Nasehat Mama Mertua

Tubuhku bergetar karena aku menahan teriakan kencang yang siap keluar dari mulutku

Sesak, marah, kecewa, sakit hati semuanya campur aduk menjadi satu. Sakitnya hatiku sudah tak terperi lagi, air mataku telah berhamburan keluar

Dan aku yang terus menahan teriakan hanya mampu memeluk lututku dan menyembunyikan wajahku di antara lututku dan menangis sesenggukan

Hp ku sudah sejak tadi berdering, dan aku tidak menghiraukannya. Aku terus saja menangis tanpa memperdulikan banyaknya panggilan masuk dan banyaknya pesan yang ku terima

Saking tak kuatnya aku mendapati kenyataan, aku berlari naik ke kamar, mengunci diriku lalu berteriak sekencang-kencangnya di dalam bantal

Tivi yang aku tinggalkan masih terus menyala dan sekarang telah berganti dengan Meka dan Bobi yang menonton kartun favorit mereka

Suara ketukan di depan pintu dari Meka beberapa jam berikutnya tidak aku jawab, aku masih saja terus menangis

Kamarku telah berantakan karena aku melemparkan semua bantal, sprei dan selimut ke lantai

Hingga suara panggilan di depan pintu berubah menjadi suara mama mertuaku

"Intan, buka nak, ini mama"

Aku masih tak menjawab, aku makin menangis begitu mengetahui jika yang berdiri di luar saat ini adalah mama mertuaku

"Intan sayang, kita perlu bicara nak...." kembali terdengar suara bujukan beliau

Aku masih bergeming hanya air mataku yang terus mengalir deras. Entah sudah berapa jam aku menangis, karena saat ini kulihat di luar jendela, hari sudah gelap

"Mama?, mama kenapa ma?" terdengar suara serak dari Meka dan Bobi

Mendengar suara serak mereka, hatiku kian hancur dan aku kembali menangis tertahan

"Kak, buka pintunya, jika tidak pintu ini aku dobrak!!!" terdengar jelas olehku teriakan panik dari adik bungsuku

Lalu terdengar gedoran berkali-kali dan suara teriakan panik di depan pintu, bahkan sekarang aku mendengar bagaimana Meka dan Bobbi menangis kencang

"Nak, buka nak pintunya...."

Aku segera bangkit karena mendengar suara ibuku, kubuka pintu dan ibuku langsung mendekap ku begitu wajahku muncul

Meka dan Bobbi ikut menubruk ku. Adikku masuk, begitu juga mama mertuaku

Saudara iparku dan adikku merapihkan kamarku yang berantakan seperti kapal pecah, sementara aku yang masih didekap ibuku hanya bisa menangis dalam diam

Lalu ibuku membawaku turun dan mendudukkan ku di kursi, mama mertuaku langsung duduk di sebelahku mendekap ku dan menangis

Tatapanku kosong dan aku tak bereaksi ketika beliau menangis sambil mendekap ku

"Ini ujian buat kalian nak, kamu yang tabah ya, yang sabar...." ucap mama mertua ku lagi

Dan aku masih seperti tadi, tak bereaksi selain terus menangis dalam diam

"Mama kenapa ma?" tanya Meka

Aku mengulurkan tanganku kearah kedua anakku yang berdiri di depanku, mendekap mereka dengan erat sambil menangis terisak

"Mama kenapa?" Meka masih menuntut jawabanku

Aku menggeleng

"Meka tidur sama adek dulu ya?"

Bobbi menggeleng

"Nggak mau, maunya ditepok-tepok mama dulu"

"Sama nenek ya?"

Bobbi masih menggeleng ketika ibuku membujuknya

"Sini sama Om" ucap adikku yang langsung menggendong Bobbi

"Meka sama nenek, ya?"

Meka mengangguk lalu menurut ketika tangannya digandeng ibuku.

Kini diruang keluarga ini tinggal aku, mama dan papa mertuaku, ayahku dan saudari iparku yang bernama Sari

"Bagaimana ceritanya yang sebenarnya Ntan?" tanya ayahku

Aku menggeleng

"Kok Arief bisa digerebek di luar daerah itu bagaimana bisa?" mbak Sari bersuara

Aku yang masih shock tak menjawab pertanyaan mereka

"Sejak kapan Arif pergi?" tanya papa mertuaku

"Sejak Senin sore" jawabku singkat

"Kok kamu tidak nanya dia pergi kemana?" kembali mbak Sari bertanya

"Dia bilang dinas luar" masih aku menjawab singkat

Kudengar mereka semua menarik nafas panjang

"Sekarang sudah dapat kabar perkembangan kasusnya?"

Aku menggeleng, dan kembali aku dengar tarikan nafas panjang

"Coba kamu tanya-tanya suami kamu atau siapa saja Sar, kali aja ada yang tahu bagaimana keadaan Arif sekarang?" ucap mama mertuaku pada mbak Sari yang langsung menempelkan hp ke telinganya

Kami dengar dia seperti sedang berbicara pada seseorang, suaminya mungkin

Selesai menelepon Mbak Sari melihat ke arahku

"Arif dan dua temannya di tahan, senin baru bisa dibesuk"

Aku menarik nafas panjang begitupun yang lainnya

"Sekarang apa rencana kamu selanjutnya nak?" tanya ayahku

Aku menggeleng, lalu mama mertua dengan cepat menggenggam tanganku

"Ini ujian, ujian untuk rumah tangga kalian, jika kamu sabar dan tabah menerimanya, kamu akan naik kelas. Ingat nak, Alloh tidak akan menguji umatNya melebihi kemampuan umat tersebut, kita semua sedang diuji oleh Alloh, jika kita ikhlas menerimanya kita akan lulus dan naik kelas"

Aku hanya diam mendengar mama mertuaku menasehati ku, pandanganku masih kosong dan bengong

Hingga malam mereka semua masih berada di rumahku, bahkan mama mertua dan ibuku menginap di rumah kami

...----------------...

Berita tentang penggerebekan suamiku begitu cepat menyebar. Apalagi di sosial media berita tentang penggerebekannya banyak di bagikan ulang oleh banyak akun

Bahkan sampai koran lokal ikut menerbitkan beritanya

Dan aku ketika rombongan mertuaku hendak menemui Arif, suamiku, aku lebih memilih tidak ikut karena aku belum siap bertemu dengannya, jadi merekalah yang berangkat dengan membawa beberapa lembar pakaian suamiku

Dan ketika mereka pulang, mereka langsung mampir ke rumah kami memberikan koper pakaian suamiku

Aku hanya menarik nafas panjang ketika membuka koper pakaian suamiku di kamar, isinya pakaian kotor dan aku juga temukan ada pengaman yang diselipkan diantara tumpukan pakai tersebut

Dan ini semakin meyakinkan ku jika bukan sekali ini suamiku bermain serong di belakangku

Tapi kepada mertua dan ipar ku, aku tidak mengatakan jika aku menemukan pengaman di dalam koper suamiku, aku hanya mengatakan jika isinya semuanya pakaian kotor

Kembali sebelum mereka pulang mama mertua dan iparku menguatkan ku agar aku tabah dan sabar

Dan aku hanya mengangguk dan berusaha tersenyum.

Karena kasus ini, aku jadi malu untuk keluar dari rumah, tiap aku keluar mengantarkan pesanan orang yang belanja online padaku aku selalu merasa jika pandangan orang-orang seperti mencibir padaku, bahkan seperti memandang iba padaku

Dan hari ini kepala kantor tempat suamiku berdinas datang ke rumah ketika jam pulang kantor

Beliau tidak sendiri melainkan datang bersama tiga orang lainnya yang ternyata langsung dari dinas kepegawaian propinsi

Kedatangan mereka yang tanpa pemberitahuan sebelumnya cukup membuatku kaget dan kelabakan karena aku tidak mempunyai apa-apa untuk disuguhkan selain teh hangat

Untunglah mereka bisa memaklumi kondisi psikis ku yang terguncang akibat skandal yang dilakukan suamiku

Dan di sela obrolan ringan selain ingin bersilaturahmi mereka juga menyampaikan jika status suamiku mereka off kan dulu sampai kasus ini selesai

Dan aku kembali harus menelan pil pahit atas perbuatan tercela suamiku

Episodes
1 Rutinitas
2 Pertemanan
3 Berita Penggerebekan
4 Nasehat Mama Mertua
5 Paket Kejutan
6 Pulang
7 Nasehat
8 Mario
9 Kukatakan Semua
10 Bukti
11 Pindah Tugas
12 Ke Rumah Mario
13 Status Mario
14 Perempuan Di Pagi Hari
15 Siapa Gadis Itu
16 Kepergok
17 Sidang
18 Dibawa Kekantor Polisi
19 Mario Datang
20 Laporan
21 Permintaan Ayahnya Mirna
22 Niatku
23 Tak Perduli Lagi
24 Sidang
25 Sidang Yang Panjang
26 Sah
27 Harta Gono Gini
28 Keseruan Bersama Mario
29 Membesuk Mas Arif
30 Mas Arif Menikah
31 Permintaan Orang Tua Mario
32 Lamaran
33 Marahnya Mantan Mertuaku
34 Keinginan Mas Arif
35 Ajakan Rujuk
36 Adik-Adik Mario
37 Ucapan Raisa dan Tasya
38 Penolakan
39 Sinisnya Adik Mario
40 Pendapat Tasya dan Raisa
41 Ghosting
42 Menemui Tasya dan Raisa
43 Marahnya Mario
44 Kerumah Tasya dan Raisa
45 Mario Datang
46 Menjelaskan Pada Orang Tua Mario
47 Skakmat Untuk Raisa dan Tasya
48 Datangnya Mantan Mertuaku
49 Kesal
50 Aku Ikuti Cara Kamu
51 Menemui Mas Arif
52 Keputusan Ku
53 Ini Berat, Tapi Harus
54 Beri Aku Kesempatan
55 Peluang
56 Nasihat Pak Uki
57 Keluar Dari Rumah
58 Terbang ke Ibukota
59 Keseruan Bersama Pak Uki
60 Misi Dimulai
61 Mencari Peluang
62 Usaha Baru
63 Launching
64 Tamu Di Pagi Hari
65 Uang Mas Arif
66 Ibrahim Mengamuk
67 Meminta Penjelasan Tasya
68 Mimpi Yang Hancur
69 Kecewa
70 Kedatangan Orang Special
71 Kerinduan Dimata Kami
72 Sedih
73 Berusaha Ikhlas
74 Doa Di Jabal Rahmah
75 Childish
76 Bertengkar
77 Berulah Lagi
78 Harga Diri
79 Permintaan Maaf
80 Maafkan Aku Anggun
81 Tamu Tak Diundang
82 Kedua Anakku Rindu Dengan Mario
83 Mario Datang
84 Kebahagiaan Kedua Anakku
85 Aku merindukanmu Mario
86 Melamar (Lagi)
87 Yes, I do
88 Berkas
89 Sepertinya Dia Cemburu
90 Skakmat Dari Meka
91 Berusaha Menyadarkan Mas Arif
92 CEMBURU BUTA
93 KITA HARUS BICARA!!!!
94 Perkelahian Terus Berlanjut
95 NIKAH DINAS
96 Apa Lagi Ini Ya Rabb
97 Penyesalan
98 Pelajaran
99 Maaf, Aku Tak Bisa
100 Maafkan Kami Kak
101 Karena Aku??
102 Sah
103 Tamu Tak Diundang
104 Di Penjara Lagi
105 Area 21+
106 Tersudut
107 Perjanjian
108 Honeymoon
109 Happy All Day
110 Darah Itu Kental
111 Damai
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rutinitas
2
Pertemanan
3
Berita Penggerebekan
4
Nasehat Mama Mertua
5
Paket Kejutan
6
Pulang
7
Nasehat
8
Mario
9
Kukatakan Semua
10
Bukti
11
Pindah Tugas
12
Ke Rumah Mario
13
Status Mario
14
Perempuan Di Pagi Hari
15
Siapa Gadis Itu
16
Kepergok
17
Sidang
18
Dibawa Kekantor Polisi
19
Mario Datang
20
Laporan
21
Permintaan Ayahnya Mirna
22
Niatku
23
Tak Perduli Lagi
24
Sidang
25
Sidang Yang Panjang
26
Sah
27
Harta Gono Gini
28
Keseruan Bersama Mario
29
Membesuk Mas Arif
30
Mas Arif Menikah
31
Permintaan Orang Tua Mario
32
Lamaran
33
Marahnya Mantan Mertuaku
34
Keinginan Mas Arif
35
Ajakan Rujuk
36
Adik-Adik Mario
37
Ucapan Raisa dan Tasya
38
Penolakan
39
Sinisnya Adik Mario
40
Pendapat Tasya dan Raisa
41
Ghosting
42
Menemui Tasya dan Raisa
43
Marahnya Mario
44
Kerumah Tasya dan Raisa
45
Mario Datang
46
Menjelaskan Pada Orang Tua Mario
47
Skakmat Untuk Raisa dan Tasya
48
Datangnya Mantan Mertuaku
49
Kesal
50
Aku Ikuti Cara Kamu
51
Menemui Mas Arif
52
Keputusan Ku
53
Ini Berat, Tapi Harus
54
Beri Aku Kesempatan
55
Peluang
56
Nasihat Pak Uki
57
Keluar Dari Rumah
58
Terbang ke Ibukota
59
Keseruan Bersama Pak Uki
60
Misi Dimulai
61
Mencari Peluang
62
Usaha Baru
63
Launching
64
Tamu Di Pagi Hari
65
Uang Mas Arif
66
Ibrahim Mengamuk
67
Meminta Penjelasan Tasya
68
Mimpi Yang Hancur
69
Kecewa
70
Kedatangan Orang Special
71
Kerinduan Dimata Kami
72
Sedih
73
Berusaha Ikhlas
74
Doa Di Jabal Rahmah
75
Childish
76
Bertengkar
77
Berulah Lagi
78
Harga Diri
79
Permintaan Maaf
80
Maafkan Aku Anggun
81
Tamu Tak Diundang
82
Kedua Anakku Rindu Dengan Mario
83
Mario Datang
84
Kebahagiaan Kedua Anakku
85
Aku merindukanmu Mario
86
Melamar (Lagi)
87
Yes, I do
88
Berkas
89
Sepertinya Dia Cemburu
90
Skakmat Dari Meka
91
Berusaha Menyadarkan Mas Arif
92
CEMBURU BUTA
93
KITA HARUS BICARA!!!!
94
Perkelahian Terus Berlanjut
95
NIKAH DINAS
96
Apa Lagi Ini Ya Rabb
97
Penyesalan
98
Pelajaran
99
Maaf, Aku Tak Bisa
100
Maafkan Kami Kak
101
Karena Aku??
102
Sah
103
Tamu Tak Diundang
104
Di Penjara Lagi
105
Area 21+
106
Tersudut
107
Perjanjian
108
Honeymoon
109
Happy All Day
110
Darah Itu Kental
111
Damai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!