BELENGGU DOSA PUTRI MAFIA
Hingar bingar suara musik berpadu padan dengan gemerlap lampu warna-warni di sebuah klub malam di kota Milan, Italia. Para muda-mudi yang sedang tenggelam dalam alunan musik yang memekakkan telinga terus saja bergoyang tanpa memedulikan apapun.
Praaang!
Suara nampan metalik mendarat jatuh ke lantai di sebuah meja VIP yang di isi dengan seorang wanita dan seorang pria. Wanita yang terlihat sudah setengah mabuk baru saja melempar nampan tersebut setelah seorang pelayan menyajikan segelas tequila padanya.
"Apa kau tidak tahu siapa aku? Berani sekali kau menyajikan minuman begitu lama padaku?!" Seru Wanita berambut pirang bergelombang dengan wajah cantik.
Wanita tersebut adalah Ruella Arthur La Nostra, tentu saja tidak ada yang tidak mengenal siapa dirinya. Keluarganya merupakan keluarga mafia nomer satu di Italia, La Nostra. Mafia yang menguasai sebagian besar wilayah Italia terutama kota Sisilia di mana markas La Nostra berada.
Anak pertama dari pemimpin La Nostra tersebut sedang menempuh pendidikannya sebagai seorang desainer di salah satu perguruan elite di Milan. Ruella terkenal dengan perangainya yang sombong dan selalu berbuat seenaknya. Ia merasa tidak akan ada siapapun yang berani menyakitinya karena ayahnya Arthur Dillinger La Nostra selalu menyuruh beberapa pengawal berada di sekitar wanita berusia 21 tahun tersebut.
"Sudahlah Rue, sebaiknya kau tidak minum lagi." Seru pria yang datang bersama dengan Ruella ke tempat itu.
Pria tersebut adalah Emiliano Givenchy, sahabat karib Ruella yang merupakan seorang penyuka sesama jenis. Tampilannya sangat maskulin, tidak akan ada yang mengira jika ia seorang gay. Pria bertubuh atletis tersebut merupakan seorang model pakaian perusahaan keluarganya sendiri Givenchy.
"Cepat pergi, sebelum aku kehilangan kesabaran!!" Seru Ruella pada pelayan pria yang tampak ketakutan karena beberapa penjaga Ruella sudah terlihat bersiap siaga untuk melakukan sesuatu jika ada tindakan yang menurut mereka berbahaya pada nona mereka. "Ah, ini tip untukmu, ambillah!" Ruella melempar beberapa lembar uang dalam jumlah yang banyak pada si pelayan tersebut.
Tanpa dirinya sadari seorang pria yang duduk di meja bar memperhatikannya dengan sambil meneguk minuman. Wajahnya datar dan matanya tak sedetikpun teralihkan dari sosok Ruella.
"Sudah jangan minum lagi!" Seru Emiliano mencoba mengambil gelas yang hendak di minum Ruella.
Akan tetapi Ruella yang sedang merasa bersedih karena pujaan hatinya terlihat masuk ke dalam hotel bersama seorang wanita tidak ingin mendengarkan seruan sahabatnya tersebut. Dirinya mendorong Emiliano dan mengarahkan wajahnya dengan gerakan mabuk untuk meminum gelas yang ada di tangan Emiliano.
Emiliano hanya mendengus melihat tingkah wanita keras kepala tersebut sambil melepas minuman yang sudah dirampas Ruella.
"Rue, apakah itu mungkin? Pria itu jauh lebih tua darimu, usianya dua kali lipat dari kita, kenapa kau bisa sampai tergila-gila padanya?" Tanya Emiliano pada Ruella yang wajahnya seperti kepiting rebus karena mabuk.
Ruella menyunggingkan senyumnya mendengar pertanyaan Emiliano yang baginya bukanlah hal yang mengherankan.
"Bukankah itu sama saja seperti aku bertanya kenapa kau menyukai sesama pria?" Jawab Ruella. "Sepertinya menyukai seseorang dengan usia yang jauh lebih tua masih lebih baik dari itu."
Setelah mengatakan hal tersebut Ruella tertawa sambil beranjak berdiri dari duduknya.
"Kau mau kemana?" Tanya Emiliano.
Ruella tidak menjawabnya karena sepertinya percuma saja jika ia menjawab. Posisinya sudah jauh dari Emiliano sehingga jawabannya akan kalah dengan suara musik yang sangat memekakkan telinga.
Karena minum terlalu banyak, Ruella hendak buang air kecil dengan berjalan menuju toilet. Sebelumnya ia menggerakkan tangannya pada dua orang penjaga yang hendak berjalan mengikutinya. Wanita itu enggan penjaganya sampai harus mengikuti dirinya buang air kecil.
Dengan langkah terhuyung-huyung dan pandangan yang sudah seperti berputar-putar karena mabuk, Ruella berjalan masuk ke dalam toilet dan segera menyelesaikan urusannya.
Dirinya kembali mengingat bagaimana tadi saat ia memata-matai pria yang menarik hatinya itu masuk ke dalam hotel bersama dengan seorang wanita. Dan itu membuat hatinya langsung hancur seketika.
Sudah sejak dua tahun lalu dirinya menyukai Donzello d'Este dan hampir setiap hari pula ia menguntit keseharian pria yang merupakan kolega ayahnya tersebut.
Tetapi perasaannya selalu hancur ketika melihat Donzello pergi dengan seorang wanita. Ia sadar kalau cintanya bertepuk sebelah tangan. Hal itu yang membuatnya menjadi mabuk saat ini, wanita yang hidup sesukanya itu ingin menghibur dirinya hingga datang ke tempat yang sudah menjadi favoritnya tersebut.
Setelah selesai buang air kecil, Ruella membuka pintu WC hendak keluar namun tiba-tiba seseorang berdiri di depan pintu dan langsung menerobos masuk ke dalam bilik WC yang ukurannya sempit tersebut.
Pria tampan yang tadi terus saja memperhatikan Ruella mengunci pintu dan menatap Ruella yang terlihat terkejut. Akan tetapi karena rasa mabuk yang Ruella rasakan sehingga membuatnya menjadi tidak bisa fokus.
Ruella merasa aneh dengan keberadaan pria tersebut bersama dengannya saat ini. Namun melihat wajah tampan pria itu membuatnya memulas sebuah senyuman.
Tanpa di duga pria asing tersebut menyambar bibir Ruella—mencium wanita itu. Pria berpostur proposional tersebut menambah irama luma*tan bibirnya karena Ruella menyambut raupan bibirnya dengan ikut meliuk-liukkan lidah saling beradu.
Napas mereka berdua semakin menggebu-gebu, debaran jantungpun semakin terpacu hingga berdegup lebih cepat.
Tangan pria itu mulai mendarat di salah satu gunung kembar Ruella sedangkan salah satunya merem*as bokong indah wanita itu, dengan mengarahkan ciumannya ke leher Ruella yang sudah menikmati sentuhan-sentuhan manis tersebut, pria asing itu mencumbu wanita bertubuh molek itu.
Hingga kancing blouse yang dikenakan Ruella dibuka dan menyingkapkan lapisan yang menutupi tonjolan sensual milik Ruella. Des*ahan terdengar dari mulut Ruella yang sangat menikmati gigitan kecil pria itu di pucuk merah muda di dadanya.
"Ahh..." Ruella menutup matanya menikmati perlakuan nikmat yang diberikan padanya.
Jemari pria itu mulai menerobos masuk ke dalam balik rok super mini dan lapisan segitiga yang dikenakan Ruella. Des*ahan semakin keras keluar dari mulut wanita itu.
Tidak sabar dengan semuanya, pria itu langsung memutar tubuh Ruella yang sudah tampak tak berdaya karena terlena dengan semua sentuhan-sentuhannya di titik wanita itu.
Ruella menopang tubuhnya berpegangan agak menunduk pada kloset. Bisa ia rasakan pria itu melebarkan kakinya dan menyingkirkan pelapis yang menutupi bagian tersembunyi darinya yang sudah sangat basah.
Tidak butuh waktu lama salah satu bagian tubuh pria itu menerobos masuk ke dalam diri Ruella yang menyebabkan wanita itu sedikit menjerit karena kenikmatan yang diberikan. Jeritan Ruella semakin menjadi saat pria itu mulai menggerakan senjatanya keluar masuk ke dalam dirinya sedangkan kedua tangan pria yang tidak dikenalnya tersebut menggenggam kedua gunung miliknya dari belakang.
Ruella yang sangat menikmati setiap sudut sentuhan di organ intimnya melenguh dengan napas yang terengah-engah hingga dirinya merasakan sesuatu yang panas seperti lahar gunung meletus memenuhi setiap inchi liang kenikmatannya.
Pria asing itu melepaskan senjatanya dan langsung merapikan pakaiannya, sedangkan Ruella terjatuh lemas ke bawah setelah merasakan rasa nikmat di sekujur tubuhnya. Dirinya mencoba melihat pria itu dengan seksama. Pria yang baru saja membuat sekujur tubuhnya merinding keenakan.
"Dengarlah, semua yang terjadi kau tidak perlu menganggapnya serius. Aku hanya sedang ingin bercinta dan sepertinya kau pun begitu." Ujar Pria asing tersebut.
"Siapa namamu?" Tanya Ruella yang meletakkan kepalanya ke atas kloset dengan tatapan sayup-sayup tidak jelas.
Bukannya menjawab pria itu mencondongkan tubuhnya mengarah pada Ruella, lalu mencium bibir wanita itu.
Ruella yang merasa seperti sudah kecanduan dengan si pria memegangi wajah pria itu agar tidak melepaskan ciumannya. Namun dengan kasar pria berambut cokelat itu mendorong wajah Ruella agar melepaskan bibirnya.
Sebelum melangkah keluar, tersungging sebuah senyum yang menyerupai seringai di wajah pria itu.
Ruella tidak bisa melakukan apapun dan hanya membiarkan pria yang baru saja bercinta dengannya meninggalkan dirinya. Rasa mabuk dan tubuh yang lemas membuatnya menutup mata dengan sebuah tawa kecil. Entah bagaimana wanita itu merasa senang setelah bertemu dengan pria tadi.
...–NATZSIMO–...
Karya ini adalah sekuel lepas dari Penebus Dosa Sang Mafia. Di mana generasi selanjutnya dari Mafia kelas kakap di Italia, La Nostra.
Jika berkenan silakan baca dulu novel yang berjudul Penebus Dosa Sang Mafia, tapi kalau mau langsung baca ini juga silakan.
Jangan lupa like, komen, vote dan kasih gift ya.
🙂🙂🙂🙂🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Rawai hiatus ✅
21+ Minuman keras memang bisa bikin orang jadi keras kepala, keras hati dan keras segalanya
2023-10-11
1
Ⓜ️
Bab Pertama Novel Judul Yg Mana...??🤔🤔
Untuk Dewasa 21++.... 🙈🙈
2023-06-15
1
¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
otw ngintip 🏃🏃🏃
2023-06-08
0