Berita Penggerebekan

Setelah melihat nomor hp yang diberikan Mario, aku meletakkan hp di dalam lemari, merebahkan tubuhku mencoba untuk tidur

Karena alarm sudah aku setting, jadi pagi ini aku tidak kesiangan lagi seperti kemarin

Setelah selesai melaksanakan kewajibanku aku segera masuk dapur, masak untuk sarapan dan makan siang kami

Ketika jam enam kurang aku telah membangunkan kedua anakku dan telah pula menyiapkan sarapan untuk mereka

Tak lupa bekal mereka juga telah aku masukkan kedalam tas mereka masing-masing

Ketika dua angkutan jemputan mereka tiba di depan rumah, kedua anakku langsung masuk kedalam masing-masing mobil dengan melambaikan tangan ke arahku

Dan kembali aku memulai rutinitas ku seperti kemarin, berulang-ulang terus setiap hari

Tapi siang ini agak berbeda sedikit, karena banyak paket yang sampai, jadi aku mulai memilah paket-paket tersebut karena akan aku antarkan kepada pemesan

Tepat tengah hari, aku keluar dari dalam rumah dengan membawa kantong kresek cukup besar yang aku letakkan di dekat kakiku, hari ini ada sepuluh pesanan yang harus aku antar, dan aku harus mengantarnya dengan cepat karena satu jam lagi Bobi pulang sekolah

Di jalan pulang aku tersenyum senang karena semua pesanan telah semua aku antar

Aku mendadak menghentikan motorku ketika di depan rumah orang tua Mario, mamanya Mario melambaikan tangan memintaku berhenti

Aku segera turun dari atas motor, mengulurkan tangan pada perempuan paruh baya tersebut dan mencium punggung tangannya

"Ada yang bisa aku bantu buk?"

"Ini Ntan, katanya kamu jualan online ya?"

Aku mengangguk

"Iya buk, ada yang bisa aku bantu?"

"Aduh nggak enak ngomong di jalan, yuk masuk dulu"

Aku jadi sedikit bimbang, karena jam kepulangan Bobi sudah dekat

"Aduh maaf buk, kalau sekarang nggak bisa, soalnya anak kedua aku sebentar lagi pulang sekolah"

Tampak sekali raut kecewa dari wajah mamanya Mario

"Gini aja, ibu mau apa?, nanti aku bantu"

"Ibu itu kepengen ngirim makanan buat Mario, kira-kira kamu bisa bantu ngirim nya nggak?"

Mataku langsung membulat dan aku menelan ludahku

"Mario kan dinasnya jauh buk"

"Iya juga sih"

"Begini aja, nanti aku bantu packing terus aku bantu ngirimnya lewat jasa pengiriman"

"Bisa gitu?"

Aku mengangguk

"Ibu simpen nomor hp aku" ucapku sambil menuliskan nomor hp ku di atas kertas, lalu kertas tersebut aku sobek dan kuberikan pada mamanya Mario

"Makasih ya Ntan"

Aku kembali menganggukkan kepalaku lalu berpamitan pada mamanya Mario

Baru saja aku sampai rumah, hp ku berdering dan aku berfikir kira-kira siapa yang meneleponku melalui messenger

Aku harus menelan ludahku dengan susah payah karena kembali ini adalah panggilan dari Mario

Dengan menarik nafas panjang akhirnya aku menerima panggilannya

"Ya Mario?" sapaku

"Akhirnya kamu angkat juga" terdengar suara lega dari seberang

"Terima kasih ya karena kamu tadi mau berhenti saat mama menyetop kamu"

Aku terkekeh

"Oalah, jadi ibu tadi bilang?"

"Iya, kamu tahu lah mama dari dulu tidak berubah, jika dia kangen sama aku pasti ngirimin makanan kesukaan aku"

Aku tersenyum

"Pa kabar Ntan?"

"Baik, kamu sendiri gimana?"

"Nggak enak ngobrol lewat messenger, bisa kirim nomor What app kamu nggak?"

"Iya sebentar" jawabku

Tanpa menaruh curiga aku segera mengetik nomor hp ku lalu mengirimnya pada Mario

Dan tak sampai dua menit telah ada nomor baru yang masuk, panggilan video

Aku langsung berjalan kebingungan ketika menyadari kekeliruanku mengapa aku dengan mudahnya memberikan nomor hp ku pada Mario

Tapi tak urung panggilan video itu aku terima. Dan jantungku rasanya mau copot ketika tampil wajah Mario

"Hai....." sapanya sumringah

Aku berusaha untuk tersenyum dan bersikap biasa saja

"Kamu kenapa Ntan, kok kayanya gugup gitu?"

"Ah nggak....." jawabku cepat

"Mama sudah hubungin kamu?, tadi kata mama kamu ngasih nomor hp kamu ke mama"

"Belum, mungkin nanti"

Lalu aku kembali harus berusaha meredam degup jantungku yang berdetak tak karuan

"Sudah punya anak berapa kamu Ntan?"

"Dua, kamu?"

"Sama"

Aku tersenyum kaku mendengarnya

"Sudah sekolah semua?"

"Yang pertama, kelas satu SD. Kamu?"

"Kelas tiga dan kelas dua" jawabku lagi

Lalu kami sama-sama diam, dan aku makin bingung mau bicara apa, terlebih karena Mario terus menatapku

"Mario, nanti lagi ya?, mobil yang antar jemput anakku sampai" ucapku karena ada suara klakson di depan

"Aku boleh kan Ntan menghubungi kamu tiap hari?"

Aku menggeleng

"Status kita sudah beda Yo" ucapku sambil melambaikan tangan dan dengan cepat mengakhiri panggilan karena Bobi berteriak di depan pintu

Dan ternyata Mario tidak berubah, masih ngeyel seperti dulu, tiap hari dia menghubungiku dan mengirimiku pesan. Terlebih ketika aku ke rumah mamanya, di sana dia melakukan panggilan video pada sang mama dan seperti sengaja memancing-mancing ku agar aku ikut masuk dalam obrolan mereka

Ketika selesai mem packing paket lauk yang akan dikirimkan mamanya Mario aku segera meminta alamat Mario agar bisa aku tulis di kertas yang akan aku tempel

Aku menghentikan gerakan tanganku ketika aku mendengar alamat yang disebutkan mamanya Mario

"Loh buk, sejak kapan Mario pindah tugas?"

Mama Mario tersenyum

"Sejak lima tahun yang lalu"

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku, karena alamat yang aku tulis jaraknya hanya dua jam dari sini

"Kalau begitu paketnya kita titip travel saja buk, nggak usah lewat jasa pengiriman, kalo lewat travel malah sore ini bisa langsung nyampe ke Mario"

"Ibu sih nurut mana baiknya saja Ntan"

Aku mengangguk lalu menelepon travel yang biasa mengantar pesananku ke daerah yang tak jauh dari tempat Mario dinas

"Travelnya nanti akan kesini bu, sudah aku telepon" ucapku ketika berpamitan

Mamanya Mario mengelus pundakku

"Terima kasih ya Ntan untuk bantuannya, untung ada kamu"

Aku tersenyum dan segera mengambil hp dalam tas ketika benda tersebut berdering

"Ya pa?" jawabku karena itu suamiku yang menelepon

"Ma, papa masih sekitar tiga hari disini, masih ada uang kan?"

Aku memejamkan sebentar mataku

"Mau berapa?"

"Dua juta aja ma"

"Iya, tunggu aja" jawabku pelan

Aku kembali tersenyum kearah mamanya Mario lalu panggilan telepon berakhir dan aku langsung berpamitan pulang

Sampai di rumah aku kembali menimbang-nimbang antara mengirimi suamiku uang atau tidak, karena dia baru pergi tiga hari, masa uang tiga juta kemarin sudah habis?"

Kembali lamunanku buyar ketika kembali hp ku berdering

"Ma kok belum transfer?"

Aku menarik nafas panjang

"Maaf pa, saldo mama abis buat belanja, maaf ya...." alasanku

Karena jujur saja aku benar-benar curiga kali ini. Dan benar, aku langsung mendapatkan makian dari suamiku

Dan aku hanya memejamkan mataku saja mendengarnya yang memaki-makiku

"Masa uang kemarin sudah habis pa?"

"Keperluan kan banyak, ya jelas habis lah, kamu saja yang nggak tahu"

Aku melengos sambil mendecak mendengarnya yang terus menggerutu. Karena aku tak ingin mendengar gerutu nya, dengan segera aku memutuskan panggilan

Dan hari ini adalah hari terakhir suamiku dinas luar, menurut prediksi dia akan pulang besok

Tapi alangkah shock nya aku ketika melihat berita di tivi, berita tentang penggerebekan tiga orang oknum pegawai negeri yang terciduk sedang melakukan perbuatan mesum di hotel dengan wanita yang bukan pasangan mereka

Degup jantungku kian berdebar kencang ketika kulihat jelas mobil yang biasa terparkir di garasi rumah kami ada dalam tayangan berita tersebut

Dengan cepat aku mencari portal berita online, dan hatiku kian yakin jika salah satu oknum yang digerebek itu adalah suamiku, terlebih dengan disebutkannya instansi tempat ketiga pria tersebut berdinas

"Mas Arif....?" gumamku dengan air mata yang langsung mengalir

Episodes
1 Rutinitas
2 Pertemanan
3 Berita Penggerebekan
4 Nasehat Mama Mertua
5 Paket Kejutan
6 Pulang
7 Nasehat
8 Mario
9 Kukatakan Semua
10 Bukti
11 Pindah Tugas
12 Ke Rumah Mario
13 Status Mario
14 Perempuan Di Pagi Hari
15 Siapa Gadis Itu
16 Kepergok
17 Sidang
18 Dibawa Kekantor Polisi
19 Mario Datang
20 Laporan
21 Permintaan Ayahnya Mirna
22 Niatku
23 Tak Perduli Lagi
24 Sidang
25 Sidang Yang Panjang
26 Sah
27 Harta Gono Gini
28 Keseruan Bersama Mario
29 Membesuk Mas Arif
30 Mas Arif Menikah
31 Permintaan Orang Tua Mario
32 Lamaran
33 Marahnya Mantan Mertuaku
34 Keinginan Mas Arif
35 Ajakan Rujuk
36 Adik-Adik Mario
37 Ucapan Raisa dan Tasya
38 Penolakan
39 Sinisnya Adik Mario
40 Pendapat Tasya dan Raisa
41 Ghosting
42 Menemui Tasya dan Raisa
43 Marahnya Mario
44 Kerumah Tasya dan Raisa
45 Mario Datang
46 Menjelaskan Pada Orang Tua Mario
47 Skakmat Untuk Raisa dan Tasya
48 Datangnya Mantan Mertuaku
49 Kesal
50 Aku Ikuti Cara Kamu
51 Menemui Mas Arif
52 Keputusan Ku
53 Ini Berat, Tapi Harus
54 Beri Aku Kesempatan
55 Peluang
56 Nasihat Pak Uki
57 Keluar Dari Rumah
58 Terbang ke Ibukota
59 Keseruan Bersama Pak Uki
60 Misi Dimulai
61 Mencari Peluang
62 Usaha Baru
63 Launching
64 Tamu Di Pagi Hari
65 Uang Mas Arif
66 Ibrahim Mengamuk
67 Meminta Penjelasan Tasya
68 Mimpi Yang Hancur
69 Kecewa
70 Kedatangan Orang Special
71 Kerinduan Dimata Kami
72 Sedih
73 Berusaha Ikhlas
74 Doa Di Jabal Rahmah
75 Childish
76 Bertengkar
77 Berulah Lagi
78 Harga Diri
79 Permintaan Maaf
80 Maafkan Aku Anggun
81 Tamu Tak Diundang
82 Kedua Anakku Rindu Dengan Mario
83 Mario Datang
84 Kebahagiaan Kedua Anakku
85 Aku merindukanmu Mario
86 Melamar (Lagi)
87 Yes, I do
88 Berkas
89 Sepertinya Dia Cemburu
90 Skakmat Dari Meka
91 Berusaha Menyadarkan Mas Arif
92 CEMBURU BUTA
93 KITA HARUS BICARA!!!!
94 Perkelahian Terus Berlanjut
95 NIKAH DINAS
96 Apa Lagi Ini Ya Rabb
97 Penyesalan
98 Pelajaran
99 Maaf, Aku Tak Bisa
100 Maafkan Kami Kak
101 Karena Aku??
102 Sah
103 Tamu Tak Diundang
104 Di Penjara Lagi
105 Area 21+
106 Tersudut
107 Perjanjian
108 Honeymoon
109 Happy All Day
110 Darah Itu Kental
111 Damai
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rutinitas
2
Pertemanan
3
Berita Penggerebekan
4
Nasehat Mama Mertua
5
Paket Kejutan
6
Pulang
7
Nasehat
8
Mario
9
Kukatakan Semua
10
Bukti
11
Pindah Tugas
12
Ke Rumah Mario
13
Status Mario
14
Perempuan Di Pagi Hari
15
Siapa Gadis Itu
16
Kepergok
17
Sidang
18
Dibawa Kekantor Polisi
19
Mario Datang
20
Laporan
21
Permintaan Ayahnya Mirna
22
Niatku
23
Tak Perduli Lagi
24
Sidang
25
Sidang Yang Panjang
26
Sah
27
Harta Gono Gini
28
Keseruan Bersama Mario
29
Membesuk Mas Arif
30
Mas Arif Menikah
31
Permintaan Orang Tua Mario
32
Lamaran
33
Marahnya Mantan Mertuaku
34
Keinginan Mas Arif
35
Ajakan Rujuk
36
Adik-Adik Mario
37
Ucapan Raisa dan Tasya
38
Penolakan
39
Sinisnya Adik Mario
40
Pendapat Tasya dan Raisa
41
Ghosting
42
Menemui Tasya dan Raisa
43
Marahnya Mario
44
Kerumah Tasya dan Raisa
45
Mario Datang
46
Menjelaskan Pada Orang Tua Mario
47
Skakmat Untuk Raisa dan Tasya
48
Datangnya Mantan Mertuaku
49
Kesal
50
Aku Ikuti Cara Kamu
51
Menemui Mas Arif
52
Keputusan Ku
53
Ini Berat, Tapi Harus
54
Beri Aku Kesempatan
55
Peluang
56
Nasihat Pak Uki
57
Keluar Dari Rumah
58
Terbang ke Ibukota
59
Keseruan Bersama Pak Uki
60
Misi Dimulai
61
Mencari Peluang
62
Usaha Baru
63
Launching
64
Tamu Di Pagi Hari
65
Uang Mas Arif
66
Ibrahim Mengamuk
67
Meminta Penjelasan Tasya
68
Mimpi Yang Hancur
69
Kecewa
70
Kedatangan Orang Special
71
Kerinduan Dimata Kami
72
Sedih
73
Berusaha Ikhlas
74
Doa Di Jabal Rahmah
75
Childish
76
Bertengkar
77
Berulah Lagi
78
Harga Diri
79
Permintaan Maaf
80
Maafkan Aku Anggun
81
Tamu Tak Diundang
82
Kedua Anakku Rindu Dengan Mario
83
Mario Datang
84
Kebahagiaan Kedua Anakku
85
Aku merindukanmu Mario
86
Melamar (Lagi)
87
Yes, I do
88
Berkas
89
Sepertinya Dia Cemburu
90
Skakmat Dari Meka
91
Berusaha Menyadarkan Mas Arif
92
CEMBURU BUTA
93
KITA HARUS BICARA!!!!
94
Perkelahian Terus Berlanjut
95
NIKAH DINAS
96
Apa Lagi Ini Ya Rabb
97
Penyesalan
98
Pelajaran
99
Maaf, Aku Tak Bisa
100
Maafkan Kami Kak
101
Karena Aku??
102
Sah
103
Tamu Tak Diundang
104
Di Penjara Lagi
105
Area 21+
106
Tersudut
107
Perjanjian
108
Honeymoon
109
Happy All Day
110
Darah Itu Kental
111
Damai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!