Princess Deroxia

"Kakak, ayo bangunlah!"

Aish, kenapa pagi cepat sekali datangnya? Aku masih mengantuk. Bisakah kasih aku waktu 5 menit lagi?

"Mmm... 5 menit lagi, Do," gumamku kemudian berbalik memunggungi adik laki-lakiku yang bernama Aldo. Rasanya sangat malas sekali untuk memulai hari. Lagi pula kelasku kan dimulai nanti jam 11 siang.

"Do? Siapa Do?"

Aku terdiam mendengar pertanyaan aneh itu. Bahkan yang lebih anehnya lagi, suaranya bukan seperti suara adikku. Suara itu adalah suara anak perempuan! atau jangan-jangan... Aldo sedang cosplay menjadi bencong?!

Khawatir Aldo beneran cosplay menjadi bencong, aku pun cepat-cepat menoleh ke belakang. Tidak, itu bukan Aldo yang cosplay menjadi bencong. Itu anak perempuan sungguhan! Sepertinya berumur kisaran 12 atau... 10 tahun?

Tunggu, siapa dia dan kenapa ada di kamarku?!

"Siapa kamu!!!" pekikku tertahan lalu dengan sigap mengambil bantal untuk aku lempar nanti padanya jika dia berbuat macam-macam. Masalahnya aku tak kenal siapa anak ini, yah meskipun dia terlihat tidak seperti penjahat, karena dia memakai gaun berwarna kuning cerah, rambutnya juga pirang dan warna matanya biru. Dia juga memakai tiara yang berkilau, dia sangat cantik. Tapi siapa tau itu hanya akal-akalannya saja untuk menipuku.

"A-aku? Aku kan adikmu, Kak. Tasya, aku Tasya. Kakak habis bermimpi apa sih?" kekehnya, kemudian pergi begitu saja meninggalkanku yang melongo dibuatnya. Rasanya ada yang aneh di sini, dari hawanya, suasananya, bahkan aku juga baru menyadari kalau suaraku sedikit berbeda. Tunggu, bahkan bantal ini sepertinya bukan milikku! Ukurannya jauh lebih besar dan lebih empuk, bukan seperti milikku yang busanya sudah gepeng.

"Apa yang terjadi?" gumamku sembari memperhatikan sekeliling kamar. Kamar ini lebih luas daripada kamarku yang seharusnya. Dindingnya berwarna biru cerah dan terdapat hiasan bunga-bunga berwarna putih. Lantainya berwarna putih yang sangat berkilau, seperti selalu dipel tiga kali sehari. Satu lagi yang menarik perhatianku, ada tulisan indah yang terdapat di salah satu pintu di sana: 'Deroxia Neevanaya Castiel'.

Ah, aku seperti pernah mendengar nama itu! Nama anak perempuan bernama Tasya tadi pun rasanya sangat familiar. Tapi, dengar darimana ya?

Saat kulihat jendela, sepertinya ini bukan pagi hari melainkan sore hari. Karena matahari yang sedang terbenam itu terlihat jelas dari jendela kamarku dengan warna jingga kemerahan di sekitarnya. Syukurlah, kalau pagi hari tidak akan ada sinar menyilaukan yang masuk ke kamar.

Lalu tatapanku terpaku pada diriku sendiri di cermin, hampir saja aku ingin teriak namun cepat-cepat aku tahan dengan tanganku, takutnya teriakanku ini menarik perhatian orang lain.

Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Kenapa rambutku yang tadinya pendek sebahu, sekarang menjadi lebih panjang dan bergelombang? Warna rambutnya juga pirang. Kulitku yang tadinya coklat kini menjadi putih, bahkan mataku berwarna biru laut yang cerah. Aku sangat mirip dengan anak tadi, bedanya aku ini lebih dewasa darinya.

Ini sangat aneh, tadinya aku mirip seperti monyet liar yang kabur dari pinggir jalan raya Puspiptek yang tak jauh dari rumahku, namun sekarang aku mirip seperti putri cantik yang ada di film-film. Apa ini mimpi?

Aku berusaha mengingat-ingat apa yang aku lakukan terakhir kali sebelum terbangun di sini. Yang aku ingat... Kemarin aku sedang pergi bersama pacarku, Leon. Lalu kami menonton film di bioskop, kemudian pulang. Aku tidur di rumah lalu bangun di sini.

Ah iya! Aku menonton film bertema kerajaan bersama Leon. Jangan-jangan, aku masuk ke dunia kerajaan itu sekarang dan menjadi si tokoh utama, Putri Deroxia Castiel?! Kalau iya, itu akan menjadi masalah besar karena hidup seorang Putri Deroxia sangat memprihatinkan! Dalam film, dia dipaksa untuk menikah dengan Pangeran Harixon sedangkan dia sedang jatuh cinta dengan Pangeran lain, yaitu Pangeran Feroxan.

Yang benar saja, sekarang aku menjadi seorang putri?!

Tiba-tiba pintu diketuk pelan lalu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya yang cantik. Dia menunduk hormat padaku kemudian tersenyum dan berkata, "selamat sore Tuan Putri, sebaiknya anda segera bersiap-siap karena nanti malam diundang untuk makan malam bersama di Kerajaan Southernria."

Baru saja aku berharap-harap kalau ini hanyalah mimpi, namun ternyata takdir berkata lain. Namaku bukan lagi Isabel, melainkan Deroxia. Dan aku baru saja memulai awal cerita yang ada di dalam film, yaitu pergi ke Kerajaan Sou---apalah itu namanya. Kenapa nama istananya sangat susah sekali untuk diucapkan?! Atau aku yang bodoh tidak bisa mengucapkannya.

Sepertinya aku yang bodoh. Buktinya bukannya menjawab si wanita itu atau hanya sekedar memberi anggukan saja, aku malah melongo. Masih berusaha mencerna apa yang terjadi di sini.

...------->>><<<-------...

Sedari tadi aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari jalanan yang sedang aku lewati. Yang aku ingat, istanaku ini terletak di suatu daerah bernama Eastria. Dan sekarang, kami sedang menaiki kereta kuda menuju daerah Southernria untuk ke istananya. Istana di mana Pangeran Feroxan tinggal. Kami semua diundang untuk makan malam bersama keluarga mereka.

Dalam film yang ku tonton, Putri Deroxia memiliki 4 saudara. Anak pertama itu Calissa, dia berusia 23 tahun dan satu kendaraan denganku sekarang bersama si bungsu. Anak yang kedua adalah aku, lalu yang ketiga dan keempat itu kembar laki-laki namanya Axel dan Noxien. Mereka berumur 17 tahun. Terakhir, si bungsu namanya Anastasya atau biasa dipanggil Tasya oleh orang-orang terdekatnya. Ternyata dia sudah berusia 13 tahun, tak seperti dugaanku di kamar tadi saat pertama kali melihatnya.

Putri Calissa—yang sekarang akan kupanggil Kak Lissa—dan Tasya sedari tadi tidak henti-hentinya menggodaku mengenai Pangeran Feroxan. Aku tak sabar ingin melihat seperti apa Pangeran Feroxan jika dilihat secara langsung! Dalam film dia digambarkan sangat tampan, lebih tampan malah dari Pangeran Harixon; Pangeran dari daerah Westria yang terlihat sangar menurutku. Entahlah, not my type.

Rasanya asing sekali berada di sini, aku seperti baru saja menemukan suasana baru dan lingkungan baru yang indah! Entah ini mimpi atau kenyataan, tapi kalau ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku dulu!

Akhirnya kami telah sampai di istana Southernria. Kak Lissa turun terlebih dahulu, disusul aku lalu yang terakhir adalah Tasya. Sedangkan dua adik laki-lakiku ada di kereta kuda yang lain. Tidak susah juga kok membedakan dua kembar itu; Axel yang rambutnya coklat seperti rambut Kak Lissa, kalau Noxien rambutnya pirang. Raja dan Ratu yang merupakan orang tua kami, berada di kereta kuda lainnya.

Istana ini cukup indah, sangat megah dan asri. Dia memiliki lebih banyak tanaman tanaman hijau. Karena sekarang sudah malam, banyak lilin-lilin yang menghiasi sekitaran halaman istana yang luas itu. Banyak juga pengawal yang mengikuti kami masuk ke istana. Ah, apa wajahku terlihat seperti orang bodoh? Sedari tadi aku tidak henti-hentinya berdecak kagum menatap seisi istana tersebut.

Aku jadi bertanya-tanya, apakah setiap malamnya mereka akan selalu memasang lilin di halaman ini, atau hanya karena kami datang?

Jantungku semakin berdetak tak karuan saat memasuki istana itu, di depan sana Raja Darren bersama Ratu Catrina (orang tuaku) sedang berjabat tangan dan memberi sapaan pada Raja Olian, Raja yang memimpin istana Southernria.

Tak lama kami semua dipersilahkan untuk duduk di meja makan istana tersebut. Tadinya aku cukup khawatir takut kursinya tidak cukup, lagian ribet banget kenapa mereka harus mengundang kami sekeluarga. Kami kan lima bersaudara, ditambah Raja dan Ratu jadinya tujuh. Untungnya, kursi di ruang makan itu banyak.

Mataku berbinar saat melihat banyaknya makanan lezat yang tersedia di atas meja, bahkan meja penuh dengan makanan dari ujung ke ujung! Seperti Harry Potter saja.

Bahkan, banyak juga barang-barang yang terbuat dari emas.

Saat aku hendak duduk, tiba-tiba ada seseorang juga yang baru saja ingin duduk di sebrangku. Aku pun mendongak menatapnya. Ah, pasti dia Pangeran Feroxan. Warna mata hazelnya sangat indah.

Tiba-tiba, tatapan kami bertemu. Rasanya jantungku ingin copot! Kenapa tatapannya bisa seperti itu? Bikin aku gila, aku tak mau jantungku pindah ke ginjal! Dia benar-benar tampan.

Anehnya, dia menatapku dengan... tak percaya? Kenapa sih? Apa pakaianku aneh? Dalam film kan aku dengannya juga sudah cukup dekat, harusnya dia tidak terkejut lagi melihatku. Jangan-jangan dia tau kalau aku bukan Deroxia yang asli?!

"Silahkan duduk," ucap Raja Olian sembari tersenyum ramah. Aku perlahan-lahan duduk di kursiku bersama keluargaku yang lain. Sedangkan di seberangku, laki-laki itu masih terdiam menatapku.

SEBENTAR....

Wajah dia ini mengingatkanku akan seseorang. Atau ternyata memang benar dialah orangnya yang menjadi Pangeran Feroxan?

Dia... Leon?

...-TBC-...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!