"Kaisarku." suara wanita itu terus menggema berulang-ulang di telinganya.
Kaisar sangat merindukan selir kecilnya, berusaha untuk terus cari sumber suara itu. Namun karena semua terlihat sangat gelap, dia tidak menemukan apapun. Kaisar jatuh dan terus menyesali dirinya. Dia menyesal tidak bisa menyelamatkan selir kecilnya saat itu dan akhirnya dia harus kehilangannya.
Saat meratapi perbuatannya, tiba-tiba terlihat sebuah cahaya kecil. Kaisar mencoba berdiri dan berjalan ke arah cahaya itu. Di balik cahaya itu ada sebuah pintu. Kaisar membuka pintu itu dan memasuki sebuah ruangan. Ruangan itu sangat kecil namun terlihat sangat bagus. dia melihat benda-benda yang belum pernah dilihatnya. Dia melihat sebuah kotak besar yang berisi gambar yang dapat bergerak, dia melihat ada sebuah benda kecil yang dapat mengeluarkan cahaya yang sangat terang, dia melihat sebuah benda kecil yang dapat mengeluarkan bunyi suara.
Benda kecil itu terus mengeluarkan deringan suara secara berulang, hingga dia mendengar suara seseorang sedang berjalan. Dia melihat ke arah pintu lain, pintu itu terbuka dan melihat seorang wanita yang mengangkat telepon. Kaisar terkejut, ternyata wanita itu selir kecilnya. Kaisar sangat senang dapat melihat selir kecilnya, dia berusaha untuk memeluknya. Namun kaisar semakin terkejut, ternyata selir kecilnya tidak dapat disentuh, dia tidak dapat memeluk selir kecil. Kaisar mencoba memanggil-manggil nama selir kecilnya, namun selir kecil tidak dapat mendengar panggilannya. Kaisar bingung dengan keadaan ini. Dia terus berusaha untuk memanggil dan menyentuh selir kecilnya, namun semua sia-sia.
Kaisar hanya mampu berdiri di sampingnya dan melihat selir kecilnya sedang memegang sebuah benda aneh yang dapat mengeluarkan suara dan gambar yang bergerak. Selir kecil itu membuka sesuatu dalam benda aneh itu, dia seperti mencari sesuatu. Ternyata selir kecil itu membaca sebuah cerita. Kaisar pun ikut membaca cerita itu, dan ternyata itu adalah cerita sejarah tentang dirinya sendiri.
Kaisar membaca sejarah itu dengan teliti. Dia sangat terkejut mengapa cerita itu sangat mirip dengan kisah hidupnya dan bahkan dalam cerita tersebut terdapat kisah yang belum pernah dia alami.
"Kaisarku. Mengapa kisahmu sangat memilukan?" ucap selir kecil itu dan menangis.
"Andai saja aku ada disana. Aku pasti akan berusaha membahagiakan dan mencintaimu." ucap selir kecil itu sambil mengusap air matanya karena merasakan kesedihan saat membaca kisah sang kaisar.
"Aku juga sangat mencintaimu, selir kecil." ucap kaisar dan ikut meneteskan air matanya.
Kaisar sekali lagi ingin menyentuh selir kecilnya, namun tiba-tiba lampu di ruangan itu berkedip-kedip, seluruh benda yang ada di ruangan itu secara perlahan mulai menghilang dan selir kecilnya pun ikut menghilang. Kaisar menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin kehilangan selir kecilnya. Dia terus memanggil nama selir kecilnya. Hingga akhirnya dia kembali lagi di sebuah ruangan gelap dan penuh sesak itu. Dia tidak bisa melihat apa-apa lagi. Dia teriak dengan kencang memanggil nama selir kecilnya.
"Mengapa aku harus kehilangan dirimu lagi?" ucap kaisar penuh keputusasaan.
