Penekanan

Pemeriksaan kesehatan telah selesai untuk Alya. Alya yang cerdas telah membrowsing terlebih dahulu mengenai program bayi tabung. Jadi, disaat dokter memeriksanya, ia jelas banyak tanya. Dokter dengan detail menjelaskan semuanya. Alya pun sedikit tenang, Karena jujur ia sebenarnya tiap siap dengan ini semua. Tapi,.keadaan yang memaksa. Dari pada jual diri terus menerus, kan lebih baik kerja seperti ini, hanya satu tahun dapat uang 2 Milyar.

"Ibu Alya sangat sehat, organ reproduksinya juga sehat." Ujar Dokter serius menatap pasangan suami istri di hadapannya.

Clarisa tersenyum kecut mendengar penjelasan Dokter. Ia putar lehernya untuk melirik Alya yang duduk di kursi panjang besi di belakangnya. Clarisa sengaja mencarikan wanita murahan untuk mengandung anaknya bersama Aaron, karena ia tidak ingin Aaron simpatik pada ibu pengganti, jika mereka mengambil dari Wanita baik-baik. Clarisa kenal betul sifat sang suami. Suaminya itu anti wanita murahan.

Pelanggan pertamanya Alya yang seorang dokter, sudah menceritakan detail soal Alya pada Clarisa. Dokter itu mengatakan Alya wanita bersih dan sehat dan baru kali pertama menjual diri. Hal titah yang membuat Clarisa tertarik untuk menjadikan Alya ibu pengganti.

Pasangan suami istri Clarisa dan Aaron keluar dari ruangan Dokter dengan perasaan yang bahagia, karena mimpi mereka untuk dapatkan anak akan segera terwujud. Beda dengan Alya yang nampak murung. Ditangannya telah dua tenteng kresek berwarna putih, yang berisi obat-obat an yang harus ia minum

Setelah sampai di parkiran. "Kamu kenapa Alya?" tanya Clarisa dengan penuh selidik. Alya melirik Clarisa dan tersenyum tipis. "Kamu gak mau batalkan semua nya kan?" Clarisa memegang tangannya Alya yang nampak tidak tenang itu.

Alya yang gugup menatap secara bergantian pasangan suami istri di hadapannya. Entah kenapa ia jadi ragu untuk melanjutkan perannya sebagai ibu pengganti. Ia takut, janinnya nanti gugur seperti yang terjadi pada kasus sebelumnya. Ya, ini ketiga kalinya Aaron dan Clarisa mencoba program bayi tabung dengan ibu pengganti.

"Tuan, nyonya. Seandainya program ini gagal, apakah aku masih tetap dapat bayaran?" tanya Alya dengan hati-hati. Ia menunduk cepat setelah mengatakan itu.

"Eemm.. Tetap dapat bayaran, kamu tenang aja. Dan kalau program ini berhasil, aku akan tambahkan lagi bayaran mu!" jawab Aaron tegas. Clarisa hanya diam, dan menatap lekat Alya yang nampak ragu itu.

"Oohh... Iya Tuan, makasih. Aku memang butuh uang."

"Aku tahu itu, makanya kamu jual diri, agar dapat uang kan? dasar wanita murahan, yang dipikiranmu uang terus!" ketus Aaron dengan muka masamnya.

Deg

Alya sungguh terkejut mendengar ucapan Aaron. Mulut pria di hadapannya ini pedas sekali. Air mukanya Alya mendadak murung, karena ia merasa dihina.

"Honey.. Kamu koq gitu sih!" Clarisa mengusap lembut punggung sang suami.

Aaron tidak mau berdebat, ia masuk ke dalam mobil dengan muka betenya. Aaron seperti itu, karena ia memang anti wanita murahan. Dan ia baru tahu, kalau Alya seorang pela cur, saat mereka diperjalanan menuju praktek Dokter. Ingin menolak Alya Sebagai Wanita pengganti, tapi Clarisa ngotot ingin Alya yang mengandung anak mereka. Clarisa seperti itu, karena ia yakin. Alya adalah wanita baik dan jujur. Ia diyakinkan oleh pria yang Alya layani kemarin.

"Ayo masuk ke dalam mobil Alya!" titah Clarisa lembut pada Alya.

"Iya Nyonya!" Alya masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang sedih. Mukanya murung sudah. Ia dihina, karena ia seorang pela cur.

***

Sesampainya di rumah.

Alya dibawa oleh Clarisa ke sebuah kamar di lantai dua. Alya yang belum hapal dengan rumah itu, menyoroti setiap tempat yang ia lewati.

"Ini kamarmu!" Clarisa merentangkan tangan kanannya menunjukkan sebuah kamar yang sangat mewah menurut Alya.

"Kamarnya bagus Nyonya." Alya menyoroti setiap sudut kamar yang berukuran 6x5 meter itu. "Kamar ini luas banget nyonya." jujur, Alya takjub dengan desain interior kamarnya, indah dan elegant. Warna cat nya pink dan lilac. Warna kesukaannya.

"Iya, aku akan berikan yang terbaik untukmu. Dan kamu juga harus berikan yang terbaik untukku. Nanti jika, di dalam perutmu ini sudah ditanam janin kami, ku harap. Kamu patuhi semua aturan yang aku buat. Demi kesehatan anakku dan kamu!" Ujar Clarisa tegas, ia yang tadi memegang perut Alya, kini menjauhkan tangannya dari perut Alya yang ditutupi pakaiannya.

"I, iya nyonya. Pasti!" sahut Alya sopan.

Huufftt..

Clarisa menarik napas dalam. Dan membuangnya kasar. Ia tatap lekat Alya yang berdiri di hadapannya. "Jangan ambil hati ucapan suamiku ya? dia memang anti wanita murahan. Dan jangan sesekali kamu coba untuk merayunya. Selain dia anti wanita murahan, dia itu pria yang setia." Tegas Clarisa menunjuk Alya yang nampak terkejut.

"Iya Nyonya, mana mungkin itu ku lakukan!" Jawab Alya cepat.

"Iya, sekarang kamu bilang nya begitu. Tapi, bisa saja nanti kamu kecantol dengan suamiku." Ujar Clarisa dengan tegas.

"Saya tahu diri nyonya!" Sahut Alya sedih. Suami istri ini merendahkannya hari ini.

"Iya, aku pegang Kata-kata mu!"

"Iya Nyonya." Sahut Alya sopan. "Nyonya, bolehkah aku pulang ke kampung. Aku Ingin bertemu dengan ibuku. Ibuku sedang sakit Nyonya." Ujar Alya sopan.

Clarisa yang hendak pergi dari tempat itu terpaksa mengurungkan niatnya. "Emang kampung mu di mana?" tanya Clarisa dengan penasarannya.

"Di kota Sibolga Nyonya." Jawab Alya sopan.

"Oouuww... Kebetulan sekali, di sana kami ada perusahaan juga. Besok Suamiku Aaron akan mengadakan kunjungan kerja Ke sana. Kamu akan diantarkan suamiku ke kampung mu!" ujar Clarisa menatap lekat Alya yang kini wajahnya berseri-seri. Ia senang, akhirnya bisa pulang. "Kamu jangan senang dulu. Di sana kamu hanya bisa sehari. Karena akan akan segera diperiksa dokter lagi."

"I, iya Nyonya. Sehari sudah cukup buatku!" Kaya yang senang meraih tangan nya Clarisa. Tapi, Clarisa menepis cepat tangannya Alya.

"Iihh... Kamu apaan sih..!" mukanya Clarisa masam sudah. Ia usap-usap tangannya. Alya seperti najis aja.

"Maaf Nyonya, aku kesenangan. Aku hanya Ingin berterima kasih!" Alya nampak tersinggung. Tapi, ia tidak mau terbawa perasaan. Dengan cepat ia ubah ekspresinya jadi biasa saja.

"Iya, aku juga minta maaf. Tadi aku itu terkejut."

Graap

Ia pun memeluk Alya dengan hangat. "Maaf ya, sikapku tadi pasti buat kamu tersinggung. Aku gak ada maksud merendahkanmu!" ujar Clarisa Dan masih memeluk Alya.

"I, iya Nyonya. Maaf, jika sikapku menyinggung Nyonya! "

"Iya." Clarisa mengurai pelukannya, kemudian memegang kedua bahunya Alya. "Aku berharap banyak padamu. Jangan sia-siakan harapanku. Apa pun nanti yang terjadi, kamu harus perjuangkan anak kami yang nanti kamu kandung, dan itu harus Kamu berikan pada kami." Ujar Clarisa tegas, ia terlihat seperti ketakutan, Alya tidak mau memberikan anak itu nantinya. Karena, ibu pengganti di negara kita masih ilegal.

"Iya Nyonya." Jawab Alya lemah. Ia tersenyum tipis pada Clarissa yang kini masih terlhat tegang.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!