"Ada Haris disini, dan dia kembali menghinaku di hadapan banyak orang!" sahut Maharani datar.
"Apa?
Mana dia?" sahut Amelia tak percaya dan matanya sibuk mencari keberadaan Haris.
"Dasar laki laki mulut ember dan kelakuan minus." sungut Amelia kesal saat matanya bertatapan dengan Haris yang terlihat menyunggingkan senyuman sinis.
"Sudah!
Tidak perlu meladeni orang kayak dia.
Sebaiknya kita pulang!" Maharani kembali menarik tangan Amelia keluar dari toko dengan mata yang berembun.
"Ran, kamu gak papakan?"
"Gak papa, yuk pulang.
Maaf ya, kamu gak jadi dapat buku yang kamu inginkan." balas Maharani dengan wajah sedih.
"Gak papa, bisa cari di lain waktu.
Yang penting kamu gak papa. Gak usah kamu pikirkan omongan si Haris itu, dasar manusia setengah setan tuh orang." sungut Amelia yang masih kesal dengan wajah angkuhnya Haris.
Tanpa banyak bicara lagi, Maharani dan Amelia memutuskan untuk pulang kerumah.
Dirumah, Maharani terus memikirkan hinaan yang dilontarkan oleh Haris.
Menatap penampilan di cermin besar yang ada di dalam kamarnya.
Maharani melepas ikatan rambutnya, menyisirnya berlahan, lalu melepaskan kaca mata tebalnya.
Memoleskan sedikit bedak dan lipstik di bibirnya.
"Cantik." gumam Maharani lirih.
Tak sadar jika tingkahnya sejak tadi di perhatikan oleh bundanya yang berdiri di depan kamarnya.
"Cantiknya anak gadis bunda!"
"Ih bunda, ngagetin Rani saja!
Rani malu dilihatin bunda!" Maharani menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Gak perlu malu, kamu sudah dewasa nak.
Sudah saatnya kamu tampil berbeda, dandan lah, tapi tetap berpakaian yang sopan ya.
Besok kan hari Minggu, ikut bunda ke pasar. Kita akan belanja kebutuhan kamu." balas Bu Hana lembut dan penuh kasih sayang.
"Sudah jangan ditutupi lagi mukanya.
Orang cantik gitu kok, ayah kamu biar pangling lihat anak gadisnya yang sudah dewasa.
Sini, bunda rapiin rambutnya biar lebih cantik." Bu Hana meminta Maharani untuk duduk di meja rias, mengambil gunting dan merapikan rambut putrinya.
"Cantik, sangat cantik! Masyaalloh!" puji Bu Hana pada anak gadisnya yang memang terlihat sangat cantik dengan penampilan rambut barunya yang sedikit pendek.
"Tapi Rani malu, bund. Nanti di katain temen temen gimana?" tanya Rani yang belum percaya diri dengan penampilannya.
"Adakalanya kita tidak perlu mendengarkan ucapan orang lain, nak.
Asal kira tidak berbuat buruk dan menyalahi aturan, lebih baik kita tutup telinga kita dari omongan buruk orang lain.
Fokus saja pada perbaikan diri. Toh mereka juga akan capek sendiri dengan perasaan mereka pada kita. Karena membenci itu melelahkan.
Buat yang membencimu sakit dengan hatinya sendiri. Caranya, ya itu, abaikan!
Paham?"
"Iya bund, Rani mengerti.
Terimakasih, bunda sudah jadi ibu yang paling segalanya buat Rani. Rani sayang bunda!" sahut Rani dengan senyuman haru.
Saat pak Danu pulang dari ladang, matanya tertegun melihat penampilan anak gadisnya yang berubah. "Cantik sekali anaknya ayah. Siapa yang potong rambut kamu, Rani?" pak Danu menghampiri Rani yang tengah membantu ibunya memasak di dapur sederhana milik mereka.
Meskipun hidup pas pasan. Keluarga Maharani penuh cinta dan kasih sayang.
Keesokan harinya, Bu Hanna mengajak rani pergi ke pasar, membeli beberapa potong baju model terbaru untuk Rani, sandal dan juga sepatu. Bahkan alat make up tak lupa Bu Hanna belikan untuk anak gadisnya.
Demi membangun percaya diri sang anak, Bu Hanna rela memecah celengannya, semua dilakukan demi kebahagiaan putri tercintanya.
"Kita sudah belanja banyak banget ini bunda.
Apa ayah nanti gak marah?" tanya Maharani cemas menatap bundanya haru.
"Kamu tenang saja, bunda sudah ijin sama ayah kok. Lagian, sudah lama kamu gak kami belikan baju baru, dan kamu sering pakai baju lama bunda yang sudah ketinggalan jaman. Jadi sekali kali belanja kayak gini gak masalah, nak!
Kamu tenang saja ya, ayah sudah kasih ijin." jelas Bu Hanna dengan senyuman lembut dan tatapan teduhnya.
Sesampainya di rumah, Maharani mencoba satu satu baju yang sudah dibelikan ibunya, cantik dan anggun, sangat berbeda dengan penampilan sebelumnya.
"Terimakasih bunda, Rani senang banget." Maharani memeluk bundanya erat, berjanji akan bekerja keras setelah nanti lulus kuliah, agar bisa membahagiakan kedua orang tuanya dan memberikan kehidupan yang layak untuk mereka.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Tak terasa waktu terus berjalan, Maharani sudah kuliah di semester akhir.
Maharani selama ini, menjalankan hari harinya dengan banyak kegiatan, kuliah sambil bekerja.
Dan beruntungnya Rani yang mendapatkan atasan begitu baik yang mengerti keadaannya. Sehingga memudahkan Rani menjalani waktunya.
"Ran, apa kamu yakin akan menolak lamaran pak Alek?" Tanya Ririn yang kini jadi partner kerjanya Maharani di restoran.
"Iya, lagian kamu juga tau kalau pak Alek sudah punya istri. Mana mungkin aku menyakiti dan menjadi duri dalam hubungan orang lain. Amit amit lah, Rin!" sahut Maharani bergidik ngeri.
"Kalau kamu di pecat gimana?
Karena sepertinya pak Alek benar benar suka sama kamu." sahut Ririn serius dengan menatap air mancur yang ada di depannya.
"Gak papa, lagian kuliahku juga kurang sedikit lagi. Bismillah saja." sahut Maharani pasti dengan membuang nafasnya kasar, tak menyangka kalau akan dicintai oleh atasannya sendiri.
Ternyata kebaikan pak Alek punya maksud tersembunyi, yaitu memiliki perasaan terhadap Maharani.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )
New karya :
#Karena warisan Anakku mati di tanganku
#Ayahku lebih memilih wanita Lain
#Saat Cinta Harus Memilih
#Menjadi Gundik Suami Sendiri
#Bidadari salju
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments