"Kak, ibu sakit kak.." Suara sang adik dalam sambungan telepon terdengar perih dan menyayat hati.Apalagi adiknya itu mengarahkan camera depan sehingga Alya bisa melihat dengan jelas ibunya terbaring di atas ranjang dengan muka pucat nya. Ibunya itu sedang terlihat tertidur.
"Iya Dek, bawa ibu berobat ya, kakak kirimkan uang berobatnya. Besok kakak akan pulang ke kampung." Jawab Alya dengan menitikkan air mata. Ia angkat wajahnya, guna membendung air matanya yang mendesak untuk keluar itu. Kemudian tangan kirinya mengucek cepat kedua matanya. Ia tidak mau air matanya itu jatuh membasahi pipi di hadapan sang adik.
"Apa kakak sudah dapat pekerjaan?" tanya sang adik dengan semangatnya, menatap sang kakak. Kini kamera sudah ia putar balik ke arahnya.
"Sudah sayang! "
"Kapan kak? bukannya kemarin, kak bilang belum dapat kerja?"
Pertanyaan sang adik yang penuh selidik membuatnya tidak tenang. Apalagi ia teringat kejadian tadi malam, saat ia menjual dirinya.
"Semalam dek, Setelah kita telponan, kakak dipanggil wawancara dan langsung di terima kerja." Padahal, dia pergi jual diri.
"Kalau kak baru kerja, apa kak beneran bisa pulang ke kampung besok? kan tidak kak!" Ujar sang adik dengan bingungnya. "Kakak kerja apa sih?"
"Eemmm.... Kerjaan bagus dek, kamu rawat ibu dengan baik. Kalau kakak diizinkan bos libur sehari, kakak akan pulang ke kampung. Kakak akan bawa kalian ke kota." Jelas Alya dengan lembut.
Sang adik senang mendengarnya. Wajahnya memerah sudah. "Iya kak, sekalian aku mau kuliah di kota."
"Iya sayangku!" Alya tersenyum tulus menatap sang adik. "Cepat beres-beres, kak akan kirim uangnya."
"Iya kak." Terlihat adiknya ingin Membangunkan sang ibu.
"Hana. .. Ibu jangan bangunkan dulu. Kamu mandi dulu sana!" Alya tidak berani berkomunikasi dengan ibunya, ia takut dicercal banyak pertanyaan, soal ia yang Sudah dapat kerjaan. Ia belum siap menjelaskan semuanya, jika ditanyain sang ibu.
"Oohh iya kak"
"Baiklah, kakak matikan dulu telponnya!"
"Iya kak"
"Assalamualaikum. .!" ujar Alya lembut, tersenyum tipis menatap sang adik yang bernama Hana.
"Walaikumussalam....!" sahut Alya lembut. Ia pun mematikan panggilan video itu.
Huufftt. ..
Ia tarik napas berat, dan membuangnya kasar. Kalau teringat dengan dosa yang ia lakukan selama ini, dia sangat membenci dirinya. Karena ia merasa dirinya sangat kotor. Bermula dengan ia dan sang kekasih yang melewati batas saat pacaran, hingga mereka putus, karena Alya tidak ingin terus-terusan berbuat dosa dengan berzina. Dan sekarang, ia yang lemah iman malah terjerumus parah.
'Ya Tuhan.... Lindungi aku dalam pekerjaan haram ini. Jangan tunjukkan aibku Ini pada semua orang. Aku sebenarnya tidak ingin seperti ini, tapi.. Hadeuhh....!' lya sering bicara sendiri, curhat sendiri, akan dirinya yang perjalanan hidupnya tidak pernah mulus.
Alya bangkit dari duduknya, ia seret kakinya menuju kamar mandi. Ia harus beres-beres pagi ini. Ia akan bertemu dengan orang yang ingin membokingnya dalam kurung waktu 1 tahun, dengan bayaran 2 milyar. Alya belum tahu, seperti apa ia akan diperlakukan dalam kurun waktu satu tahun itu. Apakah ia akan jadi isteri simpanan, atau hanya jadi budak nafsu. Ia belum tahu, tapi kata si Pria yang menghubungi nya barusan, ia diminta datang saja dulu ke alamat yang diberikan padanya. Dan semuanya akan dibahas saat mereka bertemu.
***
Alya terpukau dengan rumah nuansa eropa yang menjulang tinggi dibhadapannya. Ia merasa sedang tidak berada di Indonesia. Sungguh rumah yang megah sekali. Pantas ia diberi bayaran 2 milyar, yang membokingnya seorang sultan.
Astaga...
Alya masih berdecak kagum, menyoroti taman rumah itu. Sudah seperti perkebunan saja luas tamannya.
"Ayo nona, lewat sini!" ucapan pelayan membuyarkan ke tercengangnya.
"Oohh.. Iya pak!" jawabnya sopan.
Alya mengikuti langkah pelayan yang usianya kira-kira 50 tahunan itu. Sepanjang melewati beranda rumah, perasaan Alya tidaklah tenang. Ia penasaran dengan orang yang akan ia jumpai seperti apakah? dan Alya juga takut, ia gagal dalam mendapatkan pekerjaan ini. Dari mana kita dapat uang sebanyak dua milyar dalam jangka dua tahun.
"Aauuwwhh...! Sakit....!" keluh Alya tanpa sadar. Dirinya yang melamun saat berjalan, tidak melihat tiang besar di hadapannya. Jadilah kepalanya membentur tiang besar di teras rumah bernuansa eropa itu
"Anda tidak apa-apa nona?" si pelayan menghampiri Alya yang meringis kesakitan.
"Sakit pak!" keluhnya memegang jidatnya yang sudah bengkak.
"Astaga... Keningmu sudah benjol!" ujar Si pelayan dengan muka herannya. Ia tatap malas Alya yang masih terlihat kesakitan itu. "Tiang sebesar ini gak nampak matamu kah?" si pelayan menepuk pelan tiang beton di hadapan mereka
"Iya pak maaf, tadi gak lihat. Tapi, sekarang sudah lihat koq. Bahkan bisa ku peluk!" Alya belitkan tangannya di tiang besar itu. "Lah, gak bisa aku peluk. Hadeuhh..Tiang sebesar ini lolos dari pandanganku!" celotehnya dengan nyengir, ia masih memeluk tiang besar itu dengan ceriahnya. Entahlah, Alya memang tipe wanita yang ramai.
Si pelayan menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Ia tidak menyangka gadis yang datang ke rumah bos nya kali ini berbeda. Nampak sederhana dan apa adanya. Lain dari wanita-wanita sebelum nya. Yang terlhat sangat terobsesi dan sombong.
"Tuan datang, tuan datang..!" ujar pelayan lain.
"Lepaskan tiang itu nona, itu tuan datang." Titah si pelayan cepat. Kemudian bersikap sopan dengan sedikit menundukkan badannya.
"Oouuww. Iya pak!" dengan gugup dan bingungnya Alya menjauhkan dirinya dari tiang pembawa musibah itu. Ia pun kini di buat takjub dengan sosok pria yang kini sedang berjalan ke arah mereka. Pria bertubuh kekar, yang sangat tampan. Tubuh kekar itu dibalut dengan setelan jas hitam dan kini tampak tersenyum puas, dan sialnya, mata mereka saling beradu ketika Alya tak sengaja melirik tuan itu. Dan seketika ia kembali menunduk, karena kode dari si pelayan.
Syurr..
Wangi parfum mahal menyeruak memenuhi hidungnya Alya. Wanginya enak dan buat candu.
Astaga... Mimpi apa aku Ya Allah, koq bisa kerja sama dengan pria tampan ini.
Alya membathin sambil senyum senyum. Ia sangat senang, dapat kenalan kaya dan tampan. Jangankan jadi simpanan, jadi kacung selamanya juga dia mau di rumah ini. Asal bisa lihat wajah tampan itu.
"Siapa dia Pak Hamid?"
"Ini dia wanita yang akan bertemu dengan nyonya besar Tuan!"
'Nyonya? apakah nyonya itu, ibunya pria tampan ini? apakah aku akan dinikahi pria ini. Kan, kata pelangganku tadi malam, ia akan kenalkan aku ke Pria dengan profit tinggi. Nah, ini dia. Astaga.. Ya Allah...'
Alya membathin, ia yang masih menunduk, sesekali melirik pria tampan di hadapannya. Senyum tipis dan bahagia terletak Jelas di wajah Alya saat ini.
"Oouuww...!"
Deg
Saat Alya mengangkat sedikit wajahnya. Tak sengaja mata kedua saling beradu pandang. Alya yang nervouse dengan cepat menunduk. Sedangkan pria Itu masih menilai dirinya dari atas hingga ke bawah. Alya bisa rasakan, Kalau pria itu sedang ditatap lama saat ini. Semoga, tatapannya adalah tatapan suka, bukan benci atau muak. Maklumlah dia gadis kampung. Takut tidak sesuai dengan selera orang kaya dihadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Bulan Rindu
semangat thor 💪. untuk mu🌹🌹🌹
2023-04-06
0