Ayah dari angel tidak terima karena sang anak di keluarkan dari anggota panitia MPLS, ia sempat menghubungi anggota yayasan. Dan anggota yayasan tidak terima dengan kemarahan dari ayah angel, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ayah Angel adalah salah satu, donatur tetap di kampus itu.
Akhirnya pihak dewan yayasan pun mengadakan rapat, dan tentunya banyak yang membela ketua yayasan. Tentunya karena kabar tentang Angel yang membully anak baru sudah sampai ke telinga anggota yayasan, dan sikap angel sungguh mempermalukan pihak yayasan.
Akhirnya keputusan rapat, mengatakan kalau angel tetap di keluarkan dari panitia MPLS. Ayah angel kini tidak bisa berkata-kata, karena semua pihak dewan yayasan tidak ada yang membela dia. Ayah Angel pun akhirnya memutuskan untuk pulang, karena ia sudah merasa malu.
Sesampainya di rumah, sang ayah memasang wajah yang di tekuk. Sang ibu yang melihat wajah sang ayah, ia pun langsung mendekatinya
" Ayah, kenapa?" Tanya ibu Angel.
" Nggak apa-apa Bu." Jawab sang ayah.
" Ayah jangan bohong, ibu tau ayah pasti sedang ada masalah." Ucap sang ibu.
" Nggak Bu, ayah nggak ada masalah kok. Mending sekarang ibu masuk aja duluan, ayah mau sendiri dulu." Ucapnya untuk meyakinkan sang istri.
Sang ibu pun pergi masuk ke dalam dan meninggalkan suaminya, walaupun sebenarnya ia nggan untuk pergi. Karena melihat penampilan sang suami, tetapi ia tidak bisa membantah perintah suaminya itu.
Angel yang melihat ayahnya sedang berada di luar rumah, ia pun segera menemui sang ayah. Untuk menanyakan bagaimana perkembangan tentang apa yang ia laporkan, dan ia sudah tidak sabar mengetahuinya.
" Ayah bagaimana?" Tanya Angel yang sudah tidak sabar.
" Maaf sayang, ayah tidak bisa membantu." Ucapnya dan membuat angel kaget, karena hal ini tidak seperti biasa.
" Bagaimana bisa ayah, ini tidak seperti biasanya?" Tanyanya yang merasa heran.
Sang ayah pun menceritakan tentang kejadian yang terjadi di dewan yayasan tadi, dan tentang perdebatan para dewan mengenai putrinya tersebut. Ketika mengingatnya, ia merasa emosi sendiri. Dan tidak sanggup untuk menahannya, dan ingin meledak.
Angel yang mendengarnya juga ikut emosi, tetap ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kepuasan bukan ayahnya yang mengatur, dan dia harus terima nasib. Kalau dia di keluarkan, Angel pun berlari ke kamarnya, ia menangis dengan tersedu-sedu.
Keesokan harinya, angel datang ke kampus dan langsung menuju ke kelasnya. Kabar tentang ia yang membuat anak baru kesusahan telah sampai di telinga semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada di kelasnya.
Naura kini berada di lapangan kembali bersama dengan para mahasiswa baru dan juga panitia MPLS, dan Naura menjadi pusat perhatian. Setelah kejadian yang terjadi kemarin, yang membuat dia menjadi topik pembicaraan.
Naura sangat kesal, ia bisa mengalami kejadian yang tidak terduga. Dan itu semua penyebab utamanya adalah Wildan, si kating yang menyebalkan itu. Dan membuat ia menjadi pusat perhatian, dan membuat ia menjadi kesal.
Kini adalah jadwal MPLS di tingkat fakultas, jadi Wildan mengantar semua anak FKIP. Dan menyerahkannya ke BEM (Bandan Eksekutif Mahasiswa), yang kebetulan diketuai oleh Faldo. Faldo adalah anak dari prodi pendidikan matematika, dan ia juga cukup terkenal di kampus.
Wildan pun melakukan serahterima dengan Faldo, dan Faldo menyambutnya dengan damai. Walaupun sebenarnya ia sedang ada masalah dengan Wildan, dan mereka berdua berusaha bersikap profesional.
'' Faldo, aku serahkan semua anak FKIP pada mu. Dan akan aku ambil di hari terakhir MPLS, untuk melakukan kegiatan kita seperti biasanya.'' ucapnya dengan menjabat tangan Faldo.
'' Baik Presiden Mahasiswa, saya akan menjalankan amanah dengan sebaik mungkin.'' ucapnya dengan sopan.
Setelah itu Wildan dan Rio pun pergi kembali ke sekretariat Presiden Mahasiswa, mereka berdua merebahkan badan di kursi empuk yang ada di sekretariat.
'' Hadu capek banget.'' keluh Wildan.
'' Cemana nggak capek, kan kau Presiden Mahasiswa.'' ucap Rio.
'' Iya si, tapi capek kali aku.'' keluhnya kembali.
'' Capek, tapi kan di kenal sama seluruh mahasiswa di kampus kan.'' ucapnya dengan tersenyum.
'' Ye kalau itu mah kau yang senang, dasar playboy.'' ucapnya meledek Rio.
'' Biarin aja, yang penting happy. Hehehe .'' ucapnya sambil tertawa.
Tiba-tiba saja Tina datang, dan ia pun mengangguk keasikan keduanya. Ia pun berdiri di depan pintu sekretariat dengan tangan di pinggang, kemudian menatap keduanya dengan mata yang melotot seperti ingin keluar.
'' Kalian berdua ini ya, yang lain masih sibuk. Eh kalian uda santai di sekretariat.'' ucapnya.
'' Eh Tina, jangan marah dong. Nanti cantiknya hilang Lo.'' ucap Rio dengan tersenyum.
'' Dasar playboy, kau kira aku akan luluh dengan gombalan mu. Kagak kalik.'' jawab Tina, Rio pun hanya menghelan napas.
'' Dasar cewek galak, kalau kau begini terus. Nggak akan ada yang suka sama mu.'' ucap Rio.
'' Biarin aja, yang penting aku happy.'' ucapnya dengan tersenyum.
Rio yang tidak pernah melihat senyuman dari Tina, ia pun terpanah. Dan kini ia mulai menargetkan Tina untuk menjadi kekasihnya, tetapi nta kenapa. Ia merasa yang ia rasakan saat ini, sangat berbeda dengan yang biasanya ia rasakan dengan orang lain.
'' Woy, ngapain kau melamun? nanti kesambet baru tau.'' ucapnya dengan ketus, dan akhirnya menyadarkan Rio dari lamunannya.
'' Kau ini ya Tin, sebenarnya kau itu cantik kalau lagi tersenyum. Tapi cantik mu hilang, kalau kau lagi marah.'' ucapnya dengan masih tersenyum, dan membuat Tina takut.
'' Uda kalian ini, nggak usa debat kenapa. Ini itu bukan acara debat, bosen tau aku melihat tingkah kalian yang seperti ini.'' ucap Wildan yang mencurahkan isi hatinya pada keduanya.
'' Ya mau gimana, tingkah dia itu buat marah. Nah sekarang kau juga mulai ikut-ikutan dengannya, uda tau lagi banyak kerjaan. Eh malah kalian menghilang, Kalian kan tau. Kalau kalian nggak ada, aku yang dicari.'' jelas Tina, keduanya hanya menganggukkan kepalanya saja.l
'' Iya maaf.'' jawab Rio dan Wildan serentak.
'' Yauda ayo sekarang kita pergi, sudah banyak yang menunggu.'' ucapnya dengan menarik tangan Rio dan Wildan.
Mereka berdua pun segera pergi ke tempat para panitia mencari mereka, ketiganya langsung di sambut oleh para ketua BEM setiap universitas.
'' Hai semua, ini ni yang kita tunggu.'' ucap Tina.
'' Akhirnya kalian datang, kalian dari mana?" Tanya salah satu dari mereka.
Keduanya tidak menjawab, mereka hanya memandangi Tina. Tina pun merasa bingung harus menjawab apa, ia pun akhirnya memukul kedua temannya itu. Yang memiliki jabatan sebagai Presiden Mahasiswa dan wakil Presiden Mahasiswa, sedangkan Tina yang memegang jabatan sebagai sekretaris. Ia selalu di buat pusing oleh keduanya, kalau bukan karena mereka berteman. Tina sangat ogah untuk membela kedua temannya itu, yang selalu buat dia memiliki banyak kerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments