Jiwa Yang Tertukar

Jiwa Yang Tertukar

1. awal kejadian

Begini nih kalau, punya anak cewek tapi kelakuan seperti laki. Bukannya bantuin masak atau bersih-bersih malah manjat pohon jambu," omel seseorang pada sang anak karena kelakuan Nara, yang sangat bar-bar dan terlihat layaknya seorang lelaki.

"Mak, daripada Mak ngomel mulu mending tidur dah, pusing dengernya." Nara membantah ucapan emaknya dengan nada kesal.

Yah, perempuan bernama Naraya atau yang kerap dipanggil Nara. Berusia 20 tahun, kebiasaan jika berada di rumah selalu bergelantung di pohon jambu belakang rumah layaknya monyet.

Kelakuan bak laki-laki dan pekerjaannya pun sama persis yang digeluti oleh kebanyakan kaum adam. Yakni bengkel dan tingkahnya juga membuat mak Rohaya hanya mengelus dada, akan sifat sang anak.

"Kamu itu ya kalau di kasih tau. Ingat umur kamu sudah berapa! Kalau begini terus yang ada kamu jadi perawan tua," ucap mak Rohaya memperingati sang anak untuk merubah semuanya dari dalam tubuh Nara.

"Ya ela Mak, kalau jodoh gak akan ke mana! Nanti juga bakal dapat." Jawab Nara pada emaknya, dan selalu saja begitu jika diberitahu.

"Kamu ya. Jawab terus," omel mak Rohaya lagi entah harus berbuat apalagi untuk merubah sang anak.

Pernah suatu hari dipertemukan dengan sosok lelaki anak dari temannya. Bukannya hubungan baik yang terjalin. Justru Nara memukul habis anak dari temannya hingga teman dari mak Rohaya memaki-makinya dengan berbagai umpatan.

"Udah ah, aku mau tidur. Capek denger Mak ceramah mulu," ucap Nara lalu ia pun turun dari pohon jambu dan segera masuk ke dalam.

"Iya udah sana tidur, dan semoga saat kamu terbangun menjadi laki-laki di kehidupan lain beneran, sekalian kan daripada nanggung." Ucapan dari mak Rohaya tidak di gubris dan Nara pun langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur.

………….

Beberapa saat kemudian.

Aaaaaaaaaaa.

Lelaki yang baru saja terbangun dari tidurnya, dan pada saat ingin ke kamar mandi. Namun, siapa sangka jika ada yang berbeda di area sensitifnya.

"Angga! Kamu kenapa"? tanya seseorang yang langsung menghampiri putra semata wayangnya itu kala berteriak dengan sangat histeris.

" Mama, anu Ma itu tadi ada kecoa." Jawab Angga pada sang mama, karena tidak mungkin juga ia mengatakan yang sebenernya.

"Kamu kan laki, masa ia gitu saja sudah takut." Setelah mengatakan itu, mama Rena pun bergegas keluar lagi dari kamar mandi, dan hendak melanjutkan acara memasaknya.

Sedangkan Angga yang berada di dalam kamar mandi, merasa ada yang aneh.

"Kenapa gue jadi punya ginian sih, terus ini gue di tubuh siapa lagi." Angga pun bergumam seraya menahan kesal karena tiba-tiba saja dirinya menjadi seorang pria, yang seharusnya dirinya kan wanita.

Aneh bin ajaib, pikir Angga. Bagaimana bisa semua ini terjadi dalam waktu sekejap.

"Ini wajah lumayan tampan, tapi kenapa di kepala gue ada bandana?" Angga pun bertanya-tanya bukankah tubuhnya seorang pria. Yang paling membuatnya geli, sekarang dirinya sedang mengenakan kaos berwarna pink, dan bergambar hello kitty.

"Kalau gue ada di tubuh banci kaleng, terus tubuh gue gimana? Apa tubuh gue bakal koma dan apa gue juga bisa kembali ke tempat asal dimana tubuh gue berada?" Angga terus memikirkan akan nasib tubuhnya yang entah bagaimana, lalu kenapa juga dirinya harus berada di tubuh pria banci. Itu sungguh tidak lucu pikir Angga.

Angga yang masih tertegun menatap wajahnya di pantulan kaca. Tiba-tiba saja dikagetkan dengan suara mama nya.

"Angga, kau sedang apa di kamar mandi. Cepatlah keluar!" teriak mama nya Angga, karena hampir satu jam anaknya berada di kamar mandi dan tak kunjung keluar.

"Bentar Ma, ini masih mules!" balas Angga karena ia masih tidak percaya dengan apa yang sekarang terjadi.

Tak berselang lama. Angga sudah berada di meja makan. Untuk menikmati makan malamnya karena sekarang, sudah pukul tujuh.

Mama Rena merasa aneh dengan sikap Angga, dan suaminya ternyata belum menyadari seperti yang dirasakan olehnya.

Mama Rena terus menatap ke arah Angga dengan sangat serius, dan pada akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Angga, tumben kamu pakai tangan. Biasanya juga kamu pakai sendok?"

Uhuk.

Uhuk.

Uhuk.

Angga tersedak saat mendengar ucapan mama Rena.

Lalu seketika ayahnya pun menoleh untuk melihatnya.

"Memangnya kenapa Ma, kalau aku pakai tangan. Menurutku ini lebih nikmat," ucap Angga dengan sedikit ragu karena jika di rumahnya sendiri, maka Nara akan memakai tangan pada saat makan.

"Gak papa, tapi aneh saja saat Mama melihat kamu menggunakan tangan." Jawab bu Rena pada Angga.

"Terus suara manja kamu sembuh, apa doa Mama di kabulkan oleh Tuhan."

Uhuk.

Uhuk.

Angga tersedak untuk kedua kalinya.

"Apa maksud orang ini, apa aku anak yang menyusahkan sampai-sampai meminta pada Tuhan?" di dalam hati Angga terus mengoceh tidak jelas, karena menurutnya keluarga ini sangatlah aneh.

"Sudah-sudah. Ini kan waktunya makan, dan untuk kamu Angga! Harusnya kan memang begitu kamu itu adalah laki-laki dan bukan perempuan. Jadi, rubah lah sikap dan kelakuan kamu." Ayah Angga pun menengahi perdebatan antara anak dan istrinya karena itu sangat mengganggu makan malamnya.

"Ayah nih apaan sih," dengus mama Rena yang tanpa sengaja menolak perubahan sang anak.

Lelaki tua itu tidak menjawab, jika menjawab pun pada akhirnya dia juga yang kalah.

………

Sedangkan di rumah mak Rohaya.

Mak Rohaya dibuat senang dan juga merasa aneh, karena tiba-tiba saja Nara ikut membantu memasak untuk makan malam. Dengan lihai jemari-jemari lentiknya itu bermain-main dengan pisau dan juga bawang-bawangan untuk menumis.

"Na, kamu sehat kan?" mak Rohaya pun langsung meletakkan tangannya ke arah kening Nara, dan memastikan jika anaknya sedang tidak demam.

"Mama ini apaan sih."

Huh.

Mak Rohaya sungguh terkejut, sepertinya anaknya tadi sempat terbentur hingga membuatnya lupa ingatan.

"Kamu sehat, dan otak kamu waras kan?" kata mak Rohaya.

"Mama, aku ini sehat, lagian kenapa sampai segitunya sama aku." Jawaban dari mulut Nara, membuat mak Rohaya mendelikkan matanya lebar-lebar.

"Apa aku sedang bermimpi," ucap mak Rohaya sambil mencubit pipinya sendiri.

Auh.

"Ini nyata," kata mak Rohaya lagi.

"Kamu biasanya manggil juga Mak, kenapa berubah jadi nyeremin gitu panggilannya." Mak Rohaya pun berujar dengan tatapan layaknya seseorang sedang mengintrogasi.

"Memangnya gak boleh ya? Aku mau ke kamar mandi bentar," ucap Nara dengan langkah kemedok.

Sesampainya di kamar mandi, Nara pun bercermin dan merasa jika ini bukanlah tubuhnya, makanya dirinya merasa asing dengan rumah sederhana ini.

"Duh, kebelet pipis aku nya." Nara pun segera berdiri di kloset, namun pada saat ingin memegang sesuatu. Nara merasakan keanehan hingga dirinya terpaksa untuk melihatnya dan.

Ahhhhhhhhhh.

"Burungku ke mana … Ahhhhhh tidak!"

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

nyimak thor.

2023-05-01

1

Maya●●●

Maya●●●

🤣🤣🤣🤣🤣

2023-05-01

0

Maya●●●

Maya●●●

jiwa mu tertukar sama si nala

2023-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. awal kejadian
2 2. Jiwa yang tertukar
3 3. semua karena tulang lunak
4 4. raga yang tak sama
5 5. 5. diam-diam sultan
6 6. puding rasa garam
7 7. Angga meminta bantuan pada teman-temannya
8 8. gue bukan produk gagal
9 9. Mak Rohayah emosi
10 10. Karena jiwa mereka berbeda
11 11 Angga Nara dipertemukan
12 12. Ke rumah peramal
13 13. Syarat agar jiwa Nara dan Angga bisa kembali
14 14. mimpi yang aneh
15 15. menjadi pribadi yang lebih baik lagi
16 16. Kue buatan Nara
17 17. Di kedai bertemu dengan nenek-nenek
18 18. Angga dilema
19 19. Cerita Angga
20 20. Semakin rumit
21 21. Rencana Nara membuka toko kue
22 22. Ayah Prabu dan Mama Rena salah paham
23 23. Jiwa yang telah kembali
24 24. Hari yang baru untuk Nara
25 25. dibalik kesusahan pasti ada berkah
26 26. Nara berkunjung ke toko
27 27. Sesuatu yang bisa saja terjadi
28 28. Menemui Dani
29 29. Bertemu Mirna
30 30. Bertemu bocah penjual roti
31 31. Selamat dari maut
32 32. Rencana Mirna (pertemuan Mirna dan Jali)
33 33. Sosok lelaki misterius
34 Nara Jali berantem. (sosok yang mirip dengan Angga
35 Siapa pria itu.
36 ANGGA pulang
37 Ada apa dengan Angga dan juga Nara.
38 Salah paham.
39 Kepulangan Angga mendapat sambutan.
40 Bukan tidak mau menikah. hanya saja belum dipertemukan jodohnya.
41 Di jemput Angga
42 Nara dan Angga.
43 Perdebatan masih berlanjut
44 Dihantui oleh mimpi
45 Tragedi ikan gosong
46 Nara Angga resmi pacaran (End)
Episodes

Updated 46 Episodes

1
1. awal kejadian
2
2. Jiwa yang tertukar
3
3. semua karena tulang lunak
4
4. raga yang tak sama
5
5. 5. diam-diam sultan
6
6. puding rasa garam
7
7. Angga meminta bantuan pada teman-temannya
8
8. gue bukan produk gagal
9
9. Mak Rohayah emosi
10
10. Karena jiwa mereka berbeda
11
11 Angga Nara dipertemukan
12
12. Ke rumah peramal
13
13. Syarat agar jiwa Nara dan Angga bisa kembali
14
14. mimpi yang aneh
15
15. menjadi pribadi yang lebih baik lagi
16
16. Kue buatan Nara
17
17. Di kedai bertemu dengan nenek-nenek
18
18. Angga dilema
19
19. Cerita Angga
20
20. Semakin rumit
21
21. Rencana Nara membuka toko kue
22
22. Ayah Prabu dan Mama Rena salah paham
23
23. Jiwa yang telah kembali
24
24. Hari yang baru untuk Nara
25
25. dibalik kesusahan pasti ada berkah
26
26. Nara berkunjung ke toko
27
27. Sesuatu yang bisa saja terjadi
28
28. Menemui Dani
29
29. Bertemu Mirna
30
30. Bertemu bocah penjual roti
31
31. Selamat dari maut
32
32. Rencana Mirna (pertemuan Mirna dan Jali)
33
33. Sosok lelaki misterius
34
Nara Jali berantem. (sosok yang mirip dengan Angga
35
Siapa pria itu.
36
ANGGA pulang
37
Ada apa dengan Angga dan juga Nara.
38
Salah paham.
39
Kepulangan Angga mendapat sambutan.
40
Bukan tidak mau menikah. hanya saja belum dipertemukan jodohnya.
41
Di jemput Angga
42
Nara dan Angga.
43
Perdebatan masih berlanjut
44
Dihantui oleh mimpi
45
Tragedi ikan gosong
46
Nara Angga resmi pacaran (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!