NovelToon NovelToon

Masuk Ke Dunia Film

1. Prolog

Di sebuah istana terdapat sebuah keluarga kerajaan yang sedang merayakan hari ulang tahun anak bungsunya, mereka nampak sangat bahagia di sana. Namun di tengah keasyikan tersebut, tiba-tiba anak panah masuk ke dalam dan menancap langsung pada Sang Raja, yaitu Raja Darren Castiel membuat mereka semua tersentak kaget.

"AYAAHHH!!!" Pekik mereka semua.

"A-AYAH!!!"

Raja Darren pun terjatuh dengan banyak darah di sekitar dada sebelah kirinya yang tertancap panah. Dengan sigap kedua anak kembarnya--Pangeran Axel dan Pangeran Noxien--pun mengeluarkan pedangnya begitu pula si sulung--Putri Calissa--mengeluarkan panahnya. Mereka bertiga menatap sekeliling ruangan dengan was-was, mencari dari mana anak panah itu berasal. Sedangkan Ratu Catrina bersama dua putri lainnya segera menghampiri Raja Darren

"Siapa di sana??!!" Tanya Noxien dengan lantang.

"Darren, apa kamu bisa mendengarku?" Tanya Ratu Catrina sembari menggoyang-goyangkan tubuh Raja Darren, namun itu tidak berpengaruh apa-apa. Raja Darren tetap diam dengan mata terbuka seperti itu. Mereka semua pun menatap satu sama lain dengan tidak percaya, perlahan-lahan air mata turun membasahi pipi mereka.

Tiba-tiba Noxien berlari mengejar seseorang yang sempat dilihatnya, Axel, Calissa dan beberapa penjaga di sana pun mengikutinya di belakang. Kemudian Putri Deroxia--si anak kedua--berdiri, ia mengambil pedangnya lalu ikut menyusul mereka.

"Ayah, bangun ayah," lirih si bungsu yang bernama Anastasya pada ayahnya. Ratu Catrina pun menutup kedua mata suaminya tersebut dengan telapak tangannya yang bergetar, isak tangisnya semakin terdengar menyakitkan.

Tak disangka, Raja Darren akan pergi secepat ini meninggalkan keluarganya. Mereka bahkan belum mengucapkan selamat tinggal sekali pun, tiba-tiba hal ini terjadi begitu saja. Harusnya ini menjadi hari terbahagia bagi Tasya, namun ternyata malah sebaliknya.

Saat keluar istana, Axel, Noxien, Calissa dan Deroxia terkejut melihat puluhan rakyat Eastria yang diikat oleh pasukan Kerajaan Westria. Mereka pun memberhentikan langkahnya.

"Apa-apaan ini?!" Bentak Noxien tak terima, ia menatap tajam semua pasukan-pasukan tersebut. Lalu tatapan mereka beralih ke Pangeran Harixon yang juga ada di sana, masih senantiasa membawa tongkat sakti hijaunya dengan muka menyebalkan yang selalu tertampang di wajahnya.

Tunggu, Isabel tidak mengingat bagian ini. Dia tidak ingat kalau akan datang Pangeran Harixon dan pasukannya untuk mengikat rakyat Eastria. Dia juga tidak ingat kalau Raja Darren akan terbunuh. Dia tidak ingat semua kejadian tadi di dalam film yang ia tonton, lalu sebenarnya apa yang terjadi?

"Ini pilihanmu, Deroxia. Kamu menikah denganku, atau aku akan membawa mereka ke istanaku dan menenggelamkan mereka di kolam besi panas yang mendidih. Blek blek blek, hahahah!!!" Ancamnya dengan tawa yang sangat tidak jelas di akhirnya.

"Bagus, setelah kau membunuh ayah kami, sekarang kau ingin membunuh mereka juga?! Manusia yang sangat tidak beradab!" Sindir Noxien dengan nada penekanan di setiap katanya. Suaranya bergetar, matanya juga sudah memerah begitu pula yang lain.

"Biarkan mereka pergi! Jangan sangkut pautkan mereka dengan urusan kita. Mereka tidak ada hubungannya," mohon Calissa.

Mendengar itu Harixon malah tersenyum miring. "Maka dari itu ini pilihanmu, Deroxia. Kau akan menikah denganku, atau mereka akan aku bunuh. Lihatlah sebagian rakyatmu ini, mereka tidak berdaya. Mereka tidak bersalah, sayang. Keselamatan mereka semua ada di tangan kamu, Putri Deroxia Castiel."

Deroxia menggeleng pelan, dia tidak bisa menikah dengan Pangeran menyebalkan itu. Tapi ia tak bisa membiarkan Harixon untuk membunuh rakyatnya yang tidak ada salah apa-apa.

"Jadi, bagaimana sayang?" Tanyanya. Deroxia terdiam sebentar kemudian menawab,

"Y-ya!"

Bagaikan petir di siang bolong, jawaban Deroxia membuat semua orang di sana kaget dan tak percaya. Salah satu pemuda yang diikat di sana memberi kode pada Deroxia untuk menolak Pangeran, namun Deroxia mengabaikannya. Dia tidak peduli tentang dirinya sekarang, yang penting orang-orang tak bersalah itu bisa bebas.

"Kau serius?"

"Ya! Apa jawaban itu tidak cukup untukmu? Lepaskan mereka semua dan bawa aku sekarang!" Ucapnya dengan lantang, ia berusaha menahan rasa takutnya. Namun Harixon malah tertawa tidak jelas yang membuat Deroxia kesal.

Tetapi tiba-tiba Deroxia merasa waktu terulang, ia mengerutkan keningnya melihat dirinya bersama ketiga saudaranya serta para penjaga di belakangnya mundur kembali dengan sendirinya, dan kini mereka semua kembali berada di dalam istana dan sedang berlari mengejar salah satu prajurit Westria. Seakan-akan waktu baru saja terulang kembali, entah apa sebabnya.

'What??? Kenapa keulang lagi?' Tanya Deroxia dalam hati dengan tidak terima sekaligus bingung. Dia sudah lama sekali tidak mengalami hal ini.

"Kau salah, Isabel. Deroxia menolak menjadi istri Pangeran Harixon, ia membiarkan rakyat Eastria dibawa pergi oleh Pangeran," ucap seseorang di kepala Deroxia. Deroxia melotot, ia tak percaya kalau di film Deroxia malah membiarkan rakyat Eastria dibawa ke Westria. Ini artinya Deroxia mau tidak mau harus membiarkan rakyat itu dibawa agar tidak mengubah alur cerita, atau waktu akan terulang-ulang terus tanpa henti.

"Tolak dia, Isabel!" Perintahnya.

2. Princess Deroxia

"Kakak, ayo bangunlah!"

Aish, kenapa pagi cepat sekali datangnya? Aku masih lelah, bisakah kasih aku waktu 5 menit lagi?

"Mmm.. 5 menit lagi, Do," gumamku kemudian berbalik memunggungi adik laki-lakiku yang bernama Aldo. Rasanya sangat malas sekali, lagi pula kelasku kan dimulai nanti jam 11 siang.

"Do? Siapa Do?"

Aku terdiam mendengar pertanyaan aneh itu. Bahkan yang lebih anehnya lagi, suaranya bukan seperti suara adikku. Suara itu adalah suara anak perempuan, atau jangan-jangan Aldo sedang cosplay menjadi bencong?!

Khawatir Aldo beneran cosplay menjadi bencong, aku pun cepat-cepat menoleh ke belakang. Tidak, itu bukan Aldo yang cosplay menjadi bencong. Itu anak perempuan sungguhan, sepertinya berumur kisaran 12-13 tahun?

Tunggu, siapa dia dan kenapa ada di kamarku?!

"Siapa kamu!!!" Pekikku tertahan lalu dengan sigap mengambil bantal untuk aku lempar nanti padanya jika dia berbuat macam-macam. Masalahnya aku tak kenal siapa anak ini, yah meskipun dia terlihat tidak seperti penjahat, karena dia memakai gaun berwarna kuning cerah, rambutnya juga pirang dan warna matanya biru. Dia juga memakai tiara yang berkilau, dia sangat cantik. Tapi siapa tau itu hanya akal-akalannya saja untuk menipuku.

"A-aku? Aku kan adikmu, Kak. Tasya, aku Tasya. Kakak habis bermimpi apa sih?" Kekehnya, kemudian pergi begitu saja meninggalkanku yang melongo dibuatnya. Rasanya ada yang aneh di sini, dari hawanya, suasananya, bahkan aku juga baru menyadari kalau suaraku sedikit berbeda. Aku juga baru sadar kalau ini bukan pagi hari, melainkan sore hari.

"Apa yang terjadi?" Gumamku sembari memperhatikan sekeliling kamar. Kamar ini lebih luas daripada kamarku yang sebelumnya. Dindingnya berwarna biru cerah dan terdapat hiasan bunga-bunga berwarna putih, lantainya juga sangat berkilau. Satu lagi yang menarik perhatianku, ada tulisan indah yang terdapat di salah satu pintu di sana, 'Deroxia Neevanaya Castiel'.

Ah, aku seperti pernah mendengar nama itu! Nama anak perempuan bernama Tasya tadi pun rasanya sangat familiar. Tapi, dengar darimana ya?

Lalu tatapanku terpaku pada diriku sendiri di cermin, hampir saja aku ingin teriak namun cepat-cepat aku tahan dengan tanganku, takutnya teriakanku ini menarik perhatian orang lain.

Sebenarnya apa yang terjadi denganku? Kenapa rambutku yang tadinya pendek sebahu, sekarang menjadi lebih panjang dan bergelombang? Warna rambutnya juga pirang. Kulitku yang tadinya coklat kini menjadi putih, bahkan mataku berwarna biru laut yang cerah. Aku sangat mirip dengan anak tadi, bedanya aku ini lebih dewasa darinya.

Ini sangat aneh, tadinya aku mirip seperti monyet liar yang kabur dari pinggir Jalan Puspiptek yang tak jauh dari rumahku, sekarang aku mirip seperti putri cantik yang ada di film-film. Kenapa aku bisa ada di sini?

Aku berusaha mengingat-ingat apa yang aku lakukan terakhir kali sebelum terbangun di sini. Yang aku ingat... Kemarin aku sedang pergi bersama pacarku, Leon. Lalu kami menonton film di bioskop, kemudian pulang. Aku tidur lalu bangun di sini.

Ah iya! Aku menonton film bertema kerajaan bersama Leon. Jangan-jangan, aku masuk ke dunia kerajaan itu sekarang dan menjadi si tokoh utama, Putri Deroxia Castiel?! Kalau iya, itu akan menjadi masalah besar karena hidup seorang Putri Deroxia sangat memprihatikan! Dalam film, dia dipaksa untuk menikah dengan Pangeran Harixon sedangkan dia sedang jatuh cinta dengan Pangeran lain yaitu Pangeran Feroxan.

Yang benar saja, sekarang aku menjadi seorang putri? Ini cuman mimpi, kan?!

Tiba-tiba pintu diketuk pelan lalu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya yang cantik. Dia menunduk hormat padaku kemudian tersenyum dan berkata, "selamat sore Tuan Putri, sebaiknya anda segera bersiap-siap karena nanti malam diundang untuk makan malam bersama di Kerajaan Southernria."

Baru saja aku berharap-harap kalau ini hanyalah mimpi, namun ternyata takdir berkata lain. Aku bukan lagi Isabel, melainkan Deroxia. Dan aku baru saja memulai awal cerita yang ada di dalam film, yaitu pergi ke Kerajaan Sou---apalah itu namanya. Kenapa nama istananya sangat susah sekali untuk diucapkan?! Atau aku yang bodoh tidak bisa mengucapkannya.

Sepertinya aku yang bodoh. Buktinya bukannya menjawab si wanita itu atau hanya sekedar memberi anggukan saja, aku malah melongo. Masih berusaha mencerna apa yang terjadi di sini.

Aku akan baik-baik saja, kan?

...------->>><<<-------...

Sedari tadi aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari jalanan yang sedang aku lewati. Yang aku ingat, istanaku ini terletak di suatu daerah bernama Eastria. Dan sekarang, kami sedang menaiki kereta kuda menuju daerah Southernria untuk ke istananya. Istana dimana Pangeran Feroxan tinggal. Kami semua diundang untuk makan malam bersama keluarga mereka.

Rasanya sangat asing sekali berada di sini, aku seperti baru saja menemukan suasana baru, lingkungan baru yang entah aku akan nyaman atau tidak. Aku harap aku sedang bermimpi sekarang, walaupun ini terasa sangat nyata tapi aku tak ingin menjadi Putri Deroxia! Kenapa aku harus terjebak dalam tubuh ini!

Para saudaraku sedari tadi tidak henti-hentinya menggodaku mengenai Pangeran Feroxan. Iya, aku agak kaget juga saat mengetahui kalau ternyata aku memiliki banyak saudara. Anak pertama itu Calissa, yang kedua adalah aku, anak ketiga dan keempat itu kembar namanya Axel dan Noxien, mereka berumur 17 tahun. Lalu yang paling kecil Anastasya, dia baru berumur 13 tahun.

Sebenarnya aku sedikit deg-degan dan penasaran, setampan apa ya Pangeran Feroxan? Di film, Pangeran Feroxan digambarkan sangat tampan. Lebih tampan malah dari Pangeran Harixon; Pangeran dari daerah Westria yang terlihat sangat garang--menurutku.

Tanpa sadar kini kami telah sampai di istana Southernria. Calissa turun terlebih dahulu, disusul aku lalu yang terakhir adalah Tasya. Sedangkan dua adik laki-lakiku ada di kereta kuda yang lain. Tidak susah juga kok membedakan dua kembar itu, Axel yang rambutnya coklat seperti rambut Calissa, kalau Noxien rambutnya pirang.

Istana ini cukup indah, sangat megah dan asri. Karena sekarang sudah malam, banyak lilin-lilin yang menghiasi sekitaran halaman istana yang luas itu. Banyak juga pengawal yang mengikuti kami masuk ke istana. Ah, apa wajahku terlihat seperti orang bodoh? Sedari tadi aku tidak henti-hentinya berdecak kagum menatap seisi istana tersebut.

Jantungku semakin berdetak tak karuan saat memasuki istana itu, di depan sana Raja Darren bersama Ratu Catrina (orang tuaku) sedang berjabat tangan dan memberi sapaan pada Raja Olian, Raja yang memimpin istana Southernria.

Tak lama kami semua dipersilahkan untuk duduk di meja makan istana tersebut. Tadinya aku cukup khawatir takut kursinya tidak cukup, lagian ribet banget kenapa mereka harus mengundang kami sekeluarga. Kami kan lima bersaudara, ditambah Raja dan Ratu jadinya tujuh. Untungnya, kursi di ruang makan itu banyak.

Mataku berbinar saat melihat banyaknya makanan lezat yang tersedia di atas meja, bahkan meja penuh dengan makanan dari ujung ke ujung! Seperti Harry Potter saja.

Bahkan, banyak juga barang-barang yang terbuat dari emas.

Saat aku hendak duduk, tiba-tiba ada seseorang juga yang baru saja ingin duduk di sebrangku. Aku pun mendongak menatapnya. Ah, pasti dia Pangeran Feroxan. Aku sangat menyukai model rambutnya, warna mata hazelnya juga sangat indah menurutku.

Tiba-tiba tatapan kami bertemu, rasanya jantungku ingin copot! Kenapa tatapannya bisa seperti itu? Bikin aku gila, aku tak mau jantungku pindah ke ginjal! Dia benar-benar tampan.

Anehnya, dia juga menatapku dengan tak percaya. Kenapa sih? Apa pakaianku aneh? Dalam film kan aku dengannya juga sudah cukup dekat, harusnya dia tidak terkejut lagi melihatku. Jangan-jangan dia tau kalau aku bukan Deroxia yang asli?!

"Silahkan duduk," ucap Raja Olian sembari tersenyum ramah. Aku perlahan-lahan duduk di kursiku bersama keluargaku yang lain. Sedangkan di seberangku, laki-laki itu masih terdiam menatapku.

SEBENTAR....

Wajah dia ini mengingatkanku akan seseorang. Atau ternyata memang benar dialah orangnya, yang menjadi Pangeran Feroxan?

Dia.... Leon?

...-TBC-...

3. Prince Feroxan

-Flashback, beberapa jam sebelumnya-

Di suatu sore yang cerah, terdapat seorang pemuda berusia 20 tahun yang masih tertidur nyenyak di kamarnya. Kamar yang megah, penuh dengan barang-barang yang tentunya juga mewah. Tak lama datanglah seorang gadis kecil berambut hitam berusia 9 tahun, dia naik ke kasur pemuda itu dan melompat-lompat di atasnya.

"Kakak bangun!!"

"Bangun Kakak!"

"Kakak!!"

Merasa terusik, lelaki itu pun membuka matanya. Gadis itu cepat-cepat turun dari kasur seraya tertawa.

"Ish apaan sih Del!" Keluhnya pada si adik perempuannya, mendengar itu adiknya menghentikan tawanya.

"Del? Kok malah memanggilku Del sih Kak?" Tanyanya membuat lelaki itu sadar bahwa suaranya terdengar asing. Ia pun menatap gadis itu dan tersentak kaget.

"Astaga! Siapa lu masuk-masuk ke sini!"

"Ish kakak ada apa sih kak?"

Saat itu juga lelaki itu sadar bahwa ia tidak berada di kamarnya. Dia menatap sekeliling kamar tersebut dengan bingung sekaligus kagum. Jangan heran, di kamar itu juga banyak barang-barang yang terbuat dari emas. Kalau dia bawa dua atau tiga barang saja dari sana, pasti dia sudah kaya raya.

"I-ini dimana..."

"Ini... kamar."

"Ya tapi dimana?"

"Istana?" Jawab adiknya yang nampak seperti pertanyaan, heran dengan kakaknya yang tiba-tiba lupa ingatan itu. Padahal, kakaknya sudah tinggal di sana selama 20 tahun lamanya dari dia masih bayi. Bisa-bisanya dia lupa begitu saja.

"Istana?!"

Pemuda itu kembali menatap sekeliling dengan tak percaya. la pun kembali menatap gadis kecil tersebut, dia mengenakan gaun berwarna putih yang dihiasi bunga-bunga indah. Rambutnya berwarna hitam, dan matanya berwarna hijau. Dari penampilannya, sudah jelas dia adalah seorang putri kecil yang menggemaskan.

"Memangnya dimana lagi Kak? Sudah jelas di istana. Ayo siap-siap, sebentar lagi akan ada tamu dari Kerajaan Eastria. Nanti malam kan ayah mengundang semua anggota kerajaan Eastria untuk makan malam bersama, pasti istana ini akan ramai."

Pemuda itu terdiam sebentar, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Apa adiknya baru saja bilang Eastria? Dia merasa tidak asing dengan nama itu. Benar, pemuda itu adalah kekasih Isabel yang bernama Leon. Namun kini, Leon sudah tak menjadi dirinya. Ada beberapa perubahan mulai dari penampilannya, rambutnya, juga matanya. Kemudian dia kembali menatap gadis kecil di sampingnya, "kamu siapa?"

"Kakak tidak mengenaliku? Aku adikmu Kak, Leslie. Kakak tiba-tiba jadi amnesia ya? Jangan-jangan Kakak juga lupa dengan nama Kakak sendiri," jawab gadis kecil yang bernama Leslie itu.

"Keknya iya deh aku sendiri lupa."

"Nama Kakak itu Feroxan. Ah sudahlah cepat Kakak siap-siap! Kakak bilang mau melamar Putri Deroxia, namun sudah jam segini Kakak saja belum siap. Ayah dan ibu sudah menunggu di bawah. Tidak usah ada drama amnesia lagi," Leslie pun berlalu dari kamarnya.

Tatapan Leon terpaku pada sebuah cermin besar yang ada di kamar tersebut. Dia melangkah perlahan mendekati cermin itu, terkejut saat melihat wajahnya. Sebenarnya tidak berbeda dengan aslinya, namun di sana kulitnya lebih putih juga matanya berwarna coklat hazel yang menurutnya sangat indah. Dia menyentuh cermin tersebut, rasanya mustahil ia bisa menjadi seperti ini dan berada di tempat tak dikenalnya.

Apa aku baru aja berubah jadi Pangeran Feroxan? Di pertengahan abad ini?!

Dia pun segera membersihkan tubuhnya, setelah itu ia melihat-lihat pakaiannya yang ada di lemari. Keningnya berkerut saat matanya melihat pakaian di sana penuh dengan pakaian kerajaan. Modelnya bermacam-macam, agak aneh sebenarnya karena dia belum pernah memakai pakaian seperti itu sebelumnya.

Ditambah dia juga akan melamar Putri Deroxia dari Kerajaan Eastria, dia harus terlihat rapih dan menarik di mata Deroxia. Yang dia ingat dalam film yang ia tonton bersama Isabel kemarin, akhir-akhir itu Pangeran Feroxan dan Putri Deroxia selalu menghabiskan waktu bersama-sama.

Yang masih menjadi pertanyaan di kepala Leon adalah, mengapa dia bisa berubah menjadi Pangeran Feroxan?

Ini nyata? -batinnya yang masih tak menyangka.

Feroxan keluar dari kamar sembari memperhatikan seisi istana tersebut. Ia tak henti-hentinya terkagum-kagum melihat istana itu. Dindingnya berwarna putih serta terdapat banyak lukisan-lukisan di setiap lorongnya. Dan jangan lupakan banyak barang-barang yang terbuat dari emas. Serius, dia bisa jadi kaya di rumah aslinya jika membawa 2 atau 3 barang saja.

Karena bingung ingin pergi kemana, Feroxan memilih untuk turun ke bawah lalu kembali berkeliling istana, mencari dimana keluarganya berada. Sampai akhirnya dia menemukan mereka di ruang makan, Feroxan pun menghampiri mereka.

Feroxan menatap kagum pada semua makanan yang ada di atas meja. Semuanya nampak lezat, dia bahkan tidak yakin apakah mereka bisa menghabiskan makanan sebanyak itu malam ini.

"Feroxan, akhirnya kamu datang juga," sambut sang Ratu yang merupakan ibu Feroxan. Ibunya memiliki senyum yang sangat manis, tutur katanya juga lembut.

"Bagaimana, kamu siap untuk melamar Putri Deroxia nanti?" Tanya Raja Olian yang merupakan ayahnya. Feroxan hanya bisa mengangguk, karena jujur dia tidak tau harus menjawab apa sekarang. Setengah dirinya masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Sesekali juga dia menatap sekeliling ruangan makan itu.

Gila sih keren banget, ruang makannya aja luas kayak gini -batin Feroxan lagi.

"Sepertinya sebentar lagi mereka akan datang."

Benar saja, tak lama Raja Olian bersama istrinya pergi ke depan untuk menyambut anggota Kerajaan Eastria bersama pengawal-pengawalnya. Kemudian mereka dipersilahkan untuk duduk di kursi yang tersedia.

Namun, saat ia tak sengaja bertatapan dengan Putri Deroxia, rasanya dunia terasa berhenti. Putri Deroxia yang ada di sebrangnya benar-benar mirip dengan Isabel! Apalagi dia terlihat lebih cantik di sana, dia juga mengenakan gaun dan tiara yang sangat indah.

Deroxia juga menatapnya dengan aneh membuat Feroxan semakin bingung.

"Isabel?" Gumam Feroxan pelan, yang untungnya hanya bisa didengar mereka berdua karena keluarganya yang lain sedang berbincang-bincang kecil dan tidak memperhatikan mereka.

Dan setelahnya, mereka sama-sama tersenyum.

------>>><<<-------

"Ayah, apa ayah sudah mendengar pengumumannya?" Tanya seorang pemuda tampan berambut ikal yang dikuncir, dia mengenakan tiara di kepalanya. Pintu ruangan singgahsana ayahnya terbuka lalu dia masuk menghampirinya.

"Pengumuman apa?" Tanya ayahnya yang duduk di singgahsana. Dia adalah Raja Tearnade, Raja yang memimpin daerah Westria dan pemuda tersebut adalah anaknya. Siapa lagi kalau bukan Pangeran Harixon, dia juga tak kalah tampan dari Pangeran Feroxan yang berasal dari daerah Southernria.

Dengan jengkel, Harixon pun menceritakan pengumuman yang baru saja didengarnya. "Aku baru saja dengar dari prajurit Eastria tadi, dia datang ke Westria dan memberi tau pengumuman kalau Pangeran Feroxan dengan Putri Deroxia akan menikah 3 minggu lagi. Bahkan dia mengundang semua rakyat Westria untuk datang."

Raja Tearnade terdiam sebentar mendengar berita itu. Sebenarnya sudah tidak terkejut lagi, karena akhir-akhir ini juga sudah banyak rumor kedekatan Pangeran Feroxan dengan Putri Deroxia. Jadi tidak heran kalau tiba-tiba ada pengumuman yang menyatakan kalau 3 minggu lagi mereka akan menikah. Tapi yang mengherankan adalah wajah tak suka dari anaknya selama memberitahukan hal itu pada dirinya.

"Pernikahan Pangeran Feroxan dengan Putri Deroxia ya? Menarik juga, kau mau datang?" Tanyanya sambil tersenyum kecil, pemuda itu menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya dengan kesal.

"Tidak ayah, harusnya Putri Deroxia bersamaku! Aku sudah menyukainya sejak dulu, tapi ia malah bersama si bodoh itu!"

"Jadi apa maumu, Harixon? Mereka sudah bertunangan dan 3 minggu lagi akan menikah. Sudah tak ada yang kau bisa lakukan," kekeh ayahnya dengan tatapan remeh. Tapi tidak salah juga, sudah tidak ada yang bisa Harixon perbuat.

"Ada, asalkan ayah mau membantuku pasti masih ada kesempatan! Aku akan merebut Putri Deroxia dari Pangeran Feroxan. Bantu aku, ayah."

"Apa yang harus ayah lakukan?"

"Ayah harus memaksa Raja Darren agar menjodohkan aku dengan Putri Deroxia. Paksa dia ayah, ancam bila perlu," usulnya. Raja Tearnade terdiam mendengar usul tak terduga dari anaknya itu. Namun, diam-diam dia juga menyetujuinya. Putri Deroxia adalah sosok yang cantik, dia dengan saudara-saudaranya juga sangat ahli berpedang. Jadi, tak jarang banyak yang mengagumi mereka, bukan karena kecantikan/ketampanan atau tahta mereka saja, tapi karena skill yang mereka punya.

Namun sepertinya, rasa cinta Harixon pada Deroxia bukanlah cinta yang tulus melainkan obsesi.

"Memangnya kau mencintainya?"

"Tentu saja, siapa sih yang tidak jatuh cinta pada sosok seperti Putri Deroxia Castiel? Aku jijik kalau melihatnya dengan Pangeran Feroxan. Mereka jelas terlihat sangat tidak cocok, bandingannya seperti bidadari dan kotoran kuda," ejek Harixon sambil memutar bola matanya. Membayangkan mereka berdua berjalan bersama saja sudah membuatnya ingin muntah.

Sedangkan Raja Tearnade malah tertawa-tawa, kemudian dia menganggukkan kepalanya. "Baiklah, ayah akan lakukan yang terbaik untukmu, Harixon."

Harixon tersenyum puas, dia menunduk hormat lalu berlalu dari sana. "Lihat saja, Putri Deroxia. Aku akan membuatmu cinta padaku."

...-TBC-...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!