Dear Sang Mantan
Aku dengan cepat turun dari atas ranjang, mencari ikat rambut yang semalam aku lemparkan sebelum aku tidur, mengikatnya ke rambutku lalu aku masuk kedalam kamar mandi
"Ya Tuhan....." ucapku terburu karena jam sudah menunjukkan angka enam lewat
Sambil setengah berlari aku menuruni tangga, kemudian berjalan cepat menuju kamar anak-anakku
Mengetuk bahkan setengah menggedor
"Bangun nak... sudah siang, ayo bangun" panggilku cukup kuat
Di depan kamar anak pertamaku tak ada sahutan, aku yakin dia masih terlelap. Tapi aku tak putus asa, aku kembali menggedor bahkan dengan cukup keras
Ada sahutan dari dalam, dan nada suaranya sangat berat
"Bangun nak, sudah jam enam lewat" ucapku lagi
Lalu aku pindah ke kamar di depan kamar anak pertamaku, membangunkan anak keduaku.
Kali ini aku mudah masuk karena kamarnya tidak pernah dikuncinya
"Sayang bangun nak..." ucapku sambil menggerakkan tangannya
Bukannya bangun anak keduaku malah membalikkan badannya membelakangi ku
"Ya Tuhan...." ucapku
Dengan nekad aku angkat badan besarnya, mendudukkannya.
Mata anak keduaku terbuka sedikit tapi jelas sekali kantuk di sana
"Sayang bangun, nanti mobil jemputan sampai, adek belum siap" ucapku
Dengan cepat matanya terbuka, bergegas turun dari atas ranjang lalu berlari kearah kamar mandi
"Mekaaaa...." kembali aku menggedor pintu kamar anak pertamaku
"Nanti mobil jemputan datang kalian belum siap"
"Ya ma...." jawabnya
Pintu kamar terbuka, kulihat matanya masih sangat berat dengan rambut yang sedikit berantakan
Selesai keduanya mandi dan berganti baju seragam tak lama mobil jemputan keduanya datang, lalu kedua anakku berangkat tanpa sarapan, pada mereka aku telah menjanjikan jika nanti aku akan mengantarkan bekal mereka ke sekolah mereka
Jam tujuh lewat belum ada tanda-tanda suamiku akan turun, itu artinya dia belum bangun. Kembali aku naik keatas, berniat membangunkannya
Dan benar saja, suamiku masih betah dalam selimutnya
"Pa, sudah jam tujuh lewat" ucapku
"Apa?!"
Matanya langsung terbuka, selimut yang menutup tubuhnya langsung dilempar dan mengenai aku yang duduk di dekat kakinya
Dengan cepat suamiku turun dari ranjang, langsung berlari masuk kedalam kamar mandi yang ada di kamar ini
Aku hanya tersenyum melihatnya tergopoh-gopoh seperti itu
"Handuk ma" teriak suamiku yang terpaksa menghentikan langkahku yang akan keluar dari dalam kamar
Aku segera mengambil handuk dan mengetuk pintu kamar mandi, tangan suamiku terulur dan aku segera memberikan handuk padanya yang hanya kelihatan tangannya saja
"Siapin baju aku ma!" kembali suamiku berteriak
Aku tak menjawab melainkan segera mengambil baju dan terkaget begitu melihat baju seragamnya belum aku setrika
"Ya Tuhan...." gumamku panik
Dengan cepat aku mengambil seragam suamiku lalu membawanya turun
Segera aku bawa ke teras belakang, tempat menyetrika
"Maaa!!!!" terdengar suara teriakan
"Di belakang" jawabku
"Seragam ku mana?" tanya suamiku yang hanya mengenakan handuk
"Ini lagi disetrika"
"Ya ampun, kamu apa kerja di rumah sampai seragamku saja belum kamu setrika!"
Aku hanya bisa menelan ludah ketika dengan kasar suamiku merebut baju yang sedang aku setrika
"Sana buatkan aku kopi!"
Aku hanya mengangguk dan berjalan masuk, ku dengar suamiku menggerutu sepanjang dia menyetrika seragamnya
"Tahu ini hari senin, pasti ada apel, mengapa membangunkan ku sekarang?, mana seragam belum disetrika" gerutu suamiku kembali sambil mengenakan seragam ke tubuhnya
"Ambil ikat pinggangnya!"
Aku kembali mengangguk dan segera berjalan terburu naik kembali keatas
Kulihat suamiku sedang duduk ngopi sambil menatap handphone
"Sepatunya" ucapnya lagi tanpa mengalihkan perhatiannya dari hp
Aku segera ke rak sepatu dan meletakkan sepatu di dekat kursi yang didudukinya
"Sudah disemir?" tanya suamiku lagi tanpa mengalihkan perhatiannya dari hp
"Sudah" jawabku
"Mau sarapan pa?"
"Tidak, aku bisa telat kekantor kalau sarapan dulu" jawabnya sambil meletakkan hp dan memakai kaus kaki
"Ini nyemir nya kapan?" tanyanya lagi sambil mengangkat sepatu dan melihat sepatunya
"Semalam"
Suamiku lalu meletakkan sepatu kelantai kemudian memasangkan ke kakinya
"Ambil kunci mobil dan tas!"
Aku yang sedang membereskan bekas menyetrika segera melepaskan pekerjaanku lalu kembali naik keatas
Setelah kunci mobil di tangannya, suamiku langsung keluar, berjalan kearah garasi dan memanaskan mesin mobil
Masuk kembali mengambil hpnya yang diletakkannya di atas meja, lalu memasukkan dompet kedalam saku celananya
Aku mengulurkan tanganku ketika suamiku mau keluar rumah
"Beresin rumah, jangan main hp saja kerjanya" ucapnya ketika aku mencium punggung tangannya
Aku hanya tersenyum samar mendengar ucapannya lalu menutup pintu ketika mobil suamiku telah keluar dari halaman
Jam sembilan aku kembali terburu mengisi lunch box anak-anakku, naik kembali ke kamar, mengambil jaket dan kunci motor
Setelahnya aku segera mengeluarkan motor lalu mengantarkan bekal untuk kedua anakku
Ketika sampai di gerbang sekolah, aku menitipkan bekal pada security sekolah yang langsung berjalan menuju kelas anak-anakku
Ketika security itu kembali ke depan gerbang barulah aku pulang.
Ketika sedang tidur siang akibat kelelahan beres-beres aku terjaga karena hp ku berdering
"Ma, transfer uang dulu ya, papa hari ini mendadak dinas luar, atm kosong"
"Loh, kok mendadak?"
"Nggak tahu ini"
"Kapan pulang?"
"Dua hari mungkin".
"Kok mungkin?"
"Ya kan papa belum tahu jadwalnya"
"Oh gitu, lah terus pakaiannya?, apa papa nggak pulang dulu ke rumah?"
"Mama aja ya yang siapin, terus antar ke kantor"
"Loh kok gitu?, malu ah"
"Ya ampun timbang antar ke kantor aja kok nggak mau"
"Bukan nggak mau, tapi malu pa"
"Ya sudahlah, biar papa nggak usah ganti-ganti baju"
Aku menarik nafas panjang ketika suamiku telah keras kepala dan merajuk
"Iya, mau berapa banyak?, baju formal semua apa campur?"
"Nah gitu dong, baju campur, sekitar lima pasang ya"
"He em"
Lalu panggilan berakhir dan aku segera berdiri, berjalan naik ke kamar
Selesai mengisi koper, aku tarik koper tersebut kebawah, lalu ku letakkan di teras
Perlu waktu hampir satu jam untuk sampai di kantor suamiku, dan aku menjalankan motor matic yang saat itu aku gunakan dengan kecepatan sedang
Sampai di depan kantor suamiku, aku segera menghentikan motor dan mengambil hp yang ada dalam saku bajuku, lalu menghubungi suamiku
"Pa aku sudah diluar pagar kantor" ucapku
Setelah mendapat jawaban dari suamiku aku segera memasukkan kembali hp kedalam saku bajuku, turun dari motor dan celingukan melihat ke kanan kiri jalan
"Ma?"
Aku segera menoleh kearah suamiku yang berjalan ke arahku. Segera aku menurunkan koper yang aku letakkan di bagian tengah motor
"Ya ampun, apa kamu tidak punya baju lain selain memakai daster?"
Aku hanya tersenyum mendengar perkataan suamiku, meletakkan koper di sebelahnya berdiri
"Emang apa salahnya sih pa kalau aku pakai daster, kan dilapisi jaket juga?" jawabku santai sambil masih cengengesan
"Kamu itu ke kantor aku ma, aku malu jika teman sekantorku lihat model kamu yang kaya gini"
Aku yang tadi cengengesan langsung menutup mulutku mendengar jawaban menohok suamiku
"Oh gitu ya?, ya sudah aku pulang sekarang, takut jika nanti dilihat teman papa dan papa malu" jawabku cepat sambil segera naik keatas motor
Jujur saja sebenarnya aku sakit hati mendengar jawaban jujur suamiku, walau aku sadari jika ini adalah kesalahanku
Aku yang telah memutar motor segera menghentikan motorku ketika suamiku menahan laju motorku dengan tangannya
"Sudah transfer belum?" tanyanya
"Belum" jawabku
"Kalau begitu transfer sekarang!" ucap suamiku sambil mematikan kontak motorku
Aku menarik nafas panjang lalu menurutinya dengan mengeluarkan hp ku
"Berapa?"
"Tiga juta"
"Hah?, banyak banget" protes ku cepat
"Ya ampun perhitungan banget sih sama suami, nanti tanggal satu papa ganti"
Dengan wajah cemberut aku menuruti perkataan suamiku
"Nih sudah" ucapku tak lama kemudian sambil menunjukkan bukti transfer dari hp ku
"Rif...." teriak sebuah suara
Aku cepat menoleh kearah sumber suara, kulihat ada dua pria yang berdiri tidak jauh dari kami
"Woy cepat, kita sudah mau berangkat"
"Iya" jawab suamiku cepat sambil menarik koper
Aku yang masih berada di atas motor hanya menatap kearah suamiku yang berjalan meninggalkanku
"Itu istri kamu?"
"Bukan, itu pembantu di rumah kami"
DUARRRR!!!!
Bagai petir yang menyambar tepat di atas kepalaku ketika aku mendengar jelas jawaban suamiku ketika temannya bertanya
Aku menunduk kearah daster yang saat ini aku kenakan, lalu kearah kaca spion, berkaca melihat wajahku
"Apa begitu kumalnya penampilanku sampai suamiku sendiri malu mengakui ku istrinya di depan teman-temannya?" batinku tercenung
Kembali aku menoleh kearah kantor dimana suamiku sudah tak terlihat lagi, menarik nafas panjang lalu kembali menghidupkan motor
Sepanjang jalan menuju tempat les kedua anakku, aku berpikir keras. Aku terus-terusan melihat kearah daster yang saat ini ku kenakan dan sesekali melihat pantulan wajahku di spion
Bukan, itu pembantu di rumah kami
Kembali kata-kata suamiku tadi terngiang-ngiang jelas di telingaku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments