NovelToon NovelToon

Ku Buang Suami Benaluku

Terbongkarnya Perselingkuhan

Ting tong ting tong ting tong

Suara bel rumah berbunyi, Fee segera melangkah menuju ke arah depan untuk membukakan pintu.

"Maaf, Mbak. Apakah ini benar rumah Mba Fee?" tanya sang kurir.

"Oh Ya, itu saya sendiri pak."

"Ini ada paket untuk anda."

Kurir tersebut memberikan sebuah amplop coklat pada Fee.

Setelah itu dia berlalu pergi tanpa ada banyak kata. Fee penasaran membolak balik paket tersebut untuk mengetahui siapa pengirimnya, akan tetapi tidak ada.

Fee yang masih ada di ambang pintu rumah, segera membuka paket tersebut. Matanya terbelalak pada saat melihat apa isi amplop coklat besar tersebut. Yakni beberapa foto mesra suaminya bersama dengan sekretaris pribadinya.

Dengan sangat marah, ia pun memutuskan untuk segera ke kantor. Meminta penjelasan dari suaminya.

Tap tap tap tap...

Suara langkah high heels Fee memasuki kantor. Semua langsung menunduk tanda hormat padanya. Fee celingukan mencari keberadaan Dinda, sekretaris pribadi suaminya.

Ia menghampiri bagian staf personalia," mbak, Dinda mana ya?"

"Maaf, Non Fee. Hari ini Dinda nggak berangkat, tapi kami tidak tahu alasan jelasnya apa."

"Oh ya sudah, terima kasih ya."

Fee melanjutkan langkahnya lagi menuju ke ruang kerja suaminya. Kehamilannya membuatnya tak bisa mengendalikan amarahnya.

Apa ini? ternyata selama ini kamu selingkuh di belakangku? setelah apa yang aku berikan padamu?"

Fee melempar foto-foto mesra Ronald bersama dengan Dinda, sekretaris pribadinya, ke wajah Ronald.

Ronald begitu kaget pada saat melihat satu foto tersebut ternyata foto dirinya dan Dinda.

"Dari mana kamu dapat semua foto ini?" tanya Ronald merasa heran, karena selama ini dia begitu rapat menyembunyikan perselingkuhannya tersebut.

"Kurir yang telah mengirimkannya. Kamu tega ya, mas? apa kamu nggak melihat, aku sedang hamil anakmu? dan sebentar lagi aku akan melahirkan! kenapa kamu melakukan hal ini padaku hah? apa kurangnya diriku padamu?"

Fee terus saja marah-marah karena dia merasa tidak terima dengan perlakuan suaminya tersebut. Selama ini Fee tidak pernah berkeluh kesah pada saat suaminya tidak bekerja.

Selama pernikahan, dialah yang menjadi tulang punggung, hingga dirinya di nyatakan hamil. Barulah melepaskan tanggung jawab di perusahaan miliknya untuk di pimpin oleh, Ronald.

Padahal umur pernikahan mereka baru seumur jagung. Di umur pernikahan dua tahun, Fee baru di nyatakan hamil. Dan saat ini usia kehamilannya sudah memasuki umur delapan bulan. Fee, tinggal menunggu proses melahirkan satu bulan ke depan.

Setelah cukup lama terdiam, Ronald pun berani berkata," aku minta maaf, aku khilaf. Tapi aku tidak bisa melepasnya begitu saja, karena dia sedang hamil anakku?"

Fee tersenyum sinis," apa kamu yakin jika ia hamil anakmu?"

PLAk!

Satu tamparan mendarat di pipi Fee.

PLAK!

Fee membalas tamparan dari suaminya, hingga Ronald pun marah. Dan tangannya akan menampar lagi, tetapi di tepis oleh, Fee.

"Kenapa, marah? aku hanya membalas tamparan yang kamu berikan padaku, mas. Aku nggak bersalah apapun, kamu berani menamparku!"

Ronald menurunkan tangannya," itu karena kamu kurang ajar padaku! kamu nggak menghargai aku sebagai seorang suami! dan...

"Baiklah, kalau begitu! kamu berani menamparku hanya untuk wanita penggoda itu. Jika saja saat ini aku sedang tidak hamil, sudah aku gugat cerai kamu sekarang juga, mas!"

Fee sengaja memotong perkataan suaminya.

Setelah itu, dia tidak ingin berlama-lama di ruangan tersebut. Ia pun berlalu pergi dari ruangan tersebut.

Tanpa sepengetahuan Ronald, Fee membekukan semua kartu penting yang saat ini ada di tangan Ronald. Dan ia segera mengecek kondisi keuangan kantor, karena ia sangat yakin jika selama ini Ronald pasti menghamburkan uang untuk, Dinda.

"Astagaaa..jadi selama suami saya yang memimpin perusahaan ini, sudah banyak dana yang di keluarkannya tanpa sepengetahuan saya? kenapa kamu tidak mengatakan tentang hal ini? seharusnya kamu melarangnya dan melapor ke saya terlebih dahulu!"

Fee sangat marah pada saat melihat bukti penyelewengan dana tersebut. Sang karyawati hanya bisa tertunduk ketakutan dan meminta maaf," Non Fee, tolong jangan pecat saya... Saya diancam macam-macam oleh Den Ronald jika saya mengadu. Tetapi saya janji, kali ini saya tidak akan bersedia untuk membantunya melakukan kecurangan ini."

Fee tidak tega dengan karyawannya tersebut, karena dia sangat percaya padanya yang sudah bekerja begitu lama, dari perusahaan baru di bangun dari nol.

Hingga Fee memberikan maaf dan memberikan satu kali lagi kesempatan untuknya. Dan mengancam untuk melaporkannya ke aparat kepolisian, jika ia melakukan hal itu kembali.

Kini satu tujuan Fee yakni ke rumah Dinda. Dia pun segera memerintahkan sopir pribadinya untuk segera melajukan mobil ke arah rumah, Dinda.

"Hahahaha...aku kaya. Semua uang ini milikku. Ternyata gampang juga menipu, Mas Ronald. Hanya dengan merayunya, memacarinya dan pada akhirnya aku mendapatkan semua ini. Apalagi jika nanti aku sudah menjadi istrinya, aku akan lebih kaya lagi, hhaaa..."

Selagi tertawa terbahak-bahak, mendadak Dinda terdiam dan bibirnya kelu pada saat melihat siapa yang tiba-tiba ada di hadapannya," Non Fee?"

"Kenapa, kaget? teruslah tertawa sepuasmu selagi kamu bisa tertawa!"

senyum sinis mengembang di bibir Fee, tatapan sadis menatap ke wajah Dinda yang mendadak pias ketakutan.

"Boby, kemasi semua uang itu!"

"Siap, Non!"

Boby sang sopir pribadi, yang merangkap asisten pribadi segera mengemasi semua uang yang berserakan tersebut dan memasukkan ke dalam amplop coklat besar."

"Sekarang kamu geledah kamarnya, dan jika temukan barang berharga lainnya lekas ambil!"

Boby mematuhi atasannya tersebut dan dia menemukan dua kotak besar berisikan perhiasan emas dan juga berlian.

"Heh, semua itu milikku! kembalikan, jangan di ambil!" oceh Dinda.

"Milikmu kamu bilang? kamu boleh merampas suamiku, dan aku akan memberikannya suka rela padamu! tapi tidak dengan hartaku! semua ini milikku!"

"Dan aku bekerja mati-matian untuk mendapatkan semua itu. Dengan seenaknya kamu ingin menguras habis hartaku, lewat suamiku bukan?"

"Oh...apa kamu belum tahu ya? jika pria yang kamu puja itu hanyalah pria miskin yang tak punya apa-apa!"

Setelah mengatakan banyak hal pada, Dinda. Fee berlalu pergi bersama asisten pribadinya tersebut dengan membawa semua harta rampasan milik Fee.

Dinda tak bergeming, dia diam saja. Tak bisa berbuat apa-apa. Hingga pada akhirnya, dia pun segera menelpon, Ronald.

📱" Mas, istrimu tiba-tiba datang merampas semua uang dan perhiasan yang pernah kamu berikan padaku."

📱" Astagaaa.. ya sudah nggak apa-apa. Nanti aku berikan lagi perhiasan yang lebih bagus dari yang di rampas olehnya. Dan aku akan memberikan banyak uang padamu ya."

Dinda percaya saja dengan apa yang barusan di katakan oleh Ronald di dalam panggilan telepon tersebut.

Sementara di dalam mobil, Fee terus saja melamun," aku ingin mengucapkan terima kasih pada orang yang telah mengirimkan semua foto itu."

"Jika saja tidak ada bukti foto itu, aku sama sekali tidak tahu jika selama ini, Mas Ronald selingkuh."

"Karena aku selalu cek rekaman video CCTV, tetapi tidak ada hal yang mencurigakan sama sekali."

Penyesalan Fee

Fee terus saja memikirkan seseorang yang mengirimkan foto-foto tersebut. Sesampainya di rumah, dia mendapati sudah ada orang tuanya.

Fee tak kuasa lagi menangis, dan bersimpuh di hadapan orang tuanya," mah-pah, aku minta maaf atas segala kesalahanku."

Orang tua Fee, baik itu mamah dan papahnya saling berpandangan satu sama lain. Mereka heran dengan sikap Fee yang tiba-tiba datang dengan menangis.

"Kenapa kamu pulang tiba-tiba menangis seperti ini? padahal kami datang dari jauh ingin menemuimu, kami kangen padamu, Fee?" ucap Mamah Yesi

"Iya, Fee. Sebenarnya ada apa, hingga kamu menangis seperti ini? coba duduk sini, jangan seperti ini. Membuat kami bingung saja," pinta Papah Hesta.

Fee menceritakan kepada orang tuanya tentang perselingkuhan yang di lakukan oleh suaminya dengan sekretaris pribadinya. Fee juga menceritakan ada sebuah kiriman paket berupa foto-foto mesra suaminya tersebut bersama dengan, Dinda.

Dan Ronald sama sekali tidak mengelak dengan tudingan perselingkuhan tersebut. Dia malah terang-terangan mengatakan bahwa tidak bisa meninggalkan, Dinda karena sedang hamil.

Orang tua Fee sebenarnya marah besar, tetapi mereka mencoba menahan amarahnya tersebut.

"Fee, bersyukurlah karena ada orang baik yang telah menunjukkan bukti perselingkuhan suamimu itu."

"Walaupun kamu belum mengetahui siapa yang telah membongkar rahasia perselingkuhan itu dengan mengirimkan bukti foto-foto perselingkuhan suamimu."

"Tidak usah merasa bersalah seperti itu pada kami, Fee. Memang dulu kami tidak punya bukti kuat tentang sikap buruk, Ronald. Tetapi kami pernah melihat dengan mata kepala kdmi sendiri pada saat kita masih ada di kampung, Ronald jalan dengan wanita yang lebih tua."

"Hingga kami melarangmu untuk menikah dengan, Ronald. Tetapi kamu terlalu di butakan cinta, hingga tidak menuruti apa yang kami katakan."

Fee benar-benar merasa bersalah kepada orang tuanya," pah-mah, sekali lagi aku minta maaf atas segala kesalahanku ini. Aku akan segera menggugat cerai, Mas Ronald jika aku telah melahirkan."

Tidak ada orang tua yang tidak bersedia memaafkan anaknya, termasuk orang tua Fee. Mereka dengan lapang dada memaafkan anak semata wayang mereka. Dan bahkan mereka telah memutuskan untuk tinggal bersama Fee, guna menjaga Fee.

Karena mereka tidak ingin terjadi hal buruk pada Fee yang sedang hamil besar.

******

Sore menjelang..

Ronald tidak langsung pulang ke rumah, tetapi dia pulang ke rumah Dinda. Dan emosi padanya," apakah kamu yang telah mengirimkan semua foto ini ke rumah? hingga Fee tahu tentang hubungan kita berdua?"

Ronald melempar foto-foto mesra tersebut ke hadapan Dinda.

"Tidak, mas. Aku sama sekali tidak melakukan hal itu, karena aku tahu itu akan membuat rugi kita. Bahkan barusan Fee kemari dan merampas semua yang aku miliki. Semua harta yang kamu berikan padaku, mas," ucap Dinda.

"Jika bukan kamu, siapa lagi orangnya yang mengetahui tentang hubungan kita? karena kita begitu rapat menyimpan rahasia ini. Bagaimana mungkin foto-foto bisa jalan sendiri?"

Perkataan dari Dinda, membuat Ronald semakin kesal," aku bersumpah tidak melakukan hal itu, mas. Apa perlu aku membuktikannya? masa iya kamu meragukanku dan curiga padaku? memangnya aku ini bodoh? apa lagi anu ini sedang hamil anakmu, mas."

Ronald masih saja penasaran dengan jati diri seseorang yang telah membongkar perselingkuhannya dengan Dinda.

"Kalau bukan kamu yang melakukan hal ini, lalu siapa yang mengirimkan foto-foto mesra kita ya? bahkan ada foto kebersamaan kita pada saat di hotel," ucap Ronald bingung.

"Mas, tak usah memikirkan hal itu terus nggak akan ada selesainya. Mending sekarang kamu cepat pulang ke rumah dan rayu serta bujuk Fee, supaya memaafkanmu. Jangan sampai dia benar-benar menggugat cerai dirimu."

"Rencana kita belum berhasil untuk mengeruk semua harta Fee, cepatlah pulang!"

Hingga akhirnya, Ronald pun pulang sesuai dengan permintaan Dinda. Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya terus saja tertuju kepada orang yang telah membongkar perselingkuhannya tersebut.

"Aku akan menyelidiki tentang ini, dan jika aku telah berhasil menemukan orang tersebut, aku tidak akan mengampuninya! karena orang tersebut telah membuat rencanaku menjadi berantakan!"

Tak berapa lama, sampai juga mobil yang dikemudikan oleh Ronald di pelataran rumah, Fee.

Namun pada saat dirinya akan masuk ke dalam rumah, Fee sudah menghadangnya di depan ambang pintu rumah tersebut," untuk apa kamu pulang. Kembali saja pada selingkuhanmu itu!"

"Sayang, aku minta maaf. Sudah aku katakan bahwa aku khilaf. Dinda yang terus merayuku, dan kamu benar jika ternyata Dinda itu tidak hamil. Dua hanya memperalatku saja. Kini aku sadar, sayang. Jika Dinda itu matre, aku mohon maafkan aku ya?"

Terus saja Ronald membujuk Fee dengan segala rayuan mautnya, tetapi justru hanya mendapatkan respon senyuman sinis dari Fee," sudah belum merayunya? kamu pikir setelah ala yang kamu lakukan padaku, aku akan memaafkan dan memberikan pintu maaf dan kesempatan lagi padamu?"

"Itu hanya berlaku untuk wanita bodoh, yang terlalu mudah percaya dengan rayuan dan kata-kata manis seorang pria pembohong! aku tidak akan jatuh ke lubang yang sama!"

"Mana kontak mobilnya, cepat berikan padaku beserta semua surat-surat pentingnya!"

Namun Ronald tidak lekas memberikannya," untuk apa? memangnya kamu mau pergi, biar kuantar kemanapun kamu pergi. Kan kamu sedang hamil besar, sayang."

"Sudah nggak usah banyak cakap, serahkan saja kontak mobil dan semua surat-suratnya!" Fee menengadahkan tangannya di hadapan Ronald.

Kembali lagi Ronald tetap tak memberikannya," apakah ada masalah dengan mobilmu, sayang? hingga kamu ingin memakai mobilku?"

Fee semakin kesal dengan Ronald, dia pun lekas memanggil Boby.

"Bob, geledah dia dan ambil kontak mobil serta surat-suratnya. Seenaknya saja kamu mengatakan mobil itu milikmu! apa kamu sudah amnesia hingga hilang ingatan, hah?"

"Kamu dagang tidak membawa uang sepeserpun! semua ini murni milikku! kamu hanya datang modal dengkul dan rayuan kata cinta saja!"

"Betapa bodohnya aku waktu itu karena tidak percaya dengan perkataan orang tuaku jika kamu ini lelaki licik!'

"Aku sangat menyesal telah menikahi lelaki licik seperti dirimu!"

Tert saja Fee mengomel, sementara Boby beraksi mengambil paksa kontak mobil dan surat-surat berharga yang ada pada Ronald.

"Non Fee, Ini cuma ada STNK mobilnya saja. Tetapi tidak ada BBKB mobil."

Boby menyerahkan kontak mobil tersebut beserta STNK mobil pada Fee.

"Kamu kemanakan BBKB mobilku hah?" tanya Fee geram.

Dengan tertunduk, Ronald mengatakan jika BBKB mobil Fee sedang ada di pegadaian. Dia gunakan untuk meminjsm uang dan uangnya di gunakan untuk membeli mobil seken untuk, Dinda.

"Ohhh...jadi seperti itu ya? bagus sekali akalmu itu, Ronald!"

Ketegasan Fee

Saat itu juga, Fee memerintahkan Boby untuk memerintah salah satu anak buah Boby segera ke rumah Dinda.

"Bob, tahu kan tugasmu?"

Boby yang memang sangat cerdas tak usah menunggu perintah dari Fee, dia sudah tahu apa yang harus dia kerjakan. Di depan Fee dan Ronald, Boby menelpon salah satu anak buahnya untuk lekas ke rumah Dinda, mengambil mobil beserta surat-suratnya.

Sementara Fee meraih sebuah koper besar dan meletakkan di hadapan, Ronald.

"Apa ini, Fee? jangan katakan jika kamu mengusir suamimu sendiri!"

PROK PROK PROK PROK

Fee bertepuk tangan," anak yang pintar, gih pergi dari hadapanku!"

"Fee, kamu tega mengusir suamimu sendiri? apa kamu nggak mikir, aku ini ayah dari anak yang sedang kamu kandung itu, Fee. Aku nggak mau pergi, Fee. Aku akan tetap tinggal di sini untuk selalu menjagamu," oceh Ronald.

"Pergilah, sebelum aku meminta Boby untuk bertindak kasar padamu. Justru yang nggak mikir itu, kamu! yang tega itu kamu!"

"Seharusnya kamu bersyukur, aku mau menikahimu yang tak punya apa-apa. Tetapi kamu malah menikamku dari belakang."

"Sudah pergi sana, nggak usah merayu lagi. Simpan saja rayuanmu itu untuk Dinda! Karena aku sudah tidak butuh dan tidak mempan lagi di rayu oleh lelaki seperti dirimu!"

Tetapi Ronald tidak lantas pergi, ia malah bersimpuh di kaki Fee," sayang, tolong jangan seperti ini. Harus seperti apa lagi aku memohon, supaya kamu memaafkanku? jika kamu mengusirku, lantas siapa yang akan menjagamu yang sedang hamil besar seperti ini?"

Fee memundurkan dirinya, dan membuka lebar pintu rumahnya, hal ini membuat Ronald girang," terima kasih sayang, akhirnya kamu memaafkanku."

Ronald girang, dan ia lekas bangkit dan akan nyelonong masuk ke dalam rumah, akan tetapi Fee menghalanginya," heh, siapa yang mengizinkanmu untuk masuk, hah! aku membuka pintu lebaran supaya kamu bisa melihat keberadaan orang tuaku."

"Aku ingin menunjukkan jika orang tuaku yang akan menjagaku, bukan kamu! hust hust hust....pergi sana! Boby, lekas seret dia ke luar pintu gerbang dan pastikan supaya dia tidak datang lagi!"

"Siap, Non Fee."

Dengan tangan kekarnya, Boby menyeret paksa Ronald keluar dari pintu gerbang. Terus saja Ronald memberontak, tetapi tidak berhasil. Karena postur tubuh Ronald kalah dibanding postur tubuh, Boby.

Boby berperawakan tinggi bak bina ragawan, dengan badan sispeck. Sedangkan Ronald hanya sebatas bahu, Boby.

"Heh, lepaskan! kamu menyakitiku!"

"Dasar cemenk, kamu ini nggak pantas jadi seorang lelaki. Karena nggak punya otot sama sekali, nggak punya daya. Kamu ini lemah, sepantasnya menjadi seorang wanita saja. Cepat pergi dan ganti memakai rok saja sana! memalukan sekali seorang pria kok seperti itu?" ejek Boby seraya mendorong paksaane tubuh Ronald keluar dari pintu gerbang.

"Sialan, seorang kacung saja ikut menghinaku! ini semua gara-gara Fee yang sok kaya san sombong itu!" gumam Ronald kesal.

Sementara Boby juga bergumam di dalam hatinya," aneh, Non Fee terlalu bodoh. Masa iya menikah dengan lelaki lemah yang tidak tahan banting. Dia tidak bisa menjaga dirinya sendiri, apa lagi untuk menjaga, Non Fee."

Lain halnya di rumah Dinda, telah datang dua anak buah Boby dengan bertubuh tinggi kekar mengetuk pintu rumah Dinda.

"Tok tok tok tok tok"

Pintu rumah pun segera dibuka," siapa kalian ya? dan ada maksud apa datang kemari?"

"Kami di perintah oleh Non Fee, untuk mengambil kontak mobil beserta surat-suratnya dari anda sekarang juga!" ucap salsh satu pria tersebut.

"Apa, seenaknya saja mau ambil mobilku. Itu mobilku, dengan membeli pakai uangku! apa belum cukup majikanmi itu merampas uang dan semua perhiasanku? hingga ingin mengambil mobilku juga? ini namanya perampokan terang-terangan," ucap Dinda kesal.

"Oh, jadi kamu nggak mau menerimanya, baiklah kalau begitu. Bro, sepertinya asik nech kalau kita sejenak bersenang-senang dengannya. Lihatlah, tubuhnya menggiurkan sekali."

"Ayok, tunggu apa lagi dapat barang gratisan yang mulus seperti ini?'

Dua pria tersebut mendorong tubuh Dinda hingga terjungkal di sofa ruang tamu. Dan satu pria mengunci pintunya.

"Kalian mau apa? jangan macam-macam loh ya, aku bisa teriak dan seluruh warga disini pasti akan mengeroyok kalian berdua!" ancam Dinda sembari gemetaran karena rasa takut.

Namun dua pria itu tidak ada rasa takut sama sekali, mereka semakin mendekat ke arah Dinda hingga dirinya semakin ketakutan.

"Kamu ingin tahu mau kami apa, hah? serahkan kontak mobil dan surat-suratnya jika kamu tidak ingin aku sakiti!" ancam salah satu pria itu.

"Baiklah, tapi tolong jangan sakiti saya ya?" ucap Dinda sangat ketakutan.

"Sudah nggak usah banyak kata, serahkan saja kontak mobilnya, supaya kami lekas pergi dari sini secepatnya!"

Hingga pada akhirnya, dia preman tersebut berhasil mengemban tugas dari, Boby. Mereka pulang ke rumah Fee dengan membawa mobil komplit beserta surat-suratnya.

Sementara Dinda langsung menelpon kepada, Ronald.

📱"Mas, bagaimana ini?"

📱" Bagaimana apanya? kalau bicara itu yang jelas, nggak usah di putus-putus begitu."

📱"Mobilku pemberian darimu, di ambil paksa oleh anak buah, Fee barusan."

📱" Sudahlah, gak usah dipermasalahkan. Aku juga sedang bingung sendiri, karena aku sudah diusir dari rumah Fee, dan ini aku bingung mau tinggal di mana."

📱" aduh bagaimana Mas jika kamu sudah tidak tinggal di rumah Fee lagi? tapi mobil kamu aman kan?"

📱" Aku tidak memakai mobil sama sekali, aku jalan kaki."

📱" Kenapa kamu tidak memesan taksi online saja?"

📱" Semua uang yang ada di dompetku diambil paksa oleh, Fee. Bahkan semua kartuku sudah dibekukan olehnya, tidak bisa digunakan sama sekali."

📱" Lantas bagaimana dengan kehidupan kita kedepannya jika seperti ini?"

Dinda merasa kesal terhadap Ronald, ia pun mematikan panggilan teleponnya.

"Payah sekali, jika sudah seperti ini berarti Mas Ronald sudah tidak punya apa-apa lagi. Lantas bagaimana ke depannya dengan kehidupanku dan calon anak ini?"

" Aku pikir akan hidup bahagia dengan berlimpah kekayaan, malah belum juga aku kesampaian menikah dengan, Mas Ronald sudah mengalami hal seperti ini? lantas bagaimana dengan masa depanku dan calon anak ini ya?"

"Seharusnya aku jangan mau hamil. Jika sudah seperti ini aku tidak bisa kabur dari, Mas Ronald. Betapa bodohnya aku, seharusnya aku memakai alat kontrasepsi."

Terus saja, Dinda merutuki kebodohannya sendiri. Kecemasan, kegelisahan, dan kebingungan juga sedang di alami oleh, Ronald.

"Sialan, ternyata semua sumber uangku di bekukan oleh, Fee. Bahkan aku sama sekali tidak bisa mengambil tabunganku sendiri dari rekeningku sendiri."

"Dulu kami pada saat melakukan perjanjian pra nikah memang Fee sudah menuliskan semua syarat-syarat pernikahan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!