Cinta Itu Apa, Sih?

Cinta Itu Apa, Sih?

Keegoisan

Di akhir musim gugur. Oktober 2019.

Di depan gerbang sekolah, Ketika sebuah dedaunan sudah mulai berubah berwarna oren kecoklat-coklatan, dan berguguran di memenuhi pinggiran jalan. Semua orang sibuk berlalu lalang di setiap sudut kota, jalan dipenuhi oleh orang-orang yang begitu ambisi untuk mengejar yang nama nya uang. Orang-orang dewasa kebanyak bilang kalau uanglah uang menentukan nasibmu, keberuntunganku, dan cintamu. Pemikiran orang-orang dewasa begitu rumit.

Berbeda dengan para kita anak SMA, yang begitu santai menjalani hidup ini. Walau tidak semuanya tapi memang seperti itu adanya. Kehidupan anak remaja lebih dipenuhi warna-warna, karena disanalah mereka mencari sebuah keyakinan, kedewasaan, dan jati dirinya. Merekalah yang menciptakan warna-warna di hidup mereka, saat ini mereka sedang mengalami masa pubertas. Kebimbangan yang membuat mereka frustasi, hal-hal yang disebut teman, hal-hal yang disebut masa depan, dan hal-hal kecil yang disebut cinta.

Seorang siswi yang sedang berjalan di pinggir trotoar menuju sekolah yang hanya tinggal beberapa meter lagi. Han Hara berjalan di antara pada murid sekolah lainnya. Kini Ia tidak lagi terlambat seperti hari sebelumnya. Saat Hara sedang asyik memikirkan sesuatu yang indah, sebuah inspirasi yang indah untuk ia menulis dalam ceritanya seketika seseorang yang tiba-tiba mengejutkannya dari belakang.

"Oi!"

“Njrit!!”

Dengan spontan Hara terkejut dan hampir mengucapkan kalimat kasar. Langkah kakinya pun spontan berhenti, menoleh ke arah seseorang yang berdiri di sampingnya dengan wajah cengengesan.

Sambil menatap sinis Dong Hyuk, "Hya! Kau sudah mengacaukan inspirasiku tahu!!" kesal Hara.

Namun, Donghyuk hanya diam mengabaikannya, lalu ia berjalan seakan tidak terjadi apa-apa. Hara hanya bisa menghela nafas menahan emosinya, karena memang seperti itu sifat Donghyuk, aneh.

“Cepat! Dua menit lagi bel masuk …,” ucap Donghyuk.

Hara bergegas menyusul Donghyuk dengan tatapan sinis. “Thank you atas perhatianmu, cih!”

Mereka berjalan bersama, terlihat perbedaan yang cukup jauh tinggi tubuh mereka jika dilihat dari belakang. Hara benar-benar terlihat sangat kecil jika berjalan berdampingan dengan Donghyuk. Dia teman satu kelasnya. Namanya Kim Dong Hyuk, siswa jail yang selalu mengganggu Hara. Walau kelakukannya aneh tapi dia pintar. Bahkan Hara sudah sangat sering dibantu mengerjakan tugas olehnya.

Donghyuk menoleh ke arah Hara, ia tersenyum, sungguh Hara itu sangat menggemaskan di matanya. Tangannya dengan spontan langsung mengacak-acak rambut Hara layaknya sedang mengelus seekor anak anj*ing.

"Hya! Hya! Nanti rambutku berantakan tahu!" ucap kesal Hara sambil mencoba menghentikan tangan Donghyuk yang terus mengacak-acak rambutnya yang sudah susah payah di tata tadi pagi. Hara langsung menghempaskan tangan Donghyuk, dia menjauh darinya.

“Ih …! iseng banget sih, tangannya!” Hara menggerutu kesal sambil mempercepat langkahnya, sebisa mungkin menjauh dari Donghyuk.

Sesampainya di depan pintu kelas, Hara berjalan terpisah dengan Donghyuk. Saat masuk terlihat kedua temannya melambaikan tangan pada Hara yang lantas bergegas menghampiri teman-temannya.

“Morning!” sapa Hara sambil duduk di tempat duduknya, berada tepat di samping Eunsun.

“Rambut lo kenapa?” tanya Hyerin.

Seketika raut wajah Hara berubah menjadi kesal saat kembali mengingat kejadian dimana Donghyuk yang sengaja mengacak-acak rambutnya.

“Tadi ada orang anehlah pokoknya,” ucap Hara.

Tak lama kemudian seorang siswi yang tiba-tiba datang dengan wajah yang murung. Dia Oh Young Soo. Tidak biasanya Yong Soo datang dengan menggunakan kacamata hingga membuat ketiga temannya bingung. Yong Soo duduk dibangkunya dan langsung menangis didepan ketiga temannya.

"Ehk … Ehhhhhhfff … Giman ini …! " ucap Yongsoo sambil terus menangis.

"Lo kenapa? Kenapa tiba-tiba nangis?" tanya Hara yang merasa cemas.

"Kenapa lagi sekarang? Jangan nangis dong, Hya! Yongsoo!” ucap Hyerin sambil menepuk punggung Yongsoo yang duduk tepat di sampingnya. “Apa jangan-jangan ini tentang ..." tebak Hye Rin yang tidak melanjutkan kalimatnya membuat Hara dan Eunsun menoleh satu sama lain karena tidak paham dengan ucapan Hyerin. Namun tiba-tiba suara tangisan Yongsoo semakin kencang.

"Tuh 'kan benar!" ucap Hye Rin yang sudah mengetahui penyebab temannya yang tiba-tiba menangis, hanya saja ia tidak bisa dengan mudah memberitahukan pada kedua temannya, Hara dan Eunsun yang tampak kebingungan.

"Lo kenapa, Yongsoo?" tanya Hara sambil menggenggam tangan Yongsoo tapi tiba-tiba Guru Han masuk dan membuat mereka sibuk untuk kembali ke tempat mereka masing-masing.

Kelas menjadi sangat gaduh saat seorang Guru berjalan masuk ke kelas. Mereka bergegas kembali ke bangku mereka masing-masing. Hara yang masih khawatir dengan Yongsoo karena masih terlihat manis jika dilihat dari punggung. Namun tidak ada yang bisa diperbuat untuk menenangkan temannya itu, karena dirinya tidak mengetahui masalah apa yang terjadi pada Yongsoo.

“Pagi semua! Bagaimana kondisi kalian? Kalian sudah kelas 3, jadi harus terus sehat, oke!!” ucap Guru Han.

“BAIK PAK …!!”

Seru mereka dengan serempak, membuat Guru Han tersenyum melihat semua murid-muridnya terlihat baik-baik saja. Namun ia segera menyadari sesuatu yang mengganjal, dimana salah seorang siswi terlihat tidak baik-baik saja.

"Tapi seperti tidak untuk Yongsoo. Ada apa denganmu, Yongsoo?" tanya Guru Han, yang sontak membuat semua perhatian tertuju pada Yongsoo

"Saya baik-baik saja, Pak." ucap Yongsoo mencoba tersenyum disaat kedua matanya tampak begitu sembab.

"Apa kamu yakin bisa mengikuti pelajaran saya?" tanyanya yang membuat Yongsoo terdiam beberapa saat. "Jika tidak, pergilah ke ruang UKS," ucapnya dengan lembut.

“Pak Han!!” sahut Donghyuk yang tiba-tiba mengacungkan tangannya. "Pikiranku juga sedang kacau boleh saya keluar?" ucap Donghyuk mencoba beralasan untuk bisa menghindari pelajaran.

"Benarkah? Oke, kamu boleh keluar, lalu lari mengelilingi lapangan 100 kali. Apa kamu mau?" ucapnya mencoba untuk tetap sabar menghadapi pola pikir anak SMA yang selalu saja memiliki seribu alasan untuk menghindari pelajaran.

“Nggak jadi, Pak. Saya sudah baik-baik saja!” seru Donghyuk.

"Bagaimana Yongsoo? Tidak apa, pergilah ke UKS,” ucapnya.

"Sudahlah, Pak .. jangan pedulikan dia. Paling hanya masalah cowok, dia menangis sampai kayak gitu. Lebih baik kita mulai pelajarannya.” ucap Yura sambil tersenyum.

Namun hal itu membuat Guru Han terdiam tak bisa berkata-kata dengan sikap Yura yang tidak terlihat sedikitpun rasa empati pada teman kelasnya sendiri.

"Yura!" sahutnya dengan perlahan.

"Iya.”

“Pertama …, Hyerin!”

“Iya, Pak?!”

“Tolong kamu bawa Yongsoo ke UKS ya!”

“Baik, Pak.”

Sambil merangkul tangan Yongsoo, “Ayo!” ajaknya dengan perlahan dan hati-hati membantu Yongsoo beranjak dari tempat duduknya.

Kelas menjadi hening beberapa saat setelah Yongsoo dan Hyerin keluar dari ruang kelas. Aura yang sedikit muram dan mencengkam membuat seluruh murid terdiam dengan bingung melihat raut wajah Guru Han yang terlihat sedang menahan kesal dengan tenang.

"Yura! Apa kau sangat menyukai belajar?" tanyanya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!