Selir Kecil Kaisar Xiao San

Selir Kecil Kaisar Xiao San

Bab 1 : Waktunya Tiba (Part 1)

Malam itu sang kaisar melihat ke arah langit, dia melihat sesuatu yang berbeda. Langit itu terlihat lebih gelap dan bulan terlihat lebih besar dan merah. Tidak ada suara deruan angin, tidak ada suara gagak yang menandakan suasana malam. Semua terasa sepi dan mencengkam.

"Kaisarku, kamu disini" ucap selir kecil itu.

"Hm, lihatlah malam ini bulan itu terasa sangat berbeda. Dia terlihat besar, namun cahayanya terlihat merah seperti sedang merasakan sesuatu." ucap kaisar singkat dan terus fokus melihat bulan itu.

Selir kecil itu hanya tersenyum dan tidak berkata apapun. Namun kaisar tidak menyadari di balik senyum selir kecil itu, terlihat matanya yang sedang berkaca-kaca. Mata itu sangat polos dan tidak bisa menyembunyikan apapun. Mereka berdua hanya terdiam dan memandangi cahaya bulan merah saat itu. Dengan tenang mereka merasakan kesunyian malam itu.

Namun tiba-tiba ketenangan mereka terganggu, terdengar suara gagak yang sangat menyeramkan, angin terdengar seperti melangkah dalam kegelapan, udara terasa mulai dingin dan membuat tubuh mereka menggigil. Keduanya mulai merasakan perasaan aneh, sangat aneh.

"Selirku, sebaiknya kita masuk. Aku merasa suasana malam ini tidak baik untuk kesehatan kita." Kaisar berkata dan langsung memegang tangan selir kecil untuk mengajaknya masuk.

Namun selir kecil itu menggelengkan kepalanya, dia menolak ajakan kaisar. Selir kecil itu mulai menangis tanpa sebab dan langsung memeluk sang kaisar. Kaisar terlihat bingung namun dia tidak mampu bertanya apapun. Dia hanya bisa memeluk selir kecilnya itu dan mencoba menenangkannya.

"Kaisarku, apakah kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu?" ucap selir kecil itu dan semakin erat memeluk sang kaisar.

"Hm, aku tahu. Bahkan cintamu lebih besar dari cintaku." ucap kaisar dengan lembut.

"Apakah kamu tahu bahwa aku sangat menginginkan kamu selalu bahagia." ucap selir kecil itu dengan air mata yang tak terbendung lagi.

"Hm, aku tahu semua itu. Kamu tidak pernah sekalipun membuatku sedih." ucap kaisar dengan lembut dan tetap mendengarkan selir kecilnya itu.

"Jadi tolong maafkan aku." ucap selir kecil itu dengan suara yang menyedihkan.

Kaisar semakin bingung dengan ucapan selir kecilnya, perkataannya sangat aneh, terdengar sedih dan memilukan.

"Aku akan selalu memaafkan kesalahanmu. Karena aku selalu mencintaimu." ucap kaisar dan mencium kening selir kecilnya.

Sang kaisar terkejut saat melihat wajah selir kecilnya. Terlihat kesedihan yang sangat mendalam. Ekspresi wajahnya seperti benar-benar terluka.

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh di langit itu, langit pun terlihat semakin gelap dan mencekam. Raja terkejut dengan cuaca malam ini. Dia ingin membawa selir kecilnya masuk namun sekali lagi selir kecil itu menolaknya dan hanya memeluk erat sang kaisar.

Kaisar terus melihat ke arah langit, rasa ketakutannya mulai terasa. Langit itu seperti bergerak dan berputar. Cahaya bulan merah itu mulai berubah menjadi hitam pekat dan akhirnya tidak terlihat sama sekali. Angin dari arah timur terus bergerak ke arah mereka. Angin itu terus bergerak hingga menyatu dengan langit. Tiba-tiba saja penyatuan langit dan angin itu membuat seperti lubang besar. Sang kaisar terkejut dan ketakutan.

Angin itu terus bergerak dan menghampiri mereka. Sang kaisar akhirnya mencoba memaksa selir kecil itu untuk masuk, namun kaisar gagal. Selir kecil itu lepas dari pelukannya dan terbawa oleh angin. Sang kaisar mencoba meraih tangan selir kecil itu. Dia berusaha untuk tetap menyelamatkan selir kecil itu, namun semua sia-sia. Secara perlahan tangan selir kecil itu mulai terlepas dari tangan kaisar.

"Tidak.. Tidak.. Aku mohon jangan lepaskan tanganmu. Aku mohon jangan lepaskan tanganmu." ucap kaisar ketakutan dan cemas.

"Kaisarku, maafkan aku. Maafkan aku." ucap selir kecil itu dan langsung melepaskan tangannya.

"Tidakkkk" teriak sang kaisar dan menangis dengan kencang.

Tubuh kaisar terasa lemah dan kakinya seakan tidak bisa menopang tubuhnya lagi. Dia terjatuh dan tidak bisa mengejar selir kecilnya. Dia hanya bisa menangis menyaksikan selir kecilnya itu menghilang bersama angin itu. Dia terus menangis dan akhirnya tak sadarkan diri.

"Selir kecil." teriak sang kaisar yang membuat seluruh dayang istana terkejut.

"Salam kaisar. Anda sudah bangun?" tanya salah satu dayang istana.

Sang kaisar memegang keningnya yang terasa sangat pusing. Dia melihat ke sekelilingnya. Ternyata dia sudah berada di ranjangnya bersama beberapa dayang dan pengawal istana yang menjaganya.

"Apakah kalian melihat selir kecil?" tanya kaisar penuh harap.

"Maaf kaisar, siapa selir kecil?" tanya salah satu dayang istana.

Kaisar bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sang kaisar langsung bangun dan pergi ke arah istana timur. Dia ingin memastikan bahwa selir kecil baik-baik saja dan semua itu hanya mimpi buruknya saja. Sang kaisar berjalan dengan cepat dan semua dayang istana serta pengawal istana mengikutinya secara tergesa-gesa.

Kaisar berharap bahwa selir kecilnya sedang menunggunya di kamar seperti biasa. Namun, saat sampai di istana timur, sang kaisar sangat terkejut. Dia hanya melihat istana seperti sudah lama ditinggalkan, istana itu sangat kusam, kotor dan benar-benar tidak terawat.

"Apa yang terjadi dengan istana ini?" teriak kaisar penuh amarah.

"Maafkan kami kaisar. Maafkan kami kaisar." ucap seluruh dayang istana dan pengawal istana yang langsung berlutut dan penuh rasa ketakutan.

"Maafkan kami kaisar. Kaisar sendiri yang meminta kami untuk membiarkan istana ini kosong dan melarang kami agar tidak merawat istana ini." salah satu dayang istana berkata secara perlahan dan ketakutan.

"Aku menyuruh kalian?" tanya kaisar dengan perasaan bingung.

"Lalu dimana selir kecil?" tanya kaisar.

"Maafkan hamba kaisar. Hamba tidak mengetahui mengenai selir kecil. Istana ini adalah milik permaisuri yang sudah dihukum mati oleh kaisar." jawab salah satu dayang istana dengan hati-hati.

Tubuh kaisar kembali lemas dan kepalanya terasa sakit. Dengan cepat para dayang istana dan pengawal istana membawa kaisar ke istana barat. Tabib istana mencoba memeriksa keadaan kaisar dan memberikannya obat tidur agar kaisar dapat beristirahat.

"Kalian jaga kondisi kaisar. Sepertinya kaisar sedang berada dalam fase halusinasi. Dia akan terus bertanya tentang hal-hal yang tidak ada. Jadi kalian hanya cukup mendengarkannya. Kalian paham?" ucap tabib istana kepada seluruh dayang istana dan pengawal istana.

Malam itu kaisar tidur terlelap hingga pagi. Malam itu dia bermimpi. Dia berada di sebuah ruangan. Ruangan itu sangat kecil dan gelap. Kaisar tidak dapat melihat apapun di sekelilingnya. Dia terus berjalan menelusuri ruangan itu hingga dia mendengar suara seorang wanita.

"Kaisarku." terdengar suara seorang wanita memanggilnya.

"Selir kecil, apakah itu kamu?" ucap kaisar dan terus mencari ke sekelilingnya dengan penuh kegelisahan.

Terpopuler

Comments

Hasan

Hasan

hmmm

2023-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Waktunya Tiba (Part 1)
2 Bab 2 : Waktunya Tiba (Part 2)
3 Bab 3 : Bertemu Di Bawah Pohon Bunga Persik (Part 1)
4 Bab 4 : Bertemu Di Bawah Pohon Bunga Persik (Part 2)
5 Bab 5 : Dia Mengajariku Membaca
6 Bab 6 : Dia Dijebak
7 Bab 7 : Dia Dihukum Gantung
8 Bab 8 : Penyelidikan (Part 1)
9 Bab 9 : Penyelidikan (Part 2)
10 Bab 10 : Perasaan Apa Ini?
11 Bab 11 : Kediaman Panglima Chen Zhen
12 Bab 12 : Penyelidikan (Part 3)
13 Bab 13 : Dia Mencoba Meracuniku
14 Bab 14 : Berita Kematian Xixi
15 Bab 15 : Dia Ingin Mengikutiku
16 Bab 16 : Dia Hidup Kembali
17 Bab 17 : Melihatnya Telah Kembali
18 Bab 18 : Pernikahan Sederhana Namun Bahagia
19 Bab 19 : Bukti Didapatkan
20 Bab 20 : Kecurigaan Di Tempat Pemandian Kaisar
21 Bab 21 : Mimpi Buruk
22 Bab 22 : Keruntuhan Keluarga Panglima Chen Zhen
23 Bab 23 : Hari Eksekusi Keluarga Chen
24 Bab 24 : Memulihkan Tubuh Pangeran
25 Bab 25 : Pernikahan Pangeran Xiao San dan Putri Ye Xiwu
26 Bab 26 : Kebenaran Sifat Asli Putri Ye Xiwu
27 Bab 27 : Dia Sudah Sadar
28 Bab 28 : Menguasai Ketiga Ilmu Penting
29 Bab 29 : Afrodisiak Putri Ye Xiwu
30 Bab 30 : Balas Dendam Selir Kecil Xixi
31 Bab 31 : Hilangnya Selir Kecil Xixi (Part 1)
32 Bab 32 : Hilangnya Selir Kecil Xixi (Part 2)
33 Bab 33 : Kekejaman Putri Ye Xiwu (Part 1)
34 Bab 34 : Kekejaman Putri Ye Xiwu (Part 2)
35 Bab 35 : Kehilangan (Part 1)
36 Bab 36 : Kehilangan (Part 2)
37 Bab 37 : Bukit Gua Perak (Part 1)
38 Bab 38 : Bukit Gua Perak (Part 2)
39 Bab 39 : Bunga Ajaib (Part 1)
40 Bab 40 : Bunga Ajaib (Part 2)
41 Bab 41 : Kelahiran Xiao Jiwu
42 Bab 42 : Melihat Semuanya
43 Bab 43 : Kembali Ke Bukit Gua Perak
44 Bab 44 : Kembalinya Pangeran Xiao San (Part 1)
45 Bab 45 : Kembalinya Pangeran Xiao San (Part 2)
46 Bab 46 : Keluar Dari Penjara Kesedihan
47 Bab 47 : Kebenaran Yang Mulai Terungkap (Part 1)
48 Bab 48 : Kebenaran Yang Mulai Terungkap (Part 2)
49 Bab 49 : Penebusan Kasim Li
50 Bab 50 : Kebenaran Yang Terungkap (Part 3)
51 Bab 51 : Perjalanan Ke Bukit Kehampaan
52 Bab 52 : Bukit Kehampaan (Part 1)
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 : Waktunya Tiba (Part 1)
2
Bab 2 : Waktunya Tiba (Part 2)
3
Bab 3 : Bertemu Di Bawah Pohon Bunga Persik (Part 1)
4
Bab 4 : Bertemu Di Bawah Pohon Bunga Persik (Part 2)
5
Bab 5 : Dia Mengajariku Membaca
6
Bab 6 : Dia Dijebak
7
Bab 7 : Dia Dihukum Gantung
8
Bab 8 : Penyelidikan (Part 1)
9
Bab 9 : Penyelidikan (Part 2)
10
Bab 10 : Perasaan Apa Ini?
11
Bab 11 : Kediaman Panglima Chen Zhen
12
Bab 12 : Penyelidikan (Part 3)
13
Bab 13 : Dia Mencoba Meracuniku
14
Bab 14 : Berita Kematian Xixi
15
Bab 15 : Dia Ingin Mengikutiku
16
Bab 16 : Dia Hidup Kembali
17
Bab 17 : Melihatnya Telah Kembali
18
Bab 18 : Pernikahan Sederhana Namun Bahagia
19
Bab 19 : Bukti Didapatkan
20
Bab 20 : Kecurigaan Di Tempat Pemandian Kaisar
21
Bab 21 : Mimpi Buruk
22
Bab 22 : Keruntuhan Keluarga Panglima Chen Zhen
23
Bab 23 : Hari Eksekusi Keluarga Chen
24
Bab 24 : Memulihkan Tubuh Pangeran
25
Bab 25 : Pernikahan Pangeran Xiao San dan Putri Ye Xiwu
26
Bab 26 : Kebenaran Sifat Asli Putri Ye Xiwu
27
Bab 27 : Dia Sudah Sadar
28
Bab 28 : Menguasai Ketiga Ilmu Penting
29
Bab 29 : Afrodisiak Putri Ye Xiwu
30
Bab 30 : Balas Dendam Selir Kecil Xixi
31
Bab 31 : Hilangnya Selir Kecil Xixi (Part 1)
32
Bab 32 : Hilangnya Selir Kecil Xixi (Part 2)
33
Bab 33 : Kekejaman Putri Ye Xiwu (Part 1)
34
Bab 34 : Kekejaman Putri Ye Xiwu (Part 2)
35
Bab 35 : Kehilangan (Part 1)
36
Bab 36 : Kehilangan (Part 2)
37
Bab 37 : Bukit Gua Perak (Part 1)
38
Bab 38 : Bukit Gua Perak (Part 2)
39
Bab 39 : Bunga Ajaib (Part 1)
40
Bab 40 : Bunga Ajaib (Part 2)
41
Bab 41 : Kelahiran Xiao Jiwu
42
Bab 42 : Melihat Semuanya
43
Bab 43 : Kembali Ke Bukit Gua Perak
44
Bab 44 : Kembalinya Pangeran Xiao San (Part 1)
45
Bab 45 : Kembalinya Pangeran Xiao San (Part 2)
46
Bab 46 : Keluar Dari Penjara Kesedihan
47
Bab 47 : Kebenaran Yang Mulai Terungkap (Part 1)
48
Bab 48 : Kebenaran Yang Mulai Terungkap (Part 2)
49
Bab 49 : Penebusan Kasim Li
50
Bab 50 : Kebenaran Yang Terungkap (Part 3)
51
Bab 51 : Perjalanan Ke Bukit Kehampaan
52
Bab 52 : Bukit Kehampaan (Part 1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!