aku berhasil mengetuk pintu itu, dan pria itu membuka pintunya dengan senyum mengembang. Dan kini, aku mulai melayani pria ini. Ternyata pria yang akan ku puaskan malam ini, adalah pria berjanggut dan perutnya buncit.

Pria perut buncit di hadapanku menyodorkan satu ikat uang. Sesuai kesepakatan kami. Jumlah uang untuk 1 jam permainan.

"Eemmm... Om bisa membayarku setelah kita selesai." Ujarku tersenyum tipis. Lihatlah pria tua ini, sudah sangat percaya padaku. Ternyata begitu mudah cari uang haram.

"Apa ini pertama kalinya buatmu?" Dia langsung bertanya apakah ini pertama kalinya buatku dengan tersenyum puas.

"Ya om, tapi bagaimana anda tahu?" Tanyaku penuh selidik.

Hhuufftt.

"Kamu beda, biasanya gadis panggilan, hal pertama yang dilakukan mereka disaat mereka memasuki ruangan adalah meminta uang. Dan kamu tak melakukan itu."

"Iya om. Aku percaya pada om." Sahutku sopan.

"Baiklah, apa kamu mempunyai pengaman?" tanyanya serius.

Pertanyaannya itu lagi-lagi membuatku mulai gemetar ketakutan akan A I D S, Ketakutan yang hebat mengalir di benakku, bahwa aku tidak memiliki benda itu. Inilah resiko pekerjaan ini.

"Gak om, aku gak punya.” Jawabku lirih, penuh ketakutan.

"Its ok, Aku seorang dokter. Aku sangat bersih dari penyakit apa pun." Ujarnya dengan penuh percaya diri. "Kamu mandi yang bersih. lepaskan semua rias wajahmu dan kembali padaku dengan hanya handuk menutup tubuhmu. Dan pastikan bagian bawahmu itu wangi dan bulunya rapi."

Iihhh.. Siapa juga yang bauk.

Aku keluar dari kamar mandi, dengan terbungkus handuk.

"Ke marilah sayang!” ujarnya dengan penuh ga irah. Sebenarnya aku sedikit jijik pada pria tua ini. Mana perutnya buncit. Tapi, mau gimana lagi. Aku harus profesional.

Pria tua itu duduk di tempat tidur, begitu aku menghampirinya. Tangan nakalnya mulai menjulur menarik keluar handukku.

Blasshh..

Ia jila t bibirnya dengan lidahnya sendiri, saat melihat tubuh menggoda ini. Ya gunung kembarku tergolong besar. Faktor gen dari ibuku.

Aku malu, ku mencoba menutupi diriku dengan tanganku.

"Hehehe.. Rileks sayang. Tubuhmu ini sangat indah. Kau harus belajar menerima dan menghargai tubuh polosmu, jika kamu berencana untuk melakukan pekerjaan ini." Ujarnya penuh hasrat.

Aku hanya diam menunduk. Walau ini bukan pertama kali buatku polos di hadapan pria. Tapi, saat ini, aku benar benar malu.

"Ayo...!" Pria buncit itu kemudian menarik ku tempat tidur dan pekerjaanku pun dimulai. Memuaskan pria hidung belang ini, sesuai keinginannya.

Setelah permainan selesai, pria itu kemudian menulis resep untukku. Ada dua obat, yang menurutnya harus ku minum dalam dua hari ke depan. Dan obat lain yang perlu saya gunakan secara teratur jika saya berencana untuk melakukan bisnis ini untuk waktu yang lama.

Dia mengatakan kepadaku bahwa dia akan memperkenalkan ku ke agen profil tinggi yang nantinya aku akan mendapatkan pelanggan yang baik. Aku tidak mempercayai ucapannya itu.

***

Dukung guys dengan memberi like komentar positif dan jangan lupa di subscribe ya serta hadiahnya pastinya 😍

Terpopuler

Comments

Reni Marlina

Reni Marlina

lanjut thorr

2023-04-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!