System Api Tertinggi

System Api Tertinggi

Pertarungan Orang Asing

Di sebuah hutan....

Hiat, hia...!

Hap, hup...!

Zafier tampak berlatih sangat keras. Dari segi latihan yang penuh paksaan dan tidak peduli dengan kondisi tubuh yang penuh luka dan goresan, seakan ada sebuah perasaan yang sulit digambarkan, masih bisa dijelaskan.

Saat ini usianya sudah 13 tahun, tepatnya lebih satu bulan.

Sebulan yang lalu, saat usianya genap 13 tahun, adalah hari terakhir dimana seorang anak akan ditentukan apakah memiliki bakat api atau tidak. Sungguh malang, hingga batas ulang tahunnya berakhir, Zafier masih tidak dapat membangkitkan kekuatan tersebut.

Alhasil, Zafier menjadi ajang ejekan dan hinaan. Bahkan dengan sadar diri, dia merasa bahwa kegagalannya dalam membangkitkan kekuatan api telah mempermalukan ayahnya sebagai pendiri perguruan yang bahkan memegang status sebagai manusia terkuat di kota itu.

Ayahnya terkenal dengan kemampuan api yang tak tertandingi bahkan hingga di beberapa kota sekitar. Hal tersebut tentunya membuat orang lain akan menganggap dirinya sebagai anak cacat dan perusak keturunan.

Perasaan hina dan terhina serta iri akan orang lain yang sebaya dengannya, bukan baru dirasakan hari itu. Bisa dibilang sejak beberapa teman seusianya membangkitkan kekuatan api diusia balita. Perasaan seperti itu sudah dia tanggung hampir sembilan atau sepuluh tahun lebih.

Untungnya dia tidak patah semangat dengan kekurangannya tersebut. Demi mengimbangi kemampuan anak-anak seusianya, hari-hari yang ia jalani dipenuhi dengan berlatih keras. Tak salah jika mengatakan di dunia ini anak dengan fisik terkuat mungkin adalah dirinya.

Tapi semua itu tak dapat menutupi kenyataan. Fakta bahwa sekeras apapun ia menjalani latihan fisik, tetap saja dia akan kalah dengan orang yang memiliki kemampuan api.

Hingga hari terakhir pembangkitan kekuatan api tiba dan mendapati dirinya tak memiliki bakat itu, membuat hati dan perasaannya terluka dan hancur. Ditambah dengan ejekan yang dia terima, rasanya ingin sekali dia memutus urat kehidupannya saat itu juga.

Beruntung ayah dan ibunya bukan orang yang arogan dan egois terhadap aib. Sebaliknya mereka merasa iba dan mendukungnya untuk terus berlatih agar tidak tertinggal dari orang lain.

"Zafier... Hidup itu bukan masalah kekuatan. Kau mungkin bukan yang beruntung diantara ribuan orang dalam satu hal. Tapi ayah tau... Diantara jutaan orang, kau adalah orang yang beruntung dalam berbagai hal." Ayahnya menasehati.

Kalimat itulah yang memotivasi Zafier hingga kembali bangkit dan tidak patah semangat untuk terus berlatih dan berlatih seperti hari ini.

"Benar... Apapun yang terjadi, ibu dan ayah akan selalu mendukung dan melindungi mu." Dukung ibunya. Kelembutan itu membuat Zafier menjadi yakin dalam menentukan jalan dan ambisi yang akan dia tempuh kedepannya.

Kembali ke latihan Zafier...

Setelah berlatih selama berjam-jam, akhirnya Zafier memutuskan untuk menyudahi. Mengingat matahari juga sudah mulai tenggelam di ufuk barat.

Tidak seperti latihan dihari-hari sebelumnya, sebulan terakhir dia sering pulang begitu larut. Meskipun orang tuanya selalu mengingatkan untuk tidak terlalu ambisi atau berlebihan, namun baginya latihan ini sudah menjadi jalan pilihannya.

Bisa saja dia hidup tenang dan santai dibawah kekuasaan dan harta ayahnya, tapi bagaiman dia sanggup menampakkan wajah disaat semua tanggungjawab beralih padanya ketika menjadi pengganti atau penerus ayahnya, sementara dia sendiri adalah orang yang lemah. Justru karena memikirkan hal itu, semangatnya semakin menggebu-gebu....

Zafier pulang, berjalan meniti jalan setapak. Dia harus menempuh jarak 3 kilo meter untuk keluar dari pedalaman hutan.

Bukan tanpa alasan dia mengambil tempat yang begitu jauh. Saat dia menemukan tempat latihannya saat ini, menurutnya tempat itu begitu elok dan cocok dijadikan sebagai tempat latihan.

Sebuah tempat dengan air terjun serta terdapat telaga kecil. Suasana tersebut tentu dapat menghilangkan penat dalam waktu singkat. Apalagi Jika sudah terlalu lelah, dia bisa mandi dan mengail disitu....

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya Zafier keluar dari hutan. Dengan pintu keluar-masuk hutan yang sedikit bertebing, dia dapat melihat secara langsung wilayah perguruan ayahnya, sekaligus tempat tinggal mereka.

Namun, sesaat setelah meninggalkan batang pohon terakhir, apa yang disaksikannya saat ini lebih sakit daripada perasaan yang dia rasakan tatkala dia tidak mendapatkan kekuatan api.

Hanya dengan melihat, siapapun tau bahwa apa yang dia saksikan saat ini adalah pemusnahan masal.

Dia melihat api dengan bara yang menjulang tinggi dan besar, melahap semua gedung-gedung serta tempat tinggalnya. Bahkan semuanya sudah hampir rata dengan tanah.

Melihat hal itu, pikiran buruk tentang berbagai kemungkinan yang terjadi, melayang-layang dalam pikirannya. Tanpa pikir panjang, dia segera berlari, lompat menuruni terjalnya tebing tanpa harus mengambil jalan yang seharusnya sedikit memutar agar dapat turun dari tebing tersebut.

Saat tiba disana, dia menyaksikan puluhan atau mungkin ratusan tubuh tergeletak tanpa nyawa. Pikirannya semakin kalut, tentu yang ada dibenaknya saat ini adalah ayah dan ibunya. Apakah mereka selamat dan melarikan diri, atau mereka sudah menjadi salah satu dari ratusan jasad yang berserakan.

Setelah berlari dan mengelilingi komplek yang diselimuti hawa panas, Zafier akhirnya tiba di halaman utama. Dia menyaksikan seseorang sedang bertarung melawan puluhan orang.

Dilihat dari kemampuan orang tersebut, sepertinya mereka bukan berasal dari kota ini. Bahkan anak seusia Zafier juga bisa mengerti, mungkin mereka bukan berasal dari dunia ini.

Kemampuan bertarung orang asing itu layaknya dewa. Penguasaan terhadap jurus-jurus api, dampak serangan yang begitu mengerikan, serta tingkatan api yang mereka miliki, jelas tak seorangpun yang pernah menyaksikan.

Dan yang lebih mengejutkan, satu orang itu seakan dapat mengimbangi puluhan lawannya. Walupun jika diperhatikan lebih teliti, orang itu sudah mendapatkan banyak luka di sekujur tubuh dan hampir terlihat seperti mayat hidup. Hanya semangat juang besar yang dapat membuat seseorang mampu bertahan seperti itu.

Tapi kedatangannya bukan untuk menilai seperti apa kemampuan atau darimana asal mereka. Lebih tepatnya, tatapan Zefier tertuju pada dua sosok tubuh yang terbaring dibelakang orang yang bertarung sendiri itu.

Penglihatan dan perasaan Zefier tentang kedua orang tersebut memang tak salah lagi adalah ayah dan ibunya. Dia langsung berlari mendekat.

"A, ayah... Ibu..." Hati Zefier ketir. Ia segera memeluk kedua jasad tersebut, sembari berharap apa yang dia lihat, hanya mimpi belaka.

Disisi lain, di penghujung pertarungan antara satu melawan puluhan orang lainnya, terjadi sebuah percakapan singkat.

"Cepat, serahkan benda itu...! Aku aku akan mempermudah kematian mu." Pinta salah satu orang diantara puluhan orang tersebut. Sepertinya dia adalah pemimpin sekelompok orang itu.

"Jangan harap...! Kalian pikir aku akan memberikannya begitu saja dan membiarkan kalian semakin merajalela dengan kebusukan kalian." Balas orang yang dipenuhi Luka tersebut.

"Aku sudah berbaik hati memberimu kesempatan terakhir. Setelah ini, jangan berpikir kematian mu akan mudah." Ucap pemimpin kelompok, lagi.

"Sampai aku kehilangan nyawa, benda ini tidak akan pernah jatuh pada siapapun. Lebih baik aku memusnahkannya daripada kalian mendapatkan benda ini."

"Memusnahkan...?! Apa kau pikir benda itu bisa dimusnahkan? Bahkan setingkat ketua, juga tidak akan mampu melakukannya."

"Ada satu cara.... Jangan bilang kalian tidak mengetahui hal ini." Orang tersebut melihat kebelakang, tepatnya kearah seorang anak yang sedang meratapi dua buah mayat.

Melihat arah pandang orang itu, pemimpin kelompok tersebut langsung paham, apa yang dimaksud orang yang sendiri itu.

Membayangkan apa yang akan terjadi, pemimpin kelompok itu langsung marah. "Kau....! Jika sampai melakukannya, aku jamin tidak ada keluargamu yang akan selamat." Teriak pemimpin kelompok tersebut.

"Benarkah...? Kalaupun aku memberikan benda ini, aku pikir hal yang tak diinginkan akan tetap terjadi pada keluargaku!" Balas orang itu.

"Tentu saja tidak.... Aku berjanji akan membicarakan solusinya pada ketua."

Mendengar jawaban tersebut, orang itu tertawa. Sesaat dia terlihat seperti kehilangan beban dari tubuhnya yang dipenuhi luka.

"Kalian pikir...." Kalimatnya berhenti sejenak. "Kalian pikir aku akan percaya...?!"

Setelah berkata demikian, orang itu dengan sangat cepat berlari kearah Zafier. Zafier yang sedang bersedih, menangis dan meratapi kepergian orang tuanya, tak sadar atas apa yang akan menimpanya.

"Sial...! Cepat hentikan dia. Atau aku akan membunuh kalian semua!" Teriak pemimpin kelompok tersebut. Semua bawahannya juga langsung bergerak cepat menggunakan jurus terbaik yang mereka miliki untuk menghentikan orang yang saat ini sudah berada dihadapan Zafier.

Puluhan api dengan kekuatan dahsyat, beterbangan mengejar orang tersebut. Namun sesaat sebelum api itu menghantamnya, orang itu terlihat memukulkan sesuatu ke kening Zafier.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Made Sukawera

Made Sukawera

bagus ceritanys

2024-09-18

0

MOCH ABDURRACHMAN

MOCH ABDURRACHMAN

lanjut aja dulu

2024-09-17

0

Pinovela

Pinovela

Semangat terus thor

2023-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan Orang Asing
2 System Api Tertinggi....
3 Bakat Api...
4 Metode Rahasia...
5 Awal Perjalanan....
6 Masalah lama....
7 Pertandingan dan taruhan....
8 Aku adalah pemilik perguruan ini...
9 Apa kau menyesal....
10 Terlalu meremehkan...
11 Tolong Ampuni Kami...
12 Tujuan sebenarnya....
13 Rahasia tuan Kasra...
14 Balas dendam Leo...
15 Harimau dan rusa...
16 Melampiaskan emosi...
17 Bertemu lagi...
18 Darah Dewa...
19 Api Biru...
20 Aku Sudah Menyerah...
21 Penyamaran para preman...
22 Emosi Tak Terbendung...
23 Benang api dan sayap api....
24 Menuju Akademi Xolfrods....
25 Harimau Angin...
26 Tangga tak berujung...
27 Merekrut pengikut baru...
28 Api ungu vs api biru....
29 Duta tambang dan uang...
30 Sejarah 4000 tahun...
31 Perpisahan....
32 Mahluk aneh...
33 Bilah pedang....
34 Ketakutan Duo Tetua
35 Menjadi Bawahan....
36 Duta Pil Dan Obat...
37 Pertarungan Sengit....
38 Kekalahan Mutlak...
39 Kembali ke Akademi Xolfrods
40 Pertarungan Di Ruang Jiwa...
41 Penyelidikan Akademi Xolfrods...
42 Kesialan Leo dan Dan Dzik....
43 Orang Tua....
44 Surat Untuk Livy....
45 Cepat Pergi Dari Sini....
46 Perisai Api Tetua Braham...
47 Pengabdian Livy....
48 Latihan Bersama....
49 Tak Dapat Bertahan....
50 Energi Tingkat Dua
51 Menguji Hasil Latihan....
52 Pertarungan Duo Tetua Dan Perasaan Livy...
53 Kejahilan Livy dan Kaltha...
54 Kemampuan Diluar Dugaan...
55 Kerusuhan Di Perguruan Bintang Timur
56 Mengapa Kau Bisa Ada Di Sini...
57 Bukan Barang Rebutan....
58 Pedang Yang Sangat Tajam...
59 Membakar Habis...
60 Kemampuan Yang Sama...
61 Pertengkaran Moran dan La'o...
62 Kesalahan Leo....
63 Kita Sedang Berburu....
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Pertarungan Orang Asing
2
System Api Tertinggi....
3
Bakat Api...
4
Metode Rahasia...
5
Awal Perjalanan....
6
Masalah lama....
7
Pertandingan dan taruhan....
8
Aku adalah pemilik perguruan ini...
9
Apa kau menyesal....
10
Terlalu meremehkan...
11
Tolong Ampuni Kami...
12
Tujuan sebenarnya....
13
Rahasia tuan Kasra...
14
Balas dendam Leo...
15
Harimau dan rusa...
16
Melampiaskan emosi...
17
Bertemu lagi...
18
Darah Dewa...
19
Api Biru...
20
Aku Sudah Menyerah...
21
Penyamaran para preman...
22
Emosi Tak Terbendung...
23
Benang api dan sayap api....
24
Menuju Akademi Xolfrods....
25
Harimau Angin...
26
Tangga tak berujung...
27
Merekrut pengikut baru...
28
Api ungu vs api biru....
29
Duta tambang dan uang...
30
Sejarah 4000 tahun...
31
Perpisahan....
32
Mahluk aneh...
33
Bilah pedang....
34
Ketakutan Duo Tetua
35
Menjadi Bawahan....
36
Duta Pil Dan Obat...
37
Pertarungan Sengit....
38
Kekalahan Mutlak...
39
Kembali ke Akademi Xolfrods
40
Pertarungan Di Ruang Jiwa...
41
Penyelidikan Akademi Xolfrods...
42
Kesialan Leo dan Dan Dzik....
43
Orang Tua....
44
Surat Untuk Livy....
45
Cepat Pergi Dari Sini....
46
Perisai Api Tetua Braham...
47
Pengabdian Livy....
48
Latihan Bersama....
49
Tak Dapat Bertahan....
50
Energi Tingkat Dua
51
Menguji Hasil Latihan....
52
Pertarungan Duo Tetua Dan Perasaan Livy...
53
Kejahilan Livy dan Kaltha...
54
Kemampuan Diluar Dugaan...
55
Kerusuhan Di Perguruan Bintang Timur
56
Mengapa Kau Bisa Ada Di Sini...
57
Bukan Barang Rebutan....
58
Pedang Yang Sangat Tajam...
59
Membakar Habis...
60
Kemampuan Yang Sama...
61
Pertengkaran Moran dan La'o...
62
Kesalahan Leo....
63
Kita Sedang Berburu....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!