Kill & Love

Kill & Love

1: Pergilah!!

Semua orang yang berada di dalam ruangan itu terlonjak kaget karena ulah seorang pria berdarah China bernama Luhan. Luhan menggebrak meja di depannya dan menatap tajam sosok gadis berparas barbie yang duduk diantara pria berkulit seputih susu dan berwajah kebarat-baratan.

Bukannya merasa takut dengan tatapan membunuh yang ditunjukkan oleh Luhan, gadis cantik itu mengangkat wajahnya dan membalas tatapan tajam Luhan dengan pandangan menantang. "Apa lagi sekarang?" tanya gadis itu dengan nada membekukan.

"Puas kau sekarang? Puas setelah menghancurkan semuanya? Semua rencana yang sudah kita susun dengan matang kini semua hancur karna dirimu, Jung!!" bentak Luhan dengan nada meninggi.

Merasa tidak terima atas apa yang Luhan katakan padanya, gadis dalam balutan jeans hitam, blus hitam berenda yang tersembunyi apik dibalik jaket kulit yang membingkai pas tubuh rampingnya itu berdiri, posisinya dan Luhan kini saling berhadapan.

"Selalu saja aku yang salah, apa aku seburuk itu di matamu? Aku tau jika sejak awal kau memang tidak pernah menyukaiku, jika kau memang tidak ingin aku menjadi salah satu bagian dari timmu, sebaiknya katakan saja. Dan aku akan pergi!"

"Baguslah, jadi kau ingin pergi? Pergilah, lagi pula siapa yang mengharapkan kehadiranmu? Bukannya membantu, kau selalu menyusahkan kami bertiga. Dan ingatlah, jika bukan karena diriku, kau sudah menjadi tulang belulang sejak 1 tahun yang lalu. Dimana rasa terima kasihmu, dasar gadis tidak tau diri," tutur Luhan dengan nada terlewat datar.

Gadis itu mengepalkan kedua tangannya dan menatap Luhan dengan mata berkaca-kaca."Kau..." Dia menunjuk tepat di depan wajah Luhan, gadis itu benar-benar kesal pada pemuda bertatto itu "Kau sangat menyebalkan, Luhan. Aku membencimu!" teriak Jessica.

Dia berlari meninggalkan rumah yang selama hampir 1 tahun Ia tempati bersama Luhan, Dio dan L, sejak ia terusir dari rumahnya karena ulah Ibu dan kakak tirinya. Luhan menemukan Jessica terkapar dipinggir jalan dalam keadaan tidak sadarkan diri, tubuhnya bersimbah darah yang berasal dari luka tusuk diperutnya.

Ditengah langkahnya, Jessica menghubungi terlihat seseorang "Bian, jemput aku di Namsan, aku akan menunggumu di sana," Jessica memutuskan sambungan telfonnya dan semakin mempercepat langkahnya, bahkan Jessica tidak menghiraukan teriakan Dio yang menyusul dibelakangnya.

"Nunna, tunggu...." teriak Dio.

"Lu, kenapa kau malah mengusirnya?" tanya L yang hanya disikapi tatapan datar oleh laki-laki itu. "Bagaimana jika terjadi hal buruk padanya? Apa kau tidak merasa kasihan pada gadis itu? Dia sudah tidak memiliki tempat tinggal lagi, jika dia pergi lalu dimana dia harus tinggal."

"Itu bukan urusanku, jika kau ingin mencarinya, cari saja sendiri dan jangan pernah melibatkan ku!" ujar Luhan dan berlalu begitu saja.

L terlonjak kaget karena suara bantingan pintu. Pria berdarah China-Canada itu mendesah berat, tidak ingin ada hal buruk menimpa Jessica, segera L mengejar gadis itu.

Bukan rahasia baru lagi jika Luhan dan Jessica memiliki hubungan yang kurang baik. Hampir setiap hari mereka terlibat pertengkaran dan tidak jarang Luhan membuat Jessica menangis karena kesal padanya.

Luhan selalu bersikap kurang baik dan tidak bersahabat pada Jessica, karena dimatanya semua wanita itu sama saja, rasa sakit dan penghianatan yang pernah di alami Luhan saat masih anak-anak membuatnya menjadi sangat membenci mahluk yang disebut wanita. Dan itulah kenapa ia bersikap kurang baik pada Jessica, dan mungkin semua wanita yang ada diluar sana.

Saat usianya menginjak 13 tahun, Ibunya meninggalkan dirinya dan ayahnya yang sedang sakit parah kemudian menikah dengan seorang pengusaha.

Saat usia Luhan 14 tahun, ayahnya meninggal dan sejak saat itu Luhan diasuh dan dibesarkan oleh nenek dan kakeknya. Namun selang dua tahun nenek dan kakek Luhan menjadi korban tabrak lari kemudian meninggal ditempat.

Dan sejak saat itu Luhan menjadi sebatang kara, kerasnya hidup mengubah pribadi Luhan, tidak ada lagi sosok Luhan yang hangat dan penuh kasih sayang. Dia menjadi sosok yang dingin dan tertutup.

.......

.......

Luhan mengendarai motor sportnya menuju jalan raya. Motor besar itu menyalip beberapa kendaran yang melaju tepat didepannya, tak jarang Luhan hampir bertabrakan dengan kendaraan lain. Luhan mengendarai motor sportnya dengan sangat ugal-ugalan.

Pertengkarannya dengan Jessica membuat kemarahan Luhan memuncak dan melampiaskannya dengan ugal-ugalan di jalan raya. Mata berlensa abu-abunya membulat saat melihat seorang gadis menyebrang dengan sangat tiba-tiba dan....

Luhan mengerem dengan tiba-tiba sebelum ban depannya menyentuh kaki gadis yang sedang bersimpuh di aspal dengan tubuh gemetar. Dengan emosi yang berapi-api, Luhan turun dari motor besarnya dan menghampiri gadis itu

"Yakkkk.... gadis sialan, apa kau sudah bosan hidup, eo?!" bentak Luhan penuh emosi.

Sontak saja gadis itu mengangkat wajahnya, mata mereka sama-sama terbelalak. "Kau!!" mereka berseru nyaris bersamaan.

Jessica mendengus kasar, bertemu dengan Luhan setelah pertengkarannya membuat moodnya semakin memburuk. Tanpa menghiraukan Luhan yang menatapnya tajam, Jessica segera bangkit dan melewatinya begitu saja sampai cengkraman pada pergelangan tangannya menghentikan langkah gadis itu.

"Naiklah, aku akan membawamu pulang. L dan Dio sangat mencemaskan mu," ujarnya dingin.

Jessica menyentak tangan Luhan dengan kasar. "Aku tidak butuh kebaikan palsu mu," kata Jessica tidak bersahabat dan tidak kalah dingin dari Luhan.

Diwaktu yang nyaris bersamaan, sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan Jessica dan tak lama setelahnya, sosok pemuda bertubuh jangkung turun dan menghampiri gadis itu .

"Bian, bisakah kita pergi sekarang?" ucap Jessica yang segera masuk kedalam mobil Bian.

Sejenak, pemuda jangkung itu menghentikan langkahnya kemudian membungkuk singkat pada Luhan dan masuk kembali ke dalam mobilnya yang kini dikemudikan oleh Jessica. Dan dalam hitungan detik, mobil sport mewah itu melesat jauh meninggalkan Luhan seorang diri.

"Aaarrrkkkhhhh, benar-benar gadis merepotkan!!,"

Luhan menggeram sambil membanting helm miliknya hingga terbelah menjadi dua dan kaca bagian depannya hancur menjadi kepingan-kepingan kecil. Pemuda itu mengacak rambutnya kasar

"Semua wanita memang sama saja, sama-sama merepotkan!" geram Luhan dan segera menaiki kembali motor besarnya, Luhan tidak ingin memikirkan Jessica karena menurutnya itu sama sekali tidak penting untuknya.

.......

.......

Jessica menghentikan mobil di depan salah satu club malam yang cukup ternama di kota Seoul. Mungkin sedikit minum akan membuat pikirannya lebih tenang. Jessica merasa pening setelah bertengkar hebat dengan Luhan, ia membutuhkan pelampiasan.

Dengan santai Jessica memasuki club itu dan kedatangannya segera disambut oleh lantunan music disco yang menghentak keras, lampu warna-warni membuat kepala Bian terasa berputar-putar, ia merasa pusing, wajar karena Bian memang jarang sekali mendatangi tempat semacam ini.

Mereka berjalan melewati pasangan yang sedang melakukan percintaan bebas, Bian merasa risih dan bulu kuduknya sedikit berdiri. 'Tempat ini sangat horor,' gumam Bian membatin.

Bian mencengkram lengan Jessica, ia merasa tidak nyaman berada di club itu "Sica, untuk apa kita datang ketempat ini? Kita pulang," rengek Bian memohon. Alih-alih menuruti keinginan Bian, Jessica berjalan menuju bar stool dan duduk nyaman di sana, hingga tidak ada pilihan bagi Bian selain menuruti gadis itu.

"Buatkan cocktail untukku, dan orange jus untuk dia." seru Jessica pada sang bartender.

"Oke,"

'Baguslah, jadi kau ingin pergi? Pergilah, memangnya siapa yang mengharapkan kehadiranmu? Bukannya membantu kau selalu merepotkanku,' kata-kata itu terus terngiang ditelinga Jessica, gadis itu tidak habis pikir dengan pemuda bermarga Han itu.

Ia tidak pernah tau apa kesalahannya hingga Luhan begitu membencinya, 1 tahun tinggal satu atap dengan dia, belum pernah sekali pun Luhan bersikap baik dan ramah padanya. Luhan selalu bersikap dingin dan kurang bersahabat, meskipun Jessica selalu bersikap baik padanya.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Nona Bucin 18294

Nona Bucin 18294

assalamualaikum kak aku hadir salken dari aku bukan wanita sempurna

2023-04-04

0

Ririn ismawati

Ririn ismawati

hadir

2023-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!