Satu minggu berlalu setelah Ruella bercinta dengan seorang pria di toilet klub malam yang wanita itu kunjungi. Untuknya meski pria itu membuat Ruella penasaran namun tidak pernah sekalipun dirinya ingin mencari tahu siapa ia.
Rasa cintanya pada pria yang sudah menarik hati dirinya juga semakin besar. Dirinya ingin membuat pria bernama Donzello d'Este menjadi miliknya. Merasa dirinya seorang putri raja, Ruella pasti akan mendapatkan apapun yang diinginkannya.
Malam ini keluarganya mengundang makan malam pria yang membuat Ruella jatuh cinta. Tentu saja hal tersebut membuatnya merasa senang. Ia juga ingin memberitahu kepada kedua orang tuanya mengenai perasannya pada pengusaha tersebut. Bahkan tidak segan-segan wanita itu akan meminta agar Donzello menikahinya.
Di meja makan yang ukurannya sangat besar serta mewah, Ruella yang duduk di sebelah sang ibu terus menatap lekat Donzello yang duduk seorang diri di deretan kursi di seberang meja. Sedangkan Arthur—ayah dari Ruella duduk di kursi tunggal antara Donzello dan Renata—Ibunya.
Hari ini Alessio Ren La Nostra—adik laki-laki Ruella yang berusia 18 tahun tidak ikut makan malam bersama mereka karena sedang berlibur menemui sepupu kembarnya di Venesia.
"Bagaimana kuliahmu, Rue? Kau sedang libur?" Tanya Donzello dengan sangat ramah. Pria berkharisma itu menunjukkan senyumnya hingga membuat Ruella ingin berlari naik ke pangkuan serta menciumnya. "Kapan kau akan lulus? Oh iya, bukankah bulan depan kau akan berulang tahun?"
"Ya, kau akan berulang tahun sebentar lagi. Mama akan membuat pesta untuk merayakannya." Ujar Renata—ibunda dari Ruella. "Kau ingin hadiah apa, sayang?"
"Katakan apapun padaku yang kau inginkan, aku pasti akan memberikannya padamu. Ini ulang tahunmu yang ke 22 tahun kan? Itu sangat bagus, kau sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dengan cepat." Ucap Donzello sesekali menoleh pada Arthur dan Ruella.
Mendengar perkataannya, Ruella seperti memberikannya dorongan semakin ingin membuat pria itu menjadi miliknya. Ya, ini adalah kesempatan untuknya. Ia yakin suatu hari nanti dirinya akan bisa menikah dengan pria yang terlihat sangat matang tersebut.
"Papa, aku boleh meminta apapun pada Tuan d'Este?" Ruella menoleh pada Arthur, meminta ijin sang ayah yang perkataannya sangat di segani banyak orang tersebut.
"Katakan saja, Tuan d'Este sudah bilang akan memberikan apapun yang kau inginkan." Jawab Arthur, pria berusia 54 tahun tersebut. "Ia pasti akan memberikannya."
"Apa Papa mau berjanji untuk memastikan Tuan d'Este memberikan apapun yang aku mau?" Ruella memastikan terlebih dahulu agar apapun permintaannya harus dirinya dapatkan.
"Ya, Papa akan menagihnya langsung kalau Tuan d'Este tidak memberikannya." Jawab Arthur lagi dan mendapatkan gelak tawa dari Donzello yang sangat akrab dengan kepala mafia yang berkuasa di Italia tersebut.
"Itu benar sayang, Tuan d'Este pasti juga tidak mungkin tidak memberikannya padamu." Timpal Renata yang juga berusia 54 tahun seperti Sang Suami.
Semua perkataan itu membuat Ruella mengembangkan sebuah senyum senang. Tentu saja ia tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk meminta hal yang paling dirinya inginkan.
"Kalau begitu untuk hadiah ulang tahun, aku ingin di ulang tahunku besok, aku ingin menikah." Jawab Ruella seketika membuat ketiga orang yang ada di meja makan menatapnya dengan penuh kebingungan. "Dan Tuan d'Este yang akan menikah denganku."
Kalimat terakhir Ruella semakin membuat semua yang ada di sana terkejut. Terlebih Donzello yang jadi tampak membeku dengan permintaan wanita muda yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri itu.
"Kau pasti akan memberikannya kan Tuan d'Este?" Tanya Ruella dengan memulas sebuah senyuman penuh harapan.
...***...
"Papa pasti tidak masalah kan kalau aku menikah dengan Donzello? Ia adalah sahabat Papa, selama beberapa tahun ini hubungan kalian berdua sangat dekat." Ujar Ruella mendekati sang ayah yang duduk di kursi meja kerjanya.
Setelah Ruella mengungkapkan apa yang diinginkannya dari Donzello, kedua orang tuanya tidak setuju pada keinginan sang anak. Terutama Renata, yang langsung terlihat marah pada Ruella.
"Diamlah, Rue!! Jangan meminta hal yang mustahil!!" Seru Renata menarik Ruella yang memegang telapak tangan suaminya. "Kami tidak akan memberikannya!! Kau mengerti? Sekarang masuklah ke kamarmu!!"
"Aku sangat mencintai Donzello, aku ingin menikah dengannya, Mama!! Kalian berdua harus memberikan apa yang aku inginkan untuk ulang tahunku!!" Seru Ruella dengan wajah tampak kesal. "Kalau tidak aku akan pergi dari sini selamanya, aku tidak akan mau menemui kalian lagi!!"
Arthur yang semula hanya memandang lurus ke depan tanpa suara, menoleh pada anak gadis tersayangnya setelah mendengar ancaman darinya. Seperti halnya ia yang menyayangi adik perempuannya—Vivian, rasa sayangnya kepada Ruella lebih-lebih lagi.
"Baiklah, jika Donzello menyetujuinya maka Papa akan membiarkanmu menikah dengannya." Jawab Arthur yang tidak bisa berkutik dengan ancaman sang putri.
"Art!!" Seru Renata dengan kesal. "Kau selalu memanjakannya sejak dulu! Kenapa kau menyetujuinya?"
"Tapi ingat, semua keputusan ada pada Donzello. Kau tidak bisa memaksanya jika dia menolak!! Dengar Rue?" Tanya Arthur pada Ruella.
Ruella hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Meski begitu sebuah senyum terpancar di sudut bibirnya. Ia tahu kalau sang ayah pasti akan menyetujuinya begitu saja. Dan sekarang semua tergantung dari Donzello.
...***...
Tanpa menunggu hari esok, Ruella mendatangi Mansion Donzello di kota itu. Dirinya sudah tidak sabar untuk berbicara dengan sang pujaan hati yang sangat dicintainya itu.
Mansion yang ada di pinggir laut itu berdiri dengan sangat megah. Donzello menemui Ruella dengan meminta pelayan membawa wanita itu masuk ke dalam ruang pribadinya.
Wanita itu berdiri dengan senyum tertahan. Ia ingin menagih janji dari pria yang berdiri di jarak sekitar lima meter darinya. Pria itu menatap lekat pada kehadirannya.
"Tuan sudah berjanji akan memberikan apapun permintaanku. Dan aku sudah mengajukan apa yang jadi permintaanku untuk hadiah ulang tahunku nanti. Kau harus memberikannya padaku." Ucap Ruella dengan penuh keyakinan.
Donzello masih terpaku menatap seorang wanita yang dimatanya hanyalah seorang gadis kecil. Saat ini ia memikirkan apa yang akan dirinya lakukan untuk menjawab permintaan gadis kecil itu.
"Papa juga sudah menyetujuinya. Ia juga bilang tadi kalau Tuan pasti akan memberikannya kalau tidak, Ia sendiri yang akan menagihnya padamu." Ujar Ruella maju selangkah mendekat ke Donzello.
"Kenapa kau ingin aku menikah denganmu?" Tanya Donzello heran. "Aku sudah menganggapmu seperti anakku."
"Aku jatuh cinta padamu, Tuan. Sudah lama aku memendamnya. Aku ingin menikah denganmu. Tidak ada masalah mengenai usia kita yang terpaut sangat jauh. Aku ingin menjadi pendampingmu." Jawab Ruella dengan penuh keyakinan namun di telinga Donzello terdengar sangat entengnya. "Kau harus menikahiku. Aku yakin kau tidak akan menolaknya dengan menarik perkataanmu tadi. Kau bukan pria seperti itu."
Donzello merupakan seorang pengusaha jam tangan mewah yang merek jamnya menjadi nomer satu di dunia kala ini. Ia merupakan pria ambisius yang lebih mengutamakan logika ketimbang perasaan seperti pria matang pada umumnya.
Meski melihat seorang wanita muda jatuh hati dan bahkan tergila-gila padanya, tetap membuat seorang duda bijaksana nan penuh kehangatan seperti Donzello tidak tergiur. Dirinya sama sekali tidak ada niatan untuk menikah lagi setelah sang istri meninggal dunia lima tahun lalu.
"Tuan mendengarku?"
Suara Ruella memecahkan lamunannya. Sejenak ia berpikir kalau dirinya tidak mungkin mengingkari perkataannya apalagi ini menyangkut dari putri dari seorang pimpinan mafia yang berkuasa di Italia, tentu saja dirinya yang hanyalah pengusaha tidak berani mencari gara-gara, apalagi ia dengan ayah sang wanita sudah menjalin hubungan yang baik sejauh ini.
"Ruella, dengarkan aku..." Ujar Donzello dengan tatapan serius.
Ruella menatap Donzello dengan penuh harapan. Tangannya terkepal untuk siap-siap mendengar jawaban dari pria yang sudah lama dicintainya itu.
"Aku tidak mungkin menikahimu, tapi... Aku lebih tidak mungkin mengingkari perkataanku. Jika itu yang kau mau maka aku akan memberikannya." Ucap Donzello.
Bak seperti mimpi menjadi kenyataan, Ruella langsung melangkah mendekati Donzello untuk memeluknya dengan rasa kebahagiaan yang menyelimuti hati dan jiwanya.
"Tuan, aku sangat mencintaimu, aku bahagia mendengar jawabanmu." Pungkas Ruella menatap Donzello yang mendekapnya.
Dengan instingnya, Donzello mencium bibir wanita muda yang akan menikah dengannya. Itu semakin membuat Ruella merasakan kebahagiaan.
...–NATZSIMO–...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Rawai hiatus ✅
ucapan BOOMerang "Aku pasti akan memberikannta padamu"
2023-10-11
2
𝐁𝐀ʰᵃ
tapi ruee dah nganuuu🤣🤣
2023-06-02
0
🍒⃞⃟🦅Pisces
lah trus laki yg buat enak"dikmar mandi itu siapa sih😂
2023-04-27
0