Hingga pada akhirnya Ronald
pergi dengan langkah gontay meninggalkan rumah, Dinda.
"Aku harus tinggal di mana, masa iya tinggal di rumah peninggalan orang tuaku yang sangat sederhana itu?" gumam Ronald berkeluh kesah sendiri.
Dia sudah tidak punya apa-apa lagi, uang pun tidak punya, tabungan sudah diblokir kartu rekeningnya hingga tidak bisa di ambil sama sekali.
"Biarlah aku jual jam tangan branded ini, dan salah satu ponsel mahalku. Untung saja Fee nggak tahu jika aku memiliki tiga ponsel, hingga ponsel-ponsel ini tidak diambil juga olehnya."
Saat itu juga Ronald berjalan menuju ke toko jam tangan dan juga galery ponsel. Karena kebetulan jarak tak begitu jauh dari rumah, Dinda. Hanya melangkah sepuluh menit saja telah sampai di pasar.
Sementara saat ini Fee sedang berada di kantor, ia melamun sejenak. Mengingat masa lalunya pada saat ia bertemu dengan Ronald.
"Aku pikir memilihnya yang bukan dari kalangan orang kaya adalah hal yang tepat. Karena pria kaya yang aku kenal rata-rata suka bermain wanita. Ini malah lebih parah, sudah numpang hidup enak, masih juga selingkuh. Hingga sebegitu jauhnya."
"Sebenci apa pun aku terhadap, Mas Ronald. Aku tidak akan membenci anak yang sedang aku kandung ini. Bagaimana pun dia juga darah dagingku."
Fee bukanlah tipe wanita yang cengeng, mengalami hal yang seperti itu, dia sama sekali tidak meneteskan air mata. Dia wanita tangguh dan kuat. Dia tahan banting dan bahkan dia bahkan akan membalas siapapun yang telah menyakiti dirinya.
Seperti saat ini tanpa ada rasa belas kasihan, tanpa ada rasa ampun sama sekali, Fee memecat Dinda dan suaminya.
"Aku masih penasaran dengan sosok orang yang telah memberitahuku tentang perselingkuhan antara Dinda dan Mas Ronald. Jika aku mengetahuinya, aku akan mengucapkan terima kasih dan memberikannya imbalan. Tetapi bagaimana aku bisa menguak orang yang telah berbaik hati itu ya?"
Sementara di suatu tempat, orang yang telah membantu Fee, juga telah melamunkan dirinya.
"Jika saja aku punya nyali untuk mengatakan perasaanku terhadapmu waktu itu, mungkin aku lah pria yang beruntung menjadi suamimu."
"Tetapi aku sadar diri, jika aku tidak sederajat denganmu. Hingga aku tidak berani mengutarakan perasaan cintaku ini."
"Aku bersyukur bisa mengungkap perselingkuhan yang dilakukan oleh Dinda dan Ronald, itupun semua serba kebetulan."
Seseorang yang sangat mengagumi Fee sejak Fee masih lajang. Orang ini juga yang telah berhasil membongkar perselingkuhan antara Dinda dan Ronald.
Pemuda ini beberapa kali tidak sengaja melihat pertemuan tersembunyi antara Dinda dan Ronald. Ia pun berinisiatif untuk membongkarnya di hadapan Fee.
"Alhamdulillah, usahaku berhasil juga sehingga perselingkuhan antara Dinda dan Ronald terbongkar juga. Untung saja Fee langsung percaya dengan segala bukti foto-foto mesra yang aku kirimkan kepadanya waktu itu, dan aku juga sempat menuliskan surat untuknya."
"Fee, aku berjanji akan selalu menjagamu bahkan menjaga calon anakmu. Aku tidak peduli jika yang di dalam kandunganmu itu anak dari Ronald."
"Aku akan selalu ada disampingmu Fee. Selamanya aku akan mencintaimu, walaupun kamu tidak mengetahui akan hal ini."
"Aku bahagia, Fee. Walaupun aku hanya bisa mencintaimu dalam diam, karena ku sadar siapa aku ini. Dan aku tak pantas juga tak mungkin bersanding denganmu. Bisa melihatmu tersenyum saja, aku sangat senang dan bahagia."
Terus saja pemuda itu melamunkan Fee, pemuda yang sudah sejak lama mencintai Fee dalam diam. Karena ia tidak berani mengungkapkan rasa cintanya pada, Fee. Dari Fee masih lajang hingga Fee menikah dengan Ronald. Dia masih saja menyimpan rasa cintanya. Dia tidak pernah berhenti mencintai Fee.
********"
Sore menjelang...