Dia menangis dan meratapi kehidupannya. Dia sangat merindukan selir kecilnya. Dia sangat ingin bertemu dengan selir kecilnya. Dia ingin bersama selir kecilnya. Dia terus menangis tanpa henti. Hidupnya sangat lirih. Kaisar hanya duduk terdiam di ruangan itu dan menanti dia bisa kembali ke ruangan tempat selir kecilnya berada. Dia terus menunggu. Tiba-tiba tangan kaisar menyentuh sesuatu. Dia mencoba mengambil benda itu dan melihat lebih dekat. Ternyata benda itu adalah benda yang dia lihat di ruangan itu. Benda yang dapat mengeluarkan gambar dan suara. Itu adalah sebuah ponsel. Kaisar memegangnya dengan erat, mungkin saja benda ini yang dapat mempertemukan dia dengan selir kecilnya. Kaisar terus menunggu cahaya itu akan datang kembali. Dia mulai kelelahan dan akhirnya tertidur.
Saat kaisar membuka matanya, ternyata dia sedang berada di atas ranjangnya. Dia merasa kecewa bahwa semua ini hanyalah mimpinya saja. Dia menghela napas tanda kecewa.
"Ternyata ini semua hanya mimpi." ucap kaisar dengan ekspresi kecewa.
"Salam kaisar. Hamba tabib istana. Bolehkah hamba masuk?" tanya tabib istana.
"Masuklah." perintah kaisar.
Tabib memeriksa kondisi kaisar dan melihat bahwa keadaan kaisar sudah lebih baik. Tabib istana memberikannya obat. Setelah tabib istana keluar dari kediamannya, kaisar kembali berbaring di ranjangnya. Dia melamun dan menatap ke langit-langit kamarnya. Dia sangat berharap bahwa semua itu bukanlah mimpi.
Tiba-tiba dari dalam selimutnya dia menemukan sebuah benda. Ternyata benda itu adalah benda yang dia temukan dalam mimpinya. Itu adalah sebuah ponsel. Kaisar sangat senang, ternyata ini nyata dan bukan mimpi. Harapannya untuk bertemu dengan selir kecil itu bukan sekedar mimpi. Dia memegang dan meneliti ponsel itu, namun dia tidak tahu apapun tentang benda itu. Akhirnya benda itu disimpan di tempat yang tidak dapat ditemukan oleh siapapun.
Di siang hari kaisar mulai melakukan tugasnya sebagai pemimpin kerajaan ini. Dia berharap suatu hari bisa bertemu kembali dengan selir kecilnya itu. Kini dia memahami mengapa tidak ada satupun dari seluruh dayang istana maupun pengawal istana yang mengetahui tentang keberadaan selir kecil, karena dia bukan berasal dari dunia ini. Dunia yang sangat kecil dan penuh dengan perebutan kekuasaan.
Kaisar sangat berharap, setidaknya diberikan kesempatan sekali lagi bertemu dengan selir kecilnya dan memberikannya kebahagiaan.
"Andai kamu disini selir kecilku, aku akan membuatmu selalu bahagia. Aku akan selalu mencintaimu." ucap kaisar dalam hati.
Kaisar memerintahkan kepada seluruh dayang istana untuk membersihkan istana timur dan merawatnya dengan baik. Kaisar memerintahkan untuk mengganti papan nama menjadi papan nama selir kecil. Untuk menghilangkan kerinduannya, kaisar selalu menginap di istana timur. Terkadang semalaman dia beristirahat di kediaman istana timur.
Semua penghuni istana menganggap bahwa kaisar mulai gila, namun tidak ada yang berani berbicara di depannya. Semua penghuni istana hanya mampu melihat dan membicarakan perilaku kaisar di belakangnya saja. Kaisar yang sebenarnya mengetahui rumor di belakang tentang dirinya yang sudah mulai gila hanya didiamkan saja dan tidak dipedulikan. Karena dia pun berpikir dia sudah gila karena ditinggalkan oleh selir kecil.
"Aku akan menunggumu sampai kapanpun. Aku yakin kamu akan kembali." ucap kaisar dengan lirih yang sedang berbaring di atas ranjang selir kecilnya.
Dia sangat berharap akan bisa melihatnya lagi. Karena kelelahan hati dan tubuh, akhirnya matanya secara perlahan mulai terpejam. Malam itu sang kaisar tidur di dalam kamar selir kecilnya, berharap dia bisa bermimpi kembali bertemu dengan belahan jiwanya, bertemu dengan kekasihnya. Bertemu dengan wanita yang sangat dia cintai seumur hidupnya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Hasan
ini season 2 kah thor?🤔🤔🤔
2023-05-22
0