Derai Yang Terbendung

Derai Yang Terbendung

Hana 1

Di pagi ya cerah, sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berbaris di lapangan sebuah universitas. Sebut saja "Universitas Raja," salah satu universitas terbaik di pulau Sumatera. Tiba-tiba ada seorang gadis cantik, ia baru saja turun dari kendaraan umum. Ia langsung saja berlari dan masuk ke salah satu barisan.

'' Kamu yang di belakang yang baru masuk barisan, sini ke depan!'' seru seorang pemuda yang sedang berdiri di atas podium.

Luhana awalnya melihat ke kanan dan kiri, kemudian ia mendapat tatapan lagi dari pemuda itu.

'' Ngapain lihat kanan dan kiri, maju kamu.'' ucap pemuda itu.

'' Saya kak.'' ucapnya dengan menunjukkan dirinya sendiri.

'' Ya iyalah, siapa lagi.'' ucapnya dengan tegas.

Luhana pun segera maju ke depan, ia menghadap ke pemuda yang memanggilnya tadi. Yang merupakan ''Ketua MPLS'' tersebut.

'' Siapa nama kamu?'' tanya pemuda itu.

'' Hana kak.'' ucapnya dengan lembut.

'' Siapa, ada yang dengar?'' tanya pemuda itu pada seluruh mahasiswa yang berbaris.

'' Tidak kak.'' jawab mereka serentak.

'' Kamu dengar kan, apa yang dibilang sama teman mu?'' ucapnya kembali, dan membuat yang mendengar ketakutan.

Sedangkan di belakang, Rio dan Tina sedang mengobrol.

'' Kasihan banget anak itu.'' ucapnya.

'' Iya bener Ri, kita aja gemetaran kalau denger suara Wildan. Apalagi anak baru itu, pasti dia ketakutan.'' jawabnya.

'' Nggak usa di tanya, uda pasti la. Aku jadi kasihan sama anak itu.'' ucapnya lagi.

'' Udalah Ri, kayak nggak kenal aja Lo sama Wildan. Selalu aja tau kalau ada yang nggak beres, kalau jadi dosen. Aku yakin dia jadi dosen Killer, sama kayak pak Aryo.'' jelas Tina.

Tiba-tiba saja, Wildan memanggil Rio dan Tina untuk ke depan. Dan memberikan hukuman kepada Luhana.

'' Kak Rio, kak Tina, kalian kesini.'' ucap Wildan, keduanya pun langsung maju ke depan.

'' Ada apa kak Wildan.'' ucap Rio, mereka semua yang tidak mengetahui nama Wildan pun terkaget-kaget. Karena orang yang dikabarkan kejam itu ternyata kini berada di hadapan mereka.

'' Ini tolong di urus ya, siapa tadi nama mu?'' ucap Wildan.

'' Hana kak.'' ucapnya.

'' Fakultas apa kamu?'' tanya Tina, karena hari ini adalah MPLS tingkat universitas. Jadi banyak yang nggak kenal.

'' FKIP kak.'' jawab Luhana.

'' FKIP ya, bentar ku lihat daftar nama dulu.'' ucap Tina sambil membolak-balikkan kertas daftar nama mahasiswa yang ikut MPLS.

'' Bagaimana Tin uda dapat?'' tanya Wildan.

'' Iya bentar, Hanani Putri ya?'' tanya Tina.

'' Bukan kak.'' jawab Hana.

'' Luhana Clarissa kak.'' jawabnya.

'' Apa, siapa tadi nama kamu?'' tanya Wildan, dan membuat semuanya heran.

'' Luhana Clarissa kak.'' jawabnya kembali.

Wildan pun terdiam, Ia pun kemudian pergi meninggalkan lapangan. Semua yang melihat interaksi itu merasa heran, tidak pernah ia melihat tingkah Wildan seperti itu. Semua menjadi penasaran terutama para panitia, mereka yang telah bersama Wildan selama bertahun-tahun. Hari ini adalah sejarah, karena Wildan menunjukkan ekspresi yang sangat-sangat tidak terbayangkan.

'' Lah mana Wildan pergi?'' tanya Rio.

'' Ya mana aku tahu, mending kejar sana. biar aku yang kurus anak baru ini.'' ucap Tina.

Rio pun segera mengejar Wildan sedangkan Tina membawa mahasiswa itu ke sebuah lapangan, Ia menghukum wanita itu untuk berjalan jongkok.

'' Jalan jongkok kamu dari sini sampai tiang yang ada di sana. perintah ,Tina.

Tanpa basa-basi Luhana langsung melaksanakan perintah dari Tina, ia tidak menunggu waktu lama. Karena ia juga mengetahui konsekuensi kalau ia terlambat, dan ini adalah konsekuensi yang ia dapatkan. Walaupun dia sangat sebal, karena dia mendapat hukuman. Tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa, karena itu adalah aturan yang berlaku di universitas ini.

Tak terasa Hana telah memutari lapangan dengan berjalan jongkok selama 2 putaran, Tina pun menghentikan hukumannya. Kemudian ia memerintahkan Hana untuk kembali ke lapangan, Hana Sebenarnya masih lelah. Tetapi ia tidak bisa berkata apa-apa, karena itu adalah perintah dari seniornya.

'' Hana kamu tidak apa-apa kan?'' tanya Citra yang merupakan teman SMA nya.

'' Aku tidak apa-apa Cit.'' ucapnya yang masih tersenyum lebar.

Kebiasaan Hana yang tidak pernah menunjukkan tampang sedih itu, jujur saja sebenarnya mengganggu pikiran Citra. Tetapi Citra sebagai sahabat, Iya tidak ingin menyakiti hati sahabatnya. Sebenarnya ia tidak pernah percaya dengan perkataannya ketika tersenyum, namun ia selalu berpura-pura mempercayai agar persahabatannya tetap utuh. Ia sudah lama mengenal Hana, dan ia tahu kalau Hana sangat benci dikasihani.

Kehidupan keluarga Hana, sudah bukan rahasia lagi bagi Citra. Karena itu ia mengetahui, kalau Hana sangat membenci dikasihani. Banyak derai yang selalu ditutupin oleh Hana, bahkan Citra sendiri yang merupakan sahabatnya juga tidak mengetahuinya.

Semua tersimpan sangat rapi, dan tanpa celah. Senyuman palsunya selalu menjadi topeng, untuk menutupi kesedihannya. Tidak banyak yang mengetahui topeng milik Hana, tetapi topeng itu adalah sumber kehidupannya. Bila suatu saat topeng itu terbuka, mungkin kebahagiaan yang ia anggap akan hilang.

Di sisi lain, Wildan masih hanyut dalam lamunannya. Nama Luhana, adalah nama yang sama seperti nama adiknya. Tetapi kini ia tidak mengetahui keberadaan adiknya itu, sejak perpisahan kedua orang tuanya. Ia tidak pernah bertemu dengan ibu dan adiknya, dan jujur ia sangat merindukan adik kecilnya itu.

Rio masih saja terdiam di samping Wildan, ia sudah sedikit mengetahui tentang kehidupan Wildan. Dan ia meyakini, kalau kini temannya itu sedang memikirkan adiknya. Bukan karena tanpa sebab, tetapi nama gadis yang ada di lapangan tadi sungguh mirip dengan nama adiknya. Siapa yang tidak kaget, orang yang selalu ia cari-cari. Kini tiba-tiba saja namanya muncul di hadapannya, walaupun masih belum pasti itu adalah dia atau bukan.

Rio yang sudah lelah menunggu temannya itu, akhirnya ia menyenggol tangan Wildan untuk menyadarkan Winda. Apalagi kini, masih banyak mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menunggu Wildan di lapangan.

'' Wil, sudah dong. Ada banyak mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menunggu mu di lapangan. Kamu sebagai ketua MPLS tingkat fakultas harus profesional dong, nanti bisa berdampak buruk loh. Dan ini bukan hanya berdampak ke kamu saja, tapi juga ke kita semua.'' jelas Rio menginginkan.

Wildan pun tersadar dengan omongan Rio, ia pun segera mengajak Rio untuk kembali ke lapangan. Karena mereka berdua sudah terlalu lama pergi dari lapangan, dan bilang hal itu diketahui oleh rektor. Itu akan membahayakan mereka semua, terutama ketua.Mereka pun sampai di lapangan, Wildan pun kembali ke podium.

'' Maaf sebelumnya, tadi sedikit kendala. Sebelumnya perkenalkan saya Wildan Prasetya, saya ketua MPLS yang akan bertanggungjawab atas kalian selama beberapa hari kedelapan.'' jelas Wildan.

Episodes
1 Hana 1
2 Hana 2
3 Hana 3
4 Hana 4
5 Hana 5
6 Hana 6
7 Hana 7
8 Hana 8
9 Hana 9
10 Hana 10
11 Hana 11
12 Hana 12
13 Hana 13
14 Hana 14
15 Hana 15
16 Hana 16
17 Hana 17
18 Hana 18
19 Hana 19
20 Hana 20
21 Hana 21
22 Hana 22
23 Hana 23
24 Hana 24
25 Hana 25
26 Hana 26
27 Hana 27
28 Hana 28
29 Hana 29
30 Hana 30
31 Hana 31
32 Hana 32
33 Hana 33
34 Hana 34
35 Hana 35
36 Hana 36
37 hana 37
38 Hana 38
39 Hana 39
40 Hana 40
41 Hana 41
42 Hana 42
43 Hana 43
44 Hana 44
45 Hana 45
46 Hana 46
47 Hana 47
48 Hana 48
49 Hana 49
50 Hana 50
51 Hana 51
52 Hana 52
53 Hana 53
54 Hana 54
55 Hana 55
56 Hana 56
57 Hana 57
58 Hana 58
59 Hana 59
60 Hana 60
61 Hana 61
62 Hana 62
63 Hana 63
64 Hana 64
65 Hana 65
66 Hana 66
67 Hana 67
68 Hana 68
69 Hana 69
70 Hana 70
71 Hana 71
72 Hana 72
73 Hana 73
74 Hana 74
75 Hana 75
76 Hana 76
77 Hana 77
78 Hana 78
79 Hana 79
80 Hana 80
81 Hana 81
82 Hana 82
83 Hana 83
84 Hana 84
85 Hana 85
86 Hana 86
87 Hana 87
88 Hana 88
89 Hana 89
90 Hana 90
91 Hana 91
92 Hana 92
93 Hana 93
94 Hana 94
95 Hana 95
96 Hana 96
97 Hana 97
98 Hana 98
99 Hana 99
100 Hana 100
101 Hana 101
102 Hana 102
103 Hana 103
104 Hana 104
105 Hana 105
106 Hana 106
107 Hana 107
108 Hana 108
109 Hana 109
110 Hana 110
111 Pengumuman 1
112 Hana 111
113 Hana 112
114 Hana 113
115 Hana 114
116 Hana 115
117 Hana 116
118 Hana 117
119 Hana 118
120 Hana 119
121 Hana 120
122 Hana 121
123 Hana 122
124 Hana 123
125 Hana 124
126 Hana 125
127 Hana 126
128 Hana 127
129 Hana 128
130 Hana 129
131 Hana 130
132 Hana 131
133 Hana 132
134 Hana 133
135 Hana 134
136 Hana 135
137 Hana 136
138 Hana 137
139 Hana 138
140 Hana 139
141 Hana 140
142 Hana 141
143 Hana 142
144 Hana 143
145 Hana 144
146 Hana 145
147 Hana 146
148 Hana 147
149 Hana 148
150 Hana 149
151 Hana 150
152 Hana 151
153 Hana 152
154 Hana 153
155 Hana 154
156 Hana 155
157 Hana 156
158 Hana 157
159 Hana 158
160 Hana 159
161 Hana 160
162 Hana 161
163 Hana 162
164 Hana 163
165 Hana 163
166 Hana 164
167 Hana 165
168 Hana 166
169 Hana 167
170 Hana 168
171 Hana 169
172 Hana 170
173 Hana 171
174 Hana 172
175 Hana 173
176 Hana 174
177 Hana 175
178 Hana 176
179 Hana 177
180 Hana 178
181 Hana 179
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Hana 1
2
Hana 2
3
Hana 3
4
Hana 4
5
Hana 5
6
Hana 6
7
Hana 7
8
Hana 8
9
Hana 9
10
Hana 10
11
Hana 11
12
Hana 12
13
Hana 13
14
Hana 14
15
Hana 15
16
Hana 16
17
Hana 17
18
Hana 18
19
Hana 19
20
Hana 20
21
Hana 21
22
Hana 22
23
Hana 23
24
Hana 24
25
Hana 25
26
Hana 26
27
Hana 27
28
Hana 28
29
Hana 29
30
Hana 30
31
Hana 31
32
Hana 32
33
Hana 33
34
Hana 34
35
Hana 35
36
Hana 36
37
hana 37
38
Hana 38
39
Hana 39
40
Hana 40
41
Hana 41
42
Hana 42
43
Hana 43
44
Hana 44
45
Hana 45
46
Hana 46
47
Hana 47
48
Hana 48
49
Hana 49
50
Hana 50
51
Hana 51
52
Hana 52
53
Hana 53
54
Hana 54
55
Hana 55
56
Hana 56
57
Hana 57
58
Hana 58
59
Hana 59
60
Hana 60
61
Hana 61
62
Hana 62
63
Hana 63
64
Hana 64
65
Hana 65
66
Hana 66
67
Hana 67
68
Hana 68
69
Hana 69
70
Hana 70
71
Hana 71
72
Hana 72
73
Hana 73
74
Hana 74
75
Hana 75
76
Hana 76
77
Hana 77
78
Hana 78
79
Hana 79
80
Hana 80
81
Hana 81
82
Hana 82
83
Hana 83
84
Hana 84
85
Hana 85
86
Hana 86
87
Hana 87
88
Hana 88
89
Hana 89
90
Hana 90
91
Hana 91
92
Hana 92
93
Hana 93
94
Hana 94
95
Hana 95
96
Hana 96
97
Hana 97
98
Hana 98
99
Hana 99
100
Hana 100
101
Hana 101
102
Hana 102
103
Hana 103
104
Hana 104
105
Hana 105
106
Hana 106
107
Hana 107
108
Hana 108
109
Hana 109
110
Hana 110
111
Pengumuman 1
112
Hana 111
113
Hana 112
114
Hana 113
115
Hana 114
116
Hana 115
117
Hana 116
118
Hana 117
119
Hana 118
120
Hana 119
121
Hana 120
122
Hana 121
123
Hana 122
124
Hana 123
125
Hana 124
126
Hana 125
127
Hana 126
128
Hana 127
129
Hana 128
130
Hana 129
131
Hana 130
132
Hana 131
133
Hana 132
134
Hana 133
135
Hana 134
136
Hana 135
137
Hana 136
138
Hana 137
139
Hana 138
140
Hana 139
141
Hana 140
142
Hana 141
143
Hana 142
144
Hana 143
145
Hana 144
146
Hana 145
147
Hana 146
148
Hana 147
149
Hana 148
150
Hana 149
151
Hana 150
152
Hana 151
153
Hana 152
154
Hana 153
155
Hana 154
156
Hana 155
157
Hana 156
158
Hana 157
159
Hana 158
160
Hana 159
161
Hana 160
162
Hana 161
163
Hana 162
164
Hana 163
165
Hana 163
166
Hana 164
167
Hana 165
168
Hana 166
169
Hana 167
170
Hana 168
171
Hana 169
172
Hana 170
173
Hana 171
174
Hana 172
175
Hana 173
176
Hana 174
177
Hana 175
178
Hana 176
179
Hana 177
180
Hana 178
181
Hana 179

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!