“Tidak. Tapi waktu sangat berharga bagi saya, hal seperti ini hanya membuang-buang waktu saya,” ucap Yura dengan percaya dirinya, hal itu semakin membuat Guru Han kembali terdiam.
Dirinya yang bertanggung jawab sebagai wali kelas merasa malu dan bersalah pada mereka karena tidak bisa mengelola kelas dengan baik. Setelah mendengar cerita dari beberapa Guru mata pelajaran yang lain jika kelasnya benar-benar sangat toxic.
Sambil menghela nafas, “Jadi … seperti ini sikap kalian terhadapan teman kelas kalian?” ucapnya yang seketika membuat mereka semua terdiam terutama Yura.
"Benar apa yang dikatakan guru-guru tentang kelas ini. Apa kalian tahu mereka menganggap kelas ini adalah kelas paling buruk di sekolah.” ungkapnya mencoba mengatakan dengan cara yang lebih halus, tapi mereka yang tidak terima menggerutu hingga membuat kelas menjadi sedikit ricuh. Terutama kelompok Yura dan teman-temannya yang memang sangat sombong hanya karena mereka pintar.
"Kenapa? Kalian tidak terima?" tanyanya seketika membuat semua kembali terdiam.
“Pak guru …!” sahut Yura sambil mengacungkan tangannya. “Baiklah saya minta maaf atas ketidaksopanan saya. Tapi tidak bisakah kita memulai pelajaran. Ini sudah lewat 30 menit.” ucap Yura yang masih teguh pada pendiriannya untuk tetap belajar dan tidak memperdulikan apa yang sedang ingin disampaikan oleh Guru Han.
“Hari ini saya tidak akan mengajar!” ucapnya.
Sontak membuat para murid terkejut terutama Yura. Kelas menjadi ricuh.
“Pak Han, tolong jangan marah. Maafkan kami. HYA!! KIM YURA!! Cepat minta maaf sama Pak Han!!” ucap Jongin yang merupakan ketua kelas disini. Ia berusaha agar masalah tidak menjadi membesar, lantaran Guru Han tampak begitu marah.
Yura tidak terima dirinya disalahkan akan kejadian ini. Sungguh tidak adil rasanya hanya dirinya yang dihakimi. Padahal ia hanya murid yang belajar sesuai dengan waktunya, namun Guru Han tampaknya tidak main-main dengan ucapannya.
“Sudah! Sudah! Bapak ingin kalian merenungkan kesalahan kalian, saya permisi.” ucap Guru Han yang kemudian langsung berjalan pergi meninggalkan kelas yang sontak langsung ricuh menyalahkan Yura.
“Ah! Dasar Kim Yura! Lihat Pak Han jadi pergi gara-gara lo! Ngeselin banget lo!” ucap Jeongin.
“Kenapa jadi gue? Yang salah itu Yongsoo!!” ucap Yura tidak peduli dengan ocehan teman-teman sekelasnya. “Lagipula kita disini bayar, seenaknya saja dia nggak mau ngajar. Awas saja dia!” gumam Yura.
"Hya Kim Yura!! Jaga perkataanmu!!" ucap Jongin yang sudah tidak bisa menahan kesabarannya menghadapi sikap angkuh Yura yang sama sekali tidak menunjukan rasa bersalah sedikitpun.
"Kenapa? Apa gue salah? Gue itu disini memang bayar!!" ucap Yura mencoba membela dirinya yang merasa benar. Sedangkan Jongin tak bisa berkata-kata dan menahan amarahnya untuk menjaga perasaan guru Han yang mulai ber sedih karena perkataan Yura yang keterlaluan.
"Itu benar! Untuk apa kita buang-buang uang untuk membayar guru-guru. Tapi mereka tidak ingin mengajar kami, itu sungguh keterlaluan!!" tambah Soomi yang membuat suasana semakin memanas.
BRAKK!!!
"HYA!" bentak Donghyuk yang tak bisa mengendalikan dirinya hingga ia menggebrak meja dan membuat semua terkejut dan menoleh ke arahnya.
“Hya! Sebaiknya lo diam saja deh!! " ucap Yura yang membuat
“HYA!! KIM YURA!!” bentak Jongin sambil mengangkat tangannya untuk bersiap memukul Yura lantaran emosinya sudah tidak bisa terkendalikan lagi jika terus menatap wajah gadis menyebalkan itu.
Donghyuk bergegas menghampiri Jongin dan langsung menahan tangannya agar tidak melakukan hal-hal yang malah memperpanjang masalah.
"Hentikan." ucap Donghyuk.
Jongin yang tersadar perlahan mulai menurunkan tangannya dan mencoba menenangkan dirinya.
"Apa? Kenapa diam saja? Ayo pukul! Pukul kalau berani! lo nggak beranikan!" ucap Yura yang malah terus menantang Jongin tanpa rasa takut.
Melihat sikap Yura yang tidak memiliki rasa takut, Jongin hanya terus menatap dengan tatapan penuh kemarahan, tapi ia mencoba untuk kembali bersabar saat Donghyuk kembali menatapnya dengan tegas.
Akhirnya Jongin memilih untuk kembali ke bangkunya. Hanya tinggal Donghyuk yang berhadapan dengan Yura yang masih menatap tajam ke arahnya.
“Hya! Kim Yura! Jangan sombong lo, gue orang yang tidak melihat apa gender. Tangan gue ini …” sambil menunjukan tangannya yang dikepal pada Yura. “Bisa menghancurkan wajah lo, lo yakin?” ucap Donghyuk mengancam Yura dengan cara yang halus
Donghyuk terkikik geli. “Dan juga memangnya wajah lo itu, apa lo yakin ingin dipukul? Kalau plastiknya rusak gimana?” ledek Donghyuk sambil berjalan kemejanya.
Karena ucapannya Yura malah diketawain oleh satu kelas. Hal itu membuat Yura semakin emosi dirinya diremehkan oleh siswa seperti Donghyuk. Melihat cowok itu berjalan pergi, tanganya dengan cepat mengambil tempat pensil berbahan seng dan langsung melemparkan ke arah Donghyuk, tapi lemparannya terpeleset hingga mengenai tepat di keningnya Hara yang seketika merintih kesakitan.
Kejadian yang begitu cepat itu sontak membuat semua terkejut dengan apa yang dilakukan Yura.
"Auh sakit!!" eluh Hara sambil mengelus keningnya.
"Hya! Lo nggak apa-apa?” tanya cemas Eunsun sambil merangkul Hara. Kedua mata Eunsun melihat kerah tempat pensil yang tergeletak di lantai setelah mengenai temannya. Eunsun langsung mengambilnya. “HYA KIM YURA! NGAPAIN SIH LO!! KETERLALUAN BANGET LO YA!” bentak Eunsun yang tidak terima temannya menjadi korban dari keegoisan Yura, Bahkan Hara sama sekali tidak bersalah.
“Cepat kembalikan tempat pensil gue!" ucap Yura tanpa sedikitpun menunjukkan rasa bersalah setelah melukai Hara yang sudah mengangkat kepalanya sambil mencoba menahan rasa sakit.
“Hya! Darah! jidat lo berdarah!!” ucap Eunsun yang terkejut melihat kening Hara yang meneteskan darah.
"Kim Yura! Seharusnya lo minta maaf sama Hara!! Dasar nggak berperasaan!" ucap Jongin.
Suasana kelas semakin menegang.
Hara terlihat terkejut saat ia melihat tangannya yang berdarah, pantas saja rasanya sangat menyakitkan. Sungguh ia merasa kesal terhadap sikap Yura tapi dirinya hanya bisa diam lantaran tatapan cewek sok pintar itu sangat menakutkan.
Melihat sikap Yura membuat Eunsun tidak bisa tinggal diam. Ia segera berjalan menghampiri meja Yura dengan wajah yang begitu marah, langsung membanting tempat pensil milik Yura kelantai dan menginjak-injaknya hingga rusak parah, tepat dihadapan Yura yang terkejut sekaligus kelas melihatnya.
"Hya ...! Apa-apa sih lo!! Apa lo tahu, tempat pensil itu harganya maha! Sial!!" bentak Yura.
"Upsss .. sorry, aku tidak sengaja." ucap Eunsun dengan nada meledek yang kemudian berjalan kembali kemejanya.
Akan tetapi Yura tak membiarkan Eunsun pergi begitu saja, ia langsung menarik rambut Eunsun dari belakang dan dengan reflex Eunsun berbalik dan ikut juga menjambak rambut Yura.
Mereka bertengkar dengan saling menjambak-jambak rambut hingga menjadi pusat perhatian teman-temannya yang lain malah mendukung keduanya. Kelas menjadi begitu ricuh. Hara yang merasa bingung dan panik dengan apa yang harus ia lakukan, melihat temannya yang bertengkar karena dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments