Menikahi Kekasih Gelap Sahabatku

Menikahi Kekasih Gelap Sahabatku

Bab 1

Sebuah mobil terhenti di tepi jalan, yang mana terdapat sebuah kos-kosan di seberang. Nampak seorang pria bertubuh atletis tengah memutar musik yang menggoda hasrat. Ia sedang menunggu seseorang wanita untuk diajak jalan. 

Pria itu bernama Rafi. Sudah lima belas menit ia menunggu, namun wanita yang ditunggu tak kunjung keluar dari kos-kosannya. 

"Alea lama banget," keluhnya seraya berdecak kesal. Padahal lima belas menit bukanlah waktu yang cukup lama untuk menunggu wanita. Bahkan pria lain mungkin akan menunggu wanitanya untuk hingga berjam-jam sebelum bepergian. 

Sementara itu, di dalam sebuah kos-kosan, nampak seorang wanita tengah menyemprotkan sesuatu ke wajahnya sebagai sentuhan terakhir dalam bermake-up. Wanita berbaju merah itu lantas berdiri dan berputar-putar sejenak di depan cermin. 

Ia memastikan agar tidak ada yang keliru dari penampilannya, karena ia akan kencan dengan pria yang begitu ia suka. "Uhh, cantiknya aku," puji seorang wanita bernama Alea pada dirinya sendiri.

Alea memonyongkan bibir sejenak untuk berpose selfie. Ia mengirim status terbaru ke semua sosial medianya. Setelahnya, sebuah tas selempang kecil berwarna hitam pun diraih. Ia siap ke luar untuk menemui pria yang ia suka, yang mana sudah menjemputnya di seberang jalan. 

"Hellow," sapa Alea saat menaiki mobil Rafi. "Mwah." Hampir saja bibir Alea mengenai pipi Rafi, tapi berhasil ditepis oleh pria berwajah tampan itu karena ia teringat sang istri. 

"Aku udah ada Raisa, huh. Kamu mau apa?" tanya Rafi seraya menjalankan mobilnya. Belum jelas arahnya mobil itu mau dibawa Rafi ke mana. 

"Terus kamu jemput aku ke sini mau apa? Mau menghabiskan quality time sama aku, kan?" Alea menyilangkan kedua tangannya. Tasnya dibiarkan tetap menyelempang di dadanya. 

"Sebenarnya aku cuma mau ngajak kamu makan sama curhat-curhatan dikit, sih," ucap Rafi seraya memandangi tubuh Alea dari bawah hingga atas. "Tapi, aku lihat-lihat badanmu makin bagus aja, jadi kepengen," goda Rafi mengulas senyuman, pikirannya ke arah hal jorok. 

"Jadi, kamu cuma tertarik sama badanku aja? Padahal aku menyukai segala tentangmu. Dirimu, tubuhmu, hatimu, karaktermu, semuanya aku suka." Alea tak lagi ragu mengungkapkan apa yang ia simpan rapi selama ini. 

Wanita itu memang telah mendambakan Rafi sejak lama. Tapi, bukan membalas perasaannya, Rafi justru menikahi wanita lain, yang tak lain dan tak bukan adalah adik dari sahabatnya sendiri. Rian namanya. 

"Ya nggak gitu si sebenarnya, Lea." Rafi memandang ke arah Alea sejenak, kemudian pandangannya kembali lurus untuk memperhatikan jalan. "Aku juga sebenarnya menikah sama Raisa cuma karena kasian," jujur Rafi pada Alea. 

"Emang iya?" tanya Alea memastikan seraya membelalakkan mata. "Terus kamu nggak kasian sama aku gitu?" Wanita itu lantas menampakkan wajah yang murung. 

"Kamu kan tau aku udah sahabatan sama Rian berapa lama. Terus tiba-tiba adiknya suka banget sama aku. Ya aku nggak enak lah sama Rian," ungkap Rafi. 

Alea, Rafi, dan Rian adalah teman dari kampus yang sama. Mereka berteman dari awal masuk perkuliahan, hingga sekarang sudah menjadi alumni. Namun, pertemanan mereka sempat renggang saat Rafi terpaksa harus menikahi Raisa, adik kandung Rian. 

Alea yang sejak dulu mendambakan Rafi, seketika sakit hati saat mendengar kabar Rafi dan Raisa menikah.

"Jadi kamu mau nggak jadi pacarku?" Dengan begitu terang-terangan, Alea mengajak Rafi jadian. Meski wanita itu tahu betul bahwa Rafi sudah beristri. Bahkan ia pun tahu istri Rian. 

"Emang kamu mau sama aku yang udah punya istri?" tanya Rafi memastikan. Wanita mana yang mau dimadu dengan wanita lain. 

"No problem, Honey. Yang penting kita bisa mesra-mesraan berdua," ucap Alea dengan nada yang begitu menggoda. 

Wanita itu nampak ingin merangkul Rafi. Tapi, bertepatan dengan itu, tiba-tiba ponsel Rafi berdering. Membuat Alea berdecak kesal. Ia menyilangkan kedua tangan seraya memonyongkan bibir. 

"Siapa, sih, ganggu aja," kesalnya. Ia tidak sabar ingin bermesraan dengan Rafi, pria yang paling ia sayangi. 

"Raisa, nih. Bentar, ya." Rafi izin mengangkat telepon dari istrinya itu. Tak lupa, pria itu juga meminta agar Alea diam sejenak agar Raisa tidak curiga. 

Itu membuat Alea semakin kesal. Seketika keinginannya untuk memiliki Rafi menjadi begitu menggebu-gebu. 

"Udah?" tanya Alea dengan nada kesal saat Rafi selesai berkomunikasi dengan Raisa melalui ponsel. Seperti istri pada umumnya, Raisa menanyai Rafi perihal di mana, dengan siapa, dan untuk apa. 

Pertanyaan-pertanyaan Raisa itu dijawab singkat oleh Rafi dengan alasan sedang bersama teman, nanti dikabari lagi. 

"Udah, Sayangku." Rafi mulai membelai rambut lurus Alea. "Kita udah pacaran, kan? Jangan marah-marah terus dong, Sayang," bujuk Rafi pada Alea. 

"Yeah, kita sepasang kekasih sekarang. Walau aku hanya kekasih gelapmu." Alea mengucapkan kalimat itu dengan volume rendah, pun dengan pandangan menunduk. 

"Tapi, nggak masalah. Aku akan selalu sayang kamu, Rafi," ucap Alea seraya meraih tangan Rafi. Ia begitu ingin digenggam oleh teman yang sekarang jadi kekasih gelapnya itu. 

Rafi tak berkata apa-apa. Ia hanya membalas ucapan Alean dengan mendaratkan bibirnya di pipi mulus Alea. 

Beberapa lama kemudian, mobil Rafi berhenti di sebuah restoran yang menyediakan makanan western. 

"Kamu masih suka makanan western kan?" tanya Rafi. Ia memang tahu kalau kekasih gelapnya itu suka makanan berbau western. 

"Kamu tau aja kesukaanku, Honey. Thanks ya."  Sebelum turun, Alea mendaratkan bibirnya di kening Rafi. Membuat pria itu tersenyum bahagai. Ia menginginkan semua Alea. 

Mereka pun masuk ke dalam restoran. Dipilihnya menu-menu yang telah terpampang di dalam buku menu. Alea sibuk memilih-milih, sedangkan Rafi hanya mengikuti pilihan Alea. Suka ataupun tidak, ia pasti akan memakannya. 

Setelah pesanan mereka tiba, Alea dan Rafi pun menikmati makanan. Sesekali Alea nampak menyuapi kekasih tidak halalnya itu. 

"Dagingnya enak, Honey?" tanya Alea setelah menyuapi Rafi. 

Pria itu membalasnya dengan anggukan. "Tapi, masih enak daging kamu," goda Rafi seperti cacing kepanasan. 

Alea hanya tersenyum malu. Dalam hatinya sangat berbunga-bunga. Ia berhasil menarik perhatian Rafi. Sungguh, ia sangat ingin diperhatikan oleh pria yang disukainya itu. 

Sedari tadi, Rafi tak henti menikmati pemandangan di depannya. Bukan makanan western yang tersaji di atas meja. Melainkan tubuh Alea yang begitu memesona. 

Alea mengenakan rok ketat pendek berwarna hitam. Dengan atasan berwarna merah yang sama ketatnya. Membuat tonjolan-tonjolan besar yang ia punya, baik bagian depan maupun belakang, nampak indah sempurna. 

Rafi tak henti melotot ke arah sana. Terlebih, ia sudah lama tidak menyalurkan hasratnya karena sang istri tengah hamil sehingga tidak memungkinkan mereka melakukan hubungan suami istri.

"Ayo cepat dihabiskan makanannya, Sayang. Aku udah nggak tahan," ucap Rafi seraya menatap tajam dua bongkahan besar milik Alea.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!