Duel

Aurroa tersentak kaget saat ia melihat pria yang melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya. Wanita itu sontak menggeram, "Sial! Kenapa hidupku tidak tenang banget hari ini. kenapa kau ke sini?" Aurora kemudian mendelik ke Theo.

"Aku mau kasih mawar kuning ini sebagai tanda permintaan maafku. Aku langsung usir wanita yang kemarin dan aku tidak akan selingkuh lagi. Aku janji. Beri aku satu kesempatan lagi, Rora. Aku hanya mencintaimu" Theo bersimpuh di depan wanita cantik pujaan hatinya sambil menyodorkan satu buket besar mawar kuning.

Aurora mengambil buket mawar itu dan langsung melemparkannya ke keranjang sampah sambil berkata, "Berdiri dan pergilah! Aku sudah tidak punya rasa sama kamu. Aku sudah tidak bisa memercayai kamu"

Theo bangkit berdiri dan nekat menggelungkan lengan di pinggang ramping Aurora. Wanita cantik itu sontak berteriak kencang, "Lepaskan aku!" Namun, Theo mengabaikannya dan CEO itu nekat menarik Aurora sampai tubuh ramping wanita itu menempel di tubuhnya.

Theo kemudian nekat mencium paksa Aurora tepat di saat Mikha melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya Aurora.

Mikha menggeram penuh kecemburuan dan amarah, ia berlari mendekati Theo dan Aurroa kemudian ia mendorong kasar dada Theo sambil menarik Aurora masuk ke dalam pelukannya sambil berteriak, "Berani benar kau mencium Rora!"

Aurora yang berada di dalam dekapan hangatnya Mikha Mahesa sontak mendongak untuk melihat wajah Mikha dan wanita itu refleks mendorong dada Mikha untuk melepaskan diri dari pelukan pemuda itu, namun Mikha justru memeluk Aurora lebih erat.

"Siapa kau! Berani benar kau memeluk tunanganku, hah!"

Mikha menyemburkan, "Aku kekasih...... hmpppthhhh!" Mikha menunduk dan melotot ke Aurora saat wanita itu membungkam bibirnya dengan telapak tangan dan wanita itu menoleh ke belakang, "Pemuda ini Muridku. Sekarang pergilah! Jangan temui aku lagi! Kita sudah putus!"

Theo terus menghunus tatapan tajam ke pemuda yang lebih tinggi dan lebih gagah darinya sambil menggeleng cepat dan berkata, "Nggak! Aku nggak mau putus denganmu, Rora dan .........."

Mikha langsung menepis tangan Aurora yang menutup bibirnya dan langsung berteriak, "Diam! Jangan teruskan omongan kamu! Tunggu aku sebentar!" Mikha melotot ke Theo.

Aurora merasakan ada gelagat aneh di diri Mikha itulah kenapa dia terus meronta ingin membebaskan dirinya dari pelukan Mikha sambil menggeram, "Lepaskan aku! Apa yang mau kau lakukan, hah?!"

Mikha kemudian membopong Aurora dengan mendengus kesal karena wanita itu, terus menggeram dan meronta di dalam dekapannya.

"Aaaaaa! Kenapa kau malah membopongku? Mau kau bawa ke mana aku?"

"Hei! Mau kau bawa ke mana Rora!" Teriak Theo kaget sambil berputar badan mengikuti arah perginya Mikha.

"Berhenti di tempatmu dan jangan ikuti aku kalau kamu tidak ingin aku menyakiti Rora!" Teriak Mikha tanpa menoleh ke belakang dan terus melangkah lebar ke arah depan.

Theo sontak menghentikan langkahnya dan berdiam diri di tempat ia berdiri.

Mikha kemudian menurunkan Aurora di lantai ambil berkata, "Kau tunggu di sini!" Lalu, pemuda itu menutup pintu ruang kerjanya Aurora dan menguncinya.

Aurora tersentak kaget dan wanita itu langsung mengetuk pintu ruang kerjanya sambil berteiak, "Mikha! Jangan berkelahi! Jangan pukul dia! Kau bisa kena sanksi nanti! Mikhaaaaa!!!!"

Mikha mengabaikan teriakannya Aurora dan memilih untuk mengayunkan tangan sambil berteriak ke pria di depannya, "Maju kau! Pantang bagi seorang Mikha Mahesa memukul seseorang tanpa duel terlebih dahulu"

Aurora dengan cepat mengeluarkan kunci dari dalam saku dressnya dan dengan tangan gemetar ia memasang kunci tersebut di lubang kunci yang ada di pintu ruang kerjanya.

"Kenapa aku harus duel dengan kamu? Kamu hanyalah muridnya Rora. Lebih baik kamu minggir dan jangan campuri urusanku dengan Rora" Theo melotot ke pemuda tinggi, gagah dan tampan yang memasang kuda-kuda di depannya.

Mikha menyeringai dan berkata, "Aku bukan sekadar muridnya Rora. Aku dan Rora sudah........"

Brak! Pintu terbuka dan Aurora langsung berdiri di depan Mikha sambil berteriak, "Pergilah Theo! Jangan ganggu hidupku lagi! Kalau kamu tidak pergi, aku akan panggil satpam dan........."

"Baiklah aku pergi. Tapi, untuk kali ini saja aku mengalah pergi" Theo kemudian melangkah melintasi Mikha dan Aurora.

Setelah Theo keluar dari ruang kerjanya, Aurora bergegas mengunci pintu ruang kerjanya dan berbalik badan dengan cepat untuk menghunus tatapan tajamnya ke Mikha, "Kenapa kau ikut campur, hah?! Kamu mau mengatakan apa ke Theo tadi? Kalau aku dan kamu sudah bercinta semalaman?"

"Iya! Itu karena aku melihat dia mencium kamu tadi"

"Dia hanya mantan tunanganku dan aku udah putus dengannya"

"Dan kita baru memulai hubungan kita" Mikha menyeringai senang.

"Kenapa kau berkata seperti itu?!"

"Itu kenyataannya, kan?" Mikha mengulas senyum tengil di depan Aurora.

Aurroa mengacak-acak rambutnya karena stres menghadapi pemuda tengil yang ada di depannya, lalu setelah ia menghela napas panjang Aurora berkata, "Oke! Aku minta maaf sama kamu. Aku kemarin mabuk berat. Aku sudah bercinta dengan muridku dan itu kesalahan terbesar dalam hidupku. Untuk itulah aku tidak mau lagi melakukan kesalahan yang sama karena semalam.........."

"Penuh gairah, liar, dan luar biasa" Sahut Mikha dengan cepat.

"Mikha! Hentikan! Kamu adalah muridku. Aku lebih tua tiga tahu dari kamu. Jadi, lupakan soal semalam!"

"Tidak! Aku tidak mau melupakannya" Mikha menangkup pipi kanan Aurora dan mengusapnya lembut.

Aurora langsung menepis tangan Mikha dan berkata, "Mikha dengarkan aku......."

Mikha Mahesa langsung berkata, "Stop! Jangan ngomong lagi! Sekali aku bilang tidak maka tidak! Aku tidak akan melupakan soal semalam, titik!" Lalu, pemuda tampan itu tampak memanyunkan mulutnya sekilas kemudian melenggang pergi meninggalkan Aurora begitu saja sebelum wanita cantik itu mengomel lebih lanjut.

Mikha Mahesa memang memiliki wajah tengil dan sikap tengil yang tidak bersahabat. Dia selalu mendorong semua orang yang tidak dia sukai tanpa basa-basi. Dia juga akan mendorong siapa saja yang membuatnya bosan dan kecewa meskipun orang itu sudah masuk ke dalam kehidupannya. Itulah kenapa dia hanya memiliki satu sahabat setia yang bernama Dave.

Aurora hanya bisa diam di tempatnya dan terus memandangi punggung Mikha Mahesa dengan helaan napas panjang sambil mengacak-acak rambutnya.

Setelah Mikha pergi, Shasha masuk dan dengan wajah ceria wanita itu berkata, "Gimana semalam? Kalian ngapain aja? Apa Mikha hany mengantarkan kamu atau dia membawa kamu ke tempat lain?"

Aurora meraup kasar wajah cantiknya, kemudian menarik napas dalam-dalam dan menyemburkan, "Sasha!!!!!! Apa yang sudah kamu lakukan!!!!!!"

Mikha hendak masuk ke dalam mobilnya dan dia menutup kembali pintu mobilnya saat ia merasakan jaket kulit hitamnya ditarik oleh seseorang

Mikha berputar badan dan langsung dikejutkan dengan bogem mentah yang mendarat di wajah tampannya.

Mikha refleks memencet pucuk hidungnya untuk mengentikan pendarahan sambil mendorong dada pria yang sudah berani memukul hidungnya dengan curang.

"Kau suka bermain curang, ya? Oke! Aku aka. ladeni kamu di sini. Ini sudah di luar kampus, jadi kalau aku membuatmu berakhir di IGD, aku tidak akan kena sanksi dari pihak kampus dan nggak akan bikin Rora pusing. Ayo maju! Dasar pengecut, cih!" Mikha melotot ke mantan tunangannya Aurora yang bernama Theo.

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

mantap thor😁😁

2023-05-09

0

Lintang Lia Taufik

Lintang Lia Taufik

Kenapa warnanya kuning? coba ganti mawar merah, putih, atau krisan kek. Seru ya baca ini.

2023-05-06

0

Embun Kesiangan

Embun Kesiangan

lanjut Thor 😍 semangat

2023-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!