MENJEMPUT NURI

Jadi, hanya bermodal keberanian, Dewa yang ditemani oleh Epull datang tuh ke rumahnya Nuri.

"Assalamualikummmm." Epull mengucapkan salam dengan suara keras agar penghuni rumah mendengarnya.

Terdengar sahutan dari dalam, "Walaikumusslam."

Dan tidak lama pintu terbuka, "Ehh nak Saepullah tho." ternyata ibunya Nuri yang membuka pintu.

"Selamat malam ibu." Epul meraih tangan ibu Nurjanah dan menciumnya.

"Malam Epull."

Epull menyikut pinggang Dewa supaya melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan, mengerti maksud Epull, Dewa meraih tangan ibu Nurjanah dan menciumnya.

"Oh iya ibu, perkenalkan, ini Dewa, teman saya."

Karna diperkanalkan, Dewa menyunggingkan senyum tipis yang dibalas oleh ibu Nurjanah.

"Kedatangan kami kemari untuk bertemu dengan adek Nuri."

"Ohh, kalian mau bertemu dengan Nuri ya."

"Iya ibu, adek Nurinya adakan."

"Ada nak, tunggu sebentar ya."

Dewa dan Epull mengangguk.

"Kalian silahkan duduk dulu, biar ibu panggilkan Nurinya dulu." ibu Nurjanah menunjuk kursi yang ada diteras depan.

Sementara ibu Nurjanah kembali masuk kedalam, sedangkan Epull dan Dewa duduk dikursi yang ditunjukkan oleh ibu Nurjanah.

Gak lama berselang, bukannya Nuri yang keluar, eh malah babenya yang keluar yaitu haji Rojali.

"Ekhem ekhem." suara batuknya saja angker.

Reflek Dewa dan juga Epull menoleh ke arah sumber suara.

"Duhh, kenapa malah babenya yang malah keluar sieh." Epull mengeluh.

"Be." sapa Epull sungkan.

Haji Rojali duduk dikursi yang tersisa, pandangan tidak lekat memandang Dewa, karna dia baru pertamakalinya melihat laki-laki itu.

Epull menendang kaki Dewa sebagai sebuah kode supaya Dewa memperkenalkan dirinya, dan Dewa geh dengan kode yang diberikan oleh Epull.

"Mmm, perkenalkan om, saya Dewa." Dewa mengulurkan tangannya untuk menyalami babe Rojali, sayangnya diabaikan oleh haji Rojali, karna dicuekin begitu, Dewa kembali menarik tangannya.

"Ahh pantas saja nyaknya sik Epull menyuruh gue membatalkan niat gue mendekati Nuri, babenya galak begini."

"Ada perlu apa kalian kemari."

"Ini be, kami mau bertemu adek Nuri."

"Ada apa perlu apa dengan Nuri."

Kali ini Dewa yang menjawab, "Mohon maaf sebelumnya om kalau saya lancang, saya menyukai anak om, dan saya harap om mengizinkan saya untuk mendekatinya." Dewa mengatakan hal tersebut dengan mantap.

Haji Rojali bahkan sampai melongo dibuatnya, pasalnya, ini untuk pertama kalinya ada seorang pemuda yang dengan sangat berani mengatakan kalau dia menyukai putrinya didepan hidungnya sendiri, haji Rojali salut sieh dengan keberanian pemuda bernama Dewa itu, tapi sebagai orang tua, dia tidak mungkin membiarkan anak gadisnya didekati oleh sembarang laki-laki, apalagi laki-laki yang baru pertamakalinya dia lihat.

Epull juga tidak kalah takjubnya saat melihat keberanian Dewa, dia tidak pernah menyangka kalau Dewa akan dengan sangat terang-terangan menyatakan kesukaannya pada Nuri,

"Busett, berani amet sik Dewa ini." Epull mengagumi kebaranian Dewa dalam hati, "Gimana ya reaksi haji Rojali, apakah Dewa akan langsung diusir setelah mendengar kelancangan Dewa."

"Hmmm, saya sangat salut dengan keberanianmu anak muda, tapi untuk saat ini, Nuri masih kuliah, dan belum saatnya untuk suka-sukaan dengan lawan jenis." ujar haji Rojali menanggapi ucapan Dewa, "Sebagai orang tua, saya ingin putri saya menyelsaikan pendidikannya terlebih dahulu, barulah kemudian memikirkan tentang laki-laki, saya harap kamu mengerti."

Dewa mengangguk, "Saya mengerti om." ujar Dewa dilisan, tapi dalam hati dia akan tetap memperjuangkan perasaanya dan mencoba untuk mendekati Nuri diam-diam.

"Baguslah kalau kamu mengerti."

"Kalau begitu kami permisi om."

Haji Rojali mengangguk dan membiarkan kedua tamunya itu pergi.

"Lho, be, tamunya mana." ibu Nurjanah yang kembali keluar untuk membawakan minum untuk tamunya heran saat menemukan dua pemuda itu sudah tidak ada lagi.

"Sudah pulang bu."

"Babe usir lagi ya."

"Jangan suudzon dulu donk bu, mereka pulang atas keinginan sendiri."

"Hmmm." ibu Nurjanah tidak percaya deengan kata-kata suaminya.

"Ayok masuk bu."

Haji Rojali masuk diikuti oleh istrinya, haji menemukan Nuri berdiri didekat pintu, jelas saja Nuri bermaksud untuk menguping, dia ingin tahu apa yang dibicarakan oleh babenya dengan laki-laki bernama Dewa itu, sayangnya ternyata laki-laki itu sudah lebih dulu pulang sebelum dia berhasil mendengarkan apa-apa.

"Ngapain kamu disini, sana masuk."

"Hehe, iya be." Nuri buru-buru ngacir masuk ke dalam kamarnya.

*****

"Habis ini, jalan yuk." ajak Nuri kepada kedua sahabatnya yaitu Juli dan Imel saat perkuliahan berakhir.

"Sorry ya Nurr, bukannya gue gak mau, tapi gue ada rencana sama pacar gue." saat menyebut kata pacar, wajah Juli terlihat berbinar, ya maklumlah, saat ini gadis itu tengah berbunga-bunga karna kembali bertemu dengan kekasih hatinya setelah dua tahun lebih terpisah jarak yang sangat jauh.

"Ihhh gak asyik lo panjull."

"Mel, kalau lo..."

"Sorry juga Nurr, suami gue udah jemput tuh didepan, suami gue itu mana tahan pisah lama-lama dengan istrinya tercinta ini."

"Yahh, pada tega banget dah lo sama gue."

"Makanya Nur, lo cari pacarlah agar ada yang lo ajak kencan, punya pacar itu asyik lho."

"Hmmm." Nuri hanya bisa mendesah mendengar kata-kata sahabatnya itu.

Nuri ingin sieh punya pacar, dan ada beberapa laki-laki yang mendekatinya, tapi sayangnya, babenya yang galak membuat laki-laki yang mendekatinya mundur perlahan.

Karna Imel dan Juli ada kegiatan masing-masing dengan pasanganya, akhirnya Nuri memutuskan untuk pulang. Dan ketiga gadis itu berjalan beriringan keluar kampus.

Begitu tiba diluar, Nuri dibuat kaget saat melihat Dewa yang tersenyum saat melihatnya, laki-laki itu berdiri dari motornya, dan berjalan mendekati Nuri.

"Astagaa, cowok itu, dia ngapain sieh disini, jangan bilang dia mau bertemu dengan gue." batin Nuri.

Penampilan Dewa tidak seurakan kemarin sieh, penampilannya agak rapi sedikit sehingga tidak malu-maluin juga.

"Heh, itu cowok cakep senyumin elo Nur." heboh Imel.

"Dia siapa Nur, lo kenal." Juli bertanya.

"Gak." jawab Nuri, ya memang gak kenalkan.

"Masak sieh, dia kemari lo Nur, kayaknya dia mau nyamperin elo tuh."

"Duhh, dia mau apa sieh sebenarnya."

Dewa berhenti tepat didepan Nuri dan sahabat-sahabatnya, laki-laki itu tidak melepaskan senyum dari wajahnya.

"Hai adek." sapa Dewa.

Nuri hanya membisu tidak membalas sapaan Dewa.

"Heh, kok malah jadi patung sieh lo Nur, lo disapa tuh." Imel menyenggol pinggang Nuri.

"Mmm, lo mau ngapain kemari." ujar Nuri menyuarakan isi hatinya.

"Mau jemput adek, bolehkan."

"Mau jemput gue." ulang Nuri tidak percaya.

"Cie cie, ekhem ekhem, calon pacar nieh ceritanya." Imel menggoda.

Dewa tersenyum simpul mendengar godaan tersebut, dalam hati mengaminkan.

"Apaan sieh Mell, ya gaklah." bantah Nuri.

"Dihh pakai malu-malu segala lo Nur." timpal Juli, "Kayak dengan siapa saja."

"Ihh, apaan sieh lo berdua, gue..."

Sebelum Juli menuntaskan kalimatnya, Dewa memperkenalkan dirinya kepada sahabat Nuri, "Kalian berdua teman-temannya Nuri ya, perkanalkan, saya Dewa." Dewa mengulurkan tangannya.

Imel dan Juli bergantian menyambut uluran tangan Dewa dan memperkenalkan diri mereka.

"Jadi, kak Dewa ini siapanya Nuri nieh, kepo gue."

"Udah gue bilang bukan siapa-siapa gue." Nuri masih kukuh membantah.

"Mmm, saat ini sieh apa yang dikatakan oleh adek Nuri memang benar, saya bukan siapa-siapanya adek Nuri, tapi mungkin besok atau lysa atas seizin Tuhan, saya akan jadi imamnya adek Nuri."

Yang digombalin Nuri yang baper malah Imel dan Juli.

"Ihhh so sweet banget sieh kak."

"Apaan sieh lo Dewa, jangan mengada-ngada deh."

"Ciee Nuri." Imel menggoda.

"Adek Nur, kakak antar pulang ya."

"Gak usah, gue naik angkot saja." tolak Nuri mentah-mentah.

"Jangan nolak ajakan calon imam Nur."

"Dia bukan calon imam gue."

Dewa tersenyum sabar, tidak tersinggung sedikitpun dengan kata-kata Nuri, dia memang begitu, kalau sudah suka akan dia kejar sampai dapat.

Dan akhirnya setelah dipaksa dan atas bantuan Imel dan Juli, akhirnya Dewa berhasil membuat Nuri mau duduk diatas motor bututnya, sejak tadi gadis itu terus saja merengut, tapi Dewa tidak mengapa, fikirnya ini adalah langkah yang bagus.

Bahkan Dewa telah menyiapkan helm untuk Nuri, "Pakai helmnya adek."

Nuri mendengus dan dengan kasar meraih helm yang disodorkan oleh Dewa.

"Lain kali lo jangan jemput gue lagi, apalagi mengatakan hal-hal yang aneh didepan teman-teman gue."

"Emang kenapa, adek malu ya sama kakak yang pengangguran kayak gini."

"Ngapain gue malu sama elo, orang kita gak punya hubungan apa-apakan."

"Dek, izinkan kakak untuk mendekati adek."

Nuri mendelik, dia memang ingin punya pacar, bukan laki-laki yang seperti Dewa juga, siapa coba yang mau sama laki-laki pemalas dan pengangguran seperti Dewa, bahkan orang gilapun tidak mau fikir Nuri.

"Gue dilarang pacaran sama babe gue." itu jawaban Nuri karna tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya.

"Kalau langsung menikah, apa babe akan setuju."

"Ishhh, apa-apan sieh laki-laki ini, baru juga kenal, omongannya sudah menikah segala." Nuri benar-benar dibuat kesal.

"Kalau pacaran saja gak boleh, apalagi pacaran."

"Hmmm." pasrah Dewa karna saat ini dia harus puas karna belum bisa menaklukkan Nuri.

Karna tidak ingin babenya melihat dirinya dibonceng oleh Dewa, Nuri meminta Dewa untuk menurunkannya didepan gang.

"Turunin gue disini."

"Kenapa tidak sampai depan rumahnya adek saja."

"Lo gila, kalau babe gue lihat, bisa disate gue."

Nuri buru-buru pergi tanpa mengatakan apa-apa apalagi terimakasih.

"Adekkk."

"Apalagi sieh." ketus Nuri.

"Helmnya adek."

Nuri meraba kepalanya, dia dengan cepat melepas helm tersebut dan menyerahkannya pada Dewa, Nuri hanya tidak mau ada penduduk kampung yang melihatnya diantar oleh cowok, apalagi laki-laki itu adalah Dewa, bisa jadi bahan gosip ibu-ibu sekampung dia.

*****

Episodes
1 BERUSAHA MENDAPATKAN SIK HITAM MANIS
2 MENJEMPUT NURI
3 PULANG TERLAMBAT
4 MENIKAH
5 RUMAH BARU
6 JUNDI
7 NGAMBEK
8 TIDAK MASUK KULIAH
9 MENJENGUK NURI
10 HADIAH DARI IMEL
11 KETAHUAN BOHONG
12 NYUEKIN NURI
13 DEWA PULANG
14 INSIDEN DIKAMAR MANDI
15 KEFIKIRAN
16 KE PESTA
17 PESTA
18 NIAT JAHAT JUNDI
19 KAKAK KHILAF
20 SARAN DARI DENI
21 HADIAH UNTUK NURI
22 MEMBERI PELAJARAN PADA JUNDI
23 NGAMBEK
24 AKU PENGEN BAYI
25 CEMBURU
26 TOPI UNTUK DEWA
27 CINCIN COUPLE
28 ANGEL
29 PULANG TERLAMBAT
30 RENCANA PERGI JALAN-JALAN
31 TEMAN BARU
32 KESEPIAN
33 KHAWATIR
34 AKU TIDAK SELINGKUH.
35 TABRAK LARI
36 HILANG INGATAN
37 PERNYATAAN CINTA ANGEL
38 SAKIT HATI
39 KEISENGAN NURI
40 RENCANA CERAI
41 KE APARTMEN DIANA
42 PULANG DARI RUMAH SAKIT
43 MENGETAHUI KEBENARAN
44 SUAMI GUE DISUKAI WANITA CANTIK
45 KE RUMAHNYA ANGELL
46 AKU MENIKAH DENGAN DEWA KARNA TERPAKSA
47 MABUK
48 MENUNGGU DEWA
49 DEWA SAKIT
50 MENJENGUK DEWA
51 BATAS
52 KHAWATIR
53 PERHATIAN DEWA
54 ADEK CANTIK BANGET
55 ADEK BEBAS JATUH CINTA KEPADA SIAPAPUN
56 TERIMAKASIH TELAH MENCINTAIKU
57 BERTENGKAR
58 KAKAK SELINGKUH
59 NURI
60 MARYAM SEPUPU NURI
61 MENGHADIRI PERNIKAHAN MARYAM
62 BERTENGKAR
63 GALAU
64 KITA PULANG KE RUMAH
65 MENYELSAIKAN MASALAH
66 AKU KANGEN
67 NURI VS ANGELL
68 UNDANGAN MAKAN MALAM
69 NURI DICULIK
70 KAMU HARUS MATI
71 NURI DITEMUKAN
72 HAMIL
Episodes

Updated 72 Episodes

1
BERUSAHA MENDAPATKAN SIK HITAM MANIS
2
MENJEMPUT NURI
3
PULANG TERLAMBAT
4
MENIKAH
5
RUMAH BARU
6
JUNDI
7
NGAMBEK
8
TIDAK MASUK KULIAH
9
MENJENGUK NURI
10
HADIAH DARI IMEL
11
KETAHUAN BOHONG
12
NYUEKIN NURI
13
DEWA PULANG
14
INSIDEN DIKAMAR MANDI
15
KEFIKIRAN
16
KE PESTA
17
PESTA
18
NIAT JAHAT JUNDI
19
KAKAK KHILAF
20
SARAN DARI DENI
21
HADIAH UNTUK NURI
22
MEMBERI PELAJARAN PADA JUNDI
23
NGAMBEK
24
AKU PENGEN BAYI
25
CEMBURU
26
TOPI UNTUK DEWA
27
CINCIN COUPLE
28
ANGEL
29
PULANG TERLAMBAT
30
RENCANA PERGI JALAN-JALAN
31
TEMAN BARU
32
KESEPIAN
33
KHAWATIR
34
AKU TIDAK SELINGKUH.
35
TABRAK LARI
36
HILANG INGATAN
37
PERNYATAAN CINTA ANGEL
38
SAKIT HATI
39
KEISENGAN NURI
40
RENCANA CERAI
41
KE APARTMEN DIANA
42
PULANG DARI RUMAH SAKIT
43
MENGETAHUI KEBENARAN
44
SUAMI GUE DISUKAI WANITA CANTIK
45
KE RUMAHNYA ANGELL
46
AKU MENIKAH DENGAN DEWA KARNA TERPAKSA
47
MABUK
48
MENUNGGU DEWA
49
DEWA SAKIT
50
MENJENGUK DEWA
51
BATAS
52
KHAWATIR
53
PERHATIAN DEWA
54
ADEK CANTIK BANGET
55
ADEK BEBAS JATUH CINTA KEPADA SIAPAPUN
56
TERIMAKASIH TELAH MENCINTAIKU
57
BERTENGKAR
58
KAKAK SELINGKUH
59
NURI
60
MARYAM SEPUPU NURI
61
MENGHADIRI PERNIKAHAN MARYAM
62
BERTENGKAR
63
GALAU
64
KITA PULANG KE RUMAH
65
MENYELSAIKAN MASALAH
66
AKU KANGEN
67
NURI VS ANGELL
68
UNDANGAN MAKAN MALAM
69
NURI DICULIK
70
KAMU HARUS MATI
71
NURI DITEMUKAN
72
HAMIL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!