Paula dibaringkan di kamarnya dengan bantuan suaminya. Delta meskipun kaku dan selalu menghujaninya dengan kenyataan pahit. Dia masih mau menggendong Paula sampai ke kamarnya di lantai 2.
"Terimakasih." Kata Paula pelan dan sangat samar, tapi meski begitu Delta masih bisa mendengarnya.
"Istirahatlah." Delta lalu memanggil pelayan untuk memantau kondisi Paula.
Delta tahu betul, saat menikahi Paula, istrinya akan mengalami banyak cobaan sebagai pasangannya. Tapi Delta tak pernah menduga kalau Paula sampai meminum racun dan tak sadarkan diri.
Delta memanggil Gery sang kepala pelayan. "Apa kerjaan tidak pecus?" Kali ini pasrah dimarahi Delta.
Gery yang sudah mengabdi di keluarga Duke Grovan selama 33 tahun itu juga merasa bersalah dengan Paula. Dibanding semua gadis yang pernah menyukai Duke Delta, Putri Bella adalah orang yang paling berbahaya dan Gery tidak bilang untuk memperingatkannya.
Sekejamnya Delta, dia masih tidak mau ada orang yang meninggal karena dirinya.
Karena melihat Gery yang sudah tua dan melihat pengabdiannya, Delta akhirnya memilih untuk memperingatkannya saja. "Jangan kau ulang perbuatan bodohmu itu!"
Delta lalu keruang kerjanya dan minum minuman keras untuk menenangkan dirinya.
Berita mengenai Duchess Grovan yang diracun sampai juga di telinga Count Fide. Dia bergegas pergi ke mansion Duke yang jaraknya satu setengah jam dari kediamannya. Seakan semua kemalanhan menimpa dirinya. Anaknya, Petra belum juga pulang setelah pertengkaran yang mereka lakukan kemarin.
Sampai di mansion, Count Fide langsung dibawa ke kamar Paula. Dia tidak disambut langsung oleh Duke Delta karena dia sedang mabuk diruang kerjanya.
"Paula..." panggil Count Fide.
"Ayah..." Paula tersenyum lemah. Dia padahal tidak ingin menunjukkan sisinya yang seperti ini kepada Ayahnya. Tapi mau bagaimana lagi.
Count Fide tampak berkaca kaca ingin menangis. Seumur hidup, baru kali ini Dia melihat Paula terbaring lemah di kasur. Paula adalah anak yang tangguh dan jarang sakit, Ciunt Fide selalu mensyukuri hal tersebut. Tapi sekalinya sakit yang parah kenapa harus diracun, yang mana hal tersebut mengancam nyawanya.
"Ap yang sakit Nak..."
"Aku baik baik saja..."
Count Fide yang sudah sedih dari rumah tak menutupi raut wajahnya yang bertambah keributan setiap harinya. Tadinya dia ingin menceritakan soal Kakaknya Petra yang tak pulang-pulang. Tapi melihat kondisi Paula yang terbaring lemas, Count Fide mengurungkan niatnya.
Count Fide bersyukur suaminya sudah mengurus segalanya. Berdasarkan cerita Gery si kepala pelayan, Duke Delta juga sibuk mengusut kasus yang menimpa istrinya. Jadi Count paham kalau menantunya sibuk dan tak menemaninya.
"Apakah Duke tidak datang melihatmu?" Tetap saja Count penasaran dengan hubungan keduanya.
Paula menggelang lemah, "Dia dengan sabar menungguku sejak di istana dan baru pergi barusan." Kata‐kata Paula menenangkan Count.
"Syukurlah... dia pasti sibuk. Jadi Paula kau harus lekas sembuh dan sehat. Jangan membuat banyak pikiran Duke."
Paula tersenyum. Ayahnya sangat menghormati menantunya yang tampan dan penuh perhatian di matanya.
"Ayah sudah melihatmu, jadi Ayah akan langsung pamit pulang."
"Ayah tak menginap saja?"
Count Fide menggeleng. "Ah, kakak pasti akan mencari Ayah karena khawatir."
Seketika raut wajah Count Fide berubah. 'Seandainya kamu tahu Paula. Kakakmu pergi dari rumah dan belum kembali,' batinnya.
"Ya sudah kalau begitu, Ayah pergi ya."
"Hati-hati Ayah, maaf tidak bisa mengantar."
Count Fide akhirnya pulang dengan hati tak karuan. Dia masih memikirkan anaknya Petra yang tak kunjung pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
yenni
sedih dengan keluarga Paula, mereka orang" baik, keluarga ini jangan dibuat hancur yach... 🙏🙏
2023-09-29
0
elvie
sebagai ortu pasti ngerasa bersalah sama Paula,....semoga ja kakaknya yang laki-laki bner sukses.....
2023-04-21
2