Senyum Tengil

"Dia gebetanku. Jangan kau pandangi dia terus!" Mikha menjitak kepala Dave.

"Aduh! Kenapa nggak boleh? Aku pria normal, ya, otomatis melek lebar dong lihat cewek secantik dan semenarik itu" Sahut Dave dengan nada santai.

"Tapi, jangan dia! Kalau kamu nekat memandangi dia terus maka aku akan......."

"Mana bisa aku tidak memandangi dia? Dia dosenku, dosen kita dan aku harus mandangin dia untuk bisa mengikuti kelasnya, kan?"

"Pokoknya tundukkan kepala kamu dan pandangi buku saja! Kalau ngeyel aku akan......."

"Iya, baiklah. Dasar gila!" Dave langsung menundukkan. kepalanya.

Mata kuliah Aurora di hari itu membahas tentang cinta terlarang. Dan ia mengajak mahasiswa dan mahasiswinya mengupas kisah Romeo and Juliet.

Lalu, Aurora berkata, "Ada pertanyaan?"

Mikha langsung bangkit berdiri dan berteriak dari bangku paling belakang yang ia duduki, "Saya ada pertanyaan, Bu"

Aurora terkejut bukan main saat ia melihat pemuda tampan yang semalam bercinta dengannya ada di kelasnya. Alih-alih berkata, "Iya, silakan ajukan pertanyaan kamu" Aurora justru ternganga dan membeku di tempatnya berdiri.

Mikha mengulum bibir menahan senyum melihat ekspresi kagetnya Aurora dan pemuda itu kembali berteriak, "Apa saya sudah boleh ajukan pertanyaan saya sekarang, Bu?!"

Aurora langsung menutup kembali mulutnya dan setelah berdeham sekali untuk menghilangkan rasa canggungnya, ia berteriak, "Iya, silakan ajukan pertanyaan kamu!"

"Kenapa wanita selalu berpura-pura tidak mencintai di awal perjumpaan dan kenapa wanita suka sekali pergi begitu saja tanpa pamit?"

Aurora tersentak kaget mendengar pertanyaan pemuda itu dan untuk sejenak ia berdiam diri karena dia butuh mengontrol dirinya dari rasa malu bercampur marah. Harga dirinya terusik saat itu juga. Lalu, Aurora berkata, "Karena biasanya pria yang agresif hanya akan mempermainkan wanita. Jadi, jika berhadapan dengan pria yang agresif, wanita perlu untuk waspada dan menguji pria itu terlebih dahulu agar si wanita bia memercayai pria itu di kemudian hari"

"Oke" Sahut Mikha dengan senyum tengilnya.

"Apakah ada pertanyaan lain?"

"Nggak ada untuk saat ini. Entah nanti" Ucap Mikha dengan senyum penuh arti dan kedipan mata. Lalu, pemuda itu duduk kembali.

Aurora mengerjapkan mata melihat senyum dan kedipan pemuda itu, lalu ia bergegas mengedarkan pandangannya ke mahasiswa dan mahasiswinya yang lain sambil bertanya, "Ada pertanyaan lagi?"

Beberapa jam kemudian, Mikha yang tengah duduk di depan Dave di kantin, melihat Aurora berjalan di lorong kantin, pemuda itu langsung bangkit berdiri, berlari dan menghadang langkah Aurora.

"Kenapa kamu menghadang aku di sini? Ini lorong kantin. Kalau ada yang lihat gimana?" Aurora berucap sembari menoleh ke kanan, ke kiri, dan ke belakang.

"Aku bilang tadi di kelas kalau aku akan bertanya lagi, nanti. Nah, saat ini aku akan mengajukan pertanyaan lagi" Ucap Mikha dengan senyum tengil.

Aurora langsung menghunus tatapan tajam ke pemuda tampan itu, "Pertanyaan apa? Kalau soal mata kuliah, tanyakan besok di kelas dan minggirlah!"

"Aku nggak mau minggir"

"Kenapa kau nggak mau minggir?" Aurora mulai mengeram kesal dengan wajah frustasi.

"Itu karena kamu pergi dari rumahku tanpa pamit. Belum pernah ada wanita yang pergi dari ranjangku tanpa aku suruh dan tanpa pamit. Aku butuh penjelasan juga soal cek yang kamu tinggalkan untukku"

Aurora mendelik kaget dan langsung menarik tangan Mikha untuk ia ajak ke taman belakang kampus yang biasanya sepi dan lengang di jam istirahat makan siang.

Aurora kemudian menghempaskan tangan Mikha begitu saja ke udara bebas dan menggeram, "Aku sudah kasih kamu cek. Jadi, jangan permasalahkan lagi soal semalam"

Mikha memasukkan. cek ke dalam tas kerja Aurora terbuka sambil berkata, "Aku tidak butuh cek dari kamu. Kamu sudah menghina aku dengan cek itu"

Aurora kemudian berkata, "Dengarkan aku, aku bukannya menghina kamu. Aku belum pernah melakukan itu dan aku bingung harus ngapain setelahnya, lalu aku........." Di saat Aurora lagi mengajak ngobrol Mikha dengan sangat serius, pemuda tampan itu tiba-tiba membelai rambut wanita itu. Aurora langsung diam dengan ekspresi kaget. Mikha mengulas senyum senang di wajah tampannya.

Aurora langsung tersadar dan menepis tangan Mikha sambil berkata, "Jangan sentuh aku!"

"Tapi, aku lihat kalau kamu menyukai sentuhanku tadi" Mikha masih mengulas senyum senang di wajah tampannya.

"Jangan tersenyum seperti itu! Aku nggak suka. Dengarkan aku dulu!" Aurora berucap sembari melangkah mundur dan berhenti di jarak satu setengah meter dari tempat Mikha berdiri.

"Oke! Aku akan dengarkan kamu" Mikha bersedekap di depan Aurora masih dengan senyum senang.

Aurora menghela napas panjang dan mencoba mengabaikan senyum Mikha yang sangat tampan dan menggoda itu dengan berdeham, kemudian cepat-cepat ia berkata, "Kita sudah dewasa. Aku kemarin mabuk dan lupakan apa yang sudah terjadi di antara kita, oke, clear. Aku akan kembali ke ruanganku" Wanita cantik itu Kemudian berbalik badan dengan cepat dan dengan berlari kecil ia menuju ke ruang kerjanya.

Mikha terkekeh geli sambil melangkah lebar mengikuti Aurora dan terus mengikuti langkahnya Aurora.

Aurora tersentak kaget saat dia duduk di kursinya dan menemukan pemuda itu duduk di depan mejanya dengan senyum senang. "Kenapa kau mengikutiku sampai sini dan kenapa kau......sial! Aku lupa menutup pintu dan ......"

"Sudah aku tutup pintunya" Sahut pemuda itu dengan senyum lebar.

"Apa mau kamu?"

"Kak Rora lupa, ya, sama aku? Kak Shasha aja nggak lupa sama aku. Kak Shasha semalam ingat sama aku padahal kita sudah berpisah sejak aku masih berumur lima tahun Untuk itulah kenapa Kak Shasha mempercayakan Kak Rora ke aku"

Aurora sontak terhenyak di kursinya kemudian ia bertanya dengan hati-hati, "A......apa kamu Mikha Mahesa?"

Pemuda itu memperlebar senyumannya dan berkata, "Yups! Bungo! Anda benar. Karena kita semalam sudah bercinta dengan sangat luar biasa, aku tidak akan memanggilmu Kak Rora lagi. Aku akan memanggilmu Rora kalau kau ijinkan aku mau memanggilmu Sayangku, Manisku, atau, Cintaku"

"Sial! Kenapa aku bisa bercinta dengan Mikha Mahesa. Dasar bodoh kau Rora!" Aurora sontak menutup wajahnya dengan telapak tangan dan menghentak-hentakkan kedua kakinya ke lantai.

"Memangnya kenapa kalau kamu bercinta dengan Mikha Mahesa semalam?" Tanya Mikha dengan nada sedikit tersinggung.

Alih-alih menjawab pertanyaannya Mikha, Aurora langsung menegakkan badan, mengabaikan keberadaannya Mikha dan mulai mengetik.

Mikha mengernyit kaget dan langsung bertanya, "Oh! Kamu memilih untuk mengabaikan aku saat ini?"

Aurora diam saja tidak menanggapi pertanyaannya Mikha.

Mikha kemudian tersenyum jahil dan bertanya, "Kamu tahu gak sih apa bedanya antara kamu sama AC?"

Aurora mengabaikan Mikha dan terus menggerakan jari jemarinya di atas keyboard.

" Jawabannya adalah, sama-sama dingin, tapi bisa bikin adem di hati" Mikha meringis di depan Aurora.

Namun, Aurora masih belum mengangkat wajahnya dari keyboard dan masih asyik menggerakkan jari jemarinya di sana.

Mikha belum menyerah untuk bisa mendapatkan perhatian dari wanita cantik di depannya. Pemuda tampan itu kembali berkata dengan senyum tengilnya, "Kamu tahu gak kuda apa yang bisa bikin hidup aku bahagia?"

Tetapi, Aurora tetap mengabaikan Mikha. Wanita cantik itu terus menatap layar laptop dan membaca hasil ketikannya di sana tanpa melirik Mikha sedikit pun.

"Jawabannya adalah, kudapat istri secantik kamu" Mikha tersenyum lebar saat ia melihat Aurora masih bergeming.

Lalu, pemuda itu bangkit berdiri, mengitari meja, dan berdiri di belakang kursinya Aurora, kemudian ia menunduk dan berbisik, "Kotak-kotak apa yang bisa bikin sakit hati? Jawabannya adalah, Kotak sadar bahwa selama ini aku sayang dan cinta sama kamu"

Aurora langsung menoleh ke belakang dan keningnya menabrak bibir Mikha. Wanita itu langsung mendorong wajah Mikha dan bangkit berdiri. Lalu, ia berbalik badan dengan cepat, bersedekap di depan Mikha dan berkata, "Cukup! Jangan ganggu aku lagi! Kalau ada yang masuk ke ruangan ini dan melihat kamu mencium keningku barusan, gimana?"

"Aku nggak nyium kening kamu. Kamu yang menoleh ke belakang. Oh! Kamu tadi menoleh ke belang karena ingin aku cium, ya?" Mikha mengulas senyum tengil di wajah tampannya.

Aurora hampir saja berteriak kencang karena kesal, namun dia masih bisa mengontrol diri dengan baik dan hanya menggeram, "Cukup Mikha! Sekarang keluarlah!"

"Aku akan keluar dan berhenti menganggu kamu, kalau kamu mau menjadi tutor pribadiku"

"Untuk apa kau butuh tutor, hah?! Nilai kamu semuanya sempurna. Kamu masuk ke sini sebagai siswa undangan yang berprestasi. Lalu, untuk apa kamu butuh tutor pribadi?"

"Oh! Diam-diam kamu mencari tahu soal aku? Mengintip nilaiku?"

"Bukan begitu, aku hanya.........Aaaaaaa!" Aurora tersentak kaget ketika Mikha menarik kursinya Aurora untuk ia duduki, lalu dengan cepat pemuda itu menarik Aurora ke pangkuannya, dan langsung menahan paha Aurora saat wanita itu hendak bangkit berdiri.

Aurora sontak mendelik dan menggeram, "Lepaskan aku! Kalau ada yang masuk ke sini dan melihat kita, kita bisa kena sanksi kesusilaan dan kita akan dikeluarkan dari kampus ini"

"Aku nggak peduli dan astaga! Kau wangi banget, Rora" Bisik Mikha di telinga Aurora.

Aurora langsung berkata sambil memejamkan rapat-rapat kedua kelopak matanya, "Oke! Aku mau jadi tutor pribadi kamu. Sekarang lepaskan aku!"

Dengan sangat terpaksa, Mikha melepaskan Aurora. Wanita cantik itu kemudian bergegas bangkit berdiri dari pangkuannya Mikha dan langsung berjalan ke samping dengan sangat cepat untuk menjauhi pemuda itu, sambil berkata, "Sekarang pergilah! Keluar dari sini!"

Mikha bangkit berdiri dan duduk di tepi meja kerjanya Aurora, lalu berkata, "Hari ini jam enam sore kamu harus datang ke rumahku. Mulai hari ini kamu adalah tutor pribadiku.

Mikha terus menatap Aurora dengan sorot mata penuh misteri. Sorot mata itu membuat Aurora bergidik ngeri, sorot mata pemuda itu seolah berkata ingin menciumnya atau justru ingin membunuhnya.

"Baiklah! Sekarang keluarlah dari ruanganku!" Aurora berucap sembari berbalik badan untuk meredakan degup jantungnya dengan cara menatap taman yang ada di teras samping ruang kerjanya.

Mikha melihat punggung Aurora sejenak. Kemudian pemuda tampan itu bangkit berdiri dan berkata, "Aku tunggu kamu! Awas saja kalau kamu tidak datang, aku akan menganggu kamu lebih dari ini"

Aurora berbalik badan saat ia mendengar suara pintu tertutup keras dan dia tersentak kaget melihat Mikha masih berdiri di depan daun pintu. "Ke...kenapa kau masih di sini?"

Mikha terkekeh geli dan berkata dengan santainya, "Kena, deh, kamu. Aku sengaja menutup pintu dengan keras agar kau berbalik badan. Aku hanya ingin kamu melihatku sekali lagi dan aku hanya ingin melihat wajah cantik kamu sekali lagi sebelum aku pergi dari sini"

Aurora menghela napas panjang dan saat wanita itu melangkah lebar ke arah Mikha dengan sorot mata mematikan, pemuda itu langsung berteriak, "Baiklah, aku keluar" Dan dengan cepat pemuda itu berbalik badan, membuka pintu, dan bergegas keluar dari ruang kerjanya Aurora.

Di tengah lorong, Mikha melihat seorang pria tampan, dengan outfit mahal. Mikha menghentikan langkahnya dan berputar badan mengikuti arah pergi pria tampan yang terlihat sangat matang dan mapan. Mikha melihat pria itu membawa satu buket besar mawar kuning dan masuk ke ruang kerjanya Aurora tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Mikha mengernyit dan bergumam, "Siapa dia? Kenapa dia bawa satu buket besar mawar kuning? Bukankah mawar kuning mengandung arti maafkanlah aku? Sial! Apa pria itu kekasihnya Rora?" Mikha kemudian melangkah lebar ke ruang kerjanya Aurora sambil menggeram, "Aku nggak akan biarkan siapa pun merebut Rora dariku"

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

lanjut

2023-05-21

0

Lintang Lia Taufik

Lintang Lia Taufik

Sarkas dikit dia, hehe

2023-05-06

0

Senajudifa

Senajudifa

bocah tengil senyumnyapun tengil😁😁

2023-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!