Paket Kejutan

Hidup harus terus berjalan, begitulah kira-kira yang ada di benakku saat ini

Walau sedang menghadapi kasus perbuatan tercela, dan suamiku sudah nyaris dua minggu ini di dalam penjara di propinsi aku harus tetap berjuang untuk kelangsungan hidup aku dan kedua anak kami

Aku sudah menahan malu dan sudah membuat wajahku jadi muka badak, aku sudah tidak memperdulikan bagaimana masyarakat menggunjingkan suamiku dan aku, aku tidak perduli

Yang penting aku tetap jualan, terlebih karena suamiku di off kan dari kepegawaiannya, walau bukan dari pusat, tapi setidaknya aku sudah bisa mengira akan seperti apa nanti nasibnya ke depan

Kedua anakku yang hampir tiap hari bertanya kemana papa mereka selalu aku beritahu jika papa mereka dinas luar dan belum bisa pulang karena dinasnya jauh

Dan beruntungnya kedua anakku sekolah full day, jadi mereka tidak ada waktu main, aku khawatir jika mereka main maka mereka akan mengetahui apa yang terjadi dengan papa mereka, bukan tidak mungkin jika emak-emak di lingkungan sini akan bertanya dan memberitahu mereka apa yang terjadi

Dan aku cukup merasa kerepotan juga karena modal jualanku terpakai cukup banyak oleh suamiku, bukan hanya yang sebelum dia dinas luar kemarin, tapi sebelum-sebelumnya dia ada juga memakai modalku

Jadi aku harus bisa putar otak lagi bagaimana caranya aku tetap berjualan walau dengan modal yang tak banyak lagi

Dan kembali hari ini mertuaku ke rumah, karena menurut mereka ada pihak pengacara yang akan mengurusi kasus suamiku dan kedua temannya

"Maaf ma aku nggak ada uang untuk bayar pengacara" ucapku langsung ketika mertuaku menanyakan tentang biaya pengacara

Kulihat jelas wajah masam mereka

"Kalau banyak aku nggak ada ma, ini aja uang modal jualan aku banyak dipakai mas Arif"

"Ya kamu usaha dong Ntan, pinjem orang tua kamu coba"

Aku menggeleng

"Jujur ma, orang tua aku marah sama mas Arif yang tega nyelingkuhin aku, jadi aku nggak berani kalo pinjam uang sama mereka"

"Tabungan Arif ada nggak?"

Aku menggeleng

"Coba aja mama tanya sama mas Arif, karena selama ini aku cuma dikasih jatah bulanan"

"Apa kamu nggak memikirkan masa depan kalian?, sayang loh Ntan kalo sampe Arif dipecat"

Aku menelan ludahku

"Kemungkinan besar mas Arif bakal dipecat ma, kemarin saja ada dari kepegawaian propinsi yang ke rumah"

Kembali kulihat wajah mereka tampak kaget

"Terus gimana ini?"

Aku diam

"Mama tanya mas Arif aja lah, aku nggak tahu lagi ma harus apa"

Kami semua diam, larut dengan pikiran kami masing-masing

Hingga akhirnya mertuaku pamitan pergi karena mereka akan langsung pergi

Sepeninggal mereka aku kembali duduk tercenung, mencoba berpikir jernih walau sebenarnya pikiranku masih sangat kalut tak bisa diajak berpikir keras

Lamunanku buyar ketika hp ku berdering

Mario?

Segera aku angkat panggilannya, entah mengapa aku jadi bersemangat menerima panggilannya kali ini

"Ya Yo?"

"Video call ya Ntan?"

"Nggak usah, nanti ada istri kamu"

"Nggak ada"

Aku mendecak karena hp ku bergetar karena Mario mengubah ke panggilan mode video

Akhirnya aku menarik ikon video ke atas

"Kamu sehat kan Ntan?"

Aku mengangguk

"Bohong, mata kamu bilang kamu tidak sehat"

Aku melengos

"Bilang sama aku, ada apa"

Aku menggeleng dan berusaha tersenyum

"Aku sengaja beberapa minggu ini nggak menghubungi kamu, mau lihat bagaimana reaksi kamu"

Kembali aku tersenyum

"Kamu nggak kangen sama aku?"

Sekarang bukan senyum tapi aku terkekeh

"Aku kangen Ntan sama kamu"

Aku menggeleng sambil masih terus terkekeh

"Alhamdulillah akhirnya aku berhasil buat kamu tertawa"

Aku langsung menatap fokus wajah Mario

"Maksudnya?"

"Aku tahu kasus yang menimpa suami kamu"

Deg! aku langsung menelan ludahku

"Aku turut prihatin ya Ntan"

Aku tersenyum getir, berusaha kuat menahan air mata yang telah siap jatuh

"Kalau mau nangis, nangis aja. Jangan ditahan"

Aku kembali tersenyum getir dan melengos

"Aku bisa bantu mas Arif, Ntan. Kamu tenang aja. Aku pastikan besok atau lusa dia pulang"

Aku langsung menutup wajahku dan langsung menangis sesenggukan

"Intan yang sabar... Aku tahu kamu wanita kuat"

Aku masih sesenggukan, dan mencoba melengos menghindari Mario yang terus menatapku

"Kan sudah aku bilang, aku yang akan ngurusin kasus suami kamu, kamu tenang aja"

"Tapi aku sakit hati Yo" jawabku sesenggukan

"Iya aku tahu, tapi semua sudah terjadi mau gimana lagi?, kamu yang sabar, pasti ada jalan kok, ya?"

Aku masih terisak

"Pakeeetttt....." terdengar suara teriakan dari luar

"Maaf Yo, ada paket di luar, aku tinggal dulu, ya?"

Mario mengangguk

Dengan cepat aku menghapus kasar wajahku, lalu melihat sebentar pantulan wajahku di hp

"Udah cantik...." seloroh Mario yang mampu membuatku tersenyum

Aku berjalan cepat kearah pintu, menemui kurir yang sudah biasa mengantarkan paket ke rumah kami

Setelah menerima paket dan meletakkannya di meja aku kembali fokus menatap layar hp yang aku letakkan di stik holder

"Sudah?"

Aku mengangguk

"Kok nggak dibuka?"

"Nantilah, masih pengen ngobrol sama kamu"

Mario tersenyum

"Dari mana paketnya?"

"Iya ya, kok aku nggak lihat" ucapku cepat sambil mengambil paket yang ku letakkan tadi.

"MP?"

Kudengar Mario terkekeh

"Kayanya bukan barang pesanan aku deh Yo, pasti salah alamat ini"

"Lah alamatnya, alamat kamu bukan?"

Aku lalu membaca, kemudian mengangguk

"Alamatnya benar alamat rumahku, namanya juga"

"Ya berarti memang ditujukan sama kamu, buka aja"

Karena penasaran aku unboxing paket tersebut

Manfaat Cokelat Bagi perempuan

Saat mengonsumsi cokelat, hormon kebahagiaan akan dipicu oleh cokelat untuk dilepaskan dalam tubuh kita. Endorfin memiliki fungsi menjadikan kita nyaman dan menghilangkan stres. Perasaan menyenangkan dihasilkan oleh hormon dopamin sebagai respons atas mengonsumsi cokelat.

Aku tertegun membaca tulisan tangan yang ada di dalam paket tersebut

Lalu aku membalik kertas tersebut

Mario Pratama

Aku langsung menatap tak berkedip pada Mario yang masih terus tersenyum padaku

"Ini dari kamu Yo?"

Mario mengangguk

"Aku ingin kamu bahagia, nggak sedih lagi, makanya aku kirimin kamu coklat"

"Sebanyak ini Yo?" lanjut ku lagi tersenyum senang sambil mengeluarkan coklat batangan yang jumlahnya sangat banyak

"Ini satu dus, Yo?, ya ampunnnn" ucapku lagi saking banyaknya coklat tersebut

"Jadi kamu nggak ada alasan lagi ya buat sedih"

Aku terkekeh

"Kalo ini sih bukan sedih Yo yang hilang, nyampe gigi aku juga bisa hilang karena sakit gigi" ucapku lagi sambil langsung membuka satu dan langsung memakannya"

"Intan Permata Sari...."

"Hem???" aku langsung menatap wajah Mario karena tadi sibuk makan coklat sampai lupa jika ada Mario di depanku

"Bahagia lah dengan caramu sendiri, jangan sedih-sedih lagi"

Aku menghentikan kunyahan ku lalu menatap serius wajah Mario, lalu aku mengangguk

"Bahagia itu kita sendiri yang ciptakan, bukan orang lain"

Aku kembali mengangguk

"Makasih ya Yo"

"Untuk apa?"

Aku melirikkan mataku keatas seperti berfikir

"Semuanya, termasuk coklat ini" jawabku memamerkan coklat batangan yang tinggal separuh

Mario terkekeh

"Ya sudah, jika kamu butuh teman, kamu calling aja aku, aku akan ada 24 jam untuk kamu"

Aku mencibir mendengar ucapannya

"Doain aku ya Ntan, nanti malam aku akan pergi ketempat suami kamu ditahan, aku akan ngurusin nya"

"Tapi tadi mertua aku juga bilang kalau mereka akan ngurusin mas Arif"

"Oh ya?"

"Pake pengacara"

"Okelah, tapi aku akan tetap kesana, semoga bisa membantu juga"

Aku mengangguk

"Kasih kabar ya Yo kalo sudah kesana"

Mario mengangkat ibu jarinya, dan aku melambaikan tanganku

Setelah obrolan berakhir aku senyum-senyum sendiri mengingat kekonyolan Mario yang mengirimiku se dus coklat

Episodes
1 Rutinitas
2 Pertemanan
3 Berita Penggerebekan
4 Nasehat Mama Mertua
5 Paket Kejutan
6 Pulang
7 Nasehat
8 Mario
9 Kukatakan Semua
10 Bukti
11 Pindah Tugas
12 Ke Rumah Mario
13 Status Mario
14 Perempuan Di Pagi Hari
15 Siapa Gadis Itu
16 Kepergok
17 Sidang
18 Dibawa Kekantor Polisi
19 Mario Datang
20 Laporan
21 Permintaan Ayahnya Mirna
22 Niatku
23 Tak Perduli Lagi
24 Sidang
25 Sidang Yang Panjang
26 Sah
27 Harta Gono Gini
28 Keseruan Bersama Mario
29 Membesuk Mas Arif
30 Mas Arif Menikah
31 Permintaan Orang Tua Mario
32 Lamaran
33 Marahnya Mantan Mertuaku
34 Keinginan Mas Arif
35 Ajakan Rujuk
36 Adik-Adik Mario
37 Ucapan Raisa dan Tasya
38 Penolakan
39 Sinisnya Adik Mario
40 Pendapat Tasya dan Raisa
41 Ghosting
42 Menemui Tasya dan Raisa
43 Marahnya Mario
44 Kerumah Tasya dan Raisa
45 Mario Datang
46 Menjelaskan Pada Orang Tua Mario
47 Skakmat Untuk Raisa dan Tasya
48 Datangnya Mantan Mertuaku
49 Kesal
50 Aku Ikuti Cara Kamu
51 Menemui Mas Arif
52 Keputusan Ku
53 Ini Berat, Tapi Harus
54 Beri Aku Kesempatan
55 Peluang
56 Nasihat Pak Uki
57 Keluar Dari Rumah
58 Terbang ke Ibukota
59 Keseruan Bersama Pak Uki
60 Misi Dimulai
61 Mencari Peluang
62 Usaha Baru
63 Launching
64 Tamu Di Pagi Hari
65 Uang Mas Arif
66 Ibrahim Mengamuk
67 Meminta Penjelasan Tasya
68 Mimpi Yang Hancur
69 Kecewa
70 Kedatangan Orang Special
71 Kerinduan Dimata Kami
72 Sedih
73 Berusaha Ikhlas
74 Doa Di Jabal Rahmah
75 Childish
76 Bertengkar
77 Berulah Lagi
78 Harga Diri
79 Permintaan Maaf
80 Maafkan Aku Anggun
81 Tamu Tak Diundang
82 Kedua Anakku Rindu Dengan Mario
83 Mario Datang
84 Kebahagiaan Kedua Anakku
85 Aku merindukanmu Mario
86 Melamar (Lagi)
87 Yes, I do
88 Berkas
89 Sepertinya Dia Cemburu
90 Skakmat Dari Meka
91 Berusaha Menyadarkan Mas Arif
92 CEMBURU BUTA
93 KITA HARUS BICARA!!!!
94 Perkelahian Terus Berlanjut
95 NIKAH DINAS
96 Apa Lagi Ini Ya Rabb
97 Penyesalan
98 Pelajaran
99 Maaf, Aku Tak Bisa
100 Maafkan Kami Kak
101 Karena Aku??
102 Sah
103 Tamu Tak Diundang
104 Di Penjara Lagi
105 Area 21+
106 Tersudut
107 Perjanjian
108 Honeymoon
109 Happy All Day
110 Darah Itu Kental
111 Damai
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Rutinitas
2
Pertemanan
3
Berita Penggerebekan
4
Nasehat Mama Mertua
5
Paket Kejutan
6
Pulang
7
Nasehat
8
Mario
9
Kukatakan Semua
10
Bukti
11
Pindah Tugas
12
Ke Rumah Mario
13
Status Mario
14
Perempuan Di Pagi Hari
15
Siapa Gadis Itu
16
Kepergok
17
Sidang
18
Dibawa Kekantor Polisi
19
Mario Datang
20
Laporan
21
Permintaan Ayahnya Mirna
22
Niatku
23
Tak Perduli Lagi
24
Sidang
25
Sidang Yang Panjang
26
Sah
27
Harta Gono Gini
28
Keseruan Bersama Mario
29
Membesuk Mas Arif
30
Mas Arif Menikah
31
Permintaan Orang Tua Mario
32
Lamaran
33
Marahnya Mantan Mertuaku
34
Keinginan Mas Arif
35
Ajakan Rujuk
36
Adik-Adik Mario
37
Ucapan Raisa dan Tasya
38
Penolakan
39
Sinisnya Adik Mario
40
Pendapat Tasya dan Raisa
41
Ghosting
42
Menemui Tasya dan Raisa
43
Marahnya Mario
44
Kerumah Tasya dan Raisa
45
Mario Datang
46
Menjelaskan Pada Orang Tua Mario
47
Skakmat Untuk Raisa dan Tasya
48
Datangnya Mantan Mertuaku
49
Kesal
50
Aku Ikuti Cara Kamu
51
Menemui Mas Arif
52
Keputusan Ku
53
Ini Berat, Tapi Harus
54
Beri Aku Kesempatan
55
Peluang
56
Nasihat Pak Uki
57
Keluar Dari Rumah
58
Terbang ke Ibukota
59
Keseruan Bersama Pak Uki
60
Misi Dimulai
61
Mencari Peluang
62
Usaha Baru
63
Launching
64
Tamu Di Pagi Hari
65
Uang Mas Arif
66
Ibrahim Mengamuk
67
Meminta Penjelasan Tasya
68
Mimpi Yang Hancur
69
Kecewa
70
Kedatangan Orang Special
71
Kerinduan Dimata Kami
72
Sedih
73
Berusaha Ikhlas
74
Doa Di Jabal Rahmah
75
Childish
76
Bertengkar
77
Berulah Lagi
78
Harga Diri
79
Permintaan Maaf
80
Maafkan Aku Anggun
81
Tamu Tak Diundang
82
Kedua Anakku Rindu Dengan Mario
83
Mario Datang
84
Kebahagiaan Kedua Anakku
85
Aku merindukanmu Mario
86
Melamar (Lagi)
87
Yes, I do
88
Berkas
89
Sepertinya Dia Cemburu
90
Skakmat Dari Meka
91
Berusaha Menyadarkan Mas Arif
92
CEMBURU BUTA
93
KITA HARUS BICARA!!!!
94
Perkelahian Terus Berlanjut
95
NIKAH DINAS
96
Apa Lagi Ini Ya Rabb
97
Penyesalan
98
Pelajaran
99
Maaf, Aku Tak Bisa
100
Maafkan Kami Kak
101
Karena Aku??
102
Sah
103
Tamu Tak Diundang
104
Di Penjara Lagi
105
Area 21+
106
Tersudut
107
Perjanjian
108
Honeymoon
109
Happy All Day
110
Darah Itu Kental
111
Damai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!