Insecure

TENG! TENG! TENG!

“Sekian untuk hari ini, sampai jumpa besok …,” ucap guru Han yang sudah merapikan bukunya. Ia kemudian berjalan keluar kelas.

“Hara …,” panggil Eunsun, sembari mengenakan tasnya.

“Maaf, gue duluan ya,” ucap Hara yang pergi begitu saja tanpa mendengarkan apa yang ingin dikatakan Eunsun.

Eunsun hanya terdiam melihat Hara berjalan pergi begitu saja dengan terburu-buru. Namun bukan hanya Eunsun saja yang merasakan kejanggalan pada sikap Hara, kedua temannya pun tidak menyangka dengan sikap dingin Hara sepanjang hari ini.

“Sebenarnya Hara kenapa, sih? Apa dia marah?” tanya Hyerin.

“Gue juga nggak paham dia kenapa, tiba-tiba saja jadi kayak gitu. Apa gue salah ngomong ya?” tanya Eunsun khawatir.

“Jangan-jangan iya kali, lo yang salah ngomong!” tudah Yongsoo.

“Perasaan enggak deh?! Kemarin kita habis makan-makan, terus pulang udah selesai. apa ada masalah di rumahnya? Makanya dia buru-buru?” tanya kembali Eunsun yang masih bingung.

“Bisa jadi …,” ucap Hyerin.

Ketiganya hanya bisa saling melihat satu-satu lain dengan penuh pertanyaan akan Hara.

***

Hara sampai di halte bus yang terlihat tidak banyak orang yang menunggu. Ia duduk dibangku dengan tatapan mata yang kosong. Hingga Hara tak menyadari jika sejak ia keluar sekolah hingga sampai di halte bus, Donghyuk diam-diam mengikutinya dari belakang.

Hal ini sengaja Donghyuk lakukan karena ia merasa khawatir. Perubahan sikap Hara yang begitu tiba-tiba tidak bersemangat, Hara bersikap tidak seperti biasanya. Donghyuk sudah memerhatikan Hara sejak keluar dari restoran kemarin. Kecurigaannya akan satu orang yang menjadi alasan mengapa Hara menjadi begitu murung, tapi Donghyuk tidak ingin langsung menghakiminya dan ingin mencari tahu lebih dalam lagi akan kebenaran dugaannya.

Tak lama bus pun datang, Hara terdiam beberapa saat menunggu orang-orang yang keluar dari Bus, kemudian ia pun masuk kedalam. Untungnya ia bisa mendapatkan tempat duduk didalam bus. Hara duduk didekat jendela bersama dengan seorang wanita. Untuk menghilangkan rasa bosan, Hara mengeluarkan ponsel dan headset miliknya untuk mendengarkan musik.

Awalnya Donghyuk khawatir jika Hara akan mengetahui kebenarannya. Namun dirinya salah. Bahkan Hara sama sekali tidak menyadarinya saat Donghyuk berjalan melewati Hara. Karena tak mendapatkan tempat duduk, Donghyuk berdiri tepat di belakang tempat duduk Hara.

Sekitar lima halte bus terlewatkan. Bus melaju untuk pemberhentian berikutnya. Donghyuk melihat Hara yang tampak sudah bersiap-siap untuk turun. Donghyuk langsung menyembunyikan wajahnya dengan merunduk saat Hara melewatinya dari belakang.

Bus berhenti. Beberapa penumpang turun begitu juga dengan Hara. Diam-diam Donghyuk mengikuti Hara walau sebenarnya halte dimana ia turun sudah terlewat. Langkah Donghyuk berhenti, menoleh ke arah kanannya dengan bingung.

“Bukannya ke arah sana?” ucap Donghyuk yang bertanya pada dirinya sendiri, lantaran melihat Hara yang berjalan ke arah kiri bukan ke arah kanan menuju rumahnya. Tanpa berpikir panjang, Donghyuk langsung menyusul Hara agar tidak kehilangan jejaknya.

Mereka terus berjalan, melewati pertokoan di sepanjang jalan.Tampak cukup ramai orang yang berlalu-lalang disana. Entah apa yang saat ini Hara pikirkan, bahkan langkah kakinya terlihat begitu tak bersemangat. Hingga tiba-tiba langkah Hara berhenti. Sontak Donghyuk pun ikut menghentikan langkahnya.

Di sebuah toko kosmetik Hara melihat sebuah poster seorang wanita cantik yang sangat terkenal, seorang artis, dan juga terkenal di kalangan pria, dia adalah Jang Wooyoung, idol yang sedang digandrungi banyak orang karena kecantikannya. Hara berdiri didepan poster itu sambil terus memandangi wajahnya dengan seksama.

“Cantiknya …,” ucap Hara.

Kedua matanya yang awalnya hanya fokus melihat poster. Tiba-tiba ia malah melihat pantulan dirinya di depan kaca besar. Menyedihkan, melihat perbandingan yang begitu jauh antara dirinya dengan idol wanita tersebut. Seperti dua dunia yang berbeda. Sangat menyebalkan harus memiliki wajah yang sama sekali tidak memiliki daya tarik.

“Menyebalkan!”

“Wah … cantiknya ….”

Tiba-tiba Hara dikejutkan dengan sosok wajah yang muncul dari samping wajahnya sontak membuatnya terkejut..

“Astaga! Hya! Kaget tau!!” kesal Hara sambil menjatuhkan dirinya dari Donghyuk yang entah sejak kapan ada di sana. “Lo ngapain di sini?” tanya Hara yang merasa bingung dengan keberadaan Donghyuk yang muncul tiba-tiba, sambil melepaskan earphone dari kupingnya.

“Lo sendiri ngapain berdiri di sini?” ucap Donghyuk sambil menatap penuh curiga. “Kenapa lo pergi ke arah sini? Rumah lo ‘kan, ke arah sana!” tanya Donghyuk sambil menunjuk ke arah jalan menuju rumah Hara.

“Nggak kok, gue cuman lagi mau cari angin. Udah sana! Jangan ganggu!” usir Hara sambil mendorong Donghyuk untuk segera menjauh darinya.

“Lo nggak apa-apa ‘kan? Gue bakal pergi setelah memastikan keadaan lo,” ucap Donghyuk.

Perlahan Hara menoleh kearah dengan tatapan yang begitu sinis membuat Donghyuk mulai terpojok. “Hya! Jangan menatap gue kayak gitu. Gue tuh! Cuman khawatir sama lo! Tiba-tiba lo seharian murung nggak jelas! Tiba-tiba pergi nggak jelas kema —” Donghyuk yang tiba-tiba tidak melanjutkan ucapannya yang penuh emosi saat kedua matanya melihat ada yang ada dari Hara.

“Hya! Lo nangis? Hara?” tanya Donghyuk mulai panik saat melihat Hara yang tiba-tiba menangis setelah dirinya dirinya mengatakan hal yang tampaknya membuat Hara tersinggung.

Tangisan Hara semakin kencang dan membuat Donghyuk semakin bingung dan terpojok karena orang-orang di sekelilingnya mulai melihat dirinya dengan tatapan sinis, seakan mereka mengira kalau ialah yang sudah melakukan sesuatu hingga seorang gadis yang bersamanya menangis.

Tak ingin banyak orang melihat Hara yang menangis, Donghyuk segera melepaskan jaketnya, lalu langsung menutupi kepala Hara dengan jaketnya. Walau ragu akan penolakkan, dengan sedikit keberanian Donghyuk memberikan pelukan sambil menepuk-nepuk punggung Hara untuk memberikan sebuah ketenangan.

“Nggak apa-apa, Nggak apa-apa. Lo boleh nangis kok,” ucap Donghyuk yang sudah tidak memedulikan pandangan orang-orang yang melewatinya.

Melihat gadis polos yang menangis seakan dunianya sedang runtuh membuat Donghyuk bisa ikut merasakan apa yang saat ini Hara rasakan walau sesungguh ia tidak tahu apa yang membuat Hara menangis.

Pada akhirnya, Donghyuk membawa Hara ke tempat yang tenang, dimana tidak ada orang lalu-lalang agar ia bebas untuk melakukan apa pun dan tidak membuat dirinya terasingkan. Di sebuah tempat di mana Hara bisa melihat semua kota Seoul dari atas, dan sebuah tempat yang bisa diduduki berbentuk sebuah tangga tapi lebih besar, tetapi sebenarnya ini sebuah tembok baru besar yang terpampang di sepanjang jalan.

Hara duduk sambil menikmati pemandangan malam kota Seoul yang penuh dengan gemerlap lampu. Hara perlahan mulai merasa tenang, walau beberapa kali ia masih cegukkan sisa tangisannya beberapa saat yang lalu. Tatapan yang kosong, wajahnya yang begitu murung. Hembusan angin di penghujung musim gugur terasa begitu dingin tetapi menenangkan. Aroma khas yang hanya ada di musim ini.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!