Noodle In Love

Noodle In Love

01. Kopi Sesatku

Namaku adalah Velingga Harun. Gadis urban yang lajang berusia 22 tahun dan sedang berstatus jomblo. Bekerja pada sebuah perusahaan mie instant, di kota Batam- kepulauan Riau.

Dan telah berjalan hampir satu semester masa kerja, dari kontrakku yang dua tahun. Sebagai seorang pekerja bagian quality control alias QC di produksi, dari start pembuatan awal mie instant hingga packing.

Baru saja putus dari pacarku yang bernama Putra, berumur 27 tahun, lima tahun lebih tua dariku.

Keputusan hubungan kami bukan sebab selingkuh dan mendua. Tapi pacarku yang memang sudah dewasa itu selalu merayuku untuk menginap di rumahnya. Sedang kedua orang tuanya tinggal berjauhan di luar kota.

Tentu saja aku sangat paham apa tujuannya padaku. Tak menyangka dia lebih memilih memutusku daripada bersabar memaklumi penolakanku. Hanya berlapang dada bersetuju demi kebaikanku meski rasa hati bagai tertusuk sembilu.

Sedang mantan pacarku itu tidak pernah mengajakku ke KUA sekalipun. Putra hanya ingin melamar resmi pada keluargaku jika dirinya sudah merasa mapan dan diangkat resmi sebagai PNS tetap di Batam. Jujur kuakui, kedatanganku ke Batam ini sebab menyusul Putra saat itu.

Tidak menyangka jika Putra adalah seorang pria yang kolot dan egois. Padahal dia adalah lelaki terpilih di antara para lelaki yang mencoba dekat untuk menjadi spesial bagiku. Ternyata lelaki itu telah menghempas rasa percayaku padanya. 

🕸🕸

Meski lelah dan serasa kapok menjalani, tapi rasanya suka sekali. Over time alias kerja lembur itu ibarat makan sambal super pedas yang nikmat. Serasa jera saat kepedasan, namun ingin mengulang kembali kemudian. Itulah yang kini sedang kurasakan. Berharap gaji lebih dari penghitungan kerja lembur bulanan, meski raga ini tak sanggup lagi kurasakan.

Kupercepat langkah kaki menuju kawasan perumahan cluster yang tidak terlalu jauh dari perusahaan tempatku bekerja. Salah satu rumah yang telah biasa kutempati hampir satu bulan belakangan. Ingin segera melepas lelah di salah satu kamar indah dan nyaman yang telah kusewa di muka dengan enam bulan pembayaran sekaligus.

Sebenarnya, perusahaan memberi tempat tinggal asrama untukku. Karena beberapa alasan, kupilih mencari tempat tersendiri. Meski statusku masih dengan beralamat di asrama. Perusahaan akan memberiku warning leter jika sampai ketahuan tinggal di luar. Sebab, aku adalah anak rekrut dari depnaker yang cukup ketat diawasi.

Rumah megah yang selalunya remang saat malam dan hanya diterangi lampu taman, kini terang benderang lampu rumahnya. Sangat penasaran kurasa, siapa gerangan yang ada dalam rumah? 

Kupendam sejenak rasa ingin tahuku. Bisa jadi penyala lampu adalah bu Yanti, asisten rumah yang stay sepanjang tahun tanpa cuti. Bu Yanti jarang pulang ke kampung halaman sebab anak-anaknya dan sang suami juga urban bersama ke pulau ini.

Aku telah mandi serta bertukar baju sangat bersih dan wangi. Akan pergi ke dapur demi membuat satu gelas kopi nikmat yang hangat. Sekalian mencari tahu siapa gerangan yang bercokol dalam rumah induk.

Bu Yanti sedang menata makanan di meja. Persiapan makan malam seperti biasanya. Meski hanya sebagai anak kos, tapi semua sama dengan pemilik rumah. Kami akan makan di meja yang sama. 

"Bu, apa ada orang lain di rumah?" tanyaku sambil mendekati bu Yanti dari belakang. Wanita tua itu nampak terkejut saat berbalik melihatku.

"Liing,,?! Aduh, bikin kaget kamu. Sana kembali ke pintu,,, salam dulu," halau bu Yanti seperti biasanya. Aku berbalik cepat menuju pintu dan memberinya salam sambil menyimpan senyuman.

"Wa'alaikumsalam,," jawab bu Yanti dengan tersenyum lega padaku. 

Dia memang seperti itu, akan mengusirku untuk mengulang langkah jika lupa memberinya salam di manapun  saat pulang kerja. Tidak puas hanya mengulang salam dengan tetap saja di tempat. 

"Habis ini kamu makan, tinggal nunggu bumbu urap saja. Masih dikukus," jelas bu Yanti tanpa kuminta. Dia sangat baik meski masih tiga minggu lebih aku kos di sini. Sama baik dengan tuan rumah ini. Kusyukuri semuanya dalam hati. Walau akupun juga harus membayar impas untuk semua layanan ini. Hi,,hi,hi.. 

"Tambah satu piring lagi, Ling!" seru bu Yanti saat kubantu menyiapkan piring dan sendok.

"Untuk siapa, bu?" tanyaku. Sebab biasanya hanya dua atau tiga jika suami bu Yanti juga ada. Suami bu Yanti yang seorang security di Gramedia books store, juga kos di rumah sini. Namun hari ini kebagian jaga malam. 

"Ssst,,! Itu,," bisik bu Yanti sambil menunjuk ke arah berlawanan.

Kuikuti arah telunjuk bu Yanti menunjuk. Seorang lelaki dewasa bercelana pendek santai dengan atasan kemeja lengan pendek warna biru langit. Berambut lurus dan berkulit bersih, sidikit eksotis. 

Lelaki itu duduk dan memandangku terheran. Namun begitu angkuh dan tidak membalas senyumku segaris pun. Siapa dia, ish,,ish,,somse,, sombong sekali!

Eits,, dia meminum kopi hangatku. Sudah terlanjur nikmat kulihat. Bahkan diletaknya gelas kopi itu dengan isi tinggal sedikit di bawah. Niat inging menegurnya jadi batal, kuubiarkan sajalah akhirnya. Aku bisa membuatnya satu gelas lagi. Toh ibu kos menyediakan stok bahan kopi melimpah di dapur.

Tapi... Jangan salahkan diriku jika akan sakit perutmu. Sebab, kebanyakan orang tidak akan suka meminum kopi yang dicampuri dengan sedikit air dingin. Konon adalah pemicu masuk angin dan akan sakit perut yang melilit. Tapi bagiku, pembuatan seperti itu rasanya legit sekali.

Aku terus bungkam saat lelaki itu lanjut meminum kopi milikku kembali. Isi gelas itu telah habis dan kosong. Rasa hatiku jadi resah. Sangat penasaran apa reaksi perutnya kemudian. Semoga tak terjadi apapun padanya.

"Siapa dia, mbok?" tanya lelaki itu dengan suara berat empuknya. Tapi, dia tanpa memandangku. Seolah aku ini hantu dan tidak nampak berwujud.

"Dia kos di sini, mas. Namanya Lingga." Bu Yanti menjelaskan sambil menata sayur sekaligus bumbu urap sebagai menu terakhir yang disiapkan. 

Mulutku diam dengan telinga meradar menyimak sambil mengambil nasi di piring. Merasa tidak perlu peduli dengannya yang dingin. Toh tidak gratis juga tinggal di sini. Bahkan sudah lunas bon hingga satu semester ke depan. Bangga doong,,tapi ini bukan sombong..

"Kenapa kamu juga yang masakin, mbok?" tanya lelaki itu lagi. Sempat terlihat mata tajamnya melirikku yang sedang mengambil semua menu. Dan dia menyusul mengambil makanan setelahku. Apa peduliku..

"Lingga mengambil paket, mas. Sekalian makan ngikut sini. Tapi biasanya juga aku sendiri-sendirikan." Bu Yanti membawa gelas kopi yang telah benar-benar kosong ke wastafel dan mencucinya.

Biasanya bu Yanti akan memisahkan antara menu untuk yang punya kos dengan menu yang aku makan, gabung dengan dia. Kemudian di simpan di meja terpisah. 

Tapi sebab belakangan ini yang ada tinggal aku dan suaminya, bu Yanti tidak memisahkan. Entah kali ini karena lupa, atau memang disengajanya.

Tapi tentang siapa lelaki itu, aku pun tidak tahu, belum muncul pencerahan juga. Apa mungkin dia anak yang punya kos? Bisa jadi.. Yang jelas, dia bukanlah anak kos di sini sepertiku.

Tingggg!!!!

Aku terkejut. Bunyi itu adalah sendok yang diletak begitu saja oleh dia. Nambak berdiri tergesa dan berjalan ke arah datangnya tadi.

"Ada apa tho mas,,??!" bu Yanti bertanya keras. Namun lelaki itu telah hilang ke dalam ruang induk dengan jalannya yang tegas.

Jantungku berpacu sangat cepat. Meski tadi merasa abai, tapi sekarang keder juga rasa hatiku. Bagaimana jika efek kopi sesatku lebih dahsyat dari sangkaku..?? Ah, kena aku..!

"Bu, siapa dia??" tanyaku pada bu Yanti dengan lagak sangat tenang. Padahal jantung ini jumpalitan.

"Dia anak bungsu pak Harjo dan bu Fatimah. Mas Rus, nama dia,," terang bu Yanti sambil meletak jeruk di meja.

Oh, my god! Sederet sanksi sebagai tersangka pembuat kopi sesat seketika melintas. Ah, kenapa lelaki itu buruk sekali pertahanan perutnya. Aku saja biasa, sakit perut sebab segala jenis kopi hampir tidak pernah kurasa..!

🕸🕸🕸

Selamat berjumpa lagi kakak-kakak readers yang singgah dimari. Adanya kalian, membuat semangatku berlipat kembali..😘

Terpopuler

Comments

Iin Ubay

Iin Ubay

othor faforitku telah hadir..selalu kutunggu karya2 mu Thor

2023-05-08

1

orchid

orchid

hallo othor kamiya, othor yg ditunggu2 ini, semoga sehat terus, lancar dng novel barunya. 😘

2023-04-03

1

Indah Rahayu

Indah Rahayu

Karya baru thor,,keren sukses selalu buat mu,,selalu mendukung mu

2023-04-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!