Mantanku Bocah Tengil
Aurora Zeto adalah keturunan ke sekian dari CEO somplak legendaris yang bernama Moses Elruno (Kalau mau kenalan sama Moses Elruno, bisa baya novelnya Lizbethsusanti yang berjudul "My Cute Nanny). Aurora Zeto terlahir lahir pasangan romantis yang bernama Cantika ( Cicit ke sekiannya Moses Elruno) dan Dito Zeto.
Namun, Aurora Zeto tidak memiliki kisah cinta yang romantis seperti nenek moyang dan kedua orangtuanya. Aurora Zeto bekerja di sebuah universitas swasta ternama di kota J. Dia sudah menyandang gelas S2 dan menunggu menikah dulu sebelum ia melanjutkan ke S3.
Aurora Zeto berpacaran dengan seorang pengusaha yang bergerak di bidang otomotif Pengusaha itu bernama Theodore Wart. Theo dan Aurora sudah berpacaran selama tiga tahun bahkan mereka sudah tinggal bersama selama satu tahun. Sebelum mereka menikah, mereka memang memutuskan untuk tinggal bersama agar mereka bisa lebih mengenal pribadi masing-masing.
Namun, Aurora tetap menjaga segel kesuciannya meskipun Theo terus berusaha membobolnya dengan berbagai macam cumbu rayu. Dan akhirnya demi mempertahankan Aurora dan demi impiannya untuk bisa menikah dengan kekasih yang sudah ia pacari selama hampir empat tahun, Theo mengalah untuk tidak memaksa Aurora menyerahkan segel kesucian itu.
Hingga pada suatu sore yang indah, Aurora pulang ke apartemen mewah dan luas yang sudah ia tempati bersama Theo selama satu tahun dengan wajah lelah dan stres. Aurora pulang dengan membawa beban permasalahan yang cukup berat di sore hari itu dan berharap pulang ke apartemen disambut senyum ceria kekasihnya karena dia tahu di sore hari itu, Theo tidak ada acara di luar dan tidak juga pergi ke kantor.
Aurora mengernyit saat ia menemukan ada dua gelas anggur di meja ruang tamu. Ada dua sandwich yang masih utuh dan potongan buah melon. "Apa akan ada tamu? Tapi, siapa?"
Aurora kemudian melangkah naik ke lantai dua untuk bertanya ke Theo, siapa tamu yang tengah Theo tunggu. Aurora menautkan kedua alisnya saat ia melihat pintu kamarnya sedikit terbuka dan ada tas wanita yang bukan miliknya tergelak di depan pintu kamar. Aurora memungut tas itu dan berjalan ke depan untuk membuka pintu kamar. Seketika darah Aurora mendidih saat ia melihat Theo sedang bercinta dengan seorang wanita yang tampak masih sangat muda di atas kasurnya.
Aurora langsung mengusap air mata yang menetes deras di pipinya berulangkali sambil berteriak, "Mas! Tega sekali kau!"
Wanita yang berada di bawah tubuhnya Theo, sontak mendorong Theo dengan berteriak kaget, "Aaaaaaa!!!!!"
Theo sontak mengumpat, "Sial" Lalu, ia melompat dari atas tempat tidur dan sambil memakai kembali celana boxernya, dia mengejar Aurora.
Aurora mengentikan langkahnya di depan pintu keluar saat Theo mencekal lengannya dan berkata, "Tolong dengarkan penjelasanku dulu!"
Aurora menarik lengannya, berputar badan untuk menghadap ke Theo dan dengan wajah penuh air mata ia berkata, "Kau sudah jelas-jelas berselingkuh masih mau menjelaskan apalagi, Mas?
"Iya! Aku akui aku bercinta dengan wanita lain. Tapi, aku membayangkan kamu. Aku sangat ingin bercinta denganmu selama ini, tapi kamu selalu menolaknya dan........"
"Hanya itu penjelasan kamu?" Aurora berucap sambil mengusap air matanya.
"Aku juga lelah belakangan ini mendengar keluh kesah kamu soal kerjaan kamu padahal kerjaanku sendiri juga lagi banyak tekanan. Aku lelah dengan sikap keras kepala kamu, sikap temperamen kamu, dan aku butuh pelampiasan"
"Oh! Jadi, selama ini kamu tertekan dengan masalah aku, dengan sikap aku, dengan watak aku? Lalu, sudah berapa kali kamu butuh pelampiasan, Mas? Sudah berapa kali kamu tidur dengan wanita lain, hah?!" Aurora berteriak kencang di depan Theo.
"Sial! Bukan begitu maksud aku Maksudku, aku menerima kamu apa adanya cuma terkadang aku butuh kamu lebih dari sekadar teman curhat dan........"
"Sudah berapa kali kamu tidur dengan wanita lain?!" Aurora melotot di depan Theo.
"Sial! Baru sekali ini aku melakukannya dan tidak akan aku ulangi lagi, Rora! Tolong dengarkan aku dulu!"
"Kau gila atau apa, hah?! Yang namanya selingkuh tetaplah selingkuh. Mau sekali atau berkali-kali. Bereskan urusan kamu dengan wanita itu. Kamu belum menuntaskan hasrat kamu, kan? Tuntaskan, Mas! Aku akan menyuruh orang ke sini dua jam lagi untuk mengambil semua barang-barangku. Kita putus. Aku juga akan ambil ranjang dan kasur yang aku beli, tapi akan aku bakar karena ranjang dan kasur itu sudah bau dan busuk" Aurora kemudian berbalik badan dengan cepat dan pergi meninggalkan Theo, kekasih yang sudah ia pacari selama hampir empat tahun dan tahun depan akan ia nikahi.
Aurora melajukan mobil sedan mewah berwarna merah menyala kesayangannya ke rumah sahabatnya yang bernama Shasha. Marsha Amber dan panggilannya Shasha sudah bersahabat dengan Aurora sejak mereka masih berumur tiga tahun.
Shasha juga seorang dosen, namun jiwa dan karakter Shasha lebih liar daripada Aurora. Setelah mendengar keluh kesah Aurora soal Theo, Shasha mengajak Aurora bangkit berdiri sambil berkata, "Ayo aku akan buat kamu melupakan pria brengsek itu dengan bersenang-senang!"
Saat Shasha memarkirkan mobil di halaman depan klub malam yang mewah dan terkenal mahal, Aurora sontak bertanya, "Kenapa kita ke sini?"
Shasha menarik tangan Aurora dan dengan senyum lebar Shasha berkata, "Karena ini tempat terbaik untuk melupakan pria brengsek macam Theo. Ayo masuk dan kita akan bersenang-senang. Yuhuuuu!!!!"
Aurora terkekeh geli melihat sikap konyol sahabatnya.
Tak berapa lama kemudian, Aurora bisa bersenang-senang di dalam klub malam mewah itu. Aurora berdansa dengan Shasha dengan wajah ceria dan penuh tawa.
Tiba-tiba datang dua orang pria yang berdansa di dekat mereka. Salah satu dari dua orang pria itu mendesak di tengah dan memisahkan Aurora dengan Shasha.
Pria yang bergoyang mengikuti irama menghentak yang dimainkan DJ tersenyum ke Aurora dan berkata dengan suara keras agar suaranya kedengaran sampai ke telinganya Aurora, 'Kamu sangat cantik. Ayo kita pergi ke rumahku dan kita akan berkenalan lebih dekat"
Aurora menelengkan kepalanya ke kiri untuk melihat Shasha, namun sahabatnya itu telah menghilang entah ke mana. Pria yang berada di depan Aurora menoleh ke belakang sambil berkata, "Teman kamu telah pergi" Lalu, pria itu kembali menatap Aurora dan berkata masih dengan suara yang cukup keras, "Di sini berisik! Ayo kita keluar cari tempat sepi untuk saling mengenal"
Aurora sontak menarik tangan pria itu yang nekat memeluk pinggang rampingnya.
Pria itu kembali memeluk pinggang Aurora dan berbisik di telinga Aurora, "Nggak usah jual mahal. Kau juga menginginkan aku, kan?"
Aurora langsung mendorong kasar pria itu dan di saat pria itu hendak menampar Aurora karena ia tidak terima diperlakukan kasar oleh Aurora, sebuah tangan kekar menghalangi tangan pria kurang ajar itu. Lalu, pria bertangan kekar berdiri memunggungi Aurora untuk melindungi Aurora sambil berkata ke pria kurang ajar itu, "Pergilah! Nona ini tidak mau kau ajak pergi. Jadi, pergilah dan jangan ganggu dia!"
Alih-alih pergi, pria kurang ajar itu nekat menyerang pria bertangan kekar dan pria bertangan kekar itu berhasil membanting pria kurang ajar itu di atas lantai dansa. Setelah pria bertangan kekar itu menegakkan badan, pria kurang ajar itu bergegas bangun dan melarikan diri.
Pria bertangan kekar berputar badan untuk menatap wanita cantik yang sudah ia tolong. "Hi! Apa aku boleh berdansa dengan kamu?"
Aurora tersenyum, "Sebelum berdansa dengan kamu, aku mau ucapkan terima kasih dulu"
"Ucapan terima kasih aku terima dengan sepenuh hati" Pemuda yang sangat tampan dengan rambut ikal itu tersenyum lebar ke Aurora.
Kemudian Aurora dan pemuda itu berdansa dengan tawa ceria sampai akhirnya Aurora berkata, "Aku harus pulang. Aku sudah terlalu banyak minum dan menari. Kepalaku pusing. Di mana Shasha"
Shasha berlari menghampiri Aurora dan berkata, "Aku serahkan kamu ke pemuda ini. Dia orang baik"
"Hei! Kau mau ke mana?"
"Aku dapat teman kencan yang oke. Sayang kalau aku lewatkan. Aku nitip sahabatku, ya?! antarkan dia sampai di rumahnya dengan selamat" Shasha menepuk bahu pemuda tampan berambut ikal itu.
Pemuda tampan itu mengabaikan Shasha dan terus menatap Aurora sambil berucap, "Teman kamu sudah menyerahkan kamu ke aku. Aku akan antarkan kamu dengan selamat sampai di rumah"
Aurora kemudian menatap pemuda itu, ia meringis canggung dan berkata dengan nada terpaksa, "Baiklah. Aku akan serahkan diriku sepenuhnya ke dalam tangan pria tampan di depanku ini"
"Dan pria tampan tidak akan pernah menyakiti wanita cantik. Jadi, kau akan aman di tangan pria tampan ini, hehehehehe"
"Pede bener kamu, ya" Aurora terkekeh geli dan pemuda tampan itu tersenyum lebar di depan Aurora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
@nmardatillah
aku langsung like komen dong
2023-05-27
0
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
mampir
2023-05-21
0
R.F
semangat
2023-05-09
0