SUAMIKU TERNYATA PRESDIR

SUAMIKU TERNYATA PRESDIR

BERUSAHA MENDAPATKAN SIK HITAM MANIS

Yang hitam manis

Yang hitam manis

Pandang tak jemu jemu

Nuri sudah sangat terbiasa mendengar suara cempreng seperti kaleng biskuit bekas yang ditabuh itu saat melewati posko tempat dimana orang-orang biasanya melakukan ronda malam, dan biasanya kalau siang hari, tempat itu diambil oleh pemuda-pemuda pengangguran sebagai tempat nongkrong.

Sejak Nuri masih SMP sampai sekarang saat Nuri sudah masuk universitas, setiap melewati posko tersebut wajib hukumnya dia mendengar lagu itu keluar dari sebuah bibir seorang pemuda, bukan pemuda sieh, bisa dibilang perjaka lapuk yang belum menikah sampai sekarang, katakanlah namanya Epul, usianya kini kurang lebih sudah menginjak 37 tahun, Epull adalah laki-laki pengangguran yang kerjaannya tiap hari hanya nongkrong diposko tersebut dan mengganggu gadis-gadis yang lewat, fikir Nuri pantas saja tidak ada gadis yang mau, orang pemalas begitu.

Sik Epul itu tidak sendiri sieh, kadang ada beberapa pemuda lainnya juga, pemuda yang sama-sama pengangguran dan pemalas seperti Epul tentunya.

"Ekehemm ekhemm, adek Nuri udah gede ya sekarang, udah jadi anak kuliahan ya sekarang, perasaan kemarin adek Nur memakai seragam SD sekarang udah jadi mahasiswa saja, adek Nur makin cantik dan manis saja, makin kesemsem abang Epul, abang boleh apel ke rumahnya adek gak ntar malam." itu suara Epul.

Ingin muntah rasanya Nuri mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Epul tersebut, namun Nuri memilih tidak menanggapi ocehan sik Epul, dia terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun, sebenarnya kalau ada jalan lain meskipun jalan itu jauh, Nuri pasti akan lebih memilih jalan tersebut ketimbang harus melewati pemuda-pemuda pengangguran yang kerjaannya hanya mengganggu dan menggoda saja, namun sayang, jalan ini adalah jalan satu-satunya jalan pulang menuju tempat kediama Nuri.

"Ntar malam abang datang ya adek Nur, tunggu abang."

"Ishhh." gadis berkulit hitam manis itu hanya mendesis menanggapi ucapan Epul, ingin rasanya dia melemparkan diktat-diktat tebal yang ada ditasnya diwajah Epull.

"Emang berani lu bang ngapelin sik Nur, babenya itu lho, wiehhh galaknya ampun-ampunan." timpal salah satu pemuda yang juga nongkrong diposko tersebut.

"Ahh iya, gue ngelupain haji Rojali."

Haji Rojali adalah nama ayah Nuri.

"Adekk Nurr, begitu beratnya halangan untuk mendapatkan adek Nurrr." Epull terlihat nelangsa.

Nuri terus berjalan, tanpa memperhatikan kalau salah satu dari pemuda-pemuda tersebut tersebut terus memperhatikannya tanpa berkedip.

"Woee." Epul melambai-lambaikan tangannya didepan pemuda yang sejak tadi menatap Nuri, entah apa arti dari tatapannya itu, entah terpesona atau entahlah, hanya pemuda itu, Tuhan dan staf-stafnyalah yang tahu.

Barulah pemuda tersebut sadar saat melihat tangan Epul melambai tepat didepan wajahnya.

"Terpesona lu sama sik adek Nur, adek Nur primadona dikampung ini, kalau lu ingin mendapatkannya, selain banyak saingannya, lu juga harus menghadapi babenya yang naujubillah deh galaknya ampun-ampunan, mungkin anaknya bisa ditaklukkan, tapi babenya itu lho, ya Allah, susah banget untuk ditaklukkan." jelas Epul panjang lebar tanpa diminta.

Melihat cara Epul menjelaskan sama sik pemuda itu, sepertinya jelas pemuda itu tidak berasal dari kampung tersebut.

"Ohh ya, sebegitunya ya." gumam sik pemuda.

"Tapi kalau lo mau ngedekatin adek Nur, gue bisa bantu, asal ada ininya...." Epul mempertemukan jari jempolnya dan jari telunjuknya dan menggerak-geraknnya sambil mengedipkan matanya.

Pemuda tersebut tidak menanggapi kata-kata Epul barusan, dia kembali memandang punggung Nuri yang semakin menjauh.

"Gue ikhlas dunia akhirat deh menyerahkan adek Nur untuk lo Dewa."

"Gue gak...."

Laki-laki bernama Dewa itu belum menyelsaikan kalimatnya karna ucapan langsung dipotong oleh suara teriakan Epul yang cempreng.

"Adek Nurrrrr, oh adek Nurrr...."

Karna sifat alaminya manusia menoleh saat namanya dipanggil, begitu juga dengan Nuri, padahal sejak tadi dia cuek bebek dan tidak mau menoleh, dan mendengar suara teriakan sik Epul dia reflek menoleh.

"Salamnya abang Dewa katanya." Epul menunjuk ke arah Dewa yang duduk disampingnya.

Nuri menoleh ke seorang pemuda yang ditunjuk oleh Epul, seorang laki-laki, masih muda, kira-kira usianya mungkin sekitar 25 an gitu, memakai kaos tanpa lengan berwarna hitam dan lengan kirinya dipenuhi oleh tato.

"Ishhh ogah." gumam Nuri tanpa suara dan kembali berbalik untuk melanjutkan perjalanannya.

Sementara itu Dewa, jantungnya berdebar cepat saat netranya bertemu dengan netra Nuri meskipun jarak pandang mereka cukup jauh, tapi itu berhasil memporak-porandakan perasaannya, ini untuk pertama kalinya dia merasakan hal tersebut, sehingga Dewa reflek memegang area dimana jantungnya berada, jantung tersebut berdetak cepat dengan ritme yang tidak teratur.

"Apa yang terjadi sama gue, gak mungkinkan gue jatuh cinta pada pandangan pertama sama gadis itu." batinnya.

Memang sejak pertama melihat Nuri saat lewat didepannya, Dewa tidak bisa mengalihkan perhatiannya sama gadis berkulit hitam manis itu, padahal selama ini banyak wanita cantik, putih, tinggi dengan tubuh seksi berusaha mendekatinya, tapi sama sekali perhatian-perhatian dari gadis-gadis yang berusaha mendekatinya itu tidak pernah digubris oleh Dewa.

"Wahh lo kayaknya benar-benar terpesona ya Dewa sama adek Nuri, mata lo jelas banget menatap adek Nuri dengan penuh damba."

"Sepertinya memang seperti itu." Dewa membenarkan dalam hati.

"Oke lo tenang saja, gue Saepullah bin Jalalludin akbar, gue akan membantu lo untuk mendapatkan adek Nuri, gue benar-benar sahabat sejatikan, rela menyerahkan wanita yang sangat gue cintai sama lo."

Dewa tidak menanggapi, yang ada difikirannya saat ini adalah, dia benar-benar tidak menyangka, dia akan menaruh hati sama gadis kampung pada pandangan pertama, sesuatu yang tidak pernah dia duga sebelumnya.

*****

"Ukhhh kesal banget sieh gue." Nuri menghempaskan tasnya diatas tempat tidurnya kemudian disusul dengan tubuhnya juga ikut dibanting disana, "Sik Saepul sialan itu, bisa tidak sehari saja tidak menganggu gue, bikin bete saja."

"Pantas saja tidak ada wanita yang mau sama dia, siapa coba wanita yang mau sama laki-laki pemalas dan pengangguran begitu." dengus Nuri, bisa dibilang, hampir tiap hari sejak Nuri mengenakan seragam putih biru sampai sekarang sik Saeful itu tidak pernah absen nongkrong diposko itu dan selalu saja mengganggunya dan menggodanya.

Kemudian, fikiran Nuri melayang pada pemuda yang kata Epul menyampaikan salam padanya, laki-laki bertato itu menatapnya dengan pandangan lembut, itu untuk pertama kalinya Nuri dipandang dengan selembut itu oleh seorang laki-laki, namun laki-laki pengangguran, pemalas dan bertato bukanlah tipenya Nuri, Nuri sukanya cowok bersih alias tidak bertato dan pekerja keras, bukannya kerjaannya hanya nongkrong dan mengganggu setiap gadis yang lewat.

"Laki-laki itu siapa sieh, kok gue baru lihat, kayaknya dia bukan anak kampung sini deh, kalau anak kampung sini sieh gue tahu semua."

Saat tengah berfikir siapakah laki-laki yang bersama dengan Epul tersebut, telinga Nuri mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar.

"Nurrr."

Itu suara ibunya yang memanggil.

"Iya bu." Nuri bangun dari posisi berbaringnya dan berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk ibunya.

"Ada apa ibu." tanya Nuri saat melihat wanita berjilbab yang telah melahirkannya ke dunia itu berdiri didepan pintu kamarnya.

"Ini lho, ibu cuma mau ngasih ini sama kamu."

Dahi Nuri mengernyit saat melihat amplop yang disodorkan oleh ibunya, "Itu apa bu, uang ya isinya."

Ibu Nurjanah mengangkat bahu yang artinya dia juga tidak tahu apa dari isi amplop tersebut, tadi saat Epul memberikan amplop tersebut dia asal terima saja tanpa bertanya apa isinya, "Ibu gak tahu."

Nuri mengambil amplop tersebut, masih dengan bertanya-tanya, "Ini dari siapa emangnya bu."

"Dari Saepullah."

"Ihhhh." Nuri reflek membuang amplop tersebut dan menggosok-gosokkan tangannya di kain celana jeans yang dia pakai, seolah-olah amplop itu membawa virus penyakit yang harus segera dia hindari, "Kenapa ibu ambil sieh ibu."

"Astaga anak ini, kenapa dibuang sieh." ibu Nurjanah berjongkok mengambil amplop yang dibuang oleh putrinya itu.

"Buang bu, kenapa malah dipungut sieh, kalau itu isinya benda-benda jahat gimana." suudzon Nuri.

"Astagfirullah, jangan suudzon begitu, meskipun begitu-begitu, Epull tidak mungkin berniat jahatlah Nur, gitu-gitukan anak itu juga rajin sholat dimasjid."

"Tapi ibu...."

"Sudah ayok ambil." ibu Nurjanah menjejalkan amplop tersebut ditangan Nuri, "Ibu yakin sik Saefullah itu tidak ada maksud jahat sama kamu."

Terpaksa deh Nuri mengambilnya, Nuri kini masuk ke kamarnya dengan membawa amplop tersebut, meskipun tidak ingin membukanya, namun dia penasaran juga ingin mengetahui apa isi dari amplop tersebut, sehingga karna dorongan tersebut Nuri membukanya dengan pelan, ternyata isinya adalah sebuah kertas.

"Hehh, jangan bilang ini surat." duga Nuri, "Emang kita hidup dizaman kompeni apa, masih ada yang pakai surat-suratan begini disaat zaman serba canggih begini, kolot banget."

Terus kalau gak pakai surat pakai apa, secarakan Epul tidak memiliki nomer lo Nuri.

Nuri membuka lipatan kertas tersebut yang berisi tulisan tangan jelek milik Epull, bunyi tulisan dikertas tersebut adalah.

Asslamualaikum...wrr...wb.

Salam sejahtera abang Epull haturkan untuk adek Nuri.

"Apa-apaan sieh sik Epull itu, formal banget." komen Nuri dan kembali lanjut membaca.

Sebenarnya abang Epull sudah sangat manyukai adek Nur yang cantik dan manis sejak dulu.

"Hoekkk." Nuri menjulurkan lehernya memperagakan orang yang ingin muntah, "Mual gue sumpah."

Tapi apa daya abang Epull kalau sahabat abang Epull bernama Dewa juga menyukai adek Nuri, demi kesejahtraan bersama, abang Epull ikhlas menyerahkan adek Nuri sama Dewa, jadi adek Nur, ntar malam bolehkah Dewa datang ke rumah adek Nur untuk ngapelin adek.

"Dewa, siapa sieh Dewa, jangan bilang cowok yang ditunjuk Epull itu."

Adek Nur tenang saja, abang Epull bisa menjamin kalau Dewa adalah laki-laki yang baik.

"Kalau mau datang, hadapin babe gue terlebih dahulu." gumam Nuri mengingat bagaimana galaknya sang ayah kepada setiap laki-laki yang datang bertamu ke rumah untuk mencari Nuri.

Fikir Nuri, disaat seperti ini dia memang bersyukur punya ayah yang galak dan protektif menjaga anak perempuan satu-satunya itu, namun kadang dia kesal juga sieh, karna gara-gara sikap ayahnya itulah sampai sekarang Nuri tidak pernah merasakan yang namanya pacaran, karna setiap laki-laki yang berniat mendekatinya harus mundur duluan karna tidak tahan menghadapi babenya yang galaknya itu naujubillah.

*****

"Oke, kalau lo mau datang ngapelin adek Nur, penampilan lo harus sopan, kalau penampilan lo kayak preman begini, belum apa-apa lo bakalan diusir duluan oleh babe Rojali." pesan Epull sama Dewa.

"Terus gue harus gimana."

"Supaya penampilan elo lebih mayakinkan dan diterima oleh haji Rojali, lo harus pakai sarung, baju koko, dan pakai peci, nahh, gue yakin dah tuhh, kalau penampilan elo mirip ustadz begitu, langsung bakalan diterima dah lo tanpa syarat oleh babe Rojali."

"Ahhh saran lo ada-ada saja deh Pull."

"Ya terus gimana, masak lo pakai kaos singglet kayak gini, kan gak mungkin, boro-boro disuruh duduk, langsung diusir lo."

"Apa yang kalian rencanakan ini hah." timpal nyak Surti, nyaknya Epull yang mendengar percakapan putranya dan Dewa yang setahunya adalah teman baru anaknya, nyak Surti tidak tahu darimana mereka kenal dan sampai berteman, dia tidak tahu asal-usul teman baru anaknya itu, dan dia tidak tidak peduli selama Dewa bersikap baik, dan memang selama ini Dewa memang selalu bersikap baik, dan kadang teman anaknya yang bernama Dewa itu menginap dirumahnya.

"Ini nyak sik Dewa, dia demen sama adek Nur putrinya haji Rojali, dia berniat untuk ngapelin adek Nur malam ini mumpung malam minggu." lapor Rojali.

"Hah." kaget nyak Surti mendengar apa yang dikatakan oleh Epull, dia yang tadi hanya bertanya sekedar untuk basa-basi doank memberikan perhatiannya sepenuhnya sama Dewa.

"Serius kamu nak menyukai neng Nur."

Dewa akan menjawab, namun didahului oleh Epull, "Ya seriuslah nyak, masak bercanda sieh."

"Diem kamu Epull, yang nyak tanya nak Dewa, bukan kamu."

"Serius kamu nak menyukai neng Nuri." nyak Surti mengulangi pertanyaannya.

Dewa mengangguk, "Serius nyak."

"Urungkan saja niatmu itu nak, cari gadis lain saja ya, dikampung ini gadis cantik tidak hanya anaknya haji Rojali itu, banyak gadis lainnya yang pasti mau sama kamu."

"Emang kenapa nyak."

"Haji Rojali tidak akan mau menerima kamu, dia sangat pemilih, mohon maaf ya nak, kamu jangan tersinggung dengan kata-kata nyak, apalagi kamu tidak berpendidikan seperti Epull, makin besarlah potensi kamu tidak akan diterima, secara neng Nuri itu anak kuliahan."

Dalam hati Dewa tertawa, "Apa penampilan gue yang seperti berandalan ini yang membuat orang beranggapan kalau gue tidak berpendidikan."

"Nyak ini gimana sieh." timpal Epull, "Jangan membuat Dewa berkecil hati donk, ya minimal usaha dulu kek daripada hanya diam berpangku tangan, siapa tahu nasib baik berpihak sama Dewa."

"Nyak hanya real, reall, reall apa itu namanya."

"Reaslistis nyak."

"Ya itu realistis, lebih baik urungkan niatmu itu nak Dewa mendekati neng Nur, daripada nanti nak Dewa sakit hati."

"Terimakasih nyak atas perhatiannya, tapi aku akan berusaha untuk mendapatkan gadis yang aku sukai." Dewa memang seperti itu, kalau dia sudah menyukai sesuatu, pasti akan dia kejar sampai dapat.

"Gue setuju dengan lo men." Epull menepuk pundak Dewa.

"Terserah kamu sajalah nak Dewa, yang penting ibu sudah memperingatkan kamu, toh yang sakit hati kamu sendirikan."

*****

Terpopuler

Comments

Jacko Slow

Jacko Slow

yes

2023-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 BERUSAHA MENDAPATKAN SIK HITAM MANIS
2 MENJEMPUT NURI
3 PULANG TERLAMBAT
4 MENIKAH
5 RUMAH BARU
6 JUNDI
7 NGAMBEK
8 TIDAK MASUK KULIAH
9 MENJENGUK NURI
10 HADIAH DARI IMEL
11 KETAHUAN BOHONG
12 NYUEKIN NURI
13 DEWA PULANG
14 INSIDEN DIKAMAR MANDI
15 KEFIKIRAN
16 KE PESTA
17 PESTA
18 NIAT JAHAT JUNDI
19 KAKAK KHILAF
20 SARAN DARI DENI
21 HADIAH UNTUK NURI
22 MEMBERI PELAJARAN PADA JUNDI
23 NGAMBEK
24 AKU PENGEN BAYI
25 CEMBURU
26 TOPI UNTUK DEWA
27 CINCIN COUPLE
28 ANGEL
29 PULANG TERLAMBAT
30 RENCANA PERGI JALAN-JALAN
31 TEMAN BARU
32 KESEPIAN
33 KHAWATIR
34 AKU TIDAK SELINGKUH.
35 TABRAK LARI
36 HILANG INGATAN
37 PERNYATAAN CINTA ANGEL
38 SAKIT HATI
39 KEISENGAN NURI
40 RENCANA CERAI
41 KE APARTMEN DIANA
42 PULANG DARI RUMAH SAKIT
43 MENGETAHUI KEBENARAN
44 SUAMI GUE DISUKAI WANITA CANTIK
45 KE RUMAHNYA ANGELL
46 AKU MENIKAH DENGAN DEWA KARNA TERPAKSA
47 MABUK
48 MENUNGGU DEWA
49 DEWA SAKIT
50 MENJENGUK DEWA
51 BATAS
52 KHAWATIR
53 PERHATIAN DEWA
54 ADEK CANTIK BANGET
55 ADEK BEBAS JATUH CINTA KEPADA SIAPAPUN
56 TERIMAKASIH TELAH MENCINTAIKU
57 BERTENGKAR
58 KAKAK SELINGKUH
59 NURI
60 MARYAM SEPUPU NURI
61 MENGHADIRI PERNIKAHAN MARYAM
62 BERTENGKAR
63 GALAU
64 KITA PULANG KE RUMAH
65 MENYELSAIKAN MASALAH
66 AKU KANGEN
67 NURI VS ANGELL
68 UNDANGAN MAKAN MALAM
69 NURI DICULIK
70 KAMU HARUS MATI
71 NURI DITEMUKAN
72 HAMIL
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BERUSAHA MENDAPATKAN SIK HITAM MANIS
2
MENJEMPUT NURI
3
PULANG TERLAMBAT
4
MENIKAH
5
RUMAH BARU
6
JUNDI
7
NGAMBEK
8
TIDAK MASUK KULIAH
9
MENJENGUK NURI
10
HADIAH DARI IMEL
11
KETAHUAN BOHONG
12
NYUEKIN NURI
13
DEWA PULANG
14
INSIDEN DIKAMAR MANDI
15
KEFIKIRAN
16
KE PESTA
17
PESTA
18
NIAT JAHAT JUNDI
19
KAKAK KHILAF
20
SARAN DARI DENI
21
HADIAH UNTUK NURI
22
MEMBERI PELAJARAN PADA JUNDI
23
NGAMBEK
24
AKU PENGEN BAYI
25
CEMBURU
26
TOPI UNTUK DEWA
27
CINCIN COUPLE
28
ANGEL
29
PULANG TERLAMBAT
30
RENCANA PERGI JALAN-JALAN
31
TEMAN BARU
32
KESEPIAN
33
KHAWATIR
34
AKU TIDAK SELINGKUH.
35
TABRAK LARI
36
HILANG INGATAN
37
PERNYATAAN CINTA ANGEL
38
SAKIT HATI
39
KEISENGAN NURI
40
RENCANA CERAI
41
KE APARTMEN DIANA
42
PULANG DARI RUMAH SAKIT
43
MENGETAHUI KEBENARAN
44
SUAMI GUE DISUKAI WANITA CANTIK
45
KE RUMAHNYA ANGELL
46
AKU MENIKAH DENGAN DEWA KARNA TERPAKSA
47
MABUK
48
MENUNGGU DEWA
49
DEWA SAKIT
50
MENJENGUK DEWA
51
BATAS
52
KHAWATIR
53
PERHATIAN DEWA
54
ADEK CANTIK BANGET
55
ADEK BEBAS JATUH CINTA KEPADA SIAPAPUN
56
TERIMAKASIH TELAH MENCINTAIKU
57
BERTENGKAR
58
KAKAK SELINGKUH
59
NURI
60
MARYAM SEPUPU NURI
61
MENGHADIRI PERNIKAHAN MARYAM
62
BERTENGKAR
63
GALAU
64
KITA PULANG KE RUMAH
65
MENYELSAIKAN MASALAH
66
AKU KANGEN
67
NURI VS ANGELL
68
UNDANGAN MAKAN MALAM
69
NURI DICULIK
70
KAMU HARUS MATI
71
NURI DITEMUKAN
72
HAMIL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!