Masuk Ke Dunia Film
Di sebuah istana yang indah dan megah, terdapat keluarga kerajaan yang sedang merayakan hari ulang tahun putri bungsu mereka. Senyum lebar terukir indah di bibir putri itu, menggambarkan betapa bahagianya ia di sana. Kali ini, ulang tahunnya hanya dirayakan oleh mereka sekeluarga saja, tidak lagi mengundang rakyat. Itu atas kemauan putri sendiri. Ia hanya sedang ingin menghabiskan ulang tahunnya yang ke-14 tahun ini tidak se-mewah tahun tahun sebelumnya.
Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, tiba-tiba anak panah masuk melewati sela sela jendela ke dalam dan menancap langsung pada Sang Raja, yaitu Raja Darren Castiel. Melihatnya membuat mereka semua tersentak, mata melebar dengan mulut menganga.
"AYAAHHH!!!" Pekik mereka semua.
"A-AYAH!!!"
Raja Darren pun tersungkur dengan banyak darah di sekitar dada sebelah kirinya yang tertancap panah. Dengan sigap pengawal yang menjaga di sana serta kedua putra kembarnya—Pangeran Axel dan Pangeran Noxien—pun mengeluarkan pedangnya begitu pula si sulung—Putri Calissa—mengeluarkan panahnya. Mereka bertiga menatap sekeliling ruangan dengan was-was, mencari dari mana anak panah itu berasal. Sedangkan Ratu Catrina bersama dua putri lainnya segera menghampiri Raja Darren.
"Siapa di sana??!!" Tanya Noxien dengan lantang.
"Darren, apa kau bisa mendengarku?" Tanya Ratu Catrina sembari menggoyang-goyangkan tubuh Raja Darren, namun itu tidak berpengaruh apa-apa. Raja Darren tetap diam dengan mata terbuka, mereka yang melihatnya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Melihat itu, sangat menyayat hati. Perlahan-lahan air mata turun membasahi pipi mereka.
Tiba-tiba Noxien berlari mengejar seseorang yang sempat dilihat olehnya. Axel, Calissa dan beberapa pengawal pun mengikutinya di belakang. Kemudian Deroxia—si putri kedua—berdiri, ia mengambil pedangnya, mengelap air mata lalu ikut menyusul mereka.
"Ayah, bangun ayah," lirih si bungsu yang bernama Anastasya. Ratu Catrina pun menutup kedua mata suaminya tersebut dengan telapak tangannya yang bergetar, isak tangisnya semakin terdengar menyakitkan.
Tak disangka, Raja Darren akan pergi secepat ini meninggalkan keluarganya. Mereka bahkan belum mengucapkan selamat tinggal sekali pun, tiba-tiba hal ini terjadi begitu saja. Harusnya ini menjadi hari terbahagia bagi Anastasya, namun ternyata malah sebaliknya.
Saat keluar istana, Axel, Noxien, Calissa dan Deroxia terkejut melihat puluhan rakyat Eastria yang diikat oleh pasukan Kerajaan Westria. Mereka pun memberhentikan langkahnya.
"Apa-apaan ini?!" Bentak Noxien tak terima, ia menatap tajam semua pasukan-pasukan tersebut. Lalu tatapan mereka beralih ke Pangeran Harixon yang juga ada di sana, masih senantiasa membawa tongkat sakti hijaunya dengan muka menyebalkan.
Tunggu, Isabel tidak mengingat bagian ini. Ia tidak ingat kalau Harixon akan datang bersama pasukannya untuk mengikat rakyat Eastria. Ia juga tidak ingat kalau Raja Darren akan terbunuh secepat ini. Lantas, sebenarnya apa yang akan terjadi selanjutnya?
"Ini pilihanmu, Putri Deroxia. Kau menikah denganku, atau aku akan membawa mereka ke istanaku dan menenggelamkan mereka di kolam besi panas yang mendidih di bawah tanah. Blek blek blek... hahahah!!!" Ancam Harixon dengan tawa jahat di akhir ucapannya.
"Luar biasa. Setelah kau membunuh ayah kami, sekarang kau ingin membunuh mereka juga?! Manusia yang sangat tidak beradab!" sindir Noxien dengan nada penekanan di setiap katanya. Suaranya bergetar, matanya juga sudah memerah begitu pula yang lain.
"Biarkan mereka pergi! Jangan sangkut pautkan mereka dengan urusan kita. Mereka tidak ada hubungannya," mohon Calissa.
Mendengar itu, Harixon malah tersenyum miring. "Maka dari itu ini pilihanmu, Deroxia. Kau akan menikah denganku, atau mereka akan aku bunuh. Lihatlah sebagian rakyatmu ini, mereka tidak berdaya. Mereka tidak bersalah, sayang. Keselamatan mereka semua ada di tangan kamu, Putri Deroxia Castiel."
Deroxia menggeleng pelan, dia tidak bisa menikah dengan Pangeran menyebalkan itu. Tapi ia tak bisa membiarkan Harixon untuk membunuh rakyatnya yang tidak ada salah apa-apa.
"Jadi, bagaimana sayang?" Tanyanya. Deroxia terdiam sebentar kemudian menawab,
"y–ya!"
Bagaikan petir di siang bolong, jawaban Deroxia membuat semua orang di sana kaget dan tak percaya. Salah satu pemuda yang diikat di sana memberi kode pada Deroxia untuk menolak Pangeran, namun Deroxia mengabaikannya. Dia tidak peduli tentang dirinya sekarang, yang penting orang-orang tak bersalah itu bisa bebas.
"Kau serius?"
"Ya! Apa jawaban itu tidak cukup untukmu? Lepaskan mereka semua dan bawa aku sekarang!" Ucapnya dengan lantang, ia berusaha menahan rasa takut dalam dirinya. Namun, Harixon malah tertawa tidak jelas yang membuat Deroxia kesal.
Tetapi tiba-tiba Deroxia merasa waktu terulang, ia mengerutkan keningnya melihat dirinya bersama ketiga saudaranya serta para pengawal di belakangnya mundur kembali dengan sendirinya, dan kini mereka semua kembali berada di dalam istana yang akan berlari mengejar salah satu prajurit Westria. Seakan-akan waktu baru saja terulang kembali.
'What??? Kenapa waktunya keulang lagi?' Tanya Deroxia dalam hati dengan tidak terima sekaligus bingung. Ia sudah lama sekali tidak mengalami hal ini.
"Kau salah, Isabel. Deroxia menolak menikahi Harixon, ia membiarkan rakyat Eastria dibawa pergi olehnya," ucap seseorang di kepala Deroxia. Deroxia melotot, ia tak percaya kalau di dalam film Deroxia malah membiarkan rakyat Eastria dibawa ke Westria. Ini artinya ia mau tidak mau harus membiarkan rakyat itu dibawa agar tidak mengubah alur cerita, atau waktu akan terulang-ulang terus tanpa henti.
"Tolak dia, Isabel!" perintahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments