Selir Kecil Kaisar Xiao San
Malam itu sang kaisar melihat ke arah langit, dia melihat sesuatu yang berbeda. Langit itu terlihat lebih gelap dan bulan terlihat lebih besar dan merah. Tidak ada suara deruan angin, tidak ada suara gagak yang menandakan suasana malam. Semua terasa sepi dan mencengkam.
"Kaisarku, kamu disini" ucap selir kecil itu.
"Hm, lihatlah malam ini bulan itu terasa sangat berbeda. Dia terlihat besar, namun cahayanya terlihat merah seperti sedang merasakan sesuatu." ucap kaisar singkat dan terus fokus melihat bulan itu.
Selir kecil itu hanya tersenyum dan tidak berkata apapun. Namun kaisar tidak menyadari di balik senyum selir kecil itu, terlihat matanya yang sedang berkaca-kaca. Mata itu sangat polos dan tidak bisa menyembunyikan apapun. Mereka berdua hanya terdiam dan memandangi cahaya bulan merah saat itu. Dengan tenang mereka merasakan kesunyian malam itu.
Namun tiba-tiba ketenangan mereka terganggu, terdengar suara gagak yang sangat menyeramkan, angin terdengar seperti melangkah dalam kegelapan, udara terasa mulai dingin dan membuat tubuh mereka menggigil. Keduanya mulai merasakan perasaan aneh, sangat aneh.
"Selirku, sebaiknya kita masuk. Aku merasa suasana malam ini tidak baik untuk kesehatan kita." Kaisar berkata dan langsung memegang tangan selir kecil untuk mengajaknya masuk.
Namun selir kecil itu menggelengkan kepalanya, dia menolak ajakan kaisar. Selir kecil itu mulai menangis tanpa sebab dan langsung memeluk sang kaisar. Kaisar terlihat bingung namun dia tidak mampu bertanya apapun. Dia hanya bisa memeluk selir kecilnya itu dan mencoba menenangkannya.
"Kaisarku, apakah kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu?" ucap selir kecil itu dan semakin erat memeluk sang kaisar.
"Hm, aku tahu. Bahkan cintamu lebih besar dari cintaku." ucap kaisar dengan lembut.
"Apakah kamu tahu bahwa aku sangat menginginkan kamu selalu bahagia." ucap selir kecil itu dengan air mata yang tak terbendung lagi.
"Hm, aku tahu semua itu. Kamu tidak pernah sekalipun membuatku sedih." ucap kaisar dengan lembut dan tetap mendengarkan selir kecilnya itu.
"Jadi tolong maafkan aku." ucap selir kecil itu dengan suara yang menyedihkan.
Kaisar semakin bingung dengan ucapan selir kecilnya, perkataannya sangat aneh, terdengar sedih dan memilukan.
"Aku akan selalu memaafkan kesalahanmu. Karena aku selalu mencintaimu." ucap kaisar dan mencium kening selir kecilnya.
Sang kaisar terkejut saat melihat wajah selir kecilnya. Terlihat kesedihan yang sangat mendalam. Ekspresi wajahnya seperti benar-benar terluka.
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh di langit itu, langit pun terlihat semakin gelap dan mencekam. Raja terkejut dengan cuaca malam ini. Dia ingin membawa selir kecilnya masuk namun sekali lagi selir kecil itu menolaknya dan hanya memeluk erat sang kaisar.
Kaisar terus melihat ke arah langit, rasa ketakutannya mulai terasa. Langit itu seperti bergerak dan berputar. Cahaya bulan merah itu mulai berubah menjadi hitam pekat dan akhirnya tidak terlihat sama sekali. Angin dari arah timur terus bergerak ke arah mereka. Angin itu terus bergerak hingga menyatu dengan langit. Tiba-tiba saja penyatuan langit dan angin itu membuat seperti lubang besar. Sang kaisar terkejut dan ketakutan.
Angin itu terus bergerak dan menghampiri mereka. Sang kaisar akhirnya mencoba memaksa selir kecil itu untuk masuk, namun kaisar gagal. Selir kecil itu lepas dari pelukannya dan terbawa oleh angin. Sang kaisar mencoba meraih tangan selir kecil itu. Dia berusaha untuk tetap menyelamatkan selir kecil itu, namun semua sia-sia. Secara perlahan tangan selir kecil itu mulai terlepas dari tangan kaisar.
"Tidak.. Tidak.. Aku mohon jangan lepaskan tanganmu. Aku mohon jangan lepaskan tanganmu." ucap kaisar ketakutan dan cemas.
"Kaisarku, maafkan aku. Maafkan aku." ucap selir kecil itu dan langsung melepaskan tangannya.
"Tidakkkk" teriak sang kaisar dan menangis dengan kencang.
Tubuh kaisar terasa lemah dan kakinya seakan tidak bisa menopang tubuhnya lagi. Dia terjatuh dan tidak bisa mengejar selir kecilnya. Dia hanya bisa menangis menyaksikan selir kecilnya itu menghilang bersama angin itu. Dia terus menangis dan akhirnya tak sadarkan diri.
"Selir kecil." teriak sang kaisar yang membuat seluruh dayang istana terkejut.
"Salam kaisar. Anda sudah bangun?" tanya salah satu dayang istana.
Sang kaisar memegang keningnya yang terasa sangat pusing. Dia melihat ke sekelilingnya. Ternyata dia sudah berada di ranjangnya bersama beberapa dayang dan pengawal istana yang menjaganya.
"Apakah kalian melihat selir kecil?" tanya kaisar penuh harap.
"Maaf kaisar, siapa selir kecil?" tanya salah satu dayang istana.
Kaisar bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sang kaisar langsung bangun dan pergi ke arah istana timur. Dia ingin memastikan bahwa selir kecil baik-baik saja dan semua itu hanya mimpi buruknya saja. Sang kaisar berjalan dengan cepat dan semua dayang istana serta pengawal istana mengikutinya secara tergesa-gesa.
Kaisar berharap bahwa selir kecilnya sedang menunggunya di kamar seperti biasa. Namun, saat sampai di istana timur, sang kaisar sangat terkejut. Dia hanya melihat istana seperti sudah lama ditinggalkan, istana itu sangat kusam, kotor dan benar-benar tidak terawat.
"Apa yang terjadi dengan istana ini?" teriak kaisar penuh amarah.
"Maafkan kami kaisar. Maafkan kami kaisar." ucap seluruh dayang istana dan pengawal istana yang langsung berlutut dan penuh rasa ketakutan.
"Maafkan kami kaisar. Kaisar sendiri yang meminta kami untuk membiarkan istana ini kosong dan melarang kami agar tidak merawat istana ini." salah satu dayang istana berkata secara perlahan dan ketakutan.
"Aku menyuruh kalian?" tanya kaisar dengan perasaan bingung.
"Lalu dimana selir kecil?" tanya kaisar.
"Maafkan hamba kaisar. Hamba tidak mengetahui mengenai selir kecil. Istana ini adalah milik permaisuri yang sudah dihukum mati oleh kaisar." jawab salah satu dayang istana dengan hati-hati.
Tubuh kaisar kembali lemas dan kepalanya terasa sakit. Dengan cepat para dayang istana dan pengawal istana membawa kaisar ke istana barat. Tabib istana mencoba memeriksa keadaan kaisar dan memberikannya obat tidur agar kaisar dapat beristirahat.
"Kalian jaga kondisi kaisar. Sepertinya kaisar sedang berada dalam fase halusinasi. Dia akan terus bertanya tentang hal-hal yang tidak ada. Jadi kalian hanya cukup mendengarkannya. Kalian paham?" ucap tabib istana kepada seluruh dayang istana dan pengawal istana.
Malam itu kaisar tidur terlelap hingga pagi. Malam itu dia bermimpi. Dia berada di sebuah ruangan. Ruangan itu sangat kecil dan gelap. Kaisar tidak dapat melihat apapun di sekelilingnya. Dia terus berjalan menelusuri ruangan itu hingga dia mendengar suara seorang wanita.
"Kaisarku." terdengar suara seorang wanita memanggilnya.
"Selir kecil, apakah itu kamu?" ucap kaisar dan terus mencari ke sekelilingnya dengan penuh kegelisahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Hasan
hmmm
2023-05-22
0