Akhirnya hingga dewasa pangeran Xiao San belum dapat membaca. Sang kaisar sangat menyesal tidak dapat memberikan yang terbaik untuk putra kesayangannya.
Pangeran terus berjalan ke arah ke kediamannya. Pangeran lebih memilih tinggal di istana kecil di belakang istana barat, daripada harus tinggal bersama dengan sepupunya yang jahat di istana barat. Pangeran Xiao San seperti seseorang yang terkucilkan di dalam istana. Dia hidup sendirian dan kesepian. Dia tidak pernah meminta sesuatu seumur hidupnya kepada kaisar.
Malam itu, pangeran bersama kaisar dan keluarga ayahnya duduk bersama untuk makan malam. Mereka berbincang-bincang dengan ramah seperti layaknya saudara yang setia. Pangeran sudah terbiasa dengan tingkah munafik paman dan sepupunya. Namun apa yang bisa dilakukan pangeran. Dia yang lemah tidak bisa mengungkapkan semua itu.
"Salam kaisar dan para pangeran. Maafkan hamba yang lancang ini. Hamba hanya ingin mengantarkan kue manis dari buah persik ini." ucap gadis itu.
Pangeran terkejut mendengar suara gadis itu. Suaranya tidak asing dan bahkan masih mengingatnya. Itu suara dayang istana yang sudah menolongnya. Pangeran Xiao San sangat senang dapat mendengar suara lembut gadis itu lagi.
Setelah makan malam selesai, tak seperti biasanya. Setelah semua orang pergi, pangeran masih duduk manis di meja makan istana. Kaisar yang melihat tingkah aneh putra kesayangannya sangat penasaran dan segera menghampirinya.
"Ada apa putraku? Apakah ada yang ingin kamu bicarakan dengan ayahmu ini?" tanya kaisar sambil memegang kedua tangan putranya dengan lembut.
"Ayah kaisar. Bolehkah aku meminta sesuatu kepadamu?" tanya pangeran dengan ragu.
Kaisar terkejut mendengar perkataan putranya. Baru kali ini putranya meminta sesuatu padanya dan itu membuat dirinya sangat bahagia sebagai seorang ayah.
"Katakan apa yang kamu inginkan." ucap kaisar dengan tegas namun terlihat bahagia.
"Bolehkah aku meminta salah satu dari dayang istanamu sebagai datang istana pribadiku?" ucap pangeran dengan menunduk malu dan tak berani menatap ayahnya.
Sang kaisar tertawa dengan kencang. Dia sangat bahagia, putranya mulai membuka diri. Tanpa sadar dalam tawa itu, menetes air mata kebahagiaan pada diri kaisar.
"Tentu saja putraku. Kamu meminta seluruh dayang istana ini sekalipun, aku akan memberikan semuanya untukmu." ucap kaisar dengan penuh bahagia sambil memeluknya dengan erat.
"Tidak kaisar. Aku tidak memerlukan semua itu. Aku hanya menginginkan seorang saja." ucap pangeran dengan tegas.
"Kasim Li, kumpulkan semua dayang istana sekarang juga." kaisar tanpa ragu langsung memerintahkan kasim kepercayaannya.
Kasim Li berhasil mengumpulkan semua dayang istana itu dan membariskan secara tertib. Pangeran menghampiri dayang istana itu satu persatu dan menyuruhnya untuk berbicara kepadanya. Karena pangeran yang tidak bisa melihat apapun, hanya mengenali gadis itu melalui suaranya.
Pangeran secara pribadi menghampiri para dayang istana, namun setelah hampir 4 jam mencarinya, gadis itu tidak dapat dia temukan. Ekspresi wajahnya langsung berubah, senyum di wajahnya langsung menghilang dan hanya kekecewaan yang ada di hatinya. Padahal sebelumnya dia sangat yakin bahwa gadis itu ada di istana ini, namun sudah seluruh dayang istana dicarinya, hasilnya sia-sia.
"Apakah kamu sudah membuat pilihan putraku?" tanya kaisar dengan lembut.
Pangeran hanya menundukkan kepalanya dan dengan kecewa dia menggelengkan kepalanya. Kaisar yang semula tersenyum bahagia melihat senyuman di wajah putranya namun kini dia ikut sedih melihat senyum di wajah putranya yang tiba-tiba saja menghilang kembali.
"Kasim Li, apakah ini sudah semua dayang istanamu?" tanya kaisar dengan tegas.
"Jawab kaisar. Ini sudah semua dayang istana." jawab kasim Li tanpa ragu.
Tiba-tiba saja salah satu dari anak buah kasim Li berbisik kepadanya dan mengatakan bahwa masih ada satu dayang istana lagi, namun datang istana itu sangat muda dan sangat nakal sehingga tidak boleh ikut berbaris di istana.
"Maafkan hamba kaisar, ternyata masih ada satu dayang istana lagi. Namun dayang istana ini berbeda kaisar. Hamba takut dia tidak akan bisa menjaga pangeran." ucap kasim Li mencoba menjelaskan.
Mendengar penjelasan kasim Li, wajah pangeran tersenyum kembali. Dia sangat berharap bahwa dayang istana itu adalah gadis itu.
"Bawakan dia kesini kasim Li." ucap pangeran Xiao San dengan tegas.
Kasim Li menyuruh anak buahnya untuk membawa dayang istana itu. Setelah dayang istana itu hadir, pangeran tanpa ragu langsung menghampiri dan menyapanya.
"Hamba disini pangeran." ucap lembut gadis itu.
Mendengar suara lembut itu, pangeran sangat yakin bahwa dia adalah gadis itu. Pangeran Xiao San menunjuknya dan meminta kepada kaisar untuk membolehkannya membawanya ke kediamannya. Kaisar Xiao Ge sangat senang dan memberikan ijin untuk membawa dayang istana itu ke kediamannya.
Akhirnya dayang istana itu membantu pangeran berjalan ke kediamannya. Pangeran dengan wajah penuh senyuman berjalan berdampingan dengan dayang istana itu. Hatinya sangat nyaman ketika berjalan berdampingan dengan gadis itu.
"Kita sudah sampai pangeran. Sebaiknya pangeran beristirahat." ucap gadis itu.
"Tunggu dulu." ucap pangeran mencoba menahan kepergian gadis itu.
"Bolehkah aku memanggilmu dengan nama xixi saja? Bisakah kita berteman?" tanya pangeran sambil memegang kedua tangan gadis itu.
"Tentu saja pangeran. Sebaiknya pangeran beristirahatlah." ucap xixi dengan lembut.
Xixi mencoba membantu pangeran berganti pakaian dan menyiapkan ranjangnya. Sebelum pergi dia membantu pangeran berbaring di tempat tidurnya.
"Apakah pangeran ingin mendengarkan sebuah cerita sebelum tidur?" tanya xixi dengan lembut.
Pangeran berbaring di atas ranjangnya dan mendengarkan suara lembut xixi saat bercerita. Dalam suara itu sangat terasa sebuah kehangatan. Pangeran sangat nyaman mendengarkan cerita itu dan secara perlahan mulai memejamkan matanya dan akhirnya tertidur lelap. Xixi sangat senang melihat pangeran sudah tertidur lelap.
"Aku akan selalu di sisimu. Aku disini untukmu. Aku akan melindungi dirimu." ucap Xixi dengan lembut dan menyelimuti pangeran sambil mengelus lembut kepala pangeran.
Sentuhan itu membuat pangeran tersenyum dalam tidurnya. Malam itu benar-benar terasa sangat hangat. Pangeran dengan nyaman tertidur sampai pagi tanpa ada mimpi buruk atau kegelisahan dalam tidurnya. Dia benar-benar baru merasakan ketenangan hati selama 15 tahun hidupnya. Gadis itu benar-benar merubah dirinya. Membuatnya semangat untuk hidup.
Suara kicauan burung dan sinar pagi yang menyentuh wajahnya, membuat dia terbangun dari tidurnya yang lelap. Dia membuka matanya secara perlahan dan dengan senyuman manis di wajahnya menatap ke arah langit-langit yang terlihat sedikit lebih bercahaya di dalam kegelapan. Kehidupannya yang semula sangat gelap dan tidak terlihat apa-apa. Saat ini dia justru merasakan ada setitik cahaya yang membuat kehidupannya menjadi lebih terang. Cahaya itu mampu membuat hatinya tergugah dan menyemangatinya agar tetap hidup dengan penuh harapan besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments