"Silahkan duduk Nona, aku akan panggilkan nyonya dulu!" ujar pelayan sopan.
Alya sudah duduk di sofa empuk dan sangat mewah. "Iya pak, terima kasih." Jawab Alya sopan.
Pelayan meninggalkan ruang tamu yang mewah itu. Sedangkan Alya yang norak, menyoroti setiap sudut rumah yang busa dijangkau oleh matanya.
Huufftt..
Ia tarik napas panjang dan berat. Sungguh jangkungnya tidak aman saat ini. Desakannya sungguh kacau tidak berirama. Ia diterpa gugup yang parah. Belum pernah ia menginjakkan kaki di atas lantai marmer yang mengkilap seperti ia pijak saat ini, saking mengkilapnya, ia bisa melihat wajahnya di lantai yang ia pijak. Tidak hanya itu, ia bahkan tadi berapa kali hendak terjatuh, karena terpleset saat berjalan di rumah gedong ini.
'Ya Allah... Mimpi Apa Aku semalam. Aku akan bekerja di sini. Ini rumah mewah sekali. Apa orang kaya, membuat wanita sebagai pemuas nafsunya saja. Aahhkkk.... Aku tidak boleh banyak berfikir dan menduga-duga, sebelum aku tahu dengan pasti, kenapa orang kaya Ini menyewa ku selama setahun.'
Alya terus saja membathin, memikirkan apa yang akan terjadi padanya. Dalam keadaan gugup itu, ia terus saja mere mas tangannya yang sudah mulai berkeringat. Sungguh, ia sangat gugup saat ini.
Tak
Tak
Tak
Terdengar suara hels beradu dengan lantai. Suara itu menyita perhatian Alya. Ia yang sedari tadi celingak-celinguk di ruang tamu, akhirnya fokus menatap ke arah seorang Wanita muda nan cantik bak boneka hidup berjalan ke arahnya.
Astaga..
Gumam Alya dengan mulut menganga dan kedua mata membola. Ia bangkit dari duduknya dengan tercengang menatap wanita cantik yang kini berdiri di hadapannya.
Mata wanita itu berwarna biru kehijauan, hidung kecil dan mancung, bentuk bibir sangat sensual, mata indah, rambut sepunggung bergelombang dan kulit Wanita dihadapannya putih bersih, dengan tubuh yang sangat proporsional. Sudah Seperti bidadari hidup
"Ayo, silahkan duduk Alya! "
Alya yang takjub dengan kecantikan Wanita di hadapannya, tidak mendengar ucapan si wanita, ia malah bengong di tempat .
"Alya, nona Alya. Silahkan duduk!"
"Aapp.. Oh, iya Nyonya princess! " ujarnya spontan ia duduk dengan gugupnya. Menatap takjub Wanita cantik di hadapannya. Ia baru sadar dari ketercengangannya.
Wanita cantik itu mengibaskan kedua tangannya, sehingga para pelayan meninggalkan tempat itu.
Alya yabg gugup, berusaha tenang. Ia lempar senyum tipis pada wanita cantik di hadapannya. Saat ini, Alya mengira, wanita cantik di hadapannya ini adalah saudarinya cowok tampan tadi, mungkin ingin menilainya juga. Jadi, Alya harus bersikap manis dan sopan. Good attitude.
"Eemmm.. Kita langsung saja ya Dek Alya." Wanita cantik itu mengubah posisi duduknya dengan menyilangkan kakinya yang putih, sehingga menimpa satu sama lain.
"I, iya kak, eehh.. Dek.. Aduuhh..!" ujar Alya gugup, ia pukul pelan mulutnya, yang ikut grogi.
"Panggil aku nyonya Clarisa." Ujar wanita cantik itu menahan tawa, ya tingkahnya Alya memang nampak lucu dan polos. Bukan dibuat-buat lucu.
"Oohh.. Iya Nyonya Clarisa!" kini raut wajahnya Alya mendadak berubah.
'Berarti wanita cantik ini, nyonya di rumah ini, dan pria tampan tadi?' lagi-lagi Alya membathin, perasaannya mulai tidak enak. Tadinya, ia beranggapan akan jadi istri kontrak pria tampan tadi selama setahun. Sepertinya tidak.
"Eemm.. Langsung saja ya Alya. Kamu mungkin sudah diberi tahu pak Pieter soal kerjaan yang akan Kami lakukan selama satu tahun ini."
"Be, belum nyonya. Aku belum tahu kerjaku apa. Aku hanya dikasih tahu, akan kerja selama satu tahun di rumah ini." Jawab Alya cepat, ia memang tidak diberi tahu dengan detail kerjaan yang ditawarkan, makanya ia dari tadi menduga-duganya.
"Oouuww.. Belum dikasih tahu ya? Baiklah, ikuti aku, aku akan jelaskan semuanya. Dan kamu boleh menolaknya jika tidak setuju!" Wanita cantik bernama Clarisa itu bangkit dari duduknya. Ia beri kode dengan tangannya agar Alya mengikuti langkahnya
Alya mengekori Wanita itu, setiap kakinya melangkah, Alya sesekali memperhatikan rumah mewah itu. Sepertinya ada lemari emas di depannya saat ini. Ia pun dibuat takjub.
"Kesini!" teriak Clarisa, agar Alya mendengarnya. Karena saat ini, Alya nampak bengong di tempat, sementara Clarisa sudah masuk ke dalam lift.
'Astaga... Ada lift di rumahnya!' Alya berdecak kagum. Walau ia terkagum-kagum di dalam rumah megah ini, ia tetap bisa bersikap tidak terlalu norak. Padahal di dalam hatinya sudah mencak-mencak, heran dan kagum dengan apa yang ia lihat saat ini.
"Ikuti aku!"
"Iya Nyonya!" Sahutnya ramah dan sopan.
Kini mereka melewati lorong menuju sebuah ruangan.
"Masuk!" Clarisa membuka pintu lebar-lebar pada Alya.
"Iya Nyonya!" Alya masuk dengan bahasa tubuh yang sopan.
Dan
Deg
Baru juga masuk dua langkah, ia kejutkan dengan penampakan pria tampan yang ia ketemu tadi di beranda rumah. Sejenak, ia tatap Pria itu. Tapi, si pria tampan terlihat tidak menganggapnya ada di tempat itu, malah tatapan pria itu kini tertuju hangat pada Clarisa
"Honey....!"
"Sweety..!"
Graapp..
Di hadapan Alya, sepasang insan berpelukan erat dan mesra.
Cup
Cup
Cup
Juga saling kecup, terlihat si pria menghujani wajah si Wanita dengan kecupan bertubi-tubi. Dan Kemudian Si wanita melakukan Hal yang sama.
Kening Alya mengkerut melihat adegan romantis di hadapannya. Berarti kedua insan beda jenis kelamin itu adalah pasangan suami istri. Lalu, untuk apa ia datang ke tempat ini, toh pasangan dihadapannya sangat hot. Tidak malu ciuman panas di hadapannya. Ia sudah jadi obat nyamuk sudah saat ini. Alya memutar tubuhnya, tak sanggup ia melihat kedua insan yang bermesraan itu. Ia saja kalau bertemu dengan pacarnya dulu, tak se hot itu saat bertemu.
"Sweety, apa kamu serius dengan keinginanmu itu lagi?"
Alya menajamkan pendengarannya. Saat ini, pasangan suami istri itu nampak sedang diskusi. Dan Alya sejak tadi belum diajak bicara.
"Iya Honey..!" Sahut Clarisa, membelai lembut wajah sang suami yang ditumbuhi jambang itu.
"Jangan gara-gara ini, nantinya ada masalah dalam hubungan kita. Aku mau kog kita angkat anak saja."
Kini Alya mulai melirik ke arah pasangan suami istri itu. Sepertinya, suami istri ini belum mendapatkan kesepakatan.
"Kamu sudah dengarkan kata dokter. Sel telur ku bagis, hanya wanita-wanita itu yang bermasalah. Aku yakin nantinya akan berhasil sayang!"
Alya Masih belum mengerti dengan arah pembicaraan pasangan suami istri itu. Tapi, ia tetap saja menguping.
"Aku inginkan anakku tumbuh di rahimmu sayang. Kenapa kita harus cari ibu pengganti!"
Deg
Jantungnya Alya rasanya mau copot dari tempatnya saat ini. Ternyata ia ditawari kerjaan menjadi ibu pengganti.
"Kenapa bahas itu lagi sih Honey. Dari dulu, sudah ku katakan, aku tidak mau hamil dan melahirkan!" Sahut Clarisa merajuk. Ia turun dari pangkuan suaminya. Kemudian berbalik badan, Clarisa pun akhirnya tersadar, jika di ruang itu ada Alya.
"Oouuww. Maaf Alya. Kamu akhirnya melihat semuanya. Tapi, baguslah." Ujar Clarisa tegas. Ia kucek kedua matanya yang nampak berkaca-kaca, Sepertinya Wanita itu menahan tangisnya.
"I, iya Nyonya." Sahut Alya sopan dan sedikit gugup.
"Langsung saja, aku panggil kamu kesini. Karena, aku dan suamiku, inginkan kamu untuk mengandung dan melahirkan anak kami!"
"A.. Appaa. ?" tanya Alya dengan terkejut. Rasanya dunia berhenti berputar saat ini.
Hamil..? melahirkan? saat menstruasi saja, rasanya sangat sakit. Boro-boro mau hamil dan melahirkan. Alya membathin, sambil menatap sedih Clarisa.
"Gimana? kamu gak mau? benar dokter pieter gak cerita kan diawal, soal kamu yang akan ditawari kerja itu?"
Alya menggelengkan kepalanya lemah.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Bulan Rindu
ya Allah, sedih sekali nasib Alya😓. lanjut thor
2023-04-06
0