5. Gara-gara aroma masakan

Mawar memasukkan baju-bajunya yang tak seberapa itu ke dalam almari. Setelah itu ia merebahkan dirinya diatas tempat tidur.

Ia pandangi langit-langit kamarnya. Pikirannya mulai berkelana ke kehidupannya yang dulu.

"Tuhan, semoga Kau permudah jalanku." gumamnya, sebelum akhirnya ia terlelap tidur.

Sementara itu, di lantai atas. Luqman baru saja selesai mandi. Walaupun badannya terasa capek, ia belum bisa memejamkan matanya.

Akhirnya pria itu mencoba membuka aplikasi belanja online. Ia ingin membelikan beberapa potong baju untuk Mawar.

Saat ia tengah asyik menyecroll layar handphonenya, terdengar suara ketukan pintu. Pria itu bangkit dari tidurnya, dan berjalan membukakan pintu untuk mamanya.

"Boleh mama masuk?"

"Tentu, silahkan ma." Luqman memundurkan tubuhnya, agar mamanya bisa masuk.

Ia mengikuti mamanya dan duduk di pinggir ranjang tempat tidur.

"Ada apa, ma?"

"Tolong ceritakan pada mama, asal-usul gadis itu."

Luqman menghela nafas panjang, lalu mulai menceritakan asal usul pertemuannya dengan Mawar, tanpa ada secuil pun yang ditutupi.

Mama Firda menghela nafas panjang, setelah mendengar penjelasan putra satu-satunya.

"Semoga disini, ia bisa berubah menjadi lebih baik. Seperti keinginannya."

"Aamiin ya rabbal aalamiin. Kita memang harus mendukung orang-orang yang berniat berubah, ma."

"Hem, betul apa katamu. Kalau begitu, mama mau mencari beberapa potong baju yang bisa dikenakan oleh Mawar."

"Luqman rasa tidak perlu banyak-banyak, ma. Mengingat pakaian dia tadi seperti itu. Ini Luqman juga mau memesankan baju untuknya, yang nyaman untuk dipakai beraktifitas sehari-hari."

"Iya, kamu memang seorang anak yang baik. Seperti almarhum papamu." mama Firda mengusap sebelah pipi anaknya dengan lembut.

"Bukankah buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya. Jadi apa yang Luqman lakukan ini, bisa jadi karena kebaikan yang mama dan papa lakukan selama ini."

"Aamiin. Mama keluar dulu ya, kamu istirahat dulu gih."

Mama Firda bangkit dari duduknya, dan berjalan keluar. Tak lupa ia pun menutup pintunya, agar putranya bisa istirahat dengan nyenyak.

Walaupun badannya terasa sangat capek, Luqman tidak langsung tidur. Ia kembali menyibukkan diri dengan mencari pakaian yang cocok dikenakan oleh Mawar.

Setelah mendapatkan apa yang sesuai dengan keinginannya, barulah Luqman bisa tidur siang dengan nyenyak.

Sementara itu, mama Firda mencari beberapa potong baju yang sudah tidak ia kenakan, tapi masih bagus kondisinya, dalam almari pakaiannya.

Setelah mendapatkan apa yang dicari, mama Firda membawanya turun. Ia meletakkan beberapa potong pakaian itu di atas meja, yang dekat dengan kamar Mawar.

Meskipun ia dan putranya menjadikan Mawar sebagai asisten rumah tangga dirumahnya, Mama Firda tidak mau berlaku otoriter.

Ia tidal langsung menyuruh Mawar bekerja. Seperti pada sore hari itu, ia memasak beberapa menu makanan, untuk makan malamnya nanti.

"Hem, enak sekali. Bau apa ini?" gumam Mawar, dengan mata yang masih terpejam, tapi hidungnya kembang kempis.

"Ah, cacing dalam perutku semakin meronta-ronta. Sepertinya aku harus segera menyantap makanan itu."

Mawar terus meracau, hingga ia berguling-guling, dan akhirnya justru terjatuh dari tempat tidur.

"Arghhh.... Sakit."

Mawar mengerang, dan mengusap siku serta kepalanya secara bergantian.

Namun, erangannya terhenti ketika indera penciumannya kembali fokus pada aroma masakan yang menguar, sampai menembus dinding kamarnya.

"Ah, sepertinya tadi aku tidak sedang bermimpi. Pasti ada yang sedang memasak. Tengok dulu ah."

Mawar bangkit dari duduknya, lalu berjalan keluar. Terlihat majikannya tengah mengaduk sesuatu diatas kompor.

"Hem, enak sekali baunya, Tan. Masak apa sih?" Mawar melihat sesuatu yang diaduk oleh mamanya Luqman.

"Kamu sudah bangun? Ini Tante sedang masak tongseng ayam." mama Firda menoleh sejenak ke arah Mawar, yang menganggukkan kepalanya.

"Sudah sore, kamu mandi saja dulu. Itu diatas meja, Tante sudah menyiapkan beberapa potong baju yang bisa kamu pakai."

Mawar menoleh mengikuti arah telunjuk mama Firda. Lalu gadis itu mendekati tumpukan baju itu.

Ketika mendekat ke arah baju itu, ia melihat secarik kertas yang ada diatasnya. Namun, karena ia tidak pernah menginjak bangku sekolah, ia cukup kesulitan untuk membaca tulisannya.

"Tante, apakah ini daftar pekerjaan yang harus aku kerjakan selama berada disini?" tanya Mawar, sambil menyodorkan selembar kertas itu.

"Iya, kamu sudah paham kan?"

"Saya pahamnya ini tulisan yang sangat indah. Tapi sayangnya saya tidak bisa membaca, karena saya tidak pernah menginjak bangku sekolah." ucap Mawar dengan wajah sendunya.

Mama Firda sangat prihatin mendengar penuturan Mawar yang belum pernah sekalipun mengeyam pendidikan.

"Tidak apa-apa, nanti Tante jelaskan. Sekarang kamu mandi ya, biar badannya segar. Lalu ikut sholat Maghrib berjamaah." mama Firda memegang bahu Mawar sambil menyunggingkan senyum.

"Saya juga tidak bisa sholat, Tan."

"Nanti, kami akan membantumu."

"Terima kasih, Tante. Anda dan mas Luqman itu baik sekali. Seperti malaikat saja."

"Tidak perlu mengucapkan terima kasih. Kewajiban kita memang saling mendoakan." mama Firda tersenyum penuh kelembutan, yang membuat hati Mawar merasa begitu nyaman.

Terpopuler

Comments

Tata google

Tata google

emang ada orang sebaik mereka/Smile/

2024-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kabur
2 2. Kelaparan
3 3. Setan
4 4. Berkenalan
5 5. Gara-gara aroma masakan
6 6. Penampilan baru Mawar
7 7. Makan malam bersama
8 8. Mengungkap jati diri
9 9. Pekerjaan pertama
10 10. Drama roti bakar
11 11. Basic class
12 12. Tidur siang
13 13. Perasaan Mawar
14 14. Muka melas
15 15. Di kamar Luqman
16 16. Do'a Mawar bikin ngakak
17 17. Dijodohkan
18 18. Pertemuan pertama
19 19. Calon ibu
20 20. Untuk yang kesekian kalinya
21 21. Drama lagi
22 22. Gaji pertama
23 23. Pertemuan kedua
24 24. Undangan makan malam
25 25. Pujian dari Luqman
26 26. Makan malam
27 27. Belanja Bersama
28 28. Terkejut
29 29. Kegelisahan Luqman
30 30. Saling terpesona
31 31. Rasa kagum
32 32. Foto bersama
33 33. Di kantor
34 34. Make over
35 35. Salah tingkah
36 36. Pertemuan dua wanita
37 37. Pertemuan Mawar dan Burhan
38 38. Mama sakit
39 39. Sebuah rahasia
40 40. Kalah saing
41 41. Pemikiran Mawar
42 42. Mengungkap rahasia
43 43. Salah masuk
44 44. Hadiah
45 45. Anak ngeyel
46 46. Saling peduli
47 47. Tak nyaman
48 48. Perjodohan
49 49. Keputusan Luqman
50 50 Keputusan
51 51. Suara isakan tangis
52 52. Benang kusut cinta
53 53. Menyesal
54 54. Penghilang penat
55 55. Di Hotel
56 56. Kecelakaan
57 57. Operasi
58 58. Keadaan Mawar
59 59. Mencuri dengar
60 60. Sebuah perkembangan
61 61. Kabar baik
62 62. Sadar
63 63. Semangkuk bubur
64 64. Menjenguk Mawar
65 65. Mengundang rasa penasaran
66 66. Di rumah sakit
67 67. Jawaban
68 68. Penasaran
69 69. Haru
70 70. Masa lalu
71 71. Pulang
72 72. Tidur siang
73 73. Makan siang
74 74. Ajakan kedua orang tua Clara
75 75. Di Taman
76 76. Farida
77 77. Kangen
78 78. Mencari karyawan
79 79. Kesepakatan
80 80. Perjalanan ke luar kota
81 81. Ingin mencubit
82 82. Tamu spesial
83 83. Di dapur
84 84. Rumah sakit
85 85. Diagnosa Dokter
86 86. Diagnosa untuk Clara
87 87. Rencana pulang dari rumah sakit
88 88. Pertemuan
89 89. Pertemuan kembali
90 90. Lega
91 91. Hal penting
92 92. Kesiangan
93 93. Drama pagi
94 94. Jawaban
95 95. End
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1. Kabur
2
2. Kelaparan
3
3. Setan
4
4. Berkenalan
5
5. Gara-gara aroma masakan
6
6. Penampilan baru Mawar
7
7. Makan malam bersama
8
8. Mengungkap jati diri
9
9. Pekerjaan pertama
10
10. Drama roti bakar
11
11. Basic class
12
12. Tidur siang
13
13. Perasaan Mawar
14
14. Muka melas
15
15. Di kamar Luqman
16
16. Do'a Mawar bikin ngakak
17
17. Dijodohkan
18
18. Pertemuan pertama
19
19. Calon ibu
20
20. Untuk yang kesekian kalinya
21
21. Drama lagi
22
22. Gaji pertama
23
23. Pertemuan kedua
24
24. Undangan makan malam
25
25. Pujian dari Luqman
26
26. Makan malam
27
27. Belanja Bersama
28
28. Terkejut
29
29. Kegelisahan Luqman
30
30. Saling terpesona
31
31. Rasa kagum
32
32. Foto bersama
33
33. Di kantor
34
34. Make over
35
35. Salah tingkah
36
36. Pertemuan dua wanita
37
37. Pertemuan Mawar dan Burhan
38
38. Mama sakit
39
39. Sebuah rahasia
40
40. Kalah saing
41
41. Pemikiran Mawar
42
42. Mengungkap rahasia
43
43. Salah masuk
44
44. Hadiah
45
45. Anak ngeyel
46
46. Saling peduli
47
47. Tak nyaman
48
48. Perjodohan
49
49. Keputusan Luqman
50
50 Keputusan
51
51. Suara isakan tangis
52
52. Benang kusut cinta
53
53. Menyesal
54
54. Penghilang penat
55
55. Di Hotel
56
56. Kecelakaan
57
57. Operasi
58
58. Keadaan Mawar
59
59. Mencuri dengar
60
60. Sebuah perkembangan
61
61. Kabar baik
62
62. Sadar
63
63. Semangkuk bubur
64
64. Menjenguk Mawar
65
65. Mengundang rasa penasaran
66
66. Di rumah sakit
67
67. Jawaban
68
68. Penasaran
69
69. Haru
70
70. Masa lalu
71
71. Pulang
72
72. Tidur siang
73
73. Makan siang
74
74. Ajakan kedua orang tua Clara
75
75. Di Taman
76
76. Farida
77
77. Kangen
78
78. Mencari karyawan
79
79. Kesepakatan
80
80. Perjalanan ke luar kota
81
81. Ingin mencubit
82
82. Tamu spesial
83
83. Di dapur
84
84. Rumah sakit
85
85. Diagnosa Dokter
86
86. Diagnosa untuk Clara
87
87. Rencana pulang dari rumah sakit
88
88. Pertemuan
89
89. Pertemuan kembali
90
90. Lega
91
91. Hal penting
92
92. Kesiangan
93
93. Drama pagi
94
94. Jawaban
95
95. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!