3. Setan

"Pak, sa-saya tidak memiliki uang sepeser pun untuk membayar ongkos taksinya. Sepertinya dompet saya terjatuh tadi saat lari." ucap Mawar dengan wajah ditekuk, terlihat sendu.

"Maaf, kalau boleh tahu. Rumahmu dimana? Biar saya antar kamu pulang ke rumah."

"Saya tidak memiliki rumah, pak. Selama ini saya tinggal dirumah bordil. Preman yang mengejar saya kemarin memang berjaga disana. Agar tidak ada yang bisa melarikan diri."

Mawar menjeda kalimatnya, untuk memberi ruang di dadanya. Dengan menghela nafas panjang. Ia tak menyangka bisa kabur dari rumah terkutuk itu. Setelah itu, ia kembali melanjutkan bicaranya.

"Niat saya lari dari sana sudah mau insyaf. Tidak mau bekerja lagi disana. Saya juga takut mati sia-sia disana, seperti teman saya yang meninggal karena penyakit Aids. Tapi karena uang saya sudah hilang, tidak punya tempat pula. Sepertinya niat saya sedikit goyah.

Bagaimana kalau saya membayar tarif taksinya dengan melayani bapak saja. Tapi nanti jangan lupa dikasih tip tambahan, seperti ibu penjual tadi. Untuk biaya saya hidup. Setelah itu saya akan benar-benar bertobat."

"Apa! Me-melayaniku?" ucap pria itu begitu terkejut. Bahkan ia sampai mengurut dada, dan langsung menjauhkan badannya hingga menempel ke pintu mobil.

"Dijamin tidak akan mengecewakan bapak pokoknya deh. Karena saya sudah berpengalaman." Mawar mulai mendekatkan tubuhnya hingga duduk satu kursi dengan pria itu, dan membelainya.

"Tidak! Saya akan menggratiskan mu membayar tarif mobilnya."

"Serius, pak?" Mawar menatap pria dihadapannya sambil mengerjapkan matanya. Seolah tak percaya dengan pendengarannya.

"Iya, saya serius. Yang terpenting kamu harus bertaubat dengan sungguh-sungguh."

"Tapi bagaimana kehidupan saya kedepannya nanti. Saya tidak memiliki uang untuk biaya hidup. Jajan saja ditraktir sama bapak."

Mawar menjauhkan dirinya dari pria disampingnya, lalu bersandar di kursinya dengan pandangan yang menerawang jauh.

"Apa aku harus mengamen dulu?"

"Ya, suaraku kan cukup bagus. Bapak dengar dulu ya suaraku." ucap Mawar terlihat kembali bersemangat. Ia menatap pria disampingnya lagi, sambil mulai bernyanyi.

Seketika pria itu langsung menutup telinganya. Karena suara Mawar membuat indera pendengarannya sakit.

"Hentikan!" seru pria itu, sehingga membuat Mawar seketika terdiam.

"Kenapa? Suara saya jelek ya?" Mawar kembali terlihat sendu.

"Tidak, hanya saja kamu perlu olah vokal. Kamu mau bekerja ditempat ku? Tapi, sebagai asisten rumah tangga."

"Serius, pak?" Pria itu pun mengangguk.

"Wah, terima kasih pak." pekik Mawar kegirangan, sambil memeluk dan mengecup pipi pria dihadapannya. Sehingga membuatnya membulatkan matanya, dan mulutnya menganga.

"Tolong, jangan berbuat seperti ini lagi." sepersekian detik, pria itu segera mendorong Mawar. Dan membuat gadis itu terkejut.

"Bapak tidak suka saya peluk?"

"Tentu saja, tidak. Aku takut keperjakaanku hilang sebelum waktunya."

"Apa! Bapak masih perjaka? Apa tidak ada wanita yang mau dengan bapak? Padahal menurutku bapak itu tampan lho. Badan bapak juga... Wow! Eight pack." Mawar berbinar, ketika menyingkap t-shirt yang dikenakan pria disampingnya. Terlihat roti sobeknya yang berjumlah delapan.

"Apa-apaan kamu ini?" Pria itu dengan segera menurunkan t-shirt nya kembali.

"Maaf, pak." Mawar nyengir kuda.

"Oh iya, bapak keren juga ya. Seorang sopir saja, punya asisten rumah tangga."

Pria itu tidak lagi menanggapi ucapan Mawar, dan kembali melajukan mobilnya menuju kediamannya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, akhirnya mobil yang dikendarai Mawar berhenti disebuah rumah dua lantai yang begitu mewah dan megah. Mawar menatap tanpa kedip rumah yang ada dihadapannya.

"Luarnya saja begitu indah, apalagi dalamnya?" gumam Mawar sambil geleng-geleng kepala, karena merasa takjub.

Seorang security membukakan pintu gerbang, lalu mobil itupun kembali berjalan dan berhenti di carport. Keduanya lalu turun dari mobil bersamaan.

Pria itu membuka pintu rumah utamanya, lalu mempersilahkan Mawar masuk. Dengan senyum lebar, gadis itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

Ia semakin dibuat menganga, ketika pandangannya menyapu ke setiap sudut ruangan yang tampak begitu luas, dan terdapat barang-barang yang begitu bagus.

"Ini, rumah siapa sih pak?" tanya Mawar penasaran.

Belum sempat menjawab pertanyaan Mawar, seorang perempuan yang memakai stelan gamis lebar berwarna serba putih datang mendekat.

"Ssetan...." pekik Mawar ketakutan.

Ia langsung bersembunyi di belakang punggung pria yang disangka sopir taksi tadi, dan memeluk pinggangnya dengan sangat erat. Wajah pria itupun sampai memerah, karena kedua kalinya gadis itu memeluknya.

Episodes
1 1. Kabur
2 2. Kelaparan
3 3. Setan
4 4. Berkenalan
5 5. Gara-gara aroma masakan
6 6. Penampilan baru Mawar
7 7. Makan malam bersama
8 8. Mengungkap jati diri
9 9. Pekerjaan pertama
10 10. Drama roti bakar
11 11. Basic class
12 12. Tidur siang
13 13. Perasaan Mawar
14 14. Muka melas
15 15. Di kamar Luqman
16 16. Do'a Mawar bikin ngakak
17 17. Dijodohkan
18 18. Pertemuan pertama
19 19. Calon ibu
20 20. Untuk yang kesekian kalinya
21 21. Drama lagi
22 22. Gaji pertama
23 23. Pertemuan kedua
24 24. Undangan makan malam
25 25. Pujian dari Luqman
26 26. Makan malam
27 27. Belanja Bersama
28 28. Terkejut
29 29. Kegelisahan Luqman
30 30. Saling terpesona
31 31. Rasa kagum
32 32. Foto bersama
33 33. Di kantor
34 34. Make over
35 35. Salah tingkah
36 36. Pertemuan dua wanita
37 37. Pertemuan Mawar dan Burhan
38 38. Mama sakit
39 39. Sebuah rahasia
40 40. Kalah saing
41 41. Pemikiran Mawar
42 42. Mengungkap rahasia
43 43. Salah masuk
44 44. Hadiah
45 45. Anak ngeyel
46 46. Saling peduli
47 47. Tak nyaman
48 48. Perjodohan
49 49. Keputusan Luqman
50 50 Keputusan
51 51. Suara isakan tangis
52 52. Benang kusut cinta
53 53. Menyesal
54 54. Penghilang penat
55 55. Di Hotel
56 56. Kecelakaan
57 57. Operasi
58 58. Keadaan Mawar
59 59. Mencuri dengar
60 60. Sebuah perkembangan
61 61. Kabar baik
62 62. Sadar
63 63. Semangkuk bubur
64 64. Menjenguk Mawar
65 65. Mengundang rasa penasaran
66 66. Di rumah sakit
67 67. Jawaban
68 68. Penasaran
69 69. Haru
70 70. Masa lalu
71 71. Pulang
72 72. Tidur siang
73 73. Makan siang
74 74. Ajakan kedua orang tua Clara
75 75. Di Taman
76 76. Farida
77 77. Kangen
78 78. Mencari karyawan
79 79. Kesepakatan
80 80. Perjalanan ke luar kota
81 81. Ingin mencubit
82 82. Tamu spesial
83 83. Di dapur
84 84. Rumah sakit
85 85. Diagnosa Dokter
86 86. Diagnosa untuk Clara
87 87. Rencana pulang dari rumah sakit
88 88. Pertemuan
89 89. Pertemuan kembali
90 90. Lega
91 91. Hal penting
92 92. Kesiangan
93 93. Drama pagi
94 94. Jawaban
95 95. End
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1. Kabur
2
2. Kelaparan
3
3. Setan
4
4. Berkenalan
5
5. Gara-gara aroma masakan
6
6. Penampilan baru Mawar
7
7. Makan malam bersama
8
8. Mengungkap jati diri
9
9. Pekerjaan pertama
10
10. Drama roti bakar
11
11. Basic class
12
12. Tidur siang
13
13. Perasaan Mawar
14
14. Muka melas
15
15. Di kamar Luqman
16
16. Do'a Mawar bikin ngakak
17
17. Dijodohkan
18
18. Pertemuan pertama
19
19. Calon ibu
20
20. Untuk yang kesekian kalinya
21
21. Drama lagi
22
22. Gaji pertama
23
23. Pertemuan kedua
24
24. Undangan makan malam
25
25. Pujian dari Luqman
26
26. Makan malam
27
27. Belanja Bersama
28
28. Terkejut
29
29. Kegelisahan Luqman
30
30. Saling terpesona
31
31. Rasa kagum
32
32. Foto bersama
33
33. Di kantor
34
34. Make over
35
35. Salah tingkah
36
36. Pertemuan dua wanita
37
37. Pertemuan Mawar dan Burhan
38
38. Mama sakit
39
39. Sebuah rahasia
40
40. Kalah saing
41
41. Pemikiran Mawar
42
42. Mengungkap rahasia
43
43. Salah masuk
44
44. Hadiah
45
45. Anak ngeyel
46
46. Saling peduli
47
47. Tak nyaman
48
48. Perjodohan
49
49. Keputusan Luqman
50
50 Keputusan
51
51. Suara isakan tangis
52
52. Benang kusut cinta
53
53. Menyesal
54
54. Penghilang penat
55
55. Di Hotel
56
56. Kecelakaan
57
57. Operasi
58
58. Keadaan Mawar
59
59. Mencuri dengar
60
60. Sebuah perkembangan
61
61. Kabar baik
62
62. Sadar
63
63. Semangkuk bubur
64
64. Menjenguk Mawar
65
65. Mengundang rasa penasaran
66
66. Di rumah sakit
67
67. Jawaban
68
68. Penasaran
69
69. Haru
70
70. Masa lalu
71
71. Pulang
72
72. Tidur siang
73
73. Makan siang
74
74. Ajakan kedua orang tua Clara
75
75. Di Taman
76
76. Farida
77
77. Kangen
78
78. Mencari karyawan
79
79. Kesepakatan
80
80. Perjalanan ke luar kota
81
81. Ingin mencubit
82
82. Tamu spesial
83
83. Di dapur
84
84. Rumah sakit
85
85. Diagnosa Dokter
86
86. Diagnosa untuk Clara
87
87. Rencana pulang dari rumah sakit
88
88. Pertemuan
89
89. Pertemuan kembali
90
90. Lega
91
91. Hal penting
92
92. Kesiangan
93
93. Drama pagi
94
94. Jawaban
95
95. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!