Bidadari Salju
"Tuh gadis culun lagi cari perhatian sama guru guru, sok pintar dan kepedean banget jadi anak. Miskin saja banyak tingkah." Belinda menatap sengit ke arah Maharani yang sedang mengerjakan tugas di depan kelas.
Maharani sosok murid yang cerdas, pendiam dan lebih suka menyendiri. Penampilannya terkesan berbeda dari gadis seumurannya yang sudah pandai memoles diri. Maharani yang lebih suka tampil apa adanya dengan rambut yang selalu di kuncir dua, dan kaca mata tebal yang menghiasi wajah ayunya. Sehingga hampir semua temannya menjuluki Maharani gadis culun dan kampungan.
Belinda yang begitu membenci Maharani, selalu saja mencari cara untuk mengerjai dan membuat Maharani tersiksa.
"Sudahlah biarkan saja, nanti istirahat kita kerjain dia lagi, gimana?" ujar Danil salah satu geng Belinda, yang selalu menamainya kumpulan anak anak orang kaya. Mereka terdiri dari Danil anak pengusaha garmen. Belinda, anak pengusaha restoran dan hotel. Thomas, anak dari salah satu anggota DPR.
Dan Haris Sadewa Altaf, anak bangsawan yang terkenal sangat kaya raya dengan begitu banyak bisnis orang tuanya.
Entah kenapa ke empat anak anak orang kaya itu begitu membenci Maharani, padahal Maharani sama sekali tidak pernah berbuat salah pada salah satu diantara mereka.
"Wah ide bagus, aku ada ide, sini!" sahut Thomas yang langsung membisikkan idenya untuk mengerjai Maharani saat jam pelajaran sekolah selesai.
"Ran, pulang sekolah mampir ke toko buku yuk!" ajak Amelia, satu satunya sahabat baik yang dimiliki Maharani di sekolah elit itu. Mereka juga tinggal satu kampung. Amelia dan Maharani bersahabat sejak mereka masih sekolah dasar.
"Boleh, aku minta ijin sama bundaku dulu ya, biar nanti beliau tidak cemas karena aku pulang telat." balas Maharani tersenyum cerah. Toko buku adalah satu satu tempat favoritnya.
"Ran, aku tunggu di parkiran ya, soalnya aku mau ke toilet dulu, sudah gak tahan!" Amelia berlari duluan, karena sudah tidak bisa menahan untuk buang air kecil. Maharani tersenyum geli menatap tingkah sahabatnya.
"Hay!" tiba tiba ada yang menepuk pundaknya, dan ternyata ada Haris cs yang sudah ada di belakangnya dengan wajah mengejek dan tatapan tak suka.
"Ada apa?
Apa kalian mau menggangguku lagi?
Aku merasa tidak pernah ikut campur apalagi mengganggu kesenangan kalian, tapi kenapa kalian suka sekali menggangguku?" Maharani mengeluarkan suaranya dengan sedikit bergetar, hatinya sedikit kalut, kehadiran Haris Cs membuatnya takut, karena mereka sudah sangat sering membuatnya tersiksa.
"Kamu memang gak punya salah apa apa.
Tapi kami gak suka lihat anak miskin sepertimu berada di sekolah ini, bikin kotor dan virus saja." sahut Belinda angkuh, dengan senyum menyeringai.
Maharani terdiam, tak lagi mau mendebat anak anak orang kaya yang memiliki kuasa di sekolah tempatnya menimba ilmu. Meskipun dadanya sesak oleh perlakuan mereka. Sekuat hati Maharani berusaha bertahan demi impiannya untuk mendapatkan beasiswa kuliah gratis. Agar bisa mengubah takdirnya dari kemiskinan.
Maharani mengambil ponsel miliknya yang di taruh di dalam loker. Dan saat Maharani hendak melangkah pergi, tiba tiba Danil menarik tangannya dan langsung menyeretnya menuju ke toilet.
Dengan kasar Danil mendorong tubuh Maharani masuk ke dalam toilet, dan rambutnya di Jambak oleh Belinda, bahkan tanpa tau salahnya apa, Thomas, Danil dan belinda menyiksa tubuhnya dengan brutal, lalu meninggalkan Maharani pingsan di dalam toilet.
"Rani kok belum keluar, kemana dia?" gumam Amelia yang matanya terus menyoroti arah pintu sekolah nya, namun Maharani tak kunjung muncul.
Perasaan Amelia mendadak cemas saat melihat Belinda dan gengnya keluar dengan wajah sumringah, tawa mereka terdengar lepas.
"Jangan jangan!
Ya Alloh, Maharani!" pekik Amelia yang langsung berlari memasuki area sekolahan, mencari sosok Maharani di setiap sudut, hingga nafasnya tersengal, namun Amelia tidak kunjung menemukan keberadaan Maharani.
"Rani! Rani!
Kamu dimana, Ran!" teriak Amelia dengan tangis yang hampir pecah, dirinya benar benar kalut dengan keadaan sahabatnya.
"Mel, ngapain kamu teriak teriak, emangnya Maharani kemana?" tegur Safa yang menatap heran pada Amelia yang kebingungan.
"Gak tau, Fa!
Aku sudah mencarinya kemana mana, tapi tidak menemukan Maharani. Aku takut Belinda dan teman temannya kembali melakukan hal jahat pada Maharani, kasihan Rani, Fa!" Amelia tak sanggup lagi menahan pedih di hatinya.
"Ayo kita cari lagi, aku juga menghawatirkan Maharani, semoga dia baik baik saja." Safa menarik tangan Amelia, menyusuri setiap lorong sekolah dengan wajah panik.
"Loh, kok kalian belum pada pulang, dan Amel, kamu nangis, ada apa?" Tiba tiba Bu Sandra, salah satu guru menegur Safa dan Amelia yang kebingungan.
"Kami sedang mencari Maharani Bu, dia menghilang.
Kami takut terjadi apa apa sama Maharani." sahut Safa dengan suara serak, akibat terus meneriaki nama Maharani.
"Kalau begitu kita cari sama sama, biar ibu hubungi pak Idrus untuk membantu mencari keberadaan Maharani." sahut Bu Sandra yang juga ikut cemas, lalu dengan cekatan menelpon salah satu satpam untuk membantu mencari Maharani.
"Dari tadi kita sudah muter muter, tapi belum memeriksa toilet belakang sekolahan. Ayok kita kesana!" ucap Amelia yang langsung berlari menuju toilet belakang sekolahan yang jarang di datangi murid murid.
Perasaan Amelia sudah tidak karuan, dadanya berdebar kencang, firasatnya benar benar tidak baik.
Dan benar saja, matanya menangkap tubuh lemah Maharani yang tergeletak di salah satu toilet dengan wajah penuh memar.
"Ya Alloh, Rani!" teriak Amelia histeris, Bu Sandra dan Safa yang mendengar jeritan panik Amelia langsung berlari dan mata mereka terbelalak melihat keadaan Maharani yang mengenaskan.
"Astagfirullah!
Pak Idrus tolong bantu kami angkat tubuh Maharani ke mobil saya. Ayo, cepat. Kita harus segera bawa Rani kerumah sakit, semoga dia baik baik saja." Semua panik dan berjalan sangat cepat menuju parkiran, Amelia yang terus terisak melihat tubuh tak berdaya sahabatnya.
"Kalian harus bertanggung jawab atas penderitaan Maharani, aku bersumpah akan memberi pelajaran untuk kalian semua." geram Amelia di dalam hatinya, yang mayakini kalau semua itu adalah perbuatan Belinda Cs.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )
New karya :
#Karena warisan Anakku mati di tanganku
#Ayahku lebih memilih wanita Lain
#Saat Cinta Harus Memilih
#Menjadi Gundik Suami Sendiri
#Bidadari salju
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak👍
2023-07-03
1