Jodoh Untuk Aisyah

Jodoh Untuk Aisyah

Tragedi Aisyah dan Abdul

Kisah Asmara Santri - BAB 1

Kau memiliki segalanya. Jangan kehilangan rasa percaya diri. Kau dapat melakukan apa saja di jagad raya ini. Jangan melemah. Semua kekuatan ada pada dirimu.

-Surya Fazar-

Cerita ini adalah kisah fiktif belaka dari beberapa santri dari Yayasan Riyadlatut Thalabah. Yang ceritanya dalam yayasan itu berdiri lah sebuah Aliyah yang setara dengan SMA dan pondok pesantren yang terdiri dari santri putra dan santri putri. Dalam majelis ilmu ini muncul berbagai jenis santri.

............................

Di sore yang cerah itu berkumpul lah empat sejoli.

"Hey brother." seru Yazid sambil membawa dua kresek hitam yang berisi nasi pecel dari warung mbok Miyem.

Di pondok pesantren modern ini sebenarnya sudah disediakan kantin lengkap dengan beraneka ragam makanan, tapi entah kenapa mereka lebih menyukai makanan dari warung mbok Miyem.

"Akhirnya kamu datang juga, Zid. Sini in gorengannya cacing di perutku udah hampir tepar karna kelaparan." ujar Abdul sambil merebut plastik hitam dari tangan Yazid.

"Lama amat Zid belinya." Minan buka suara.

"Abis lagi kencan berduaan sama mbok Mi kali." canda Yusuf sambil tertawa kecil.

Yazid yang di fitnah sekejam itu pun tidak terima dan segera buka suara mengkonfirmasi kebenaran nya.

"Wah teganya. Walaupun parasku ini pas - pasan, tapi percayalah banyak wanita mempesona di pondok ini yang lagi anti buat di jadiin istri." tutur Yazid dengan yang tiba-tiba narsis.

Mendengar ucapan Yazid yang menjijikkan itu membuat yang lainya ingin muntah.

"Belajar yang bener sono baru mikirin istri." bantah Yusuf.

"Emang kalau udah nikah mau di kasih makan apa ? krikil ?" tambah Abdul.

Yazid yang di hina habis habisan cuma bisa komat kamit ngga jelas. Sedangkan Minan cuma mendengarkan sambil menikmati makannya dengan syahdu.

"Ngomongin tentang istri, kalian sudah dapat inceran belum ?" tanya Yusuf yang langsung dijawab gelengan oleh semuanya kecuali Abdul.

"Sebenarnya aku sudah ada." tambah Yusuf lagi.

"Siapa ?" tanya Yazid dengan antusias.

"Dia... adalah salah satu santri Abi ku." jawab yusuf.

Mereka memutuskan untuk bermain basket setelah berbincang begitu lama. Maklum, pondok itu telah modern jadi disediakan juga berbagai perlengkapan olahraga disana.

🌹🌹🌹🌹

Mentari mulai lelah, sebentar lagi ia akan menenggelamkan diri untuk beristirahat.

Sebenarnya waktu itu adalah jadwal untuk santri putri piket. Jangan heran kalau banyak santri putri yang melirik mereka.

Toh diantara mereka ada si Yusuf yang paling populer sebagai anak Kiyai, juga Abdul yang terkenal sebagai vocal hadroh. Juga wajah tampan yang mereka miliki.

Bukan tanpa alasan Yazid berkata kalau wajahnya biasa saja. Sebenarnya ia juga ganteng, hanya saja lebih gantengan yang lainya.

Santri putri juga ada yang menjadi incaran para santri putra. Dia adalah Aisyah. Gadis pintar yang tertutupi oleh sifat pemalunya.

Jujur saja, Aisyah juga tertarik dengan salah satu dari mereka. Tentu saja itu adalah Abdul. Standar ketampanannya yang diatas rata - rata juga postur tubuh nya yang tinggi membuat siapapun yang melihatnya menjadi terpesona.

Yang paling utama dari itu semua adalah suaranya yang aduhai merdu.

Ajaibnya saat sedang difikirkan, Abdul menoleh ke arah nya dan tersenyum mesra kepadanya.

Aisyah menoleh kekanan dan ke kiri tak ada siapapun kecuali dirinya. Itu berarti.. Abdul tersenyum untuk nya ?

Ia segera menepis pemikiran nya itu. Mana mungkin Abdul menyukainya ? ia menggeleng pelan menepis dugaan yang tidak mungkin itu dan beralih mendekati Liya dan Cha cha.

"Bukankah mereka terlalu tampan untuk menjadi manusia?" ujar Cha cha melantur, ia memang fans beratnya Yusuf.

"Entahlah. Betapa beruntungnya istri nya nanti." ucap Liya yang membenarkan pertanyaan konyol Cha cha.

"Aku berharap mereka tidak menikah dan tetap menjadi milik kita semua."

Sebuah jitakan keras hinggap di kening lebar Cha cha setelah ia berucap.

"Sakit Liya." protes Cha cha ngga terima.

Sedangkan Liya hanya cengengesan ngga jelas. Mereka berdua akhirnya sadar kalau Aisyah juga berada di samping mereka.

" Ais, adakah dari mereka yang kau sukai ?" tanya Liya yang hanya dijawab dengan senyuman kecil oleh Ais.

Aisyah memang pendiam. Tak banyak hal yang ais ceritakan pada teman-teman nya. Ia masih ingat betul ucapan salah satu guru MTs nya dulu, bahwa tak selamanya teman itu baik dan mampu menjaga rahasia kita.

Ada kalanya suatu saat nanti mereka berubah. Itu pasti. Dan Aisyah pernah mengalami hal itu.

Oleh karna itu, ia memilih diam dari pada curhat pada teman. Walau teman itu sebaik Liya dan Cha cha.

Semua itu ia lakukan bukan karna ia tidak percaya pada temannya.

Ia tau Liya dan Cha cha adalah teman yang baik. Tapi bukankah hati akan lebih lega bila menceritakan segala permasalahannya pada Allah dari pada manusia ?

Apalagi kalau curhatnya di waktu malam. Insya Allah bakal di dengar sang khalik.

Ddukk...

Karna melamun Aisyah tidak menyadari kalau ada sebuah bola melayang ke arahnya.

" Aisyah!!" kedua sahabatnya menjerit kaget dengan segera melihat keadaan Aisyah.

"Kau baik - baik saja ?" tanya Liya yang terlihat panik.

"Ada yang benjol gak ?" tambah Cha cha sambil memutar seluruh badan ku untuk memastikan.

"Aku baik baik saja." jawabku meyakinkan mereka.

Tapi begitulah mereka, tak akan percaya begitu saja tanpa ada bukti.

Akhirnya Cha cha ngomelin Abdul and the genk karna gara - gara mereka yang kurang hati - hati jadi bolanya nyasar ke kandang santri putri.

Walaupun ia nge fans, tapi ia juga sayang sama Aisyah dan ngga mau Aisyah kenapa-napa.

Bola di hadapannya juga kena imbasnya. Cha cha menendang jauh bola itu hingga kembali ke habitat aslinya. kemana ? tentu saja kandang santri putra.

Tanpa mereka sadari ada dua dari empat sejoli itu yang tengah menatap Aisyah dengan hati yang berdebar. Ya, mereka menyukai orang yang sama. Apa yang terjadi pada persahabatan mereka saat mereka tau kebenaran nya.

" Aisyah.." panggil salah satu santri yang baru datang.

"Ya, ada apa Alma ?" tanya Aisyah dengan lembut.

"Kamu di panggil sama abah." ucap Alma sedikit berteriak karna posisinya yang agak jauh dari Aisyah.

"Sono gih." canda Liya sambil mendorong Aisyah pelan seakan mengusir nya.

"Tapi piket nya belum selesai." ucap Aisyah.

"Udah gak papa. Masalah gini mah gampang. Tinggal wus sampahnya langsung lari semua." ucap Cha cha sambil mengibaskan sapunya dengan kencang.

"Uhuk uhuk... Cha, jangan bicanda. Uhuk.. " protes Liya karna banyak debunya jadi berterbangan karna Cha cha.

-To Be Continued-

Ini sebenarnya adalah karya pertama saya 🙏

Mohon maaf yaa kalau ada ke kurangan ✌️

Saya berharap ada yang memberi kritik dan saran 🙏

Salam Sehat Alhamdulillah 🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!