Kala Cinta Menggoda
Aarush Chandra Seir adalah orang yang cukup. Cukup untuk membeli apapun tanpa harus mencicil. Cukup untuk membuat karyawan merasa senang saat hari gajian. Cukup untuk keliling dunia. Intinya cukup.
Hidup cukup yang katanya dirinya sendiri tapi kalau kata para sahabatnya sangat kaya. Kekayaan yang dimilikinya tidak lantas membuatnya menjadi seseorang yang arogan dan semena – mena dengan siapapun. Dia beranggapan bahwa setiap manusia akan membutuhkan manusia lainnya. Jadi, daripada beranggapan bahwa dia satu – satunya yang kaya dan seolah memiliki dunia, Chandra lebih memilih membantu orang lain dengan caranya sendiri.
Namun, sepertinya chandra merasa hari ini menjadi hari sialnya. Ban mobilnya bocor tepat di daerah yang cukup sepi orang. Masih ada beberapa rumah tapi kebanyakan tertutup rapat. Chandra menelpon seseorang untuk membantu memperbaiki ban mobilnya.
“Halo. Pak chandra. Ada yang bisa saya bantu pak?” jawab seseorang di seberang sana sesaat setelah mengangkat telpon chandra
“Tolong panggilkan montir buat ganti ban mobil.” Chandra menelpon sopirnya yang memang lengkap memiliki nomor siapapun. Harusnya juga hari ini chandra diantar oleh sopir. Akan tetapi, karena chandra ingin menikmati waktunya sendiri, jadilah dia memilih mengemudi sendiri. Menggunakan sopir memang hal yang chandra tidak terlalu sukai.
“Baik pak. Sekarang bapak lokasinya dimana?”
“Di jalan arah proyek anggur.” Chandra melihat sekeliling yang dirasa memang benar – benar sepi dan sunyi. Hanya suara dedaunan yang saling bersentuhan karena angin.
“Baik pak. Maksimal 30 menit ya pak.” Chandra bergumam mengiyakan karena memang menyadari daerah proyek ini agak lumayan jauh dari keramaian.
“Nah. Hari ini kayaknya..” Chandra memilih memutar radio untuk mengisi sepinya suasana hari ini. mengetukkan jari ke stir mobil dengan mengikuti irama lagu yang terputar di radio. Tidak berselang lama Chandra melihat mobil yang datang ke arahnya.
“Ban yang bagian mana pak?” Begitu kata bapak yang cukup matang setelah sampai di hadapanku.
“Yang belakang bagian kanan.” Chandra menunjuk arah mobil belakangnya.
“Baik pak. Akan saya ganti dulu.” Chandra memutuskan untuk tetap di luar mobil dan mengamati daerah sekitar. Rasanya kalau kejadian ini terjadi di malam hari ia mungkin lebih memilih memesan taxi atau apapun itu, atau kalau memang akan memerlukan perjalanan hingga malah chandra akan membawa sopir saja.
Terlalu sibuk mengamati sekitar dan merasakan angin yang menyejukkan. Chandra tidak menyadari bahwa tukang montir tadi sudah selesai mengganti ban dan telah membereskan peralatannya.
“Permisi pak. Ini sudah selesai.” Chandra menoleh dan melihat bahwa si bapak montir tadi sudah berdiri dan memegang kotak peralatannya bersiap kembali. “Maaf pak. Pembayaran dilakukan dengan pusat langsung.” Lanjutnya dengan Bapak itu menolak uang yang diberikan chandra dengan halus.
“Itu saya tahu. Ini tip buat bapak.” Bapak itu tersenyum tulus dan menerima uang tersebut sambil menggumamkan kata terima kasih. Setelahnya bapak itu masuk mobilnya dan berlalu setelah pamit.
‘Tolong.. Tolong’
Baru saja chandra akan memasuki mobil malah mendengar seseorang meminta tolong. Di area sepi seperti ini bisa saja ini sebuah tipuan untuk mencuri perhatian. Chandra pernah membaca berita bahwa ini bisa saja sebuah trik perampokan.
Chandra masih gamang antara berjalan menghampiri asal suara atau memasuki mobilnya dan berlalu pergi meninggalkan jalanan ini. baru saja chandra akan masuk. Chandra malah dikejutkan dengan perempuan yang berlari sambil sesekali melihat arah belakang.
“Tolong. Tolong aku.” Si perempuan tadi mendekat ke arahnya dan tak sungkan menyentuh lengannya yang terbalut jas kantor mahalnya. Tatapannya masih sangat waspada dengan melihat kebelakang. “Aku mohon.” Lanjutnya dengan mata berkaca – kaca.
“Masuk.” Chandra menyuruhnya dan si perempuan tadi bergegas memasuki mobil. Chandra dengan gerakan cepat menghidupkan mobil dan melesat pergi.
∞∞∞
Hidup susah tidak pernah menjadi keinginan semua orang. Jika boleh memilih waktu ia masih di dalam rahim, sepertinya Anna memilih lahir di keluarga kaya yang uangnya tidak akan pernah habis sampai tujuh turunan. Neneknya memiliki hutang yang cukup banyak sampai membuat mereka datang ke rumah kami dan membuat kerusuhan.
Hari ini anna sendirian dirumah. Ayah dan ibunya pergi ke rumah nenek untuk membicarakan hutang yang mereka berikan. Ibunya menjadi penanggung jawab atas hutang nenekku. Jadi saat neneknya sudah tua dan tidak cukup kuat untuk membayar mereka kembali. Ibunya yang menjadi sasaran mereka.
“Tolong!” Anna berlari kencang menghindari kejaran 2 orang lelaki dewasa yang ingin memperkosanya. Hari ini mereka datang kerumah dan menyeretnya untuk masuk ke kamar. Syukurlah anna memiliki kekuatan yang cukup. Sehingga Anna masih bisa menendang masa depan orang gila itu dan berlari kencang keluar rumah.
Anna berteriak keras, tapi sepertinya tidak ada yang mendengar. Rumahnya memang ada di kawasan yang sepi sekali. Anna menyukai daerah sepi tanpa gangguan apapun tapi di posisi sekarang ia benci lokasi rumahnya berada.
“Tolong. Tolong aku.” Anna melihat mobil dan seorang pria yang akan memasuki mobilnya. Anna tahu mungkin dia akan ketakutan dengan kehadirannya yang secara tiba – tiba. Tanpa basa – basi anna memegang tangannya dan memohon meminta tolong.
Anna melihat keraguan dalam matanya yang mungkin saja mempertanyakan keadaannya yang sangat terlihat tidak baik – baik saja.
“Aku mohon.” Anna memohon dengan penuh dan hampir menangis. Anna hampir melepaskan genggamannya dan bersiap berlari kembali. Sebelum pria ini memintanya masuk ke mobilnya.
“Masuk.” Anna memutari mobil dan bergegas masuk. Anna sedikit merasa aman dan baru bisa bernafas lega saat mobilnya berjalan.
“Lo kenal mereka?” ia masih begitu was – was dengan pandangan mengarah ke belakang. Dan saat 2 orang lelaki tadi terlihat Anna membungkukkan badannya agar tidak terlihat oleh mereka. Meskipun bisa dikatakan jarak mereka sudah lumayan jauh sekarang. Namun, ketakutan mengintainya.
“Kaca mobil gue gelap. Tenang aja.” Anna menatap pria yang disampingnya yang sedang menyetir dengan mata berkaca.
“Makasih. Makasih banyak.” Anna benar – benar sangat bersyukur. Kalau tidak ada pria ini mungkin saja anna sekarang menjadi seseorang yang sangat membenci dirinya sendiri.
“Jadi, siapa mereka dan buat apa ngejar lo?”
“Aku anna. Makasih banyak ya. Kamu bisa menurunkanku di halte depan.” Anna tidak ingin menjawab pertanyaan apapun yang pria itu lontarkan. Rasanya sangat malu kalau harus bercerita dia hampir diperkosa karena hutang sang nenek.
“Yakin?”
“Iya. Nanti kalau kita bertemu lagi pasti akan aku bayar bantuanmu hari ini.” Mobil berhenti di depan halte dan anna bergegas keluar dari mobil.
“Terima kasih dan Hati – hati.” Anna berjalan ke arah penyeberangan. Hari ini rasanya sangat berat sekali. Anna memutuskan untuk pergi ke rumah nenek dan mencari ayah ibunya untuk mendapatkan perlindungan. Tidak tau kenapa anna merasa sangat aman saat bersama pria tadi daripada berjalan sendirian seperti sekarang ini.
Atau mungkin karena anna berada di dalam mobilnya yang katanya berkaca gelap dan tidak tembus pandang itu? Tidak tahu yang pasti anna sekarang berjalan cepat untuk sampai di rumah neneknya dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments