Di Ujung Penghianatan

Di Ujung Penghianatan

Pahitnya Penghianatan

Novel ini menggunakan sudut pandang POV 1 (Tia) sehingga semua cerita diambil dari sudut pandang Mutia. Yah, bisa dibilang di sini Tia yang sedang bercerita dengan lingkungan sekitar mereka.

Aku termenung, dan tertawa getir ketika baru saja membaca selembar surat undangan di tanganku. Terpampang jelas nama yang sangat aku kenal. Eka Yuda Saputra. Ada berapa orang yang namanya Eka Yuda Saputra di kantor tempatku bekerja? Tidak ada lagi, selain Yuda pacarku. Ah salah, tepatnya mulai detik ini sudah menjadi mantan pacar meskipun tanpa adanya ucapan resmi perpisahan.

Kembali aku tertawa getir ketika nama yang ada di bawahnya Fany. Oh, betapa bodohnya diri ini, selama ini ternyata laki-laki yang hingga malam tadi masih bertukar kabar denganku nyatanya dia juga menjalin kasih dengan atasannya. Aku tidak akan merasa sakit sesakit ini kalau Yuda bukan kekasih dari jaman sekolah menengah atas. Nyatanya empat tahun berpacaran belum juga aku bisa tahu bagaimana sikap asli Yuda.

Apalagi kalau aku ingat bagaimana perjuangan kami bisa sampai ke Ibukota untuk mengadu nasib, banyak sekali yang sudah aku korbankan hingga uangku yang sering laki-laki itu pinjam dengan alasan untuk makan dan lain sebagainya. Nyatanya tidak bisa membuat dia setia. Justru laki-laki itu torehkan luka yang sangat dalam di hatiku.

Yuda Saputra laki-laki yang aku kenal baik, penyayang dan juga perhatian nyatanya dia adalah orang yang dengan tega membuatku terluka, sakit tidak berdarah hingga aku bingung harus berbuat apa.

“Lu yakin Tia, mau datang ke pernikahan Yuda dan tante-tante itu?” tanya temanku satu profesi, sebut saja namanya Misi.

“Yakin atuh, lagian gue pengin nunjukin kalau gue itu baik-baik saja tanpa tuh cowok gatel. Diem-diem ternyata menghanyutkan. Main sama tante-tante jadi bunting kan.” Aku berseloroh seolah aku sudah ikhlas. Namun, nyatanya ikhlas itu tidak semudah itu tetap saja hatiku ngilu. Bibir memang tersenyum, tetapi dalam hati menangis.

“Gue takut nanti malah Lu dapat omongan yang aneh-aneh,” balas temanku yang lainya yang sering kami panggil Tulip. Yah, meskipun Yuda berkhianat nyatanya aku tidak harus bersedih terlalu dalam. Teman-temanku super perhatian.

“Tenang saja, gue nggak akan nanggepin kok. Jujur yah niat gue datang itu cuma mau numpang makan gratis. Gue datang untuk kondangan juga nggak lah. Rugi banget kondangan. Duit gue aja banyak di cowok itu. Paling gue akan isi amplop dengan rincian uang-uang gue yang kadang dia pinjam tanpa kembali. Pokoknya gue sekarang jadi orang paling pelit sedunia. Datang cuma mau numpang makan dan bawa buat bekal makan di kontrakan,” kelakar ku. Hingga teman-temanku yang tahu kalau aku orangnya lucu, imut dan sedikit ngeselin pun tertawa dengan renyah. Ya setidaknya sakit hatiku sedikit terhibur dengan diriku sendiri.

“Lagian gue heran banget sama lu, udah tau tuh laki-laki tukang pinjam duit bin pelit dan perhitungan. Lu masih mau aja sih empat tahun ujungnya disakitin kalau gue udah gue kirim buhul santet tuh laki-laki,” dengus Misi yang wanita yang berprofesi sebagai OG (Office Girl) sama dengan aku sedikit mewakilkan perasaan kehancuran hati ini.

Hehehe... aku tertawa renyah dengan kelakuan Misi, karena, meskipun aku yang dikhianati oleh Yuda nyatanya teman-teman aku pun seolah mereka merasakan sakit yang aku rasakan.

“Tia emang lu nggak curiga gitu sama Yuda, masa sih bisa selingkuh sampai ceweknya bunting, dan sampai mau nikah lu nggak tahu, lu benar-benar polos apa be'go sih?” tanya Tulip yang membuat aku justru tertawa renyah dengar pertanyaan teman aku yang satu ini.

“Kayaknya karena gue be'go deh Lip, gue itu terlalu bucin, percaya banget sama Yuda, sampai apa yang dia katakan selalu gue iyain karena gue pikir. Kita udah saling kenal sejak sekolah, berangkat merantau ke Jakarta bareng, udah gitu orang tua kita udah saling kenal. Nggak mungkin dong Yuda bakal cari cewek lain. Tapi nyatanya kepercayaan gue malah disalah artikan. Nyeseknya itu di situ, gue percaya banget sama dia, tapi malah dia main belakang sama Bu Fany atasannya.”

“Berati udah lama yah si Yuda selingkuh sama si tante itu. Enggak nyangka banget sih bisa sampe nggak ada yang curiga.” Misi sebagai sahabat yang baik pun tidak mau ketinggalan ngomporin aku.

“Mungkin karena dari umur mereka cukup jauh, jadi kedekatannya dianggap biasa sebagai atasan dan bawahan. Terus juga kan Yuda ngontraknya deket dengan rumah Bu Fany jadi mungkin kalau malam, abis kencan sama Tia pulangnya ke rumah Bu Fany,” selor Tulip yang langsung di balas toyoran sama Misi.

“Lu kalau ngomong dijaga, biar analisa lu masuk akal, tapi lu tau sohib kita lagi patah hati, nanti kalau berpikir yang macam-macam terus gantung diri, lu mau tanggung jawab,” balas Misi, yang melihat wajah ku langsung berubah. Yah, aku tidak bisa membayangkan betapa bodohnya aku, tidak curiga sama sekali sama Yuda.

Aku tidak bisa membayangkan habis dari kontrak ku laki-laki itu lanjut main dengan Budak Fany.

“Hehe, sorry Tia abis gue gemez sama lu bisa-bisanya baru tahu pacarnya selingkuh sekarang. Dari kemarin kemana ajeh. Ngerem di goa,” imbuh Tulip kembali.

Pokoknya yang dikatakan Tulip itu semuanya bener, gara-gara aku yang terlalu percaya sama Yuda aku benar-benar nggak pernah curiga apa-apa meskipun Yuda jalan sama cewek lain, karena pikiran aku Yuda nggak mungkin berani macem-macem. Karena aku yang hampir nggak pernah mau ke luar rumah pulang kerja hanya di dalam kontrakan nonton TV, baca-baca novel paling melipir ke kontrakan Misi dan Tulip abis itu cari makan. Jadi dimanfaatkan oleh Yuda untuk berpacaran dengan Bu Fany. Ah, sehebat apa pun penyesalanku. Nyatanya kalau pasangan sudah nggak setia pasti akan ada kesempatan untuk mendua, bahkan pasangan yang perhatian dan cantik, kaya dan pandai mengurus pasangan saja, dasarnya gatel tetap aja terjadi perselingkuhan.

Intinya apa pun itu kekuranganku yang menyebabkan Yuda berkhianat dari hubungan kita, ada rasa syukur yang aku rasakan karena aku dijauhkan dari parasit itu saat ini. Meskipun aku merasakan sesak, nggak terima dan masih banyak rasa yang membakar hati ini. Namun, aku yakin Tuhan menyimpan rahasia di balik ini semua. Mungkin Tuhan malah sedang menyiapkan laki-laki yang lebih dari Yuda. Lebih kaya, lebih tampan, lebih setia, dan lebih pengertian....

“Udah-udah jangan bahas si Yuda lagi, kesel bawaannya, intinya kalau memang ada niat untuk selingkuh sebaik apapun gue tetap laki-laki itu cari yang gue nggak bisa berikan. Mendingan bahas konsep gue datang nanti ke pernikahan laki-laki itu. Gue ingin buat dia nyesel, dan satu lagi gue ingin tunjukin sama laki-laki itu kalau gue baik-baik saja. Sorry to say gue nggak akan nangisin laki-laki penghianat kaya dia. Dunia itu luas buat apa buang waktu untuk menangisi laki-laki yang sudah dengan terang-terangan main belakang,” ucapku dengan jari-jari mengunjugi toko online untuk mencari pakaian yang terbaik fersiku.

Pokoknya tidak masalah aku harus mengeluarkan uang tabunganku untuk menunjang penampilanku. Memang tampil cantik itu butuh modal dari pada uangku di pakai oleh laki-laki itu yang nggak tahu digunakan untuk apa lebih baik aku gunakan untuk memenuhi kebutuhanku.

“Nah, gini dong ini namanya bestie. Jangan malah nangis-nangis buang energi karena dikhianati. Ayok gue bantu.” Tulip dan Misi pun dengan semangat membantu memilihkan pakaian terbaik, dan aksesoris serta rekomendasi salon terbaik, dan pemilihan make up nanti yang akan aku pilih, aku tidak ingin tampil wah dari pengantin wanita. Aku hanya ingin tampil lebih baik dari diriku sediri sebelumnya. Karena ku tahu standar cantik setiap orang itu berbeda beda.

Hari-hari pun terus berlalu, aku pun tetap bekerja seperti biasa. Hanya bedanya aku tidak lagi berangkat dan juga pulang bersama dengan Yuda. Aku lebih memilih jalan kaki bersama dengan teman-temanku.

Penghianatan memang di depan mata, tetapi aku selalu bersikap baik-baik saja terutama di depan teman-temanku. Aku tidak ingin ada yang tahu kalau dalam hati ini rasa sakit itu maha dahsyat. Bohong besar kalau aku mengatakan aku baik-baik saja, sedangkan cinta pertamaku sudah berkhianat. Yah Yuda adalah laki-laki pertama yang berhasil mengetuk hati ini. Dia adalah laki-laki yang selama ini tidak pernah menyakiti aku baik dari lisannya maupun dari perbuatanya. Namun siapa sangka sekalinya menyakiti langsung menikam tepat di ulu hati.

Seperti hari biasanya, pulang kerja aku pun pulang bersama dengan Misi dan Tulip. Yah dua wanita itu memang teman satu perjuanganku, bukan hanya itu saja. Kontrakan kami pun masih dalam satu atap hanya bedanya aku di lantai atas dua wanita itu di bawah.

“Lu yakin besok mau datang Tia? Udah siap lihat Yuda bersanding dengan wanita lain?” Kembali Misi yang kayaknya ragu banget kalau aku punya hati sekuat baja. Yah, meskipun kuat hanya di depan mereka, nyatanya kalau sendiri air mata ini tidak bisa dibendung. Selalu saja jadi gadis cengeng yang butuh bahu untuk bersandar. Dan teman untuk menghibur diri, syukur-syukur menggantikan posisi laki-laki itu.

“Astaga Misi, loe harus tanya berapa kali sih soal ini. Yakin gue udah yakin dan fix pake banget kalau gue mau datang. Loe pikir gue mau rugi udah beli baju mahal dan juga bayar salon yang mahal. Udah beli parfum paling wangi, mau gue anggurin ajah di kontrakan? Ya nggak kali. Sayang banget, gue pamerin lah ke Yuda. Nih, gue baik-baik aja meskipun loe berkhianat,” balasku dengan yakin.

“Akhh... gue mah setuju pisan sama kamu Tia, pokoknya jangan kasih dia seneng tunjukin kalau loe itu baik-baik saja dan happy kalau perlu loe pacari tuh laki yang lebih tajir dan buat dia ngenes karena ninggalin berlian demi batu krikil,” balas Tulip, dia memang teman ter the best bin cerdas, idenya sangat keren.

Tunggu-tunggu. Aku langsung menahan dua temanku. “Ide Tulip keren banget. Kayaknya gue harus cari laki-laki yang lebih tajir, lebih ganteng dan pastinya lebih dari segalanya. Biar dia juga tahu kalau aku juga bisa dapat cowok yang lebih. Selama ini aku mau sama dia anggap aja karena kepepet.”

“Nah aku setuju banget, pokoknya aku dukung kamu dapat cowok seperti itu.” Misi tidak kalah paling gancor mendukung usahaku.

“Tapi ngomong-ngomong siapa yah. Yang kaya, ganteng, bos lagi,” ucapku sembari jari telunjuk di ketuk-ketuk ke daguku.

“Pak Gala...” Tulip dan Misi langsung menyebut Pak Galaxi atau lebih sering disebut Pak Gala. Cucu dari pemilik perusahaan tempatku bekerja yang digadang-gadang akan menjadi pewaris utama dari perusahaan sang kakek.

Aku menatap dua temanku yang dengan kompak menyebut Pak Gala, bos dari segala Bos. “Jangan ngawur kalian. Masa pak Gala. Loe berdua tahu kan gue rakyat jelata Pak Gala sultan gue daftar jadi pembantunya wajar, kalau jadi kekasihnya itu namanya halu. Gue harus bikin outline untuk cerita novel itu baru masuk akal,” balasku, meskipun aku dan Pak Gala selama ini akrab, tetapi nggak mungkin juga aku bermimpi jadi kekasihnya, rasanya jiwa tahu diri aku masih bisa dipake. Tapi kalau kemampuan the power of kepepet kenapa nggak di coba.

Kuy lah gas Tia....

Bersambung.....

****************

Selamat datang buat calon pembaca setia, semoga novel ini bisa menghibur yah🙏🏻

Follow IG author: @Onasih_Aenta

Fb : Ci Osyih Onasih Aenta

Terpopuler

Comments

Okta Yumna

Okta Yumna

aku mampir kak .. seru nihh...😁

2023-06-02

1

Windarti08

Windarti08

versiku ya Thor🙏

2023-05-31

1

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum
salken kak Ocy....
nyimak yaah....🤝☺️💪

2023-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Pahitnya Penghianatan
2 Menata Kepingan Hati
3 Diam-Diam Menghanyutkan
4 Semuanya Telah Berakhir
5 Kesedihan Kembali Menyelimuti
6 Keributan karena Fitnah
7 Akibat Keributan
8 Nasi Goreng Ala Miss Tia
9 Gosip Baru
10 Cemburu Buta
11 Hati Kecil Yang Sulit Dimengerti
12 Tuker Pekerjaan
13 Perhatian Dari Pak Bos
14 Keras Kepala
15 Perhatian yang Berlebihan
16 Nikmatnya Punya Teman
17 Menemui Mantan
18 Bos yang Berubah Perhatian
19 Situasi Yang Sulit
20 09 April 2023
21 Keusil Misi
22 Hanya Memancing
23 Berpamitan
24 Dipecat?
25 Momen Terakhir Bersama Sahabat
26 Selamat Tinggal Jakarta
27 Tiba di Kampung Halaman
28 Makan Bersama
29 Merantau Kembali
30 Mommy Bella
31 Keisengan Misi
32 Tia Yang Super Kepo
33 Sesempit Inikah Duniaku?
34 Situasi yang Sulit
35 Masa Lalu Yang Kembali Hadir
36 Mati kutu
37 Kepergok Momy Bela
38 Saling Terbuka
39 Dukungan dari Momy Bela
40 Profesi Baru, Tukang Gombal
41 Tuan Yusuf
42 Lamaran?
43 Isi Batrai
44 Tinggal Terpisah
45 Meraih Restu Ibu
46 Restu Dari Bapak
47 Tukang Gombal
48 Menuju Halal
49 Rasa Sedih Melanda
50 Pasutri Baru
51 Kembali Berpisah
52 Keisengan Mas Bojo
53 Kado Sepesial
54 Suami Yang Romantis
55 Suami yang Pengertian
56 Suami yang Romantis
57 Ujian yang Mulai Menghadang
58 Bukan Situasi yang Diinginkan
59 Mertua Rasa Ibu Kandung
60 Tentu yang Masih Terpaksa
61 Restu dari Kakek
62 Mulai Mendekatkan Diri
63 Sindiran Keras
64 Permintaan Kakek
65 Ingin Mengenang Masa Itu
66 Mertua Terbaik
67 Gengsi Yang Semakin Besar
68 Omelan Bu ReTe
69 Kejujuran Tia
70 Request Misi
71 Mas Suami Yang Manja
72 Sensitif Pake Banget
73 Rasa Malas Melanda
74 Toge Goreng
75 Kabar Gembira
76 Menunggu Reaksi Mas Suami
77 Gagal Romantis
78 Takut Sinar Matahari
79 Ucapan Piter yang Menyakiti Hati
80 Sifat Yang Sangat Berbeda
81 Tamu Tidak di Undang
82 Situasi yang Menegangkan
83 Manfaat Jatuh Cinta
84 Akhirnya Restu Itu Hadir
85 Indahnya Kebersamaan
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Pahitnya Penghianatan
2
Menata Kepingan Hati
3
Diam-Diam Menghanyutkan
4
Semuanya Telah Berakhir
5
Kesedihan Kembali Menyelimuti
6
Keributan karena Fitnah
7
Akibat Keributan
8
Nasi Goreng Ala Miss Tia
9
Gosip Baru
10
Cemburu Buta
11
Hati Kecil Yang Sulit Dimengerti
12
Tuker Pekerjaan
13
Perhatian Dari Pak Bos
14
Keras Kepala
15
Perhatian yang Berlebihan
16
Nikmatnya Punya Teman
17
Menemui Mantan
18
Bos yang Berubah Perhatian
19
Situasi Yang Sulit
20
09 April 2023
21
Keusil Misi
22
Hanya Memancing
23
Berpamitan
24
Dipecat?
25
Momen Terakhir Bersama Sahabat
26
Selamat Tinggal Jakarta
27
Tiba di Kampung Halaman
28
Makan Bersama
29
Merantau Kembali
30
Mommy Bella
31
Keisengan Misi
32
Tia Yang Super Kepo
33
Sesempit Inikah Duniaku?
34
Situasi yang Sulit
35
Masa Lalu Yang Kembali Hadir
36
Mati kutu
37
Kepergok Momy Bela
38
Saling Terbuka
39
Dukungan dari Momy Bela
40
Profesi Baru, Tukang Gombal
41
Tuan Yusuf
42
Lamaran?
43
Isi Batrai
44
Tinggal Terpisah
45
Meraih Restu Ibu
46
Restu Dari Bapak
47
Tukang Gombal
48
Menuju Halal
49
Rasa Sedih Melanda
50
Pasutri Baru
51
Kembali Berpisah
52
Keisengan Mas Bojo
53
Kado Sepesial
54
Suami Yang Romantis
55
Suami yang Pengertian
56
Suami yang Romantis
57
Ujian yang Mulai Menghadang
58
Bukan Situasi yang Diinginkan
59
Mertua Rasa Ibu Kandung
60
Tentu yang Masih Terpaksa
61
Restu dari Kakek
62
Mulai Mendekatkan Diri
63
Sindiran Keras
64
Permintaan Kakek
65
Ingin Mengenang Masa Itu
66
Mertua Terbaik
67
Gengsi Yang Semakin Besar
68
Omelan Bu ReTe
69
Kejujuran Tia
70
Request Misi
71
Mas Suami Yang Manja
72
Sensitif Pake Banget
73
Rasa Malas Melanda
74
Toge Goreng
75
Kabar Gembira
76
Menunggu Reaksi Mas Suami
77
Gagal Romantis
78
Takut Sinar Matahari
79
Ucapan Piter yang Menyakiti Hati
80
Sifat Yang Sangat Berbeda
81
Tamu Tidak di Undang
82
Situasi yang Menegangkan
83
Manfaat Jatuh Cinta
84
Akhirnya Restu Itu Hadir
85
Indahnya Kebersamaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!