Di pagi ya cerah, sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berbaris di lapangan sebuah universitas. Sebut saja "Universitas Raja," salah satu universitas terbaik di pulau Sumatera. Tiba-tiba ada seorang gadis cantik, ia baru saja turun dari kendaraan umum. Ia langsung saja berlari dan masuk ke salah satu barisan.
'' Kamu yang di belakang yang baru masuk barisan, sini ke depan!'' seru seorang pemuda yang sedang berdiri di atas podium.
Luhana awalnya melihat ke kanan dan kiri, kemudian ia mendapat tatapan lagi dari pemuda itu.
'' Ngapain lihat kanan dan kiri, maju kamu.'' ucap pemuda itu.
'' Saya kak.'' ucapnya dengan menunjukkan dirinya sendiri.
'' Ya iyalah, siapa lagi.'' ucapnya dengan tegas.
Luhana pun segera maju ke depan, ia menghadap ke pemuda yang memanggilnya tadi. Yang merupakan ''Ketua MPLS'' tersebut.
'' Siapa nama kamu?'' tanya pemuda itu.
'' Hana kak.'' ucapnya dengan lembut.
'' Siapa, ada yang dengar?'' tanya pemuda itu pada seluruh mahasiswa yang berbaris.
'' Tidak kak.'' jawab mereka serentak.
'' Kamu dengar kan, apa yang dibilang sama teman mu?'' ucapnya kembali, dan membuat yang mendengar ketakutan.
Sedangkan di belakang, Rio dan Tina sedang mengobrol.
'' Kasihan banget anak itu.'' ucapnya.
'' Iya bener Ri, kita aja gemetaran kalau denger suara Wildan. Apalagi anak baru itu, pasti dia ketakutan.'' jawabnya.
'' Nggak usa di tanya, uda pasti la. Aku jadi kasihan sama anak itu.'' ucapnya lagi.
'' Udalah Ri, kayak nggak kenal aja Lo sama Wildan. Selalu aja tau kalau ada yang nggak beres, kalau jadi dosen. Aku yakin dia jadi dosen Killer, sama kayak pak Aryo.'' jelas Tina.
Tiba-tiba saja, Wildan memanggil Rio dan Tina untuk ke depan. Dan memberikan hukuman kepada Luhana.
'' Kak Rio, kak Tina, kalian kesini.'' ucap Wildan, keduanya pun langsung maju ke depan.
'' Ada apa kak Wildan.'' ucap Rio, mereka semua yang tidak mengetahui nama Wildan pun terkaget-kaget. Karena orang yang dikabarkan kejam itu ternyata kini berada di hadapan mereka.
'' Ini tolong di urus ya, siapa tadi nama mu?'' ucap Wildan.
'' Hana kak.'' ucapnya.
'' Fakultas apa kamu?'' tanya Tina, karena hari ini adalah MPLS tingkat universitas. Jadi banyak yang nggak kenal.
'' FKIP kak.'' jawab Luhana.
'' FKIP ya, bentar ku lihat daftar nama dulu.'' ucap Tina sambil membolak-balikkan kertas daftar nama mahasiswa yang ikut MPLS.
'' Bagaimana Tin uda dapat?'' tanya Wildan.
'' Iya bentar, Hanani Putri ya?'' tanya Tina.
'' Bukan kak.'' jawab Hana.
'' Luhana Clarissa kak.'' jawabnya.
'' Apa, siapa tadi nama kamu?'' tanya Wildan, dan membuat semuanya heran.
'' Luhana Clarissa kak.'' jawabnya kembali.
Wildan pun terdiam, Ia pun kemudian pergi meninggalkan lapangan. Semua yang melihat interaksi itu merasa heran, tidak pernah ia melihat tingkah Wildan seperti itu. Semua menjadi penasaran terutama para panitia, mereka yang telah bersama Wildan selama bertahun-tahun. Hari ini adalah sejarah, karena Wildan menunjukkan ekspresi yang sangat-sangat tidak terbayangkan.
'' Lah mana Wildan pergi?'' tanya Rio.
'' Ya mana aku tahu, mending kejar sana. biar aku yang kurus anak baru ini.'' ucap Tina.
Rio pun segera mengejar Wildan sedangkan Tina membawa mahasiswa itu ke sebuah lapangan, Ia menghukum wanita itu untuk berjalan jongkok.
'' Jalan jongkok kamu dari sini sampai tiang yang ada di sana. perintah ,Tina.
Tanpa basa-basi Luhana langsung melaksanakan perintah dari Tina, ia tidak menunggu waktu lama. Karena ia juga mengetahui konsekuensi kalau ia terlambat, dan ini adalah konsekuensi yang ia dapatkan. Walaupun dia sangat sebal, karena dia mendapat hukuman. Tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa, karena itu adalah aturan yang berlaku di universitas ini.
Tak terasa Hana telah memutari lapangan dengan berjalan jongkok selama 2 putaran, Tina pun menghentikan hukumannya. Kemudian ia memerintahkan Hana untuk kembali ke lapangan, Hana Sebenarnya masih lelah. Tetapi ia tidak bisa berkata apa-apa, karena itu adalah perintah dari seniornya.
'' Hana kamu tidak apa-apa kan?'' tanya Citra yang merupakan teman SMA nya.
'' Aku tidak apa-apa Cit.'' ucapnya yang masih tersenyum lebar.
Kebiasaan Hana yang tidak pernah menunjukkan tampang sedih itu, jujur saja sebenarnya mengganggu pikiran Citra. Tetapi Citra sebagai sahabat, Iya tidak ingin menyakiti hati sahabatnya. Sebenarnya ia tidak pernah percaya dengan perkataannya ketika tersenyum, namun ia selalu berpura-pura mempercayai agar persahabatannya tetap utuh. Ia sudah lama mengenal Hana, dan ia tahu kalau Hana sangat benci dikasihani.
Kehidupan keluarga Hana, sudah bukan rahasia lagi bagi Citra. Karena itu ia mengetahui, kalau Hana sangat membenci dikasihani. Banyak derai yang selalu ditutupin oleh Hana, bahkan Citra sendiri yang merupakan sahabatnya juga tidak mengetahuinya.
Semua tersimpan sangat rapi, dan tanpa celah. Senyuman palsunya selalu menjadi topeng, untuk menutupi kesedihannya. Tidak banyak yang mengetahui topeng milik Hana, tetapi topeng itu adalah sumber kehidupannya. Bila suatu saat topeng itu terbuka, mungkin kebahagiaan yang ia anggap akan hilang.
Di sisi lain, Wildan masih hanyut dalam lamunannya. Nama Luhana, adalah nama yang sama seperti nama adiknya. Tetapi kini ia tidak mengetahui keberadaan adiknya itu, sejak perpisahan kedua orang tuanya. Ia tidak pernah bertemu dengan ibu dan adiknya, dan jujur ia sangat merindukan adik kecilnya itu.
Rio masih saja terdiam di samping Wildan, ia sudah sedikit mengetahui tentang kehidupan Wildan. Dan ia meyakini, kalau kini temannya itu sedang memikirkan adiknya. Bukan karena tanpa sebab, tetapi nama gadis yang ada di lapangan tadi sungguh mirip dengan nama adiknya. Siapa yang tidak kaget, orang yang selalu ia cari-cari. Kini tiba-tiba saja namanya muncul di hadapannya, walaupun masih belum pasti itu adalah dia atau bukan.
Rio yang sudah lelah menunggu temannya itu, akhirnya ia menyenggol tangan Wildan untuk menyadarkan Winda. Apalagi kini, masih banyak mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menunggu Wildan di lapangan.
'' Wil, sudah dong. Ada banyak mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menunggu mu di lapangan. Kamu sebagai ketua MPLS tingkat fakultas harus profesional dong, nanti bisa berdampak buruk loh. Dan ini bukan hanya berdampak ke kamu saja, tapi juga ke kita semua.'' jelas Rio menginginkan.
Wildan pun tersadar dengan omongan Rio, ia pun segera mengajak Rio untuk kembali ke lapangan. Karena mereka berdua sudah terlalu lama pergi dari lapangan, dan bilang hal itu diketahui oleh rektor. Itu akan membahayakan mereka semua, terutama ketua.Mereka pun sampai di lapangan, Wildan pun kembali ke podium.
'' Maaf sebelumnya, tadi sedikit kendala. Sebelumnya perkenalkan saya Wildan Prasetya, saya ketua MPLS yang akan bertanggungjawab atas kalian selama beberapa hari kedelapan.'' jelas Wildan.
'' Wau kak Wilda ganteng banget.'' ucap salah satu mahasiswi.
'' Dia memang ganteng, tapi sayang cuek abis.'' balas seorang mahasiswi yang berada di sebelahnya.
Hana yang mendengar penuturan dari kedua wanita itu, jujur saja ia sangat kesal. Iya hanya terlambat beberapa menit saja, tetapi ia mendapat hukuman yang sangat melelahkan. Sejak saat itu Ia memutuskan untuk menyimpan dendam kepada Wildan.
'' Baik semuanya, sekarang kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok. kalian bisa melihat pembagian kelompoknya di mading ya setelah jam istirahat.'' ucap Wildan, kemudian barisan dibubarkan.
Luhana dan temannya Dila, mereka memutuskan untuk pergi ke kantin. Jujur saja mereka sudah lapar, apalagi luhana yang belum sempat makan. Mereka berdua memesan makanan di kantin, tanpa sengaja mereka bertemu lagi dengan Wildan. Dan tiba-tiba saja nafsu makan Luhana menghilang, Dila pun mencoba mengembalikan nafsu makan Luhana.
'' Udalah Hana, lagian kamu sih pakai terlambat.'' ucap Dila.
'' Kamu sekarang udah mulai belain dia ya Dil, kamu sebenarnya sahabat aku apa pacar dia. ucap Hana yang memang sudah sangat kesal.
'' Aku sahabat kamu lah hana, aku cuma nggak mau kamu terlibat masalah lagi sama dia. Dia itu pangeran kampus ini, kalau sampai kamu main-main sama dia. Itu akan merusak masa depan kita, bisa-bisa kita di keluar dari kampus.'' jelas Dila dan membuat Hana terkaget.
'' Sehebat itukah dia, sampai-sampai kita bisa dikeluarin dari kampus?'' tanya Hana yang penasaran.
'' Aku dengar sih begitu, dia itu tampan. Dia juga pintar, dosen-dosen di sini sangat sayang sama dia. Bahkan ada yang berharap buat jadi istrinya, dan dosen-dosen yang punya anak gadis juga berharap dia bisa jadi menantunya.'' jelas Dila.
'' wow, hebat banget dia.'' ucapnya.
'' Hati-hati lo nanti kamu naksir.''ucap bila yang membuat Luhana menjadi kepikiran.
'' Ah kamu bisa aja Dil, mana mungkin aku sama kakak senior itu. Dari cerita yang kamu kasih tahu aja aku udah insecure, Eh ini malah berharap jadian. Nggak mungkin lah Dil, Itu semua hanya mimpi saja.'' jelasnya dengan pasrah.
'' Lah Kita kan nggak tahu, buktinya tadi aja dia seperti kaget waktu dengar nama kamu.'' ucap bila yang mengatakan kejadian di lapangan.
'' Mungkin itu hanya kebetulan, lagian siapa itu dia tak pergi ke mana. Dan asal kamu tahu ya Dil, aku dihukum jalan jongkok. Aduh capek banget tau nggak, kaki aku aja sampai sakit.'' ucapnya menceritakan kejadian sebelumnya.
'' Gila-gila, itu orang sadis amat.''ucap Dila yang tidak percaya.
'' Udalah Dil, aku terima nasib aja. Masuk di sini aja udah syukur, jadi ya udahlah terima aja.'' ucapnya dengan pasrah.
'' Gak boleh gitu, lagian kan lu nggak salah apa-apa. ini hukumannya ngeri amat.'' ucap Dila sambil menggelengkan kepalanya.
'' Ye, sekarang baru belah besti, tadi belah dia.'' ucapnya meledek Dila.
'' Ya maaf, namanya aku nggak tahu kalau kamu dihukum sampai sekarang itu. Kalau ketemu rasa pengen ku bejek tahu nggak, yah walaupun nggak tahu nantinya berani atau enggak. hehehe.''ucap bila sambil tertawa.
'' Ye dasar kamu Dil, awas lo di sini dinding punya kuping.'' ucap Hana yang mewanti-wanti.
Dan benar saja yang dibilang oleh Hana, Ternyata dari tadi Wildan dan Rio mendengar percakapan mereka. Wildan merasa kasihan dengan Hana, karena dia tidak terlalu salah banyak. Tetapi karena Wildan meninggalkan lapangan, Tina jadi menghukum ya sangat berat.
'' Kamu dengarkan tuh Dan, gara-gara kamu pergi. Tuh anak baru jadi dapat hukuman yang berat, kasihan banget dia.'' ucapnya untuk menyadarkan temannya.
'' Iya kasihan banget dia, aku jadi merasa bersalah deh sama dia. Tapi aku nggak tahu caranya minta maaf, kamu tahu kan gue di kampusnya gimana?'' jelas Wildan yang merasa kebingungan.
'' Iya juga ya, tapi kamu harus tetap minta maaf. Kalau enggak, itu cewek bisa dendam besar sama kamu Dan.'' ucapnya mengingatkan.
'' Kalau gitu kamu bantuin aku berpikir dong, Aku nggak tahu nih caranya minta maaf sama dia. Dari tampangnya dia itu orang pendiam, pasti susah mau dekat sama dia.'' jelasnya sambil memperhatikan Hana.
'' Ya udah nanti aku bantuin, tapi kamu jangan sampai jadian sama dia ya. Kalau kamu sampai jadian sama dia, aku sama Tina bisa habis digorok sama Angel.'' jelasnya sambil memikirkan wajah seram Angel.
'' Ya ampun ngeri banget, gitu kamu nyuruh aku jadian sama dia. Nanti bisa-bisa aku digorok lagi, tapi aku heran loh dia baik banget sama aku.'' ucap Wildan yang memang rasa heran.
'' Ya baiklah, namanya dia naksir sama kamu. kalau dia menunjukkan sikapnya yang galak ke kamu, bisa-bisa kamu kabur tuh.'' ucapnya dengan ekspresi meledek.
'' Ya kabur lah, ngapain aku sama cewek jutek dan galak. Mending cari cewek di luar sana yang baik dan lembut, kan aku ganteng jadi banyak yang suka. Hehehe.'' ucapnya sambil tertawa.
'' Iyalah tuh yang ganteng, aku yang tampang pas-pasan diem deh.'' ucap Rio pasrah.
Tetapi sebenarnya Rio dan Wildan sama-sama ganteng, Mereka berdua adalah incaran semua wanita yang ada di kampus. Bahkan untuk dekat dengan mereka saja sangatlah sulit, bukan hanya karena ketampanan mereka. Tetapi karena ada anak dari salah seorang dosen yang naksir pada salah seorang dari mereka, dan itu membuat banyak perempuan yang takut mendekati mereka.
Yah kalian benar, orang yang disukai oleh anak dari salah seorang dosen adalah Wildan. Tetapi hingga kini, Wildan masih merasa risih kepada anak dosen tersebut. Dan ia tidak mau bertemu dengan anak dosen itu, anak dosen itu bernama Angel. Cewek galak dan juga kejam, tetapi sangat baik dan lembut di depan Wildan.
Wildan sebenarnya sudah malas dan muak menghadapi tingkah Angel, tetapi karena ia adalah anak beasiswa di kampus itu. Jadi ia tidak bisa berkata apa-apa, karena bila dia menentang apa yang telah ada di kampus itu. Maka ancamannya ia akan diputuskan beasiswanya, dan itu akan menghancurkan masa depannya sendiri.
Wildan yang hanya tinggal dengan ayahnya saja, ia tidak ingin merepotkan ayahnya. Uang kuliah di kampus yang ia pilih ini, termasuk sangat besar. Oleh karena itu, ia mencari jalur beasiswa. Agar ia tidak membebankan ayahnya, ayahnya yang merupakan karyawan biasa di sebuah perusahaan. Gajinya saja hanya cukup untuk uang makan mereka, untuk kuliah kemungkinan sangat-sangat kecil.
Itulah yang menyebabkan Wildan selalu mencari beasiswa, Iya tidak ingin merepotkan sang ayah. Sejak perpisahan sang ayah dengan sang ibu, Wildan selalu berusaha mencari ibu dan adiknya. Tetapi hingga kini ia masih tetap belum menemukan ibu dan adiknya. Walaupun begitu Iya masih belum menyerah, dan terus berjuang. Walaupun nantinya sang ayah akan memarahinya, karena yang memutuskan hubungan dan pergi meninggalkan adalah ayahnya bukan ibunya.
Ia terus saja berusaha mencari sang adik dan juga ibunya, walaupun harapannya sangatlah kecil. Saat mendengar nama anak baru tadi, tiba-tiba saja ia teringat dengan sang adik. yang memiliki nama sama yaitu Luhana, mulai melayang ketika mendengar nama itu.
Karena itu ia meninggalkan lapangan, karena ia tidak mungkin termenung di lapangan. Sikapnya yang terkenal cuek itu akan tercoreng, bila mahasiswa mengetahui sikap mellow-nya itu. Kini Iya masih memikirkan cara untuk meminta maaf, karena ulahnya gadis itu mendapat hukuman dari temannya.
Ia dibantu dengan Rio masih berpikir, tiba-tiba saja Ia berpikir untuk menemui gadis itu di restoran. Tapi tiba-tiba ia teringat Kalau hari ini ia ada rapat, niatnya itu pun dibatalkan. Rio yang sejak tadi memperhatikan Wildan yang sedang bingung, Ia pun juga ikut bingung.
Dia berniat ingin membantu Wildan, tetapi hingga kini ia masih belum menemukan ide. Tiba-tiba saja Hana dan temannya Angel keluar dari kantin, Rio yang melihat wajah Angel Ia pun jatuh hati kepada Angel. Akhirnya ia berniat untuk menyatukan Wildan dan juga Hana, tetapi yang pertama adalah Wildan harus membantunya untuk dekat dengan Angel.
Wildan sebenarnya enggan untuk menyetujuinya, tapi tidak ada cara lain. Hanya itu saja cara yang dapat mereka gunakan, karena itu mereka mulai menyusun rencana untuk mendekati Angel.
Tak terasa bel sudah berbunyi, semuanya kembali ke lapangan. Dan gini adalah waktunya pembagian tim, mereka semua berbaris di tim masing-masing. Untungnya Hana dan Angel masih satu tim, Jadi mereka tenang saja.
Setiap tim harus mengambil tantangan, dan tantangan itu berada di tangan Tina. Saat ini Tina sedang memegang sebuah toples kaca, di dalam toples itu ada sebuah kertas yang akan menentukan tantangan mereka. Angel sebagai ketua tim Ia pun mengambil tantangan itu, tantangannya tidak ada yang sulit. Mereka hanya perlu meminta tanda tangan dari 3 orang senior, sesuai dengan jumlah tim mereka yang berjumlah 3 orang.
Tania Angel satu tim dengan seorang wanita bernama Chika, Mereka pun membuka tantangan. Dan alangkah kagetnya mereka ketika membuka kertas tersebut, di situ ada tertulis nama senior dan dari fakultas mana mereka berasal. Mereka mendapatkan 3 orang nama, dan salah satu nama dari senior itu adalah nama yang paling mereka hindari.
Mereka mendapatkan Adam dari fakultas teknik, kemudian Cakra dari fakultas pertanian, dan dan wildan dari fakultas ekonomi. Untuk mempercepat tugas mereka membagi satu orang satu, untuk membaginya mereka menggunakan media cabut kertas kembali. Dan saat pencabutan kertas, Angel mendapatkan Cakra, kemudian Chika mendapatkan Adam. Jadi yang akan menemui Wildan adalah Hana.
Jujur saja Hana kesal, karena harus dia yang menemui Wildan. Padahal Ia masih kesal dengan Wildan, dan malas untuk bertemu dengannya. Tetapi demi timnya, ya harus bertemu dengan Wildan. Kalau tidak iya dan tim ya, akan mendapatkan hukuman. Jika awalnya hanya dia saja yang akan mendapatkan hukuman, ia tidak masalah. Tetapi kini yang akan mendapatkan hukuman, adalah satu tim. Yang berarti adalah ia dan kedua temannya, karena itu ia harus menemui Wildan.
Segera berpencar, untuk mencari Kakak seniornya dan meminta tanda tangan. Hana terus berkeliling mencari Wildan, dan akhirnya ia bertemu dengan Wildan di kantin.
'' Permisi kak Wildan, saya boleh minta tanda tangannya?'' ucapnya dengan lembut, dan ia pun menjadi pusat perhatian di kantin.
Semua mahasiswa di situ tahu, kalau hal seperti ini memang sering terjadi. Dan hal berikutnya adalah mendapat penolakan, sebenarnya mereka sudah sering menontonnya. Tetapi entah kenapa, mereka masih selalu penasaran dengan jawaban dari Wildan. Dan menurut mereka, adalah hiburan di masa mahasiswa baru.
Hiburan yang tak akan pernah terlupakan, dan bahkan mereka sampai mencatat nama-nama mahasiswa baru yang pernah meminta tanda tangan pada Wildan. Karena nama itu, pastinya adalah nama yang paling pemberani di kelompok mereka. Karena tidak ada yang berani menatap Wildan, kecuali terpaksa.
'' Mau minta tanda tangan Wildan, perkenalkan dulu namamu dan dari fakultas mana!'' ucap salah seorang yang berada di kantin itu.
'' Ih males banget aku kenalin nama, tapi kalau nggak kayak gini nanti semua kan aku kuman.'' batin Hana.
'' Perkenalkan nama saya Luhana Clarissa, Saya dari FKIP. jadi bolehkah saya meminta tanda tangan Kak Wildan.'' ucapnya dengan sopan.
Wildan tidak menjawab, Iya hanya meminta buku yang dipegang oleh Hana. Kemudian ia langsung menandatanganinya, teman-temannya yang menyaksikan hal itu merasa kaget. Tidak pernah semudah ini untuk meminta tanda tangan Wildan, dan wanita bernama Luhana Clarissa itu dengan mudahnya mendapat tanda tangan dari Wildan.
Mereka semua mencatat nama Luhana Clarissa di dalam otaknya, dan kemudian bersiap untuk mencari tahu identitas Luhana. benar rasa penasaran yang tinggi, tentang siapa Luhana. dan bagaimana caranya menaklukkan Wildan, dikenal super cuek tersebut.
'' Terima kasih Kak.'' ucapnya kemudian pergi meninggalkan kantin, Ia pun segera kembali ke lapangan. Dan benar saja di sana sudah ada Angel dan juga Chika yang menunggunya, para senior yang mengetahui kalau Hana mendapat tugas meminta tanda tangan dari Wildan, mereka sangat penasaran karena Hana telah sampai. Biasanya tim yang mendapat tantangan untuk meminta tanda tangan dari Wildan, akan sampai paling akhir.
'' Bagaimana Hana, sudahkah kamu mendapatkan tanda tangan dari Wildan?'' tanya seorang senior yang merupakan panitia.
'' Sudah Kak.'' jawabnya dengan menyerahkan tanda tangan Wildan, sekali lagi semua orang dibuat tercengang. para panitia sangat terkejut, hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya hari ini terjadi. mereka sampai mencurigai Kalau itu bukan tanda tangan Wildan.
'' Yang benar kamu, tidak mungkin kamu pasti memanipulasi kan?'' ucap seorang panitia dengan rasa curiga.
'' Udalah mending sekarang kita telepon aja Wildan, biar langsung ketahuan kalau ini anak bohong.'' balas seseorang yang merupakan panitia juga.
Untuk memastikan akhirnya panitia itu menelpon Wildan, dan main speaker suaranya agar terdengar oleh semuanya. Karena ia masih tidak percaya kalau Hana berhasil mendapatkan tanda tangan Wildan, dan ini adalah hal yang sangat tidak masuk akal. akhirnya sambungan telepon pun tersambung, Wildan pun mengangkat sambungan dengan sangat cepat.
'' Halo ada apa Angel?'' tanya Wildan yang memang sudah malas dengan Angel.
'' Halo Wildan, Aku cuma mau mastiin aja kok. Ini ada nih mahasiswa baru, kayaknya dia manipulasi tanda tangan kamu deh.'' ucapnya dengan nada tinggi agar semua mendengarnya.
'' Manipulasi, nggak ada yang manipulasi tanda tangan aku Angel. Itu pasti si luhana kan, aku tadi yang Kasih tanda tangan aku. Kebetulan tadi dia minta pendapat tangan aku di kantin, kalau nggak percaya juga ini juga ada reuni di samping aku.'' jelasnya memberitahu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!