Akan tetapi, sudah lama chandra tidak menemukan tatapan cinta yang begitu besar seorang kepada anaknya seperti ini. Chandra percaya bahwa semua orang tua begitu mencintai anak mereka tapi ibu Anna memiliki kasih sayang yang begitu besar hingga ia bisa melihatnya kala mereka bertemu tadi.
Rasanya memang luar biasa bukan memiliki orang tua yang menyayangi kita dengan setulus dan seluas itu. Chandra tidak tahu kalau perasaan rindu itu kembali hadir di dadanya. Degup jantung yang telah lama hilang kembali hadir kala tangan sang ibu Anna menggenggam tangannya.
“Tidak apa – apa bu. Saya juga memastikan kalau Anna memang cocok di bagian yang memang sedang dibutuhkan perusahaan saya.” Hanya itu yang bisa Chandra ucapkan tanpa berniat melepaskan genggaman tangannya. Tapi sang ibu kembali memeluk Anna dan menepuk punggungnya.
Begitu selesai dengan semua hal yang merepotkan hari ini. keluarga anna memutuskan untuk benar – benar mempercayai Chandra seratus persen. Tanpa keraguan mereka kembali ke rumah dengan kendaraan yang sudah disiapkan Chandra. Begitu pula dengan dirinya dan Anna yang kembali ke rumah.
“Saya benar – benar berterima kasih sekali.”
“Udah gue bilang biasa aja ngomongnya kecuali di kantor nanti.” Anna memandang Chandra yang terlihat begitu mempesona dengan satu tangan yang menyetir dan tangan satunya memegang kendali di bagian bawah. Benar – benar lelaki sejati. Kenapa terlihat menggoda?
Akhirnya, keduanya menuju perjalanan pulang. Namun, hanya Anna saja karena Chandra harus kembali lagi ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Meskipun, dirinya seorang pemimpin tapi meninggalkan pekerjaan ditengah jam kerja sangat tidak etis.
Maka disinilah ia datang dengan gaya khasnya yang memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celana. Berjalan dengan tegap tapi tidak lupa untuk menyapa balik para karyawannya yang mencoba menegurnya. Begitu sampai ruangannya, pintu ruangan ada yang mengetuk.
“Masuk.” Munculah sekretaris nya yang bernama Sam. Orang yang paling Chandra percaya beberapa tahun belakangan ini. Mungkin sekitar 5 tahunan ini Chandra selalu menyerahkan tugasnya untuk diatur sang sekretaris.
Kenapa laki – laki? Karena sang bos merasa sekretaris perempuan hanya mampu menimbulkan skandal dan masalah lainnya. Chandra butuh keprofesionalan dalam bekerja. Ditambah wakilnya yang biasa di sebut playboy cap badak sering kali menggoda wanita. Jadi, Chandra hanya mencoba meminimalisir hal yang tidak diinginkan.
“Pak, pihak mexico meminta bapak untuk datang sendiri sembari observasi.” Ucap Sam masih dengan berdiri dengan memegang ipad nya yang biasa digunakan untuk mengatur jadwal sang bos.
“Oke. Atur jadwal penerbangannya.” Chandra memang tidak pernah pikir panjang untuk hal begini. Lagi pula berada terlalu lama dalam kantor mampu membuat otaknya stres. Anggap saja business trip seperti ini merangkap sekaligus menjadi liburan untuknya.
“Siap pak.” Jawab sam sebelum akhirnya berbalik untuk keluar dari ruangannya. Baru saja Sam akan membuka pintu, Chandra justru menghentikan gerakannya.
“Sebentar.” Ucapnya yang langsung membuat sekretarisnya berhenti dan memutar arahnya menghadapnya kembali.
“Ya pak.”
“Pesan 2 tiket.” Chandra berpikir keras sampai mengatakan hal ini. Apakah benar untuk mengajak Anna ikut dengannya? Tapi Chandra berpikir bahwa ini bisa menjadi salah satu bentuk pembelajaran bagaimana Anna nantinya akan bekerja.
Akan tetapi, sebenarnya Chandra masih belum tahu akan menempatkan Anna pada bagian apa. Sepertinya semua bagian dalam perusahaan ini sudah memiliki orang yang tepat. Sudahlah. Untuk yang ini akan Chandra pikirkan nanti selama perjalanan ke Mexico, karena Anna harus mulai bekerja dan menghasilkan untuknya agar bisa keluar dari rumahnya.
Dalam lubuk hatinya terdalam, sejujurnya Chandra agak tidak nyaman dengan kehadiran orang asing dalam rumahnya tapi memangnya mau bagaimana lagi. Uang sebesar itu mungkin tidak terlalu besar untuk Chandra tapi seseorang harus memiliki rasa tanggung jawab dan sedikit tekanan untuk membangkitkan ambisi seseorang.
“Satunya untuk siapa pak?” Tanya Sam yang bingung dengan permintaan bos nya ini.
“Biar jadi urusan saya.” Tegas Chandra tidak ingin dibantah sama sekali.
“Baik pak.” Meskipun sejujurnya sam masih kebingungan dengan 2 tiket itu. Untuk siapa? Pak Ardan? Rasanya jarang sekali Bosna itu mau mengajak wakilnya untuk melakukan perjalanan bisnis seperti ini. Karena mereka harus saling bergantian agar kantor masih ada pemimpinnya saat salah satu dari mereka jauh.
Perempuan? Sejak kapan pak Chandra dekat dengan seorang perempuan? Atau mungkin sekarang memang sudah memiliki pasangan?
‘Sudahlah’ Pikir Sam yang menyerah dengan semua asumsinya. Tugasnya hanya membelikan tiket dan mengatur jadwal keberangkatan nanti. Jadi, dengan siapapun itu tidak pernah menjadi urusannya.
“Ajak gak ya?” Sedangkan chandra sendiri juga masih kebingungan dengan tingkahnya yang berniat mengajak Anna. Pusing dengan tingkahnya lebih baik Chandra melanjutkan pekerjaannya saja.
Sementara dengan chandra yang bekerja, Anna justru dibuat kelimpungan karena sedari tadi dirinya tidak diperbolehkan untuk membantu apapun. Mereka bilang takut dimarahi oleh pak Chandra, tapi ia terlalu bosan kalau hanya berdiam diri saja. Apalagi ia bukan nyonya disini, aturan dia itu sama saja dengan para pembantu disini pikirnya.
“Ya Ampun. Non Anna ngapain?” Anna menepuk jidatnya merasa frustasi karena ketahuan. Karena kebingungan tadi akhirnya ia memutuskan untuk mengelilingi rumah ini dan menemukan salah satu pekerja laki – laki yang baru saja Anna temui hari ini. Namanya pak Kisman, beliau sedang membersihkan kolam dan anna berniat menggantikannya dengan sedikit kebohongan.
“Aduh bi. Ini cuma gini doang, Anna bisa kok. Beneran deh. Dijamin pak Chandra gak bakalan tahu. Ya ya please.” Dengan segala rayuan yang Anna lakukan. Akhirnya para pekerja disana mengangguk pasrah dan berharap kalau pak Chandra datang disaat sang majikan baru sudah selesai. Walaupun belum selesai akan dipaksa oleh para pekerja yang lainnya. Itu yang akan mereka lakukan.
Tapi memang kadang harapan tidak sesuai dengan realita. Chandra datang disaat Anna baru saja mulai bersemangat membersihkan kolam dan tanpa diketahui oleh para pekerja.
“Anna mana, bi?”
“Itu pak, aduh gimana ya.”
“Kenapa? Anna kenapa?” Terdengar nada yang cukup khawatir saat salah satu art yang bernama Leni tidak langsung menjawab pertanyaannya.
“Itu...”
“Bi , anna mana?” Terlalu lama menunggu jawaban art mudanya. Akhirnya begitu melihat bi Ramsi melintas jauh di hadapannya. Chandra langsung berjalan dan bertanya ke arahnya. Takut saja kalau Anna kabur pikirnya.
“Dibelakang den. Bersihin kolam.” Begitu bi Ramsi selesai memberikan jawaban. Chandra bergegas berjalan ke arah kolam renang.
“Aduh gimana dong bi. Saya takut dimarahi.” Ucap bi Leni yang merasa ikut andil memperbolehkan Anna membersihkan kolam renang.
“Udah ikut aja.” Cerocos para art yang takut terkena semprot oleh Chandra. Bagaimana Tidak? Perlakuan yang diberikan Chandra terlihat begitu mengistimewakan Anna. Jadi, semua orang yang berada di rumahnya ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Bunda Titin
udh biarin aj lah si Anna ngerjain pekerjaan di rmh dr pd dia bengong jg kan,. mumpung blm mulai kerja di kantor ............🤭😁
2023-05-22
0