Mawar Liar Untuk Luqman
"Pak! Tolong cepat buka pintunya." teriak seorang wanita cantik, sambil menggedor pintu mobil, yang berhenti tepat di depan sebuah rumah bordil.
Laki-laki yang ada di dalam mobil itu mengernyitkan dahi, heran dengan tingkah wanita itu. Ia pun mematikan teleponnya, lalu membuka pintu mobilnya.
"Ayo, cepat kemudikan mobilnya." seru wanita itu, sambil menutup pintu mobil dengan kerasnya. Setelah ia berhasil masuk ke mobil dengan aman. Hingga laki-laki yang sedang terbengong itu berjingkat kaget.
Gadis itu terlihat ketakutan sambil menatap ke arah luar. Terlihat beberapa laki-laki yang berbadan tinggi besar, serta berpakaian serba hitam tengah berlari seperti mengejar seseorang.
"Apa yang terjadi?" pria itu semakin heran, karena melihat rombongan laki-laki itu seperti berlari ke arah mobilnya.
"Hei, pak sopir. Kamu jangan banyak tanya. Cepat lakukan perintah ku."
Laki-laki itu kembali terkejut ketika mendengar gadis dihadapannya memanggilnya dengan sebutan 'pak supir'.
"Aku, sopir?" pria itu menunjuk batang hidungnya sendiri.
"Plis, aku mohon. Tolong segera kemudikan mobilnya, pak."
Gadis itu menangkupkan kedua tangannya di depan dada, sambil mengerjapkan kedua matanya. Terlihat lucu sekali.
"Astaghfirullah."
Pria itu mengusap wajahnya dengan satu tangannya. Menyadari jika terlalu lama menatap gadis dihadapannya.
Rombongan laki-laki yang tengah berlari itu semakin mendekat ke mobil, hingga membuat gadis itu semakin ketakutan.
Pria yang di sangka sopir itu tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Tapi feeling-nya mengatakan untuk menuruti permintaan gadis cantik dihadapannya.
Akhirnya, pria itu segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Gadis itu menghempaskan tubuhnya di kursi mobil, sambil mengurut dadanya dan tersenyum lega.
Namun tak lama berselang, ia membuka kaca mobil dan menoleh ke belakang.
"Wek... Wek... Wek." celoteh gadis itu dengan riangnya.
Ia menjulurkan lidahnya, dan kedua tangannya menempel di telinga sambil digerak-gerakkan. Seolah mengejek pada para pria yang tengah mati-matian mengejarnya.
Pria yang disangka sopir tadi memandang sekilas ke arah gadis itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia bingung dengan apa yang terjadi.
"Nona, kemana Anda hendak pergi?"
Gadis yang masih melongok keluar, segera menarik kepalanya ke dalam.
"Bawa saya ke tempat yang paling jauh."
"Tempat yang paling jauh? Dimana itu."
"Kamu kan sopir, jadi jelas tahu tempat yang paling jauh dong."
"Apa kamu tidak punya televisi di rumah? Atau paling tidak pernah menonton video live streaming begitu." tanya pria itu sambil menyunggingkan senyum tipis.
"Rumahku tidak ada televisinya. Lagian, tidak ada hubungannya tempat jauh dengan televisi." ketus gadis itu.
Tentu saja di kediaman wanita itu tidak ada televisi. Jika pun ada, pasti yang akan ditonton adalah film barongsai atau film olahraga diatas tempat tidur. Karena ia hidup di sebuah rumah bordil.
Pria itu menganggukkan kepalanya, walau sedikit heran juga. Rasanya ia tidak percaya, ada seorang wanita cantik dengan penampilan yang serba lima centimeter, tapi tidak memiliki televisi di rumahnya.
"Tapi saya tidak tahu tempat apa yang anda maksud, nona." ucap pria itu sambil fokus menyetir mobilnya.
Karena tidak ada jawaban, pria itu menoleh.
"Hah, tidur?" gumam pria itu, ketika melihat gadis cantik disampingnya sudah memejamkan matanya.
'Se-serius, di sudah tidur? Perasaan tadi masih berbicara. Kalau dia tidur, lalu kemana aku harus membawanya pergi? Ada hubungan apa, dia dengan preman-preman tadi? Kenapa gadis semuda dia bisa sampai berurusan dengan mereka?' batin pria yang masih fokus menyetir.
Karena bingung harus membawa kemana, akhirnya ia membawa gadis itu ke kotanya. Kota yang ia tinggali memang terletak cukup jauh dari kota yang baru ia kunjungi saat ini. Yakni menempuh sekitar sepuluh jam perjalanan.
**
Setelah menempuh perjalanan panjang dan cukup lama, akhirnya pria itu sampai di kotanya pada keesokan harinya.
Ia menoleh dan menatap sekilas ke arah gadis dihadapannya, yang masih tertidur pulas. Melihat tidurnya yang sangat lelap, pria itu tidak tega untuk membangunnya.
Mobil semakin mendekati kompleks perumahan pria itu. Tapi si gadis cantik itu belum juga bangun. Terpaksa ia membangunnya, daripada terjadi kesalahan.
"Nona, ini sudah sampai kota A. Tolong segera bangun."
Setelah berulang kali memanggilnya, akhirnya gadis itu mulai menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Dengan menggeliatkan tubuhnya, dan matanya mulai mengerjap pelan-pelan.
"Sudah sampai mana ini?" gumamnya sambil menoleh kanan dan kiri.
"Ini sudah sampai di kota A."
"Hah! Kota A? Jauh sekali?" gadis itu begitu terkejut ketika mendengar jawaban sang sopir.
"Maaf, nona. Katanya tadi disuruh untuk membawa ke tempat yang jauh. Giliran sudah dibawa ke tempat yang jauh, kenapa anda protes?"
"Benar juga ya." gumam gadis itu sambil mengetuk dagu dengan jemarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Fitri
Assalamualaikum... alhmdulilah mulai baca nie, semoga ngak kalah seru dengan karyamu yg sudah ku baca.,. 😘😘😘
2023-04-04
1