TUAN MUDA MANJA DARI MILAN
“Skalova Holdings Company akan merayakan anniversary yang ke-27 tahun di aula Skalova Hotel pada malam ini! Sederet jajaran orang terkenal turut hadir seperti penemu mesin terbang yakni Exvo Collambs juga penemu obat anti menua yaitu Laxander Aquarius. Apakah pemilik SHC yaitu Sir Aarav Skalov akan memimpin acara secara langsung?”
Aarav Skalov, pria yang melempar televisi 30 inch menggunakan gelas wine sehingga pecah berkeping-keping itu dalam keadaan begitu murka ketika namanya dijadikan headline utama news siaran televisi siang ini.
“Sir, tenangkan diri Anda,” kata seseorang yang berdiri di belakangnya, Morevo Alcheve. CEO boneka dari SHC.
Aarav menggeram, dia mengembalikan tubuhnya dan menatap Morevo tajam. “Kau senang?!” tanyanya sinis.
Morevo tidak gemetar apalagi gugup. Dia bahkan membalas tatapan datar Aarav dan tidak menjawab apa pun.
“Kau senang jika aku diejek oleh stasiun televisi milikku sendiri, huh?!” Aarav berteriak murka, urat-urat wajahnya menegang.
“Saya akan memecat mereka yang berkontribusi dalam berita ini, Sir.” Morevo membungkukkan tubuhnya 180° lalu pergi dari hadapan Aarav.
Aarav menggeram bagikan singa dan kembali duduk di sofa seharga jutaan dollar tersebut. “Hei, Pelayan!” Dia hanya memanggil satu orang, tetapi deretan pelayan di mansionnya segera datang.
“Kau tuli? Aku hanya memanggil pelayan yang berarti hanya satu orang, bukan satu kota!” teriak Aarav semakin murka. Matanya kian tajam saat melihat puluhan wanita memakai seragam yang sama itu panik.
“Sudahlah! Cepat ambilkan aku tisu!” ketusnya.
Kepala Pelayan maju untuk mengambilkan tisu yang terletak di sebelah televisi dan hanya berjarak beberapa langkah saja.
Namun, kaki Aarav begitu berharga untuk dipakai berjalan. Terkadang dia masuk ke dalam kamarnya pun menggunakan kursi roda.
Inilah Aarav, pewaris utama Skalova Holdings Company atau SHC. Penguasa Milan dan menjadi perusahaan disegani oleh seluruh dunia. Si pemalas dan pemarah yang tidak menyukai mengeluarkan tenaga.
“Ingat baik-baik kalimatku! Kalian dibayar untuk melayaniku. Jadi, jangan membuatku murka atau kalian dipecat dan diusir dari Milan!”
***
“Dokter Oxanna, ini hasil dari Radiologi. Hanya gila darah sewaktu (GDS) yang tinggi, dok. Memasuki angka 350 mg/dL.”
Oxanna, dokter Neurologi yang tidak hanya genius tetapi juga memiliki paras menawan. Dia berhasil menjadi icon dari Skalova Medical Center sejak beberapa tahun lalu.
“CT Scan?” tanya Oxanna.
“Tidak ada akibat dari benturan yang dialami pasien saat terjatuh dari lantai dua, dok. Tidak ada penggumpalan darah atau keretakan tulang tengkorak.”
Oxanna mengangguk paham. “Oke, panggil dokter Penyakit Dalam untuk menanganinya atau pindahkan saja jika ada kamar kosong di departemen PD,” perintahnya.
“Baik, dok!” ujar sangat perawat, lalu pamit dari sana.
Jam kerja Oxanna telah habis, dia akan meninggalkan rumah sakit sebelum ada seseorang yang mengunjunginya. Utusan dari kantor pusat, mereka mengundangnya untuk hadir di acara Anniversary.
Senyuman liciknya mengembang. Oxanna mengirimkan kabar tersebut kepada seseorang yang diberi nama ‘Kardiocy’ pada ponselnya.
Dia hanya memiliki waktu dua jam, maka dari itu Oxanna bergegas menuju salon untuk berhias. Dia akan tampil menawan. Hingga dua jam berlalu, dia telah siap dan baru saja sampai di lobby Skalova Hotel. Dia segera masuk. Tujuan utamanya yaitu mencari pemilik dari SHC.
Dengan percaya diri, Oxanna menyapa Aarav. “Hai, Sir. Bagaimana kabar Anda?” sapanya.
Aarav mengembangkan senyuman. “Hello, dokter Oxanna. Kau datang?”
Dia tidak menjawab dan menerima uluran gelas dari Aarav. “Yeah. Cheers?”
Ting!
Mereka terus minum bahkan acara belum mulai. Gelas kedua hingga lima botol telah habis. Aarav pun melewatkan penyambutan dan sibuk dengan Oxanna.
“Pindah ke kamar, Sir?” bisik Oxanna menyeringai.
“Sure ….” Aarav menjawab dengan racauan.
Oxanna segera membawa Aarav menuju lantai paling atas. Penthouse milik pria itu.
***
Oxanna telah berganti pakaian yang menutupi seluruh dirinya dan juga memakai topeng. Misinya hari ini adalah melenyapkan Aarav Skalov. Sumber dari penderitaannya selama ini. Dia menyeringai melihat Aarav yang terbaring tak berdaya di atas ranjang. Dengan angkuh, Oxanna mendekat.
“Kau akan tamat,” bisiknya kemudian mengeluarkan sebilah pisau dari balik jaket. Namun, dia belum ingin mengakhiri permainan begitu saja.
“Kau tampan tapi sayangnya pemalas! Sifat burukmu itu bukan rahasia lagi. Seluruh dunia mengetahui, sangat disayangkan, bukan?” Oxanna membelai sisi wajah Aarav menggunakan mata pisau.
“Lalu, apa yang terjadi jika wajah tampanmu ini hancur ya? Apakah seluruh orang akan berterima kasih kepadaku? Haha, aku ingin mendengar itu!” Dengan lambat, Oxanna menggoreskan mata pisau di pipi Aarav hingga mengeluarkan darah.
Aarav menggeliat pelan.
“Ouh, Pangeran akan sadar,” katanya meremehkan. Kemudian, Oxanna menarik pisau tersebut lalu berdiri di sebelah Aarav. Dia tengah berancang-ancang.
“Goodbye,” bisiknya sebelum melayangkan pisau tersebut ke jantung Aarav.
Namun, hanya perlu sesenti lagi, tubuh itu berguling ke berlawanan arah. Mata Oxanna melebar melihat Aarav yang sadar.
Matanya mendelik, “Siapa kau?!” teriak Aarav.
“Sial!” Bukan Oxanna namanya jika mundur. Dia lantas bergerak maju ke arah Aarav dan mulai menyerang.
Oxanna melayangkan tusukan ke wajah Aarav yang berhasil dielak.
“Kau akan tamat!!” kata Aarav mengancam.
Dia tidak menjawab, Oxanna menendang tulang kering Aarav lalu memukul kepala bagian belakangnya.
“Ouchh!! Sial kau!” bentak Aarav.
Melihat Aarav lengah, Oxanna kembali melayangkan tusukan. Kali ini bukan di jantung, melainkan lengan dan berhasil.
“Arghhh ….”
Sebagai salam terakhir, Oxanna menendang rahang Aarav sampai pingsan. Seharusnya dia kabur setelah melakukan itu, tetapi tidak.
Oxanna masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaian lalu melempar pakaiannya ke luar jendela. Kemudian, dia membenturkan dahinya sendiri ke dinding hingga pingsan.
Apa dia bodoh? Oh tidak, ini strategi terakhirnya.
***
Berita mengenai Aarav dan Oxanna menjadi trending topik di seluruh dunia. Banyak detektif dadakan yang berusaha memecahkan misteri itu sebab Morevo membayar $1.000.000 bagi yang menemukan sang pembunuh. Aarav telah dirawat di SMC di kamar VVIP. Sedangkan Oxanna pada kamar biasa.
Plak!
Kepala Oxanna terhempas ke kiri saat tamparan panas dan begitu kuat itu.
“Kau bodoh, atau terpanah dengan ketampanan Aarav?!”
“Tidak, Sir,” jawab Oxanna bergetar. Bibirnya sampai sobek karenanya.
“Kau ingin mati, huh? Baiklah, akan aku kabulkan!” Pria itu mencekik leher Oxanna dengan emosi. Pria yang diberi nama kontak Kardiocy.
“M-maafkan a-aku S-sir …,” lirih Oxanna dengan wajah memerah dan hampir kehabisan napas.
Kardiocy melepaskan cengkraman itu dan menghempaskan tubuh Oxanna ke lantai. Jika terlambat satu detik, maka nyawa Oxanna telah lewat.
“Akan kuberi kesempatan malam ini, lenyapkan dia atau kau yang akan dilenyapkan,” ancam Kardiocy kemudian pergi dari ruangan rawat Oxanna.
Oxanna menarik napas rakus. Dia memukul-mukul dadanya yang kehilangan oksigen. Dia menatap pintu dengan tajam. Kedua tangannya mengepal erat. Dia tidak emosi karena telah diperlakukan kasar melainkan memikirkan bagaimana kondisi Ivgor saat ini.
Kondisi telah mati atau masih hidup. Jika masih bernapas, maka dia akan melenyapkannya nanti malam.
“Sialan … apakah Aarav mengetahui jika aku pembunuh itu?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Dyah Oktina
membungkuk 180° berarti dia berguling..seperti landak.. kla 90° baru mbungkuk...thor..✌️
2024-09-24
0
Fifie de Angelo
first komen thor 🥰
2023-05-03
0