Sudah waktunya Fee pulang dari kantor. Boby sudah menunggu di balik kemudinya di pelataran kantor.
Fee melangkah dengan anggun, dia pun lekas masuk ke dalam mobil. Dia tak sungkan duduk di depan bersama dengan Boby.
"Bob, mendadak aku lapar sekali. Kita makan di cafe yang biasa ya? tapi aku mohon kamu mau ya menemani aku makan, jangan seperti biasanya. Kamu selalu saja menolak jika aku ajak makan bersama. Apa lagi waktu itu masih ada, Mas Ronald."
"Tapi saya merasa nggak....
"Nggak pantas maksudmu? janganlah selalu minder seperti itu. Kita sama-sama ciptaan Allah, dan aku sama sekali tidak pernah menganggap kamu itu tidak sama denganku. Kamu sudah cukup lama bekerja padaku, bukan?"
"Dari aku belum menikah hingga sampai sekarang. Masa iya sifatmu itu tidak berubah. Masih saja sungkan padaku."
"Oh ya, Boby. Kok hingga detik ini aku tidak pernah melihat kamu jalan dengan wanita? apa hingga detik ini belum juga punya pacar?"
Pertanyaan dari Fee, sempat membuat kaget Boby hingga sejenak menghentikan langkah mobilnya sejenak dan menelan salivanya sendiri.
"Anu, Non...aku...anu...non.."
"Hadeh, biasa dech kalau ditanya tentang pacar selalu begini. Memangnya kenapa sih, Boby?"
Boby hanya bisa berkata di dalam hatinya," wanita yang aku cintai hanya kamu saja Fee. Mana mungkin aku bisa mencintai wanita lain, jika di dalam hatiku ini sudah terukir namamu."
" Non Fee, kita akan makan di cafe mana ya?" Boby sengaja mengalihkan pembicaraan seperti yang sudah-sudah.
"Kamu sedang tidak fokus ya Boby, barusan bukannya saya mengatakan kita makan di cafe yang seperti biasa?"
Barulah Boby tersenyum malu-malu," hehehe iya Non, maafkan saya lupa.
Hingga saat itu juga Boby melajukan mobilnya kembali menuju cafe langganan Fee.
"Pokoknya kamu temani aku makan ya, untuk kali ini saja juga nggak apa-apa."
Kali ini Boby tidak bisa menolak kemauan Fee. Dia tidak ingin Fee kecewa apa lagi dia tahu sendiri saat ini Fee sedang di rundung masalah rumah tangga.
Pada saat Fee dan Boby duduk di meja yang sudah di pesan oleh, Fee. Ia tak sengaja melihat Dinda dengan pemuda lain di cafe tersebut.
"Sudah aku duga, jika Dinda itu bukan wanita baik-baik. Aku saja yang sesama wanita bisa tahu dari tindak tanduknya. Tetapi nggak dengan, Mas Ronald."
"Ah bodo amat, Mas Ronald sudah memilih jalannya sendiri. Untuk apa aku memikirkannya lagi."
Pada saat Fee dan Boby sedang akan mulai menyantap makanannya, tiba-tiba di hadapan mereka berdiri Dinda. Dia tersenyum sinis pada Fee," hahaha....Sok suci kamu ya? membuang Mas Ronald hanya demi sopirmu itu! dasar seleranya rendahan, contohlah aku. Membuang Mas Ronald dapat pemuda yang kaya raya. Intinya kamu itu bodoh, Fee."
Boby naik pitam, ia lekas berdiri dan ingin melawan Dinda, tetapi di larang oleh Fee," biarkan saja dia ngoceh sendiri. Nggak penting juga meladeni wanita murahan seperti dia. Kita makan saja, setelah itu pulang."
Melihat ejekannya tidak mendapatkan respon dari Fee, Dinda pun kesal dan ia berlalu pergi kembali ke tempat duduknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Windarti08
apakah pemuda itu Bobby?
2023-05-14
2
gaby
Pembelajaran buat yg blm nikah, kalo nyari yg tajir mlintir skalian. Biar kalo di slingkuhin, seenggaknya kt bisa senang2 dgn uangnya. Karena hampir smua lelaki slalu bikin sakit ati, walau ga smua suami jg sih. Kalo pny suami tajir, kita jg harus pintar atur uang & nabung, mempersiapkan bila sewaktu2 suami kecantol jalang & menceraikan kita tanpa sepeser uang, kita dah pny modal buat hdp mandiri.
2023-05-07
1
Puspa Trimulyani
Boby kah yg mencintai fee dalam diam???
2023-04-18
3