"Luqman, siapa dia?" tanya wanita yang baru saja datang tadi.
"Di-dia... Asisten rumah tangga dirumah kita, ma. Selain dia bisa membantu mama, juga bisa menemani mama di rumah. Ketika Luqman bepergian jauh."
"Tapi, kenapa kamu tidak bilang dulu dengan mama? Dan kenapa, pakaiannya seperti itu?"
Sementara Mawar yang masih bersembunyi dibelakang Luqman, mendengarkan percakapan antara ibu dan anak itu.
'Mama? Pria ini bilang, mama? Aku pikir hantu.' batin Mawar, sambil menepuk jidatnya sendiri.
"Hei, jangan bersembunyi dibelakang melulu. Berkenalanlah dengan mamaku."
Perlahan Mawar melonggarkan pelukannya, lalu berdiri sejajar dengan Luqman, sambil menyunggingkan senyum tipis.
"Maafkan saya, Tante. Saya pikir Tante hantu." ucap Mawar sambil menutup mulutnya.
"Kalau kamu mengiraku hantu. Aku justru mengira kamu jin perempuan, yang mengikuti putraku satu-satunya."
"Hah, jin?" ulang Mawar terlihat cengo. Sementara Luqman dan ibunya menyunggingkan senyum tipis.
"Masa, gadis secantik dan seseksi aku di bilang mirip jin sih?" gerutu Mawar kesal.
"Luqman, di biro mana kamu mendapatkannya?"
"Em..." Luqman garuk-garuk kepala sembari berpikir.
"Kebetulan saya tadi naik taksinya bapak ini Tante. Karena dompet saya hilang, dan saya juga tidak mempunyai tempat tinggal, jadi bapak ini menawarkan saya menjadi asisten rumah tangga dirumahnya." cerocos Mawar panjang lebar.
"Bapak? Ini bukan bapak. Ini anak saya, namanya Luqman. Dan dia belum menikah, jadi jangan panggil dia bapak."
"Oh, jadi benar ya, Tan. Putra anda ini masih perjaka? Maaf tadi ku pikir dia adalah seorang bapak-bapak. Karena brewoknya itu lho, uh bikin gemes." ucap Mawar dengan wajah yang berbinar dan begitu mendamba.
Luqman seketika menutup brewoknya dengan kedua tangannya. Namun hal itu hanya sia-sia saja, tetap saja rambut tipis yang tumbuh di sekitar telinga sampai ke telinga yang satunya lagi.
Mamanya Luqman menatap geli ke arah Mawar. Belum pernah sekalipun ia temui gadis yang dengan terang-terangan memuji anaknya seperti itu.
Kebanyakan para wanita yang berada di sekeliling Luqman adalah wanita yang pendiam, dan menundukkan pandangannya ketika berpapasan dengannya. Dan pakaiannya pun juga tertutup.
"Luqman, mama ingin berbicara denganmu sebentar."
"Baik, ma. Kamu silahkan duduk dulu ya." ucap Luqman, ia beralih menatap Mawar.
"Okay." balas Mawar singkat, tapi masih berdiri mematung. Sedangkan Luqman dan mamanya berjalan agak menjauh darinya.
"Luqman, apa kamu serius mengajaknya kesini untuk menjadikannya seorang asisten rumah tangga?" bisik mama pelan.
"Iya, ma. Kasian, dia butuh pekerjaan."
"Tapi pakaiannya seperti itu. Bagaimana kalau kamu tergoda?"
"In shaa Allah tidak, ma. Kita bisa menyuruhnya untuk memakai pakaian yang lebih sopan nanti."
'Oh, jadi mereka sedang membicarakan aku? Sebenarnya bener juga sih, apa yang dikhawatirkan ibu itu. Tapi aku sudah insyaf, tidak mau lagi melakukan pekerjaan buruk dimasa laluku.' batin Mawar, yang bisa mendengar percakapan ibu dan anak itu. Setelahnya ia duduk di sofa, pura-pura tidak mendengar.
Mama dan Luqman menghampiri Mawar yang tengah duduk di sofa ruang tamu. Lalu keduanya duduk di sofa sebelah tempat duduk Mawar.
"Tante, maafkan tadi saya sempat bersikap kurang sopan. Perkenalkan nama saya Mawar." Gadis itu mengulurkan tangan pada mamanya Luqman.
"Saya Firda. Mamanya Luqman." Wanita itu membalas uluran tangan mawar.
"Mas, kenalin. Namaku Mawar." ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya dihadapan Luqman.
Namun pria itu justru membalasnya dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
Mawar mengernyitkan dahi sambil menarik tangannya, dan melihatnya sejenak. Kalau-kalau ada sesuatu kotoran yang menempel. Tapi kelihatannya tangannya bersih.
"Maaf, kita bukan mahram. Jadi tidak saling bersentuhan. Dan seperti yang mamaku bilang, namaku Luqman."
Mawar manggut-manggut mendengar penjelasan pria dihadapannya.
"Jadi, apakah saya tetap boleh bekerja di rumah ini?"
"Boleh. Kamu boleh bekerja disini. Tapi, jangan berpakaian seperti itu. Nanti akan aku berikan beberapa baju ganti untukmu. Sekarang kamu istirahat saja dulu." ucap Luqman.
"Mari Tante tunjukkan kamarmu."
Mama Firda bangkit berdiri, dan diikuti oleh Mawar. Sedangkan Luqman beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan menuju kamarnya yang ada dilantai atas.
"Nah, ini kamarmu." ucap mama Firda, pada Mawar. Saat keduanya sudah berdiri diambang pintu kamar untuk asisten rumah tangga.
Sesaat Mawar mengedarkan pandangannya menyapu ke setiap sudut ruangan yang berukuran tiga kali tiga meter itu.
Sama dengan kamar yang biasa ia tempati untuk melayani para tamunya. Bedanya sekarang ia bukan melayani pria hidung belang.
Melainkan melayani majikannya. Menyiapkan makanan, menyapu, dan pekerjaan rumah lainnya.
"Kamu bisa meletakkan baju-bajumu di almari ini. Jika kamu kegerahan, sudah ada kipas anginnya. Untuk kamar mandi, ada di luar. Dekat dengan pintu masuk dapur bagian belakang. Semoga kamu tidak kecewa dengan tempat tinggal yang kami sediakan untukmu."
"Sama sekali tidak, Tan. Mawar justru sangat senang, sudah diberi tempat tinggal yang layak, dan pekerjaan yang halal. Mawar janji, akan berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya. Saya siap bekerja sekarang. Katakan saja Tante, apa yang harus Mawar lakukan sekarang."
Mama Firda mengulas senyum, melihat Mawar yang begitu semangat bekerja.
"Daftar tugasnya, akan Tante berikan nanti. Kamu istirahatlah dulu, sesuai dengan ucapan anak Tante."
"Baik, Tante. Terima kasih."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Fitri
Assalamualaikum.. alhmdulilah, kamu harus bnyk 2 bersyukur dan benar harus insyaf, apalagi kamu d beri pekerjaan....orang yg menolong kamu,
2023-04-04
1