Jiwa Yang Tertukar
Begini nih kalau, punya anak cewek tapi kelakuan seperti laki. Bukannya bantuin masak atau bersih-bersih malah manjat pohon jambu," omel seseorang pada sang anak karena kelakuan Nara, yang sangat bar-bar dan terlihat layaknya seorang lelaki.
"Mak, daripada Mak ngomel mulu mending tidur dah, pusing dengernya." Nara membantah ucapan emaknya dengan nada kesal.
Yah, perempuan bernama Naraya atau yang kerap dipanggil Nara. Berusia 20 tahun, kebiasaan jika berada di rumah selalu bergelantung di pohon jambu belakang rumah layaknya monyet.
Kelakuan bak laki-laki dan pekerjaannya pun sama persis yang digeluti oleh kebanyakan kaum adam. Yakni bengkel dan tingkahnya juga membuat mak Rohaya hanya mengelus dada, akan sifat sang anak.
"Kamu itu ya kalau di kasih tau. Ingat umur kamu sudah berapa! Kalau begini terus yang ada kamu jadi perawan tua," ucap mak Rohaya memperingati sang anak untuk merubah semuanya dari dalam tubuh Nara.
"Ya ela Mak, kalau jodoh gak akan ke mana! Nanti juga bakal dapat." Jawab Nara pada emaknya, dan selalu saja begitu jika diberitahu.
"Kamu ya. Jawab terus," omel mak Rohaya lagi entah harus berbuat apalagi untuk merubah sang anak.
Pernah suatu hari dipertemukan dengan sosok lelaki anak dari temannya. Bukannya hubungan baik yang terjalin. Justru Nara memukul habis anak dari temannya hingga teman dari mak Rohaya memaki-makinya dengan berbagai umpatan.
"Udah ah, aku mau tidur. Capek denger Mak ceramah mulu," ucap Nara lalu ia pun turun dari pohon jambu dan segera masuk ke dalam.
"Iya udah sana tidur, dan semoga saat kamu terbangun menjadi laki-laki di kehidupan lain beneran, sekalian kan daripada nanggung." Ucapan dari mak Rohaya tidak di gubris dan Nara pun langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur.
………….
Beberapa saat kemudian.
Aaaaaaaaaaa.
Lelaki yang baru saja terbangun dari tidurnya, dan pada saat ingin ke kamar mandi. Namun, siapa sangka jika ada yang berbeda di area sensitifnya.
"Angga! Kamu kenapa"? tanya seseorang yang langsung menghampiri putra semata wayangnya itu kala berteriak dengan sangat histeris.
" Mama, anu Ma itu tadi ada kecoa." Jawab Angga pada sang mama, karena tidak mungkin juga ia mengatakan yang sebenernya.
"Kamu kan laki, masa ia gitu saja sudah takut." Setelah mengatakan itu, mama Rena pun bergegas keluar lagi dari kamar mandi, dan hendak melanjutkan acara memasaknya.
Sedangkan Angga yang berada di dalam kamar mandi, merasa ada yang aneh.
"Kenapa gue jadi punya ginian sih, terus ini gue di tubuh siapa lagi." Angga pun bergumam seraya menahan kesal karena tiba-tiba saja dirinya menjadi seorang pria, yang seharusnya dirinya kan wanita.
Aneh bin ajaib, pikir Angga. Bagaimana bisa semua ini terjadi dalam waktu sekejap.
"Ini wajah lumayan tampan, tapi kenapa di kepala gue ada bandana?" Angga pun bertanya-tanya bukankah tubuhnya seorang pria. Yang paling membuatnya geli, sekarang dirinya sedang mengenakan kaos berwarna pink, dan bergambar hello kitty.
"Kalau gue ada di tubuh banci kaleng, terus tubuh gue gimana? Apa tubuh gue bakal koma dan apa gue juga bisa kembali ke tempat asal dimana tubuh gue berada?" Angga terus memikirkan akan nasib tubuhnya yang entah bagaimana, lalu kenapa juga dirinya harus berada di tubuh pria banci. Itu sungguh tidak lucu pikir Angga.
Angga yang masih tertegun menatap wajahnya di pantulan kaca. Tiba-tiba saja dikagetkan dengan suara mama nya.
"Angga, kau sedang apa di kamar mandi. Cepatlah keluar!" teriak mama nya Angga, karena hampir satu jam anaknya berada di kamar mandi dan tak kunjung keluar.
"Bentar Ma, ini masih mules!" balas Angga karena ia masih tidak percaya dengan apa yang sekarang terjadi.
Tak berselang lama. Angga sudah berada di meja makan. Untuk menikmati makan malamnya karena sekarang, sudah pukul tujuh.
Mama Rena merasa aneh dengan sikap Angga, dan suaminya ternyata belum menyadari seperti yang dirasakan olehnya.
Mama Rena terus menatap ke arah Angga dengan sangat serius, dan pada akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Angga, tumben kamu pakai tangan. Biasanya juga kamu pakai sendok?"
Uhuk.
Uhuk.
Uhuk.
Angga tersedak saat mendengar ucapan mama Rena.
Lalu seketika ayahnya pun menoleh untuk melihatnya.
"Memangnya kenapa Ma, kalau aku pakai tangan. Menurutku ini lebih nikmat," ucap Angga dengan sedikit ragu karena jika di rumahnya sendiri, maka Nara akan memakai tangan pada saat makan.
"Gak papa, tapi aneh saja saat Mama melihat kamu menggunakan tangan." Jawab bu Rena pada Angga.
"Terus suara manja kamu sembuh, apa doa Mama di kabulkan oleh Tuhan."
Uhuk.
Uhuk.
Angga tersedak untuk kedua kalinya.
"Apa maksud orang ini, apa aku anak yang menyusahkan sampai-sampai meminta pada Tuhan?" di dalam hati Angga terus mengoceh tidak jelas, karena menurutnya keluarga ini sangatlah aneh.
"Sudah-sudah. Ini kan waktunya makan, dan untuk kamu Angga! Harusnya kan memang begitu kamu itu adalah laki-laki dan bukan perempuan. Jadi, rubah lah sikap dan kelakuan kamu." Ayah Angga pun menengahi perdebatan antara anak dan istrinya karena itu sangat mengganggu makan malamnya.
"Ayah nih apaan sih," dengus mama Rena yang tanpa sengaja menolak perubahan sang anak.
Lelaki tua itu tidak menjawab, jika menjawab pun pada akhirnya dia juga yang kalah.
………
Sedangkan di rumah mak Rohaya.
Mak Rohaya dibuat senang dan juga merasa aneh, karena tiba-tiba saja Nara ikut membantu memasak untuk makan malam. Dengan lihai jemari-jemari lentiknya itu bermain-main dengan pisau dan juga bawang-bawangan untuk menumis.
"Na, kamu sehat kan?" mak Rohaya pun langsung meletakkan tangannya ke arah kening Nara, dan memastikan jika anaknya sedang tidak demam.
"Mama ini apaan sih."
Huh.
Mak Rohaya sungguh terkejut, sepertinya anaknya tadi sempat terbentur hingga membuatnya lupa ingatan.
"Kamu sehat, dan otak kamu waras kan?" kata mak Rohaya.
"Mama, aku ini sehat, lagian kenapa sampai segitunya sama aku." Jawaban dari mulut Nara, membuat mak Rohaya mendelikkan matanya lebar-lebar.
"Apa aku sedang bermimpi," ucap mak Rohaya sambil mencubit pipinya sendiri.
Auh.
"Ini nyata," kata mak Rohaya lagi.
"Kamu biasanya manggil juga Mak, kenapa berubah jadi nyeremin gitu panggilannya." Mak Rohaya pun berujar dengan tatapan layaknya seseorang sedang mengintrogasi.
"Memangnya gak boleh ya? Aku mau ke kamar mandi bentar," ucap Nara dengan langkah kemedok.
Sesampainya di kamar mandi, Nara pun bercermin dan merasa jika ini bukanlah tubuhnya, makanya dirinya merasa asing dengan rumah sederhana ini.
"Duh, kebelet pipis aku nya." Nara pun segera berdiri di kloset, namun pada saat ingin memegang sesuatu. Nara merasakan keanehan hingga dirinya terpaksa untuk melihatnya dan.
Ahhhhhhhhhh.
"Burungku ke mana … Ahhhhhh tidak!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
nyimak thor.
2023-05-01
1
Maya●●●
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-01
0
Maya●●●
jiwa mu tertukar sama si nala
2023-05-01
0