Hacker

Hacker

Prolog

Namaku Jinna Belinda. Seorang pengawas di Teknologue Y. Organization atau yang biasa disingkat TYO.

"Selamat sore kak!"

"Masih lembur kah kak?"

"Selamat bekerja, Kak!"

Banyak dari para junior yang menyapa seperti ini setiap harinya. Jadi, sebagai senior yang baik, aku selalu menjawab sapaan sapaan itu dengan senyum. Karena aku adalah senior yang ramah.

Bukanya mencoba untuk menyombongkan diri, tapi meskipun aku adalah seorang pengawas, aku ini dibilang masih muda. Usiaku masih 21 tahun. Jadi sebutan kakak itu hanya penghormatan saja.

"Jinna, hari ini kerja bagus! Lanjutkan sampai jam 9 nanti ya?"ujar seorang pria yang ikut menyapaku di senja itu.

Namanya Joe. Senior kerja sekaligus atasan dibawah direktur. Kami sangat akrab semenjak dua tahun lalu. Tepatnya saat awal aku masuk ke dalam organisasi ini.

"Baik, Pak!"jawabku hormat. Pria itu terus mengangguk dan pergi meninggalkanku yang akan masuk kedalam kantor berisikan puluhan komputer itu.

Kantor sudah sepi karena jam kerja yang sudah berakhir. Sebagai pengawas, wajib bagiku melihat keadaan kantor sampai jam 9 malam juga bertugas untuk mengunci kantor dan semua ruangan di Organisasi ini.

Organisasi ini adalah perkumpulan yang dibuat untuk menganalisis data dalam negri maupun luar negeri. Disini bisa saja disebut kumpulan hacker negara. Mereka meretas, memperbaiki, dan juga membantu dalam perdamaian negara. Mencegah perang dan memulai perang ada ditangan organisasi ini.

Namun hanya orang orang tertentu dan yang dapat dipercaya saja yang tau keadaan ini. Di mata dunia, Organisasi ini hanyalah sebuah perusahaan yang perpacu pada teknologi. Perusahaan ini bahkan sudah bekerjasama dengan perusahaan i pple yang sekarang sedang meroket itu.

Dan siapa sangka, aku yang masih terbilang kurang berpengalaman ini menjadi orang kepercayaan direktur. Bahkan sampai harus membawa sebuah kunci dari perusahaan besar ini.

Disiang hari, semua orang pasti berpikir bahwa aku, Jinna Belinda adalah orang mulia yang ikut membantu negara dalam diam.

Tapi, Sosok Jinna Belinda yang mereka kenal akan hilang bersamaan dengan hilangnya matahari senja. Karena aku sebenarnya adalah Jinna Bradley Alexandria. Putri tunggal dari keluarga Alexandra yang baru baru ini dikabarkan telah hancur.

Dua tahun yang lalu, Seorang hacker yang berinisial 'J' secara sengaja membobol database milik keluarga kami. Tapi untungnya dia dengan bodohnya meninggalkan jejak perusahaan tempat dia beraksi. Yang tak lain adalah TYO ini.

Keluarga Alexandra memiliki keturunan mata ungu yang sangat langka. Keluarga ini juga termasuk keluarga yang paling ditakuti di negara ini karena kekuatannya dan kecerdasannya. Jadi kami juga tidak bisa menyalahkan negara jika database milik keluarga kami diserang karena kedudukan kami.

Tapi kami juga bukan orang bodoh yang pasrah pada keadaan seperti ini. Semua orang bekerja sama untuk mengembalikan kedudukan kami seperti semula.

Karena aku tidak mau identitasku sebagai putri satu satunya dari keluarga ini terbongkar, aku sampai harus memakai softlens dan mengubah namaku.

Aku akan membuat si J ini menderita seperti penderitaan yang dialami oleh keluargaku karena ulahnya. Mungkin kalo bisa aku akan mengulitinya dan memajang kepalanya di perbatasan.

Dan disinilah aku. Karena hanya aku yang tau keberadaan si J ini. Jadi, akulah yang harus membalaskan dendam keluargaku padanya.

Dan juga karena statusku sebagai pengawas, tugas mencari informasi si J ini jadi semakin mudah. Aku bisa mengakses komputer kantor disaat semua karyawan sudah pulang. Tepatnya setiap malam.

Komputer yang paling berpotensi sebagai alat pembobol mungkin saja milik direktur. Komputernya bahkan diberikan sandi yang hanya diketahui oleh Pak direktur sendiri.

Tapi itu bukan masalah bagiku. Pembobolan seperti ini sudah keahlianku sejak usia 5 tahun. Karena keluargaku sudah mengajarkan teknologi sejak usia dini di rumah.

Arsip arsip yang ada dalam dokumen ini kubuka dan kuteliti isinya tapi belum juga ada tanda tanda keberadaan si J lagi.

"Sial! Berapa tahun lagi aku bisa menemukan si tikus got itu!!"umpatku frustasi. Padahal komputer milik direktur adalah komputer terakhir yang belum ku periksa karena penjagaannya yang ketat. Tapi.... Tapi.... tapi kenapa tidak ada juga.

Bruk!

Dari belakang terdengar suara dokumen yang berjatuhan. Dan terlihat salah satu junior yang juga berada disana. Tapi.... apa dia dengar umpatanku? Gawat.

"Maaf, aku hanya numpang lewat."ucapnya membungkuk.

"Tunggu John. Yang barusan kamu dengar tadi itu bukanlah maksudku yang sebenarnya."jelasku pada John yang ingin pergi itu.

"Namaku Johan."

"Ah itu maksudku."

Iya. Itu maksudku. Namanya Johan. Dia sudah berada di TYO sebelum aku. Seharusnya dia sudah jadi senior. Tapi karena dia tidak berprestasi sama sekali, jadi dia disini hanya sebagai karyawan biasa.

"Aku tidak mendengar apapun."ujar John.

"Oh begitu ya. Tapi kenapa kau masih ada disini di jam segini?"

"Aku harus menyelesaikan tugas yang belum selesai."

Kasihan sekali dia. Dia harus lembur karena kinerjanya yang selalu minta direvisi.

"Biar ku bantu kau mengerjakannya, John. Pasti keluargamu sedang menunggumu dirumah."tawarku padanya yang masih berwajah datar.

"Sekali lagi, namaku Johan. Dan meskipun aku pulang terlambat, tidak ada yang menungguku dirumah. Jadi biarkan aku sendirian."ujarnya datar.

Dia memang sangat misterius. Berulang kali aku menduga bahwa dialah J itu. Tapi pemikiran itu selalu terbantahkan karena kerjanya yang selalu membuat seisi kantor marah. Apalagi sikap dingin dan arogan itu.

Tapi apa benar dia tidak mendengar umpatanku tadi? Jika dia mendengarnya bisa gawat nanti. Imageku yang susah payah kubangun selama dua tahun akan hilang begitu saja. Ditambah kalo Joe mengetahuinya, aku bisa saja diturunkan dari jabatan ini karena prilaku yang tidak pantas.

"Anu... John. Apa aku boleh menemanimu sekali ini. Kau pasti kesepian karena berada disini sendirian."tawarku sekali lagi sambil mengejar John yang sedikit berlari menuju meja kerjanya.

"Namaku Johan. Bukan John. Sudah berapa kali aku mengingatkamu hari ini. Jangan sok peduli. Lebih baik kau pergi sekarang juga."usir John.

Merepotkan! Sungguh merepotkan kalo harus berurusan dengannya. Tapi meski begitu, aku harus mengejarnya demi menjaga rahasiaku.

"Oke John. Aku ga akan menganggumu. Tapi sebagai pengawas, aku harus mengawasinya disini. Jadi jangan usir aku. Oke?"

John tidak menjawab. Dia hanya menatap sinis kearahku sebentar dan lalu dia mulai mengetikkan sesuatu di komputernya.

Malam ini, aku gagal mencari informasi tentang si J. Dan malah berurusan sama cowok yang katanya 1 tahun lebih tua dariku ini.

Haaah..... sepertinya kedepannya aku harus memastikan dia tidak akan membocorkan rahasia ku pada semua orang. Dan sekalian juga, aku akan mencari tau informasi orang ini. Dia sangat mencurigakan.

Dan tentang si J. Mungkin tuhan membuatnya selamat untuk hari ini. Karena besok, aku pasti akan mencarinya. Mau sekecil apapun jejak yang kau tinggalkan, aku pasti bisa mencarinya.

"Hey! Katanya mau membantu. Tapi kenapa malah bengong disana? Cepat bantu aku!"

"Eh? Jadi mau dibantu?"

.

.

.

To be continuous....

Terpopuler

Comments

Ksatria Pena

Ksatria Pena

saran ga perlu pake to be continued di ending bab. Biarin aja. Berasa ga baca novel wkwkw.

2023-06-04

0

Jojon Sakty

Jojon Sakty

semangat thor

2023-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